Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. PENGERTIAN
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan
orang lain, atau cara individu memandang dirinya secara utuh baik fisik, emosi,
intelektual, sosial dan spritual. (Susilawati, dkk, 2005).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri dan
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri ( Budi
Anna Keliat, 2000).
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisis seberapa sesuai perilaku dengan ideal diri. (Stuart, 2005).
Harga diri rendah adalah cenderung untuk memilih dirinya negative dan merasa lebih
rendah dari orang lain (Hamid Achir Yani, 2005).
E. RENTANG RESPON
Respon individu terhadap respon dirinya berfluktasi sepanjang rentan konsep diri yaitu
adaptif sampai maladaptive (Budi Anna, 2005).
Aktualisasi Diri Konsep diri positif Harga diri rendah Keracuan identitas Depersonalisasi
Keterangan :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalama nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualitas diri.
3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk memilih dirinya negative dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek dari
masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikologis kepribadian apda masa
dewasa yang harmonis.
5. Deporsonalisasi adalah perasaan yang tidak realististis dan asing terhadap diri sendiri
dan berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain.
F. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmako
a. Cloppromazine (CPZ)
Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat dalam kemampuan menilai realistis,
kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku
aneh. Efek samping : sedasi, gangguan otonomik, dan endokrin.
b. Haloperidol (HPL)
Indikasi: berdaya berat dalam kemampuan menilai realistis dalam fungsi netral
serta fungsi kehidupan sehari-hari. Efek samping : sedasi, gangguan otonomik,
dan endokrin.
c. Trihexypheridol (THP)
Indikasi : segala jenis penyakit parkinson, termasuk pascaenchepalitis dan
idiopatik. Edek samping : hipersensitive terhadap trihexyphenidyl, psinosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna.
2. Psikoterapi
Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada klien, baru dapat diberikan apabila klien
dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai tahapan dimana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik.
Psikotherapi pada klien dengan gangguan jiwa adalah berupa terapi aktivitas
kelompok (TAK).
a. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial
dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua
temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan
denga terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
joule/detik. (Maramis, 2005)
b. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrrenia
yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik perilaku
menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial.
Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi
interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada
rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.
c. Therapy aktivitas kelompok
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi
aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi
(Keliat dan Akemat,2005).
Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling relevan
dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah
therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi
dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat.2005).
d. Terapi somatik
Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan tujuan
mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dengan
melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik (Riyadi dan Purwanto, 2009).
Beberapa jenis terapi somatik menurut Riyadi dan Purwanto (2009), yaitu:
1) Restrain
Restrain adalah terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual
untuk membatasi mobilitas fisik klien.
2) Seklusi
Seklusi adalah bentuk terapi dengan mengurung klien dalam ruangan
khusus.
3) Foto therapy atau therapi cahaya
Foto terapi atau sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini diberikan
dengan memaparkan klien sinar terang (5-20 kali lebih terang dari sinar
ruangan).
4) ECT (Electro Convulsif Therapie)
ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan
menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik.
5) Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu kelompok atau komunitas dimana terjadi
interaksi antara sesama penderita dan dengan para pelatih (sosialisasi).
3. Manipulasi Lingkungan
a. Bersikap menerima pasien dan negatifismenya
b. Melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok dan aktivitas ruangan.
c. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya sendiri. Misalnya menata tempat tidur, memberikan alat makan, dan
minum obat.
d. Memberikan umpan positif untuk tugas-tugas yang dilakukan mandiri.
H. POHON MASALAH
Resiko Perilaku Kekerasan
Isolasi Sosial
Gambar pohon masalah harga diri rendah koping sumber Fitria, N. (2009)
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronis
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Resiko perilaku kekerasan
1. PENGKAJIAN
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri.
Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau
pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan
3. TINDAKAN KEPERAWATAN
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah
Bapak, apa saja kemampuan yang bapak dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana
dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring...............dst.
Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki .
Bapak, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba Bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini. Ooh merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapihkan tempat tidur Bapak . Mari kita lihat tempat tidur Bapak. Coba
lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?
Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !
Bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus
Coba Bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau Bapak
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak
melakukan).
Terminasi :
SP 2 Pasien
Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Orientasi :
Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pagi?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan
kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Bapak?
Kerja :
Bapak, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas, Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan
lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu buang
dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapak
bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun
pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa
sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa mengeringkan piring yang
sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai
Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya
Terminasi :
Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
Bapak. Mau berapa kali mencuci piring? Bagus sekali mencuci piring tiga kali setelah
makan.
Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan
cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan menyapu
lantai
SP 1 Keluarga
Orientasi :
Assalammualaikum !
Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Tn.S? Berapa
lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!
Kerja :
Ya memang benar sekali Pak/Bu, Tn.S itu memang terlihat kurang percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya Tn.S sering menyalahkan dirinya dan
mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak
Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-
pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Tn.S ini terus menerus
seperti itu, bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya Tn.S jadi malu
bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri
Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?
Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti
Setelah kita mengerti bahwa masalah Tn.S dapat menjadi masalah serius, maka kita
perlu memberikan perawatan yang baik
Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Tn.S? Ya benar, dia juga mengatakan
hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Tn.S)
Tn.S itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Serta telah dibuat jadwal untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat
mengingatkan Tn.S untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga
dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya.
Selain itu, bila Tn.S sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu
memantau perkembangan Tn.S. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Tn.S ke puskesmas
Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Tn.S
Temui Tn.S dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
yang mengatakan: Bagus sekali, kamu sudah semakin terampil mencuci piring
Terminasi :
Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?
Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi Tn.S dan bagaimana
cara merawatnya?
Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu
kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.
Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi
pujian langsung kepada Tn.S
Assalamualaikum Pak/Bu
Bapak/IBu masih ingat latihan merawat anak BapakIbu seperti yang kita pelajari dua
hari yang lalu?
Waktunya 20 menit.
Kerja:
Hari ini saya datang bersama orang tua Tn.S. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, orang tua Tn.S juga ingin merawat Tn.S agar cepat pulih.
Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu
Terminasi:
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?
Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Tn.S
Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang Pak/Bu
Assalamualaikum
SP 3 Keluarga
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi:
Assalamualaikum Pak/Bu
Karena hari ini Tn.S sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Tn.S
selama di rumah
Kerja:
Pak/Bu ini jadwal kegiatan Tn.S selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan di rumah?Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama Tn.S
dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal
minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
Tn.S selama di rumah. Misalnya kalau Tn.S terus menerus menyalahkan diri sendiri dan
berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat B di
puskemas, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya:
(0651) 554xxx
Terminasi:
Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Tn.S untuk
dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat B di puskesmas. Jangan lupa kontrol ke
Rumah Sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan
administrasinya!
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Susialwati, dkk, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.