Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Gastroenteritis Akut
Disusun Oleh :
Arinda Rizky Febyantari
135070200111011
Kelompok 2
A. Pengertian
Gastroenteritis akut adalah infeksi pada saluran pencernaan di tandai
dengan buang air besar atau defekasi dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100-200 ml/jam), dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang
meningkat.
B. Etiologi
1. Penyebab utama :
Bakteri, parasit maupun virus (E. Coli, V. Cholerae Ogawa, Aeromonas
sp)
a. Virus : Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll.
b. Bakteri : Staphylococcus aureus, Salmonella, Shigella, dll.
c. Parasit : Entamoeba Histolitica, Balantidium Coli, dll.
2. Penyebab lain ; toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang
berlangsung lama, kemoterapi, impaksi fekal (overflow diarrhea) atau
berbagai kondisi lain.
C. Manifestasi Klinik
1. Penderita merasakan sekit perut, Rasa kembung, Mual, muntah, diare,
Kadang-kadang demam/peningkatan suhu tubuh dan nyeri abdomen.
2. Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik
secara menetap atau berulang panderita akan mengalami penurunan
berat badan.
3. BAB ada darah/mucus (5x/> sehari) mungkin oleh Shigella.
4. BAB bau dan bercampur darah Compylobacter.
5. BAB kadang-kadang bercampur darah dan mucus E. Coli.
Kehilangan cairan:
1. Elastisitas kulit menurun
2. Mukosa mulut kering
3. Hipotensi, dll.
Pemeriksaan
Auskultasi : Peningkatan peristaltik usus
Palpasi : Teraba lunak pada abdominal, nyeri abdomen.
D. Faktor Resiko
Tidak diberikannya asi ekslusif (6 bulan)
Gizi buruk
Campak
Diare dan disentri akan tambah berat pad aanak yang menderita
campak
Umur, sering pada anak usia 2 tahun dan paling tinggi pada usia
6-11 bulan
Musim
Letak geografi, diare karena bakteri lebih sering pada musim
panas, sedangkan diare karena virus lebih sering pada musim
hujan
Epidemiologi/wabah/kejadianluarbiasa (KLB).
E. Patofisologi
(Terlampir)
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan tinja
2. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap,analisis gas darah dan
elektrolit (terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai
kejang)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.
4. Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.
5. Kolonoskopi, pemeriksaan ini di anjurkan pada pasien yang menderita
peradangan kolon.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Jenis cairan
Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan RL,
bila tak tersedia dapat diberikan NaCl isotonik ditambah satu ampul Na
bikarbonat 7,5 % 50 ml.
2. Jumlah cairan
Metoda Pierce :
Derajat Dehidrasi Kebutuhan cairan ( X kg BB)
Ringan 5%
Sedang 8%
Berat 10 %
5. Terapi simtomatik
1) Antibiotik diberikan secara klinis :
2) Sifat antiemetik.
7. Terapi definitive
H. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada penderita GEA :
1. Dehidrasi
2. Hipokalemi.
3. Hipokalsemi
4. Cardiac disrythmias
5. Hiponatremi.
6. Syok hipovolemik
7. Asidosis.
I. Pencegahan
A. Pengkajian
Dasar data pengkajian klien :
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala :Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia,
tidak tidursemalaman karena diare.Merasa gelisah dan
ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja s/d efek proses
penyakit.
2. Sirkulasi
Tanda :Takhikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses
imflamasi dan nyeri). Kemerahan, area ekimosis
(kekurangan vitamin K).Hipotensi termasuk postural.
Kulit/membran mukosa : turgor buruk, kering, lidah pecah-
pecah (dehidrasi/malnutrisi).
3. Integritas Ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal, mis. Perasaan tidak
berdaya/tidak ada harapan.Faktor stress akut/kronis
mis.Hubungan dengan keluarga/pekerjaan, pengobatan
yang mahal.Faktor budaya peningkatan prevalensi.
Tanda :Menolak, perhatian menyempit, depresi.
4. Eliminasi
Gejala :Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau
atau berair. Episode diare berdarah tidak dapat
diperkirakan, hilang timbul, sering tidak dapat dikontrol,
perasaan dorongan/kram (tenesmus).Defakasi
berdarah/pus/mukosa dengan atau tanpa keluar
feces.Peradarahan perektal.
Tanda :Menurunnya bising usus, tidak ada peristaltik atau
adanya peristaltik yang dapat dilihat. Haemoroid, oliguria.
5. Makanan/Cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah. Penurunan BB. Tidak toleran
terhadap diet/sensitive mis. Buah segar/sayur, produk
susu, makanan berlemak.
Tanda :Penurunan lemak subkutan/massa otot. Kelemahan, tonus
otot dan turgor kulit buruk.Membran mukosa pucat, luka,
inflamasi rongga mulut.
6. Higiene
Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri.
Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin.Bau badan.
7. Nyeri/Kenyamanan
Gejala :Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kanan bawah (mungkin
hilang dengan defakasi). Titik nyeri berpindah, nyeri tekan,
nyeri mata, foofobia.
Tanda :Nyeri tekan abdomen/distensi.
8. Keamanan
Gejala :Anemia hemolitik, vaskulitis, arthritis, peningkatan suhu
(eksaserbasi akut), penglihatan kabur. Alergi terhadap
makanan/produk susu.
Tanda :Lesi kulit mungkin ada, ankilosa spondilitis, uveitis,
konjungtivitis/iritis.
9. Interaksi Sosial
Gejala :Masalah hubungan/peran s/d kondisi, ketidakmampuan
aktif dalam sosial.
10. Penyuluhan Pembelajaran
Gejala :Riwayat keluarga berpenyakit Diare.
Intervensi :
a. Kaji keadaan kulit pasien terutama pada bagian bokong dan
sekitarnya yang mudah lecet akibat feces yang bersifat asam.
b. Bersihkan sekitar lokasi bokong secara adekuat.
c. Anjurkan pada pasien untuk mengganti sering ganti posisi pada saat
istirahat terlentang.
d. Beri dukungan terhadap tindakan yang bersifat positif.
e. Jaga daerah sekitar bokong agar tetap kering dan tidak lembab.
f. Observasi keadaan kulit sekitar bokong.
DAFTAR PUSTAKA
Marilynn E. Doenges, DKK. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta: EGC