Você está na página 1de 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn.S DENGAN HARGA DIRI RENDAH

DIRUANG NAKULA RSUD BANYUMAS

A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. PENGERTIAN
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan
orang lain, atau cara individu memandang dirinya secara utuh baik fisik, emosi,
intelektual, sosial dan spritual. (Susilawati, dkk, 2005).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri dan
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri ( Budi
Anna Keliat, 2000).
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisis seberapa sesuai perilaku dengan ideal diri. (Stuart, 2005).
Harga diri rendah adalah cenderung untuk memilih dirinya negative dan merasa lebih
rendah dari orang lain (Hamid Achir Yani, 2005).

C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN FAKTOR PRESIPITASI


1. Faktor Predisposisi
Menurut Suliswati, 2005 bahwa factor predisposisi gangguan harga diri adalah
sebagai berikut:
a. Penolakan dari orang lain
b. Kurang penghargaan
c. Pola asuh yang salah; terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti, terlalu
dituntut dan tidak konsisten
d. Persaingan antar keluarga
e. Kesalahan dan kegagalan yang berulang
f. Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya bagian
anggota tubuh, penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional
atau kronik.
a. Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara
situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya
harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban pemerkosaan atau
menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu dirawat di Rumah
Sakit juga dapat menyebabkan rendahnya harga diri seseorang dikarebakan
penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan
yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan
petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
b. Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya sudah berlangsung
sejak lama yang dirasakan klien sebelum skait atau sebelum dirawat. Klien sudah
memiliki pikiran negatif sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat
dirawat.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi diatas apabila telah mempengaruhi
seseorang baik dalam berfikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap telah
mempengaruhi koping individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif
(mekanisme koping tidak efektif). Bila kondisi klien dibiarkan tanpa adanya
intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan kondisi dimana klien tidak memiliki
kemauan untuk bergaul dengan orang lain (isolasi sosial). Klien yang mengalami
isolasi sosial dapat membuat klien asik dengan dunianya dan pikirannya sendiri
sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut Suliswati, 2005 tanda dan gejala harga diri rendah yaitu:
1. Merasa dirinya lebih rendah dibandingkan dengan orang lain
2. Mengkritik diri sendiri dan atau orang lain
3. Penurunan produktivitas
4. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
5. Gangguan dalam berhubungan
6. Rasa diri penting yang berlebihan
7. Perasaan tidak mampu
8. Rasa bersalah
9. Ketegangan peran yang dirasakan
10. Pandangan hidup yang pesimis
11. Keluhan fisik
12. Pandangan hidup yang bertentangan
13. Penolakan terhadap kemampuan personal
14. Destruktif terhadap diri sendiri
15. Pengurangan diri
16. Menarik diri secara social
17. Penyalahgunaan zat
18. Menarik diri dari realitas
19. Khawatir

E. RENTANG RESPON
Respon individu terhadap respon dirinya berfluktasi sepanjang rentan konsep diri yaitu
adaptif sampai maladaptive (Budi Anna, 2005).

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Diri Konsep diri positif Harga diri rendah Keracuan identitas Depersonalisasi

Keterangan :

1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalama nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualitas diri.
3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk memilih dirinya negative dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek dari
masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikologis kepribadian apda masa
dewasa yang harmonis.
5. Deporsonalisasi adalah perasaan yang tidak realististis dan asing terhadap diri sendiri
dan berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain.

F. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmako
a. Cloppromazine (CPZ)
Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat dalam kemampuan menilai realistis,
kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku
aneh. Efek samping : sedasi, gangguan otonomik, dan endokrin.
b. Haloperidol (HPL)
Indikasi: berdaya berat dalam kemampuan menilai realistis dalam fungsi netral
serta fungsi kehidupan sehari-hari. Efek samping : sedasi, gangguan otonomik,
dan endokrin.
c. Trihexypheridol (THP)
Indikasi : segala jenis penyakit parkinson, termasuk pascaenchepalitis dan
idiopatik. Edek samping : hipersensitive terhadap trihexyphenidyl, psinosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna.
2. Psikoterapi
Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada klien, baru dapat diberikan apabila klien
dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai tahapan dimana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik.
Psikotherapi pada klien dengan gangguan jiwa adalah berupa terapi aktivitas
kelompok (TAK).
a. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial
dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua
temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan
denga terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
joule/detik. (Maramis, 2005)
b. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrrenia
yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik perilaku
menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial.
Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi
interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada
rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.
c. Therapy aktivitas kelompok
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi
aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi
(Keliat dan Akemat,2005).
Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling relevan
dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah
therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi
dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat.2005).
d. Terapi somatik
Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan tujuan
mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dengan
melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik (Riyadi dan Purwanto, 2009).
Beberapa jenis terapi somatik menurut Riyadi dan Purwanto (2009), yaitu:
1) Restrain
Restrain adalah terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual
untuk membatasi mobilitas fisik klien.
2) Seklusi
Seklusi adalah bentuk terapi dengan mengurung klien dalam ruangan
khusus.
3) Foto therapy atau therapi cahaya
Foto terapi atau sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini diberikan
dengan memaparkan klien sinar terang (5-20 kali lebih terang dari sinar
ruangan).
4) ECT (Electro Convulsif Therapie)
ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan
menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik.

5) Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu kelompok atau komunitas dimana terjadi
interaksi antara sesama penderita dan dengan para pelatih (sosialisasi).
3. Manipulasi Lingkungan
a. Bersikap menerima pasien dan negatifismenya
b. Melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok dan aktivitas ruangan.
c. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya sendiri. Misalnya menata tempat tidur, memberikan alat makan, dan
minum obat.
d. Memberikan umpan positif untuk tugas-tugas yang dilakukan mandiri.

G. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


Menurut Budi Anna Keliat, 2000 adapun masalah keperawatan yang bisa muncul
pada harga diri rendah antara lain:
1. Harga diri rendah
2. Gangguan citra tubuh
3. Ideal diri tidak realistis
4. Gangguan identitas personal
5. Perubahan penampilan peran
6. Ketidak berdayaan
7. Isolasi sosial
8. Berduka disfungsional

H. POHON MASALAH
Resiko Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Problem Harga Diri Rendah Kronis

Causa Koping Individu Tidak Efektif

Gambar pohon masalah harga diri rendah koping sumber Fitria, N. (2009)

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronis
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Resiko perilaku kekerasan

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri.
Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :

a. Mengkritik diri sendiri


b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga
diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak
rapih, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau

pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan

diagnosa keperawatan pada pasien sebagai berikut:

Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah

3. TINDAKAN KEPERAWATAN

Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah

adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan diantaranya:

a. Tindakan keperawatan pada pasien :


1) Tujuan :
a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
e) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
2) Tindakan keperawatan :
a) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :

i. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah,
dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan
terdekat pasien.
ii. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
b) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
i. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
ii. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
iii. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

c) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih


Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
i. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
ii. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat
daftar kegiatan sehari-hari pasien.
d) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:

i. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih


ii. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
iii. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
e) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal-hal berikut :
i. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
ii. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari
iii. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan
iv. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
v. Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan.

K. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) HARGA DIRI RENDAH


SP 1 Pasien
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
Orientasi :

Assalamualaikum, bagaimana keadaan bapak hari ini ? bapak terlihat segar.


Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah
bapak lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak
lakukna di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih
Dimana kita akan bercakap cakap ? bagaimana kalau disini saja ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 15 menit ?
Kerja :

Bapak, apa saja kemampuan yang bapak dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana
dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring...............dst.

Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki .

Bapak, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba Bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini. Ooh merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapihkan tempat tidur Bapak . Mari kita lihat tempat tidur Bapak. Coba
lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?

Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !

Bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus

Coba Bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau Bapak
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak
melakukan).

Terminasi :

Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan


tempat tidur ? Yach, Bapak ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah Bapak
praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah
setelah pulang.
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Bapak mau berapa kali sehari
merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00
Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus,
cuci piring, kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur
ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya

SP 2 Pasien
Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien.

Orientasi :

Assalammualaikum, bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah

Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pagi?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan
kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Bapak?

Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini

Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!

Kerja :

Bapak, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas, Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan
lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.

Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya

Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu buang
dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapak
bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun
pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa
sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa mengeringkan piring yang
sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai

Sekarang coba Bapak yang melakukan

Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya

Terminasi :

Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?

Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
Bapak. Mau berapa kali mencuci piring? Bagus sekali mencuci piring tiga kali setelah
makan.

Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan
cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan menyapu
lantai

Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa

SP 1 Keluarga

Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah,


menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara
merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara merawat

Orientasi :

Assalammualaikum !

Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?

Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Tn.S? Berapa
lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!

Kerja :

Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Tn.S

Ya memang benar sekali Pak/Bu, Tn.S itu memang terlihat kurang percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya Tn.S sering menyalahkan dirinya dan
mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak
Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-
pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Tn.S ini terus menerus
seperti itu, bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya Tn.S jadi malu
bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri

Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?
Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti

Setelah kita mengerti bahwa masalah Tn.S dapat menjadi masalah serius, maka kita
perlu memberikan perawatan yang baik

Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Tn.S? Ya benar, dia juga mengatakan
hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Tn.S)

Tn.S itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Serta telah dibuat jadwal untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat
mengingatkan Tn.S untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga
dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya.

Selain itu, bila Tn.S sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu
memantau perkembangan Tn.S. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Tn.S ke puskesmas

Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Tn.S

Temui Tn.S dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
yang mengatakan: Bagus sekali, kamu sudah semakin terampil mencuci piring

Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus

Terminasi :
Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?

Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi Tn.S dan bagaimana
cara merawatnya?

Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu
kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.

Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi
pujian langsung kepada Tn.S

Jam berapa Bapak/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.


SP 2 Keluarga
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga diri rendah
langsung kepada pasien
Orientasi:

Assalamualaikum Pak/Bu

Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?

Bapak/IBu masih ingat latihan merawat anak BapakIbu seperti yang kita pelajari dua
hari yang lalu?

Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Tn.S.

Waktunya 20 menit.

Sekarang mari kita temui Tn.S

Kerja:

Assalamualaikum Tn.S. Bagaimana perasaan Tn.S hari ini?

Hari ini saya datang bersama orang tua Tn.S. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, orang tua Tn.S juga ingin merawat Tn.S agar cepat pulih.

(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)

Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu

(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang


telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

Bagaimana perasaan Tn.S setelah berbincang-bincang dengan Bapak/Ibu?

Baiklah, sekarang saya dan Bapak/Ibu ke ruang perawat dulu

(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan


keluarga)

Terminasi:
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?

Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Tn.S

Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang Pak/Bu

Assalamualaikum

SP 3 Keluarga
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi:

Assalamualaikum Pak/Bu

Karena hari ini Tn.S sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Tn.S
selama di rumah

Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor

Kerja:

Pak/Bu ini jadwal kegiatan Tn.S selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan di rumah?Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama Tn.S
dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal
minum obatnya

Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
Tn.S selama di rumah. Misalnya kalau Tn.S terus menerus menyalahkan diri sendiri dan
berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat B di
puskemas, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya:
(0651) 554xxx

Selanjutnya perawat B tersebut yang akan memantau perkembangan Tn.S selama di


rumah.

Terminasi:
Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Tn.S untuk
dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat B di puskesmas. Jangan lupa kontrol ke
Rumah Sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan
administrasinya!

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika

Susialwati, dkk, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Você também pode gostar

  • Makalah HD
    Makalah HD
    Documento30 páginas
    Makalah HD
    Tyas Fibri Pangestika
    100% (2)
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • RPP Tema 3 ST 2 PB 2
    RPP Tema 3 ST 2 PB 2
    Documento5 páginas
    RPP Tema 3 ST 2 PB 2
    Afrilita Putri Yuza
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan Fraktur
    Laporan Pendahuluan Fraktur
    Documento12 páginas
    Laporan Pendahuluan Fraktur
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Pathway
    Pathway
    Documento2 páginas
    Pathway
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • RPP k13 T3 ST 1 Pemb 5 Hj. Nur Huda
    RPP k13 T3 ST 1 Pemb 5 Hj. Nur Huda
    Documento5 páginas
    RPP k13 T3 ST 1 Pemb 5 Hj. Nur Huda
    Nicky Hendryana
    Ainda não há avaliações
  • LP DM DL
    LP DM DL
    Documento18 páginas
    LP DM DL
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Stroke Hemoragik Laporan Pendahuluan
    Stroke Hemoragik Laporan Pendahuluan
    Documento13 páginas
    Stroke Hemoragik Laporan Pendahuluan
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Stroke Hemoragik Laporan Pendahuluan
    Stroke Hemoragik Laporan Pendahuluan
    Documento13 páginas
    Stroke Hemoragik Laporan Pendahuluan
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Sap DM
    Sap DM
    Documento10 páginas
    Sap DM
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • LP
    LP
    Documento12 páginas
    LP
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan CA Tyroid
    Laporan Pendahuluan CA Tyroid
    Documento12 páginas
    Laporan Pendahuluan CA Tyroid
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Askep Nakula
    Askep Nakula
    Documento14 páginas
    Askep Nakula
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Satuan Acara Bermain
    Satuan Acara Bermain
    Documento12 páginas
    Satuan Acara Bermain
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Stroke Hemoragik Laporan Pendahuluan
    Stroke Hemoragik Laporan Pendahuluan
    Documento13 páginas
    Stroke Hemoragik Laporan Pendahuluan
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Documento5 páginas
    Satuan Acara Penyuluhan
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • LP DM DL
    LP DM DL
    Documento18 páginas
    LP DM DL
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Sap Iva
    Sap Iva
    Documento6 páginas
    Sap Iva
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • A. Proses Keperawatan: SP DPD
    A. Proses Keperawatan: SP DPD
    Documento9 páginas
    A. Proses Keperawatan: SP DPD
    latifah nur khasanah
    Ainda não há avaliações
  • Presus
    Presus
    Documento16 páginas
    Presus
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Askep Nakula
    Askep Nakula
    Documento15 páginas
    Askep Nakula
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Documento5 páginas
    Satuan Acara Penyuluhan
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • HEALTHY PROMOTION
    HEALTHY PROMOTION
    Documento40 páginas
    HEALTHY PROMOTION
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Sap Morning Sickness
    Sap Morning Sickness
    Documento8 páginas
    Sap Morning Sickness
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Sap Iva
    Sap Iva
    Documento6 páginas
    Sap Iva
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Bu Mulidah
    Bu Mulidah
    Documento6 páginas
    Bu Mulidah
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações
  • Tugas ROM
    Tugas ROM
    Documento13 páginas
    Tugas ROM
    -tuthy CHuep' PhiEt
    0% (1)
  • Endos
    Endos
    Documento18 páginas
    Endos
    Tyas Fibri Pangestika
    Ainda não há avaliações