Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pembimbing :
dr. Arusta, Sp.OG
Disusun Oleh :
Eha Mulyaningsih
10310122
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta seluruh keluaraga dan sahabatnya.
Apapun yang tergelar dialam semesta ini adalah rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan refarat yang berjudul Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Serviks.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, sehingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca
pada saat ini dan semoga makalah ini mampu menjadi salah satu acuan dalam
karenanya sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang bersifat
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik untuk selanjutnya. Dan besar
harapan penulis semoga makalah Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Serviks ini
Terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
2.2. Epidemiologi.................................................................................. 4
2.3. Klasifikasi...................................................................................... 5
2.5. Patofisiologi................................................................................... 12
2.9. Prognosis........................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA... 40
BAB I
3
PENDAHULUAN
Karsinoma Leher Rahim (Karsinoma Serviks) atau biasa disebut kanker serviks
adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau serviks (bagian terendah
dari rahim yang menempel pada puncak vagina. 90 % dari kanker serviks berasal dari
sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal sel kelenjar penghasil
lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35 55 tahun. Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang
Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,
Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan
Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah
pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80%
menduduki peringkat pertama. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program
dijumpai sekitar 500.000 penderita baru diseluruh dunia dan umumnya terjadi di negara
berkembang.
wanita dan kasusnya turun secara drastis semenjak diperkenalkannya teknik skrining
pap smear. Namun, sayang hingga kini program skrining belum lagi memasyarakat di
4
negara berkembang hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masih
tetap tinggi.
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan
kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa terapi ini. Namun, tentu saja terapi ini masih
berupa simptomatis karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker yaitu
adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.0. KANKER SERVIKS
2.1. DEFINISI
Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma ganas,
dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker. Neoplasma
secara harfiah berarti pertumbuhan baru. Suatu neoplasma, adalah massa abnormal
Serviks adalah bagian dari rahim yang paling sempit, terhubung ke fundus uteri
oleh uterine isthmus. Serviks berasal dari bahasa latin yang berarti leher. Bentuknya
vagina anterior atas. Bagian yang memproyeksikan ke dalam vagina disebut sebagai
portio vaginalis. Bagian luar dari serviks menuju ostium eksternal disebut
kanalis endoservikalis.
Kanker Leher Rahim adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan
(epitel) dari leher rahim atau mulut rahim, dimana sel sel permukaan (epitel)
tersebut mengalami penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal.
kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel
displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari
displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma
displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi
6
karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi
2.2. EPIDEMIOLOGI
Gynecology and Obstetrics) tahun 1988, kelompok umur 30-39 tahun dan kelompok
umur 60-69 tahun terlihat sama banyaknya. Secara umum, stadium IA lebih sering
ditemukan pada kelompok umur 30-39 tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II
sering ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun, stadium III dan IV sering
ditmukan bahwa stadium IB-IIB sering terdapat pada kelompok umur 35-44 tahun,
sedangkan stadium IIIB sering didapatkan pada kelompok umur 45-54 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Litaay, dkk dibeberapa Rumah Sakit di Ujung
dan Filipina. Di Amerika Latin dan Afrika Selatan frekwensi kanker rahim juga
merupakan penyakit keganasan terbanyak dari semua penyakit keganasan yang ada
lainnya.
2.3. KLASIFIKASI
pada dasar ketiga dari lapisan cervix, atau epithelium (dahulu disebut dysplasia
- CIN 3, perubahan sel-sel abnormal hampir seluruh sel. adalah luka derajat tinggi
sel yang mencakup lebih besar dari duapertiga dari ketebalan pelapis cervix,
"squamous" menggambarkan sel-sel yang tipis dan rata yang terletak pada
permukaan dari cervix. Satu dari dua pilihan-pilihan ditambahkan pada akhir
dari ASC: ASC-US, yang berarti undetermined significance, atau ASC-H, yang
8
- HSIL (High Grade Squamous Intraepithelial Lesion) merujuk pada fakta bahwa
Tingkat Kriteria
0 KIS (Karsinoma in Situ) atau karsinoma intra epitel, membrana basalis
masih utuh.
I Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
Ia Karsinoma mikro invasif: bila membrana basalis sudah rusak dan
tumor sudah memasuki stroma tdk> 3mm dan sel tumor tidak terdapat
dalam pembuluh limfe/pembuluh darah. Kedalaman invasi 3mm
sebaiknya diganti dengan tdk> 1mm.
Ib occ Ib occult = Ib yang tersembunyi, secara klinis tumor belum tampak
sebagai Ca, tetapi pada pemeriksaan histologik, ternyata sel tumor telah
mengadakan invasi stroma melebihi Ia.
Ib Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan
invasi ke dalam stroma serviks uteri.
II Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke2/3 bagian
atas vagina dan ke parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul.
IIa Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat
tumor.
IIb Penyebaran ke parametrium uni/bilateral tetapi belum sampai ke
dinding panggul
III Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina / ke parametrium
sampai dinding panggul.
IIIa Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina, sedang ke
parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
IIIb Penyebaran sudah sampai ke dinding panggul, tidak ditemukan daerah
bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul (frozen pelvic)/
proses pada tk klinik I/II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal.
Tingkat Kriteria
T Tidak ditemukan tumor primer
T1S Karsinoma pra invasif (KIS)
T1 Karsinoma terbatas pada serviks
T1a Pra klinik: karsinoma yang invasif terlibat dalam histologik
9
T1b Secara klinik jelas karsinoma yang invasif
T2 Karsinoma telah meluas sampai di luar serviks, tetapi belum sampai
dinding panggul, atau Ca telah menjalar ke vagina, tetapi belum sampai
1/3 bagian distal
T2a Ca belum menginfiltrasi parametrium
T2b Ca telah menginfiltrasi parametrium
T3 Ca telah melibatkan 1/3 distal vagina / telah mencapai dinding panggul
(tidak ada celah bebas)
T4 Ca telah menginfiltrasi mukosa rektum, kandung kemih atau meluas
sampai diluar panggul
T4a Ca melibatkan kandung kemih / rektum saja, dibuktikan secara
histologik
T4b Ca telah meluas sampai di luar panggul
Nx Bila memungkinkan untuk menilai kelenjar limfa regional. Tanda -/+
ditambahkan untuk tambahan ada/tidaknya informasi mengenai
pemeriksaan histologik, jadi Nx+ / Nx-.
N0 Tidak ada deformitas kelenjar limfa pada limfografi
N1 Kelenjar limfa regional berubah bentuk (dari CT Scan panggul,
limfografi)
N2 Teraba massa yang padat dan melekat pada dinding panggul dengan
celah bebas infiltrat diantara massa ini dengan tumor
M0 Tidak ada metastasis berjarak jauh
M1 Terdapat metastasis jarak jauh, termasuk kele. Limfa di atas bifurkasio
arrteri iliaka komunis.
a. Etiologi
Penyebab utama kanker serviks adalah virus yang disebut Human Papilloma
(HPV). HPV tersebar luas, dapat menginfeksi kulit dan mukosa epitel. HPV dapat
menyebabkan manifestasi klinis baik lesi yang jinak maupun lesi kanker. Tumor
jinak yang disebabkan infeksi HPV yaitu veruka dan kondiloma akuminata
sedangkan tumor ganas anogenital adalah kanker serviks, vulva, vagina, anus dan
penis. Sifat onkogenik HPV dikaitkan dengan protein virus E6 dan E7 yang
menyebabkan peningkatan proliferasi sel sehingga terjadi lesi pre kanker yang
- Morfologi HPV
10
Human papilloma virus (HPVs) adalah virus DNA famili papillomaviridae. HPV
open reading frames (ORFs) dan dibagi menjadi gene early (E) dan late (L). Gen E
mengsintesis 6 protein E yaitu E1, E2, E4, E5, E6 dan E7, yang banyak terkait dalam
proses replikasi virus dan onkogen, sedangkan gen L mengsintesis 2 protein L yaitu
L1 dan L2 yang terkait dengan pembentukan kapsid. Virus ini juga bersifat
E Protein Perananya
E1 Mengontrol pembentukan DNA virus dan mempertahankan efisomal
E2 E Mengontrol pembentukan / transkripsi / transformasi
E4 Mengikat sitokeratin
E5 Transformasi melalui reseptor permukaan (epidermal growt factor, platelet derivat
growth factor, p123)
E6 Immortalisasi / berikatan dengan p 53, trans activated / kontrol transkripsi
E7 Immortalitas / berikatan dengan Rb1,p107,p130
L Protein Peranannya
L1 Protein sruktur / mayor Viral Coat Protein
L2 Protein sruktur / minor Viral Coat Protein
- Klasifikasi
HPV dibagi menjadi 2 yaitu virus tipe low-risk (resiko rendah) dan high-risk
menyebabkan kanker antara lain kanker anogenital yaitu tipe 6, 11, 42, 43, 44,
11
Tipe high-risk (resiko tinggi) cenderung menyebabkan tumor ganas.
Lebih dari 30 tipe HPV yang diklasifikasikan onkogenik atau resiko tinggi
(high- risk) sebab hubungannya dengan kanker serviks yaitu tipe 16, 18, 31, 33,
34, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 66, 68 dan 82. HPV tipe 16 paling sering
dijumpai dan sekitar 50% kanker serviks invasif dijumpai HPV tipe 18, 45, 31,
33, 52 dan 58.6 Infeksi persisten HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-45 sering
b. Faktor predisposisi
pada usia dini, yaitu kurang dari 20 tahun,juga dapat dijadkan sebagai faktr resko
terjadinya kanker servks. Hal ini diuga ada hubungannya dengan belum matannya
daerah transformas pada usia tesebut bila sering terekspos. Frekuensi hubungnga
seksual juga berpengaruh pada lebih tingginya resiko pada usia tersebut, tetapi tidak
- Paritas
Kanker serviks sering dijumpai pada wanita yang sering melahirkan. Semakin
sering melahirkan, maka semakin besar resiko terjangkit kanker serviks. Pemelitian di
- Merokok
kanker serviks, bahkan setelah dikontrol dengan variabel konfounding seperti pola
hubungan seksual. Penemuan lain memperkuatkan temuan nikotin pada cairan serviks
12
wanita perokok bahkan ini bersifat sebagai kokarsinogen dan bersama-sama dengan
- Kontrasepsi oral
Penelitian secara perspektif yang dilakukan oleh Vessey dkk tahun 1983
mendapatkan bahwa semua kejadian kanker serviks invasive terdapat pada pengguna
kontrasepsi oral. Penelitian lain mendapatkan bahwa insiden kanker setelah 10 tahun
pemakaian 4 kali lebih tinggi daripada bukan pengguna kontrasepsi oral. Namun
penelitian serupa yang dilakukan oleh peritz dkk menyimpulkan bahwa aktifitas
kontrasepsi oral dengan risko terjadinya kanker serviks, menyimpulkan bahwa sulit
kontraseps oral berinteraksi dengan factor lain khususnya pola kebiasaan seksual
dalam mempengaruhi resiko kanker serviks. Selain itu, adanya kemungkinan bahwa
wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lain lebih sering melakukan pemeriksaan
smera serviks,sehingga displasia dan karsinoma in situ nampak lebih frekuen pada
antara lama penggunaan kontrasepsi oral dengan resiko kanker serviks karena adanya
- Defisiensi gizi
betakaroten dan vitamin A serta asam folat, berhubungna dengan peningkatan resiko
13
terhadap displasia ringan dan sedang.. Namun sampasaat ini tdak ada indikasi bahwa
- Sosial ekonomi
Studi secara deskrptif maupun analitik menunjukkan hubungan yang kuat antara
kejadian kanker serviks dengan tingkat social ekonomi yang rendah. Hal ini juga
diperkuat oleh penelitian yang menunjukkan bahwa infeksi HPV lebih prevalen pada
wanita dengan tingkat pendidkan dan pendapatan rendah. Faktor defisiensi nutrisi,
tersebut.1,3,5
- Pasangan seksual
Peranan pasangan seksual dari penderita kanker serviks mulai menjadi bahan yang
menarik untuk diteliti. Penggunaan kondom yang frekuen ternyata memberi resiko
yang rendah terhadap terjadinya kanker serviks. Rendahnya kebersihan genetalia yang
kanker serviks. Jumlah pasangan ganda selain istri juga merupakan factor resiko yang
lain.1,3,
2.5. PATOFISIOLOGI
Petanda tumor atau kanker adalah pembelahan sel yang tidak dapat dikontrol
sehingga membentuk jaringan tumor. Mekanisme pembelahan sel yang terdiri dari 4
fase yaitu G1, S, G2 dan M harus dijaga dengan baik. Selama fase S, terjadi replikasi
DNA dan pada fase M terjadi pembelahan sel atau mitosis. Sedangkan fase G (Gap)
berada sebelum fase S (Sintesis) dan fase M (Mitosis). Dalam siklus sel p53 dan pRb
berperan penting, dimana p53 memiliki kemampuan untuk mengadakan apoptosis dan pRb
permukaan epitel, sehingga dimungkinkan virus masuk ke dalam sel basal. Sel basal
terutama sel stem terus membelah, bermigrasi mengisi sel bagian atas, berdiferensiasi
dan mensintesis keratin. Pada HPV yang menyebabkan keganasan, protein yang berperan
banyak adalah E6 dan E7. mekanisme utama protein E6 dan E7 dari HPV dalam proses
perkembangan kanker serviks adalah melalui interaksi dengan protein p53 dan retinoblastoma
(Rb). Protein E6 mengikat p 53 yang merupakan suatu gen supresor tumor sehingga sel
yang juga merupakan suatu gen supresor tumor sehingga sel kehilangan sistem kontrol untuk
proses proliferasi sel itu sendiri. Protein E6 dan E7 pada HPV jenis yang resiko tinggi
mempunyai daya ikat yang lebih besar terhadap p53 dan protein Rb, jika dibandingkan dengan
HPV yang tergolong resiko rendah. Protein virus pada infeksi HPV mengambil alih
Karsinoma serviks umumnya terbatas pada daerah panggul saja. Tergantung dari
kondisi immunologik tubuh penderita KIS akan berkembang menjadi mikro invasif
dengan menembus membrana basalis dengan kedalaman invasi <1mm dan sel tumor
masih belum terlihat dalam pembuluh limfa atau darah. Jika sel tumor sudah terdapat
>1mm dari membrana basalis, atau <1mm tetapi sudah tampak dalam pembuluh limfa
atau darah, maka prosesnya sudah invasif. Tumor mungkin sudah menginfiltrasi stroma
serviks, akan tetapi secara klinis belum tampak sebagai karsinoma. Tumor yang
demikian disebut sebagai ganas praklinik (tingkat IB-occult). Sesudah tumor menjadi
invasif, penyebaran secara limfogen melalui kelenjar limfa regional dan secara
kandung kemih, yang pada tingkat akhir (terminal stage) dapat menimbulkan fistula
15
kelenjar limfa regional melalui ligamentum latum, kelenjar-kelenjar iliak, obturator,
hipogastrika, prasakral, praaorta, dan seterusnya secara teoritis dapat lanjut melalui
trunkus limfatikus di kanan dan vena subklavia di kiri mencapai paru-paru, hati , ginjal,
Cancer Society).
16
Neoplasma ganas
(Ca Cervix)
pertumbuhan sel
infiltrasi sel kanker infiltrasi sel kanker ke
kanker tidak
ke ureter jaringan sekitar
terkendali
Kurang perawatan
diri
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
fisik
Cancer Society)
waktu sekitar 10-15 tahun. Oleh sebab itu kanker serviks biasanya ditemukan pada
wanita yang sudah berusia sekitar 40 tahun.Ada empat stadium kanker serviks yaitu
Stadium satu kanker masih terbatas pada serviks (IA dan IB), pada stadium dua
17
kanker meluas di serviks tetapi tidak ke dinding pinggul (IIA menjalar ke
vagina/liang senggama, IIB menjalar ke vagina dan rahim), pada stadium III kanker
menjalar ke vagina, dinding pinggul dan nodus limpa (IIIA menjalar ke vagina,IIIB
ginjal dan menjalar ke nodus limpa), pada stadium empat kanker menjalar ke
kandung kencing, rektum, atau organ lain (IVA: Menjalar ke kandung kencing,
rectum, nodus limpa, IVB: Menjalar ke panggul and nodus limpa panggul, perut,
(Sumber : http://www.cirikankerserviks.com/)
Gejala klinis dari kanker serviks sangat tidak khas pada stadium dini. Biasanya
sering ditandi sebagai fluos dengan sedikit darah, perdarahan postkoital atau
18
perdarahan pervaginam yang disangka sebagai perpanjangan waktu haid. Pada
stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang ;ebih khas untuk kanker serviks, baik
berupa perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofilik), fluor albus yang
Pada fase prakanker, sering tidak ditandai dengan gejala atau tanda-tanda yang
a. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina
ini makin lama makin berbau busuk karena adanya infeksi dan nekrosis jaringan.
f. Timbul nyeri pada daeah panggul (pelvic) atau pada daerah perut bagian bawah
bila terjadi peradangan pada panggul. Bila nyeri yang terjadi dari daerah
g. Pada stadium kanker lanjut, badan menjadi kurus karena kekurangan gizi, edema
pada kaki, timbul iritasi pada kandung kemih dan poros usus besar bagian
gejala-gejala lain yang disebabkan oleh metastasis jauh dari kanker serviks itu
sendiri.
2.7. PENCEGAHAN
19
Karena pada umumnya kanker serviks berkembang dari sebuah kondisi pra-kanker,
kebersihan, menjalani pola hidup sehat, melindungi tubuh dari paparan bahan
kanker ini).
- Vaksinasi
Vaksin merupakan cara terbaik dan langkah perlindungan paling aman bagi
wanita dari infeksi HPV tipe 16 dan 18. Vaksin akan meningkatkan kemampuan
sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan virus ketika masuk
ke dalam tubuh, sebelum terjadi infeksi. Vaksin dibuat dengan teknologi rekombinan,
vaksin berisi VLP (virus like protein) yang merupakan hasil cloning dari L1 (viral capsid
gene) yang mempunyai sifat imunogenik kuat. Dalam hal ini dikembangkan 2 jenis
vaksin:
1. Vaksin pencegahan untuk memicu kekebalan tubuh humoral agar dapat terlindung dari
infeksi HPV.
2. Vaksin Pengobatan untuk menstimulasi kekebalan tubuh seluler agar sel yang
Respon imun yang benar pada infeksi HPV memiliki karakteristik yang kuat, bersifat
lokal dan selalu dihubungkan dengan pengurangan lesi dan bersifat melindungi terhadap
infeksi HPV genotif yang sama . Dalam hal ini, antibodi humoral sangat berperan besar dan
antibodi ini adalah suatu virus neutralising antibodi yang bisa mencegah infeksi HPV dalam
20
percobaan invitro maupun invivo. Kadar serum neutralising hanya setelah fase
Kadar yang rendah ini berhubungan dengan infeksi dari virus. HPV yang bersifat
intraepitelial dan tidak adanya fase keberadaan virus di darah pada infeksi ini. Selanjutnya
protein L1 diekspresikan selama infeksi produktif dari virus HPV dan partikel virus tersebut
akan terkumpul pada permukaan sel epitel tanpa ada proses kerusakan sel dan proses radang
dan tidak terdeteksi oleh antigen presenting cell dan makropag. Oleh karena itu partikel
virus dan kapsidnya terdapat dalam kadar yang rendah pada kelenjar limfe dan limpa, di
mana kedua organ tersebut adalah organ yang sangat berperan dalam proses kekebalan
tubuh. Meskipun dalam kadar yang rendah, antibodi tersebut bersifat protektif terhadap
Terdapat dua jenis vaksin HPV L1 VLP yang sudah dipasarkan melalui uji klinis, yakni
1. Cervarix
Adalah jenis vaksin bivalen HPV 16/18 L1 VLP vaksin yang diproduksi oleh Glaxo
Smith Kline Biological, Rixensart, Belgium. Pada preparat ini, Protein L1 dari HPV
diekspresikan oleh recombinant baculovirus vector dan VLP dari kedua tipe ini diproduksi
dan kemudian dikombinasikan sehingga menghasilkan suatu vaksin yang sangat merangsang
sistem imun . Preparat ini diberikan secara intramuskuler dalam tiga kali pemberian yaitu
2. Gardasil
diproduksi oleh Merck) Protein L1 dari VLP HPV tipe 6/11/16/18 diekspresikan lewat suatu
rekombinant vektor Saccharomyces cerevisiae (yeast). Tiap 0,5 cc mengandung 20g protein
HPV 6 L1, 40 gprotein HPV 11 L1, 20 g protein HPV18 L1. Tiap 0,5 ml mengandung 225
21
borat. Vaksin ini tidak mengandung timerasol dan antibiotika. Vaksin ini seharusnya
Yang sebaiknya dimiliki oleh vaksin HPV pencegah kanker serviks adalah
serviks.
menyebabkan kanker.
2. Respon imun tubuh yang baik akan menghasilkan neutralizing antibodies yang
tinggi.
Vaksin profilaksis akan bekerja efisien bila vaksin tersebut diberikan sebelum
individu terpapar infeksi HPV. Vaksin mulai dapat diberikan pada wanita usia 10 tahun.
Berdasarkan pustaka vaksin dapt diberikan pada wanita usia 10-26 tahun (rekomendasi
22
Vaksin ini diberikan intramuskuler 0,5 cc diulang tiga kali, produk Cervarix diberikan
bulan ke 0,1 dan 6 sedangkan Gardasil bulan ke 0, 2 dan 6 (Dianjurkan pemberian tidak
melebihi waktu 1 tahun). Pemberian booster (vaksin ulangan), respon antibodi pada
pemberian vaksin sampai 42 bulan, untuk menilai efektifitas vaksin diperlukan deteksi
respon antibodi. Bila respon antibodi rendah dan tidak mempunyai efek penangkalan maka
diperlukan pemberian Booster. Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai dan
diberikan secara muskuler sebanyak 0,5 dan sebaiknya disuntikkan pada lengan (otot
deltoid)
Contoh :
1. Penyuntikan 1 : Januari
3. Penyuntikan 3 : Juli
Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan dengan deteksi dini dan skrining
kanker serviks yang bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker serviks secara
serviks memerlukan waktu yang lama. Dari prainvasif ke invasive memerlukan waktu
sekitar 10 tahun atau lebih. Pemeriksaan sitologi merupakan metode sederhana dan
sensitif untuk mendeteksi karsinoma prakanker. Bila diobati dengan baik, karsinoma
fase invasif hanya memiliki tingkat ketahanan sekitar 35%. Program skrining dengan
pemeriksaan sitologi dikenal dengan Pap mear test dan telah dilakukan di Negara-
negara maju. Pencegahan dengan pap smear terbuki mampu menurunkan tingkat
kematian akibat kanker serviks 50-60% dalam kurun waktu 20 tahun (WHO,1986).
23
Test Pap / Pap Smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat
untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel
tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada
infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur
melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks. Pap
smear dapat digunakan sebagai screening tools karena memiliki sensitivitas: sedang
Rekomendasi skrining
24
Syarat:
- Tidak menstruasi. Waktu terbaik adalah antara hari ke-10 sampai ke-20 setelah
- Tidak melakukan hubungan seksual paling sedikit 24 jam sebelum dilakukan tes Pap
smear
Indikasi:
tahun.
- Setiap tahun dengan sitilogi konvensional atau setiap 2 tahun dengan peralatan
liquid-based.
- Setiap 2-3 tahun pada wanita > 30 tahun jika 3 hasil tes berurutan normal.
- Pada wanita dengan risiko tinggi seperti infeksi HPV, jumlah mitra seksual yang
banyak, suami atau mitra seksual yang berisiko tinggi, imunitas yang terganggu
25
Metode pengambilan Pap smear:
-
Beri label nama pada ujung kaca objek
-
Masukkan spekulum, dapat diberikan air atau salin jika perlu.
-
Lihat adanya abnormalitas serviks
-
Identifikasi zone transformasi
-
Pilih ujung spatula yang paling cocok dengan mulut serviks dan zona transformasi.
-
Putar spatula 360 disekitar mulut serviks sambil mempertahankan kontak dengan
permukaan epithelial.
-
Dengan putaran searah jarum jam diawali dan diakhiri pada jam 9, hasil yang
dikeluarkan.
-
Jangan memulas sample pada saat ini jika belum akan fiksasi. Pegang spatula
antara jari dari tangan yang tidak mengambil sample, sementara sample dari
cytobrush dikumpulkan.
-
Cytobrush mempunyai bulu sikat sirkumferen yang dapat kontak dengan seluruh
-
Pulas sampel pada spatula pada kaca obyek dengan satu gerakan halus.
26
-
Kemudian pulas cytobrush tepat diatas sampel sebelumnya dengan memutar
tapi juga hindari manipulasi berlebihan yang dapat merusak sel, pindahkan sampel
-
Fiksasi specimen secepatnya untuk menghindari artefak karena pengeringan
dengan merendam kaca objek dalam tempat tertutup yang berisi larutan ethanol
-
Keringkan dan kirimkan ke Bagian Sitologi Patologi Anatomi.
-
Hasil pemeriksaan dibaca dengan system Bethesda.
Evaluasi sitologi:
Klasifikasi Papanicolaou.
27
Interpretasi Dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Sitologi
-
Vaginitis atau servisitis yang aktif dapat mengganggu interpretasi sitologi. Jika
reaksi peradangan hebat, pasien harus diobati dulu. Setelah infeksi diatasi
definitif.
-
Pasien dengan hasil evaluasi sitologi negative dianjurkan untuk ulang
pemeriksaan Pap smear setahun sekali, sampai usia 40 tahun. Selanjutnya 2-3
IVA adalah skrining yang dilakukan dengan memulas serviks menggunakan asam
asetat 35% dan kemudian diinspeksi secara kasat mata oleh tenaga medis yang terlatih.
Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks
yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal.
tahun.
28
-
Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
Syarat:
-
Sudah pernah melakukan hubungan seksual
-
Tidak sedang datang bulan/haid
-
Tidak sedang hamil
-
24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
Klasifikasi IVA
(polip serviks).
-
IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini
yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat
kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).
Penatalaksanaan IVA
-
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang
telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak
29
muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika
leher rahim berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan
dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau N2
ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan
metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi
prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa segera ditangani dan
adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya
perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa
penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi
HPV TES
Tes HPV juga berguna untuk menginterpretasikan hasil samar-samar dari tes
atipikal signifikansi ditentukan (ascus) dan tes HPV positif, maka pemeriksaan
Uji DNA HPV telah dipakai sebagai uji tambahan paling efektif cara mendeteksi
keberadaan HPV sedini mungkin. Uji DNA HPV dapat mengetahui golongan hr-HPV
atau Ir-HPV dengan menggunakan tekhnik HCII atau dengan metode PCR, uji DNA
HPV juga dapat melihat genotipe HPV dengan metode DNA-HPV Micro Array System,
Multiplex HPV Genotyping Kit, dan Linear Array HPV Genotyping Test.
30
Meode PCR dan elektroforesis dapat mengetahui keberadaan HPV tanpa
Metode Multiplex HPV Genotyping Kit digunakan untuk mendeteksi 24 genotipe HPV .
Metode Linear Array HPV Genotyping Test digunakan untuk mendeteksi 37 genotipe
HPV.
Dalam perkembangannya, banyak ahli dalam the American Cancer Society, the
Colposcopy and Cervical Pathology, dan the US Preventive Services Task Force
hubungan seksual (vaginal intercourse) selama kurang lebih tiga tahun dan
umurnya tidak kurang dari 21 tahun saat pemeriksaan. Hal ini didasarkan pada
karsinoma serviks berasal lebih banyak dari lesi prekursornya yang berhubungan
dengan infeksi HPV onkogenik dari hubungan seksual yang akan berkembang
lesinya setelah 3-5 tahun setelah paparan pertama dan biasanya sangat jarang pada
smear untuk wanita dengan usia di atas 30 tahun. Penelitian dalam skala besar
mendapatkan bahwa Paps smear negatif disertai DNA HPV yang negatif
pemeriksaan ini dianjurkan untuk wanita dengan umur diatas 30 tahun karena
prevalensi infeksi HPV menurun sejalan dengan waktu. Infeksi HPV pada usia 29
31
tahun atau lebih dengan ASCUS hanya 31,2% sementara infeksi ini meningkat
sampai 65% pada usia 28 tahun atau lebih muda. Walaupun infeksi ini sangat sering
pada wanita muda yang aktif secara seksual tetapi nantinya akan mereda seiring
dengan waktu. Sehingga, deteksi DNA HPV yang positif yang ditemukan kemudian
lebih dianggap sebagai HPV yang persisten. Apabila ini dialami pada wanita dengan
usia yang lebih tua maka akan terjadi peningkatan risiko kanker serviks.
-
Skrining untuk wanita di bawah 30 tahun berisiko dianjurkan menggunakan
Thinprep atau sitologi serviks dengan liquid-base method setiap 1-3 tahun.
-
Skrining untuk wanita di atas 30 tahun menggunakan Paps smear dan pemeriksaan
DNA HPV. Bila keduanya negatif maka pemeriksaan diulang 3 tahun kemudian.
-
Skrining dihentikan bila usia mencapai 70 tahun atau telah dilakukan 3 kali
2.8. PENATALAKSANAAN
histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup
(Wiknjosastro, 1997). Tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung pada stadium
kanker serviks saat didiagnosis. Dikenal beberapa tindakan (modalitas) dalam tata
Penatalaksanaan lesi prakanker serviks yng pada umunya tergolong NIS (Neoplasia
Tindakan observasi dilakukan pada tes Pap dengan hasil HPV, atipia, NIS 1 yang
termasuk dalam lesi intraepitelial skuamosa derajad rendah (LISDR). Terapi nis dengan
32
destruksi dapat dilakukan pada LISDR dan LISDT (Lesi intraeoitelial serviks derajat
tinggi). Demikian juga terapi eksisi dapat ditujukan untuk LISDR dan LISDT.
Perbedaan antara terapi destruksi dan terapi eksisi adalah pada terapi destruksi tidak
mengangkat lesi tetapi pada terapi eksisi ada spesimen lesi yang diangkat.
mengandung epitel abnormal yang nkelak akan digantikan dengan epitel skuamosa
yang baru.
bagian yang sakit sampai dengan suhu 00 C. Pada suhu sekurang-kurangnya 250Csel-sel
jaringan termasuk NIS akan mengalami nekrosis. Sebagai akibat dari pembekuan sel-sel
tersebut, terjadi perubahan tingkat seluller dan vaskular, yaitu: 1. sel-sel mengalami
dehidrasi dan mengkerut; 2.konsentrasi elektrolit dalam sel terganggu; 3. Syok termal
33
dan denaturasi kompleks lipid protein; dan 4. Status umum sistem mikrovaskular. Pada
3mm. Lesi NIS 1 yang kecil di lokasi yang keseluruhannya terlihat pada umumnya
kedalaman 1cm) dan efektif dibandingkan elektrokauter tapi harus dilakukan dengan
anestesia umum. Tetapi fisiologi serviks dapat dipengaruhi, dianjurkan hanya terbatas
CO2 Laser adalah muatan listrik yang berisi campuran gas helium, nitrogen dan
gas CO2 yang menimbulkan sinar laser dengan gelombang 10,6 u. Perbedaan patologis
serviks dan kanal serviks untuk diteliti oleh ahli patologi. Digunakan untuk diagnosa
Punch Biopsi yaitu menggunakan alat yang tajam untuk menjumput sampel kecil
jaringan serviks
34
Loop electrosurgical excision procedure (LEEP): menggunakan arus listrik yang
dilewati pada kawat tipis untuk memotong jaringan abnormal kanker serviks
rahim, bagian dari vagina, dan kelenjar getah bening di panggul. Pilihan ini dilakukan
untuk wanita dengan tumor kecil yang ingin mencoba untuk hamil di kemudian hari
Umur pasien sebaiknya sebelum menopause, atau bila keadaan umum baik,
dapat juga pada pasien yang berumur kurang dari 65 tahun. Pasien juga
35
harus bebas dari penyakit umum (resiko tinggi) seperti: penyakit jantung,
2. Radikal Histerektomi: pengangkatan seluruh rahim dan serviks, indung telur, tuba
1. Pembedahan
2. Radioterapi
kanker. Terapi radiasi bertujuan untuk merusak sel tumor pada serviks serta
mematikan parametrial dan nodus limpa pada pelvik. Kanker serviks stadium
ialah mematikan sel kanker serta sel yang telah menjalar ke sekitarnya dan
seperti rektum, vesika urinaria, usus halus, ureter. Radioterapi dengan dosis
kuratif hanya akan diberikan pada stadium I sampai III B. Bila sel kanker
sudah keluar rongga panggul, maka radioterapi hanya bersifat paliatif yang
36
1. Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar
langsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu
penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali
hubungan seksual. Kadang setelah radiasi internal, vagina menjadi lebh sempit dan
seksual. Untuk mengatasi hal ini, penderita diajari untuk menggunakan dilator dan
pelumas dengan bahan dasar air. Pada radioterapi juga bisa timbul diare dan sering
berkemih.
3. Kemoterapi
kemoterapi tegantung pada jenis kanker dan fasenya saat didiagnosis. Beberapa
37
diberikan untuk mencegah kanker yang kambuh, ini disebut pengobatan
adjuvant.
1. Lemas, Timbulnya mendadak atau perlahan dan tidak langsung menghilang saat
2. Mual dan muntah berlangsung singkat atau lama. Dapat diberikan obat anti mual
bahkan ada yang diare sampai dehidrasi berat dan harus dirawat. Kadang sampai
terjadi sembelit.
Bila terjadi diare : kurangi makan-makanan yang mengandung serat, buah dan
sayur. Harus minum air yang hilang untuk mengatasi kehilangan cairan.
olahraga.
4. Sariawan
38
5. Rambut rontok, Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau
tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah
6. Otot dan saraf, Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati
rasa pada jari tangan dan kaki. Serta kelemahan pada otot kaki.
7. Efek pada darah, Beberapa jenis obat kemoterapi ada yang berpengaruh pada
kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah merah, sehingga
jumlah sel darah merah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah
putih (leukosit). Penurunan sel darah terjadi setiap kemoterapi, dan test darah
sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat
menyebabkan:
Hal ini disebabkan oleh penurunan leukosit, karena leukosit adalah sel darah yang
Anemia adalah penurunan sel darah merah yang ditandai dengan penurunan Hb
(Hemoglobin). Karena Hb letaknya didalam sel darah merah. Penurunan sel darah
a. Nyeri ringan (VAS 1-4) : obat yang dianjurkan antara lain Asetaminofen, OAINS
b. Nyeri sedang (VAS 5-6) : obat kelompok pertama ditambah kelompok opioid
c. Nyeri berat (VAS 7-10) : obat yang dianjurkan adalah kelompok opioid kuat seperti
2.9. PROGNOSIS
a. Umur penderita
b. Keadaan umum
40
III Meluas ke dinding pelvis dan atau 33
sepertiga bawah vagina atau
hidronefrosis
IV Menyerang mukosa kandung 7
kemih atau rektum atau meluas
keluar pelvis sebenarnya
Ciri-ciri Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons
terhadap pengobatan, 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul
gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki resiko tinggi terjadinya
rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan
BAB III
KESIMPULAN
Kanker leher rahim adalah penyakit yang diawali oleh infeksi virus HPV yang
merubah sel-sel leher rahim sehat menjadi displasia dan bila tidak diobati pada
gilirannya akan tubuh menjadi kanker leher rahim. Prinsip dasar kontrol penyakit ini
adalah memutus mata rantai infeksi, atau mencegah progresivitas lesi displasia sel-sel
leher rahim (disebut juga lesi prakanker) menjadi kanker. Bila lesi displasia ditemukan
sejak dini dan kemudian segera diobati, hal ini akan mencegah terjadinya kanker leher
kanker leher rahim, yaitu : pencegahan infeksi HPV, deteksi dini melalui peningkatan
kewaspadaan dan program skrining yang terorganisasi, diagnosis dan tatalaksana, serta
perawatan paliatif untuk kasus lanjut. Deteksi dini kanker leher rahim meliputi program
41
skrining yang terorganisasi dengan sasaran perempuan kelompok usia tertentu,
pembentukan sistem rujukan yang efektif pada tiap tingkat pelayanan kesehatan, dan
DAFTAR PUSTAKA
2. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi 7 nd ed , Vol. 1. Jakarta :
Society.
4. Sogukopinar, N., et all. 2003, Cervical Cancer Prevention and Early Detection,
6. Wiknjosastro, H.,et all. (editor). Serviks Uterus. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua.
7. Cunningham FG. Mcdonald PC. Karsinoma serviks. Obstetric Williams. Edisi 21.
42
8. Norwitz, E., Schorge, J. Kanker Serviks. At a Glance Obstetri & Ginekologi. Edisi
9. Olivera J, et all. 2009, Human Papiloma Virus, The New England Journal of
Medicine.361;19:18991901http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMe0907480
10. Heffner, LJ., Schust, DJ. Kanker serviks. At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi
43