Você está na página 1de 11

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPISAN

PERMUKAAN
(STUDI KASUS : JALAN ADI SUCIPTO SUNGAI RAYA KUBU RAYA)

Aris Munandar 1) Slamet Widodo 2) Eti Sulandari 2)

Abstrak
Secara umum jalan dibangun sebagai prasarana untuk memudahkan mobilitas dan aksesibilitas
kegiatan sosial ekonomi dalam masyarakat. Keberadaan jalan raya sangatlah diperlukan untuk
menunjang laju pertumbuhan ekonomi, pertanian serta sektor lainnya. Mengingat manfaatnya yang
begitu penting maka dari itulah sektor pembangunan dan pemeliharaan jalan menjadi prioritas
untuk dapat diteliti dan dikembangkan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta pemeliharaannya.
Ruas Jalan Propinsi Adi Sucipto, Sungai Raya Kubu Raya sepanjang 3,80 km yang mengalami
kerusakan cukup signifikan, baik kerusakan ringan, kerusakan sedang maupun kerusakan berat
pada beberapa ruas jalan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan
tingkat kerusakan pada permukaan jalan, dan memberikan tindakan untuk perbaikan kerusakan
jalan berdasarkan tingkat dan jenis kerusakan yang terjadi. Tahapan analisa dalam penulisan
skripsi ini adalah dengan melakukan survei visual di lokasi penelitian, menentukan jenis dan
tingkat kerusakan dan mengukur dimensi kerusakan yang meliputi panjang, lebar dan dalam
kerusakan yang terjadi, menghitung luas kerusakan, analisa kondisi kerusakan permukaan Jalan
Adi Sucipto dengan cara menghitung nilai PCI secara keseluruhan menggunakan metode
Pavement Condition Index (PCI), selanjutnya menentukan kondisi kerusakan permukaan jalan
berdasarkan nilai PCI. Berdasarkan hasil analisa, permukaan Jalan Adi Sucipto Sungai Raya Kubu
Raya tergolong dalam tingkat kerusakan buruk (poor) dengan nilai PCI sebesar 35,65. alternatif
perbaikan yang sesuai adalah program tambalan (patching), dilapisi ulang (overlay) dan
selanjutnya dilakukan pemeliharaan rutin.

Kata kunci : Adi Sucipto, Sungai Raya, Kubu Raya, Metode Pavemen Condition Index

1. PENDAHULUAN Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya,


dengan melakukan identifikasi terhadap
Keberadaan jalan raya sangatlah
permukaan Jalan Adi Sucipto, dengan
diperlukan untuk menunjang laju
melakukan pengamatan secara visual,
pertumbuhan ekonomi, pertanian serta
menentukan jenis dan tingkat kerusakan,
sektor lainnya. Mengingat manfaatnya
menghitung dimensi serta luas kerusakan
yang begitu penting maka dari itulah
dan menganalisa kondisi permukaan
sektor pembangunan dan pemeliharaan
jalan menggunakan metode Pavement
jalan menjadi prioritas untuk dapat
Condition Index (PCI).
diteliti dan dikembangkan dalam
perencanaan, pelaksanaan, serta Pavement Condition Index (PCI) adalah
pemeliharaannya. Ruas Jalan propinsi sistem penilaian kondisi perkerasan jalan
Adi Sucipto, Sungai Raya Kubu Raya berdasarkan jenis, tingkat dan luas
sepanjang 3,80 km mengalami kerusakan kerusakan yang terjadi, dan dapat
yang cukup signifikan, baik kerusakan digunakan sebagai acuan dalam usaha
ringan, kerusakan sedang maupun pemeliharaan, PCI ini didasarkan pada
kerusakan berat pada beberapa ruas jalan hasil survey kondisi visual. Tipe
tersebut. kerusakan, tingkat keparahan kerusakan,
Oleh karena itu penulis melakukan suatu dan ukurannya diidentifikasikan saat
kajian kondisi kerusakan permukaan survey kondisi tersebut dengan kriteria
jalan di Jalan Adi Sucipto Kecamatan sempurna (excellent), sangat baik (very

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan 1
good), baik (good), sedang (fair), jelek 2. Untuk mengetahui nilai kondisi
(poor), sangat jelek (very poor), dan kerusakan perkerasan jalan dengan
gagal (failed). Berikut ini adalah daftar cara mencari nilai Pavement
nilai PCI : Condition Index (PCI).
3. Memberikan tindakan untuk
Tabel 1. Penilaian PCI perbaikan kerusakan jalan
NILAI PCI KONDISI berdasarkan tingkat dan jenis
kerusakan yang terjadi.
100 86 EXCELLENT
85 71 VERY GOOD
70 56 GOOD
2. METODELOGI PENELITIAN
55 41 FAIR
Metodelogi yang digunakan dalam
40 26 POOR
penelitian ini antara lain :
25 11 VERY POOR
1. Survey lapangan.
10 0 FAILED 2. Data-data pendukung yang
Sumber : Hary Christady Hardiyatmo, diperlukan antara lain :
2007 Data primer diperoleh dari hasil
Adapun pembatasan masalah dalam pengkajian dilapangan dan hasil
penelitian ini antara lain : penelitian. Seperti volume lalu
lintas kendaraan dan daya
1. Penelitian bersifat studi kasus dan
dukung tanah dasar serta
dilakukan terbatas pada evaluasi dan
dokumentasi.
analisa tingkat kerusakan pada ruas
Data sekunder diperoleh dari
jalan Adi Sucipto, Sungai Raya
berbagai referensi dan inventaris
Kubu Raya sepanjang 3,80 km.
data dari instansi-instansi terkait
2. Penelitian hanya dilakukan pada
seperti data curah hujan Stasiun
kerusakan permukaan jalan.
BMKG Supadio dan data
3. Penelitian hanya dilakukan pada
ekstraksi aspal Dinas Pekerjaan
stasiun-stasiun tertentu yang
Umum Propinsi Kalimantan
mengalami kerusakan.
Barat Bidang Bina Marga.
3. Analisis data untuk mendapatkan
hasil kondisi permukaan jalan dan
Tujuan penelitian ini antara lain :
alternatif perbaikan.
1. Untuk mengetahui jenis dan tingkat
kerusakan pada permukaan jalan
yang terjadi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tambalan dan Tambalan Galian Utilitas
(Patching and Utility Cut Patching),
3.1 Analisa Survey Lapangan
Alur (Rutting), Retak Memanjang dan
Berdasarkan hasil survey yang Melintang (Long and Trans Cracking),
dilakukan pada permukaan jalan Adi Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking),
Sucipto, didapat jenis-jenis kerusakan dan Retak Pinggir (Edge cracking).
yang terjadi, yaitu kerusakan Lubang Berikut ini adalah hasil pengukuran
(Pothole), Pelapukan dan Butiran Lepas persentase jenis-jenis kerusakan
(Weathering and Raveling), Amblas permukaan jalan Adi Sucipto.
(Deppression), Sungkur (Shoving),

2
Tabel 2. Persentase Perbandingan Jenis-Jenis Kerusakan Yang Terjadi
Luas %
No Jenis Kerusakan ( M ) Kerusakan

1 Lubang (Pothole) 698,0857 67,2688


2 Pelapukan dan butiran lepas 255,6295 24,6329
3 Amblas (Deppression) 52,89 5,0965
4 Sungkur (Shoving) 12,2038 1,1759
5 Tambalan dan Tambalan Galian Utilitas 11,169 1,0762
6 Alur (Rutting) 5,4 0,5203
7 Retak Memanjang dan Melintang 1,02671 0,0989
8 Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking) 0,981 0,0945
9 Retak Pinggir (Edge cracking) 0,36902 0,0355
Jumlah 1037,755 100
Sumber : Hasil Olahan Data

Jenis kerusakan terbesar yang terjadi terutama hujan ) dan lalu lintas
pada ruas jalan tersebut, yaitu rusak kendaraan yang mempercepat
Lubang sebesar 698,0857 m atau terbentuknya lubang-lubang, dan rusak
67,2688 % dari total kerusakan yang terkecil yang terjadi yaitu rusak Retak
terjadi sepanjang Ruas Jalan tersebut Pinggir sebesar 0,3690 m atau 0,0355
yang menyebabkan sangat tidak % yang disebabkan oleh kurangnya
nyamannya pengendara menggunakan dukungan dari arah lateral (dari bahu
jalan tersebut, baik rusak lubang ringan, jalan), drainase yang kurang baik,
sedang, maupun rusak lubang berat. Hal kembang susut tanah di sekitarnya dan
ini terjadi akibat dari pengembangan bahu jalan turun terhadap permukaan
jenis kerusakan-kerusakan lain yang perkerasan.
tidak segera ditangani, pengaruh cuaca (

3.2 Analisa Volume Lalu Lintas atas 2 segmen atau 2 pos pengamatan
dan membagi kendaraan yang melewati
Data lalu lintas yang digunakan yaitu jalan tersebut menjadi tiga golongan
data LHR berdasarkan survey, yang yaitu :
dilakukan selama 3 hari yaitu hari sabtu, Kendaraan Berat (HV) : Truck,
minggu, dan senin yang mewakili 5 hari Dump Truck, dan lain lain
kerja (11 Oktober 13 Oktober 2014), Kendaraan Ringan (LV) : Mobil
lamanya waktu survey diambil 12 jam Pribadi, Pick Up, dan lain lain
atau mencakup hampir 12% dari arus Sepeda Motor (MC)
lalu lintas selama 24 jam yantu dari
pukul 06.00 18.00 WIB dengan Berikiut hasil pengamatan volume lalu
interval waktu selama 1 jam. Adapun lintas :
pembagian pengamatan survey terbagi

3
Tabel 3. Jumlah Kendaraan Rata Rata SMP per Jam
Pada Masing Masing Pos dan Masing Masing Hari
Pos Rata - Rata Kendaraan SMP per Jam
Hari Pengamatan Kendaraan Sepeda
Kendaraan Total
Ringan Motor
Berat (HV) Kendaraan
(LV) (MC)
1 123 179 912 1214
Sabtu
2 116 175 916 1207
1 43 114 817 974
Minggu
2 44 114 818 976
1 140 251 957 1348
Senin
2 137 254 959 1350
Sumber : Hasil Olahan Data

Dari data Tabel 2 dibuat jumlah rata-rata Sabtu = (1214 + 1207) / 2 = 1210
hari pengamatan (sabtu, minggu, senin) smp/jam
dari total jumlah seluruh pos Minggu = (974 + 976) / 2 = 975
pengamatan (dua titik pos pengamatan), smp/jam
dengan perhitungan sebagai berikut : Senin = (1348 + 1350) / 2 = 1349
smp/jam
Dari hitungan diatas terlihat bahwa lalu jalan sekunder atau jalan penghubung
lintas harian rata-rata paling tinggi LHR < 2000 smp/jam (jalan sekunder
adalah hari senin yaitu 1349 smp/jam. kelas IIC).
Ini menunjukan bahwa jalan Adi Sucipto
Kubu Raya masih memenuhi standar
yang ditetapkan Bina Marga yaitu untuk

3.3 Analisa Daya Dukung Tanah masing-masing 1 titik pengamatan


Dasar diperoleh hasil sebagai berikut ::

Berdasakan penyelidikan nilai CBR


dilapangan pada 8 segmen dengan

Tabel 4. Nilai CBR Subgrade Pada Masing Masing Segmen


Lebar Jalan
No Stasiun CBR (%)
(m)

1 0 + 500 6 24
2 1 + 000 6 7
3 1 + 500 6 10
4 2 + 000 6 3
5 2 + 500 6 3
6 3 + 000 6 18
7 3 + 500 6 5
8 3 + 800 6 18
Sumber : Olahan Data

4
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa timbunan. Kekuatan dan keawetan
kondisi tanah dasar / daya dukung tanah konstruksi perkerasan jalan sangat
dasar cukup baik, setelah dirata-ratakan ditentukan oleh sifat-sifat daya dukung
nilai daya dukung tanahny (CBR) tanah dasar yang merupakan lapisan
sebesar 11 % dan tanah dasar di daerah pondasi paling bawah dari sebuah
penelititan didominisi oleh tanah konstruksi perkerasan jalan.

3.4 Analisa Curah Hujan Harian

Tabel 5. Data Curah Hujan Stasiun Meteorologi Supadio (Kab Kubu Raya)
No Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jumlah
1 2009 262 67 291 372 183 135 122 299 189 382 668 309 3279
2 2010 234 274 266 210 321 381 320 174 424 242 450 203 3499
3 2011 355 229 152 241 204 193 174 144 148 533 293 464 3130
4 2012 148 257 209 359 222 94 323 73 54 444 405 551 3139
5 2013 150 373 262 343 437 128 274 208 231 232 299 445 3382
Jumlah 16429
Sumber : BMKG Supadio

Maka curah hujan rata rata selama Jumlah curah hujan selama 5
5 tahun adalah sebagai berikut : tahun = 16429
Jumlah curah hujan tahun Rata-rata curah hujan selama
2009 = 3279 5 tahun = 3285,8
Jumlah curah hujan tahun Maka jumlah curah hujan selama
2010 = 3499 lima tahun = 16429 mm atau curah
Jumlah curah hujan tahun hujan rata rata selama lima tahun =
2011 = 3130 3285,8 mm, termasuk curah hujan
Jumlah curah hujan tahun tinggi atau diatas normal ( >900
2012 = 3139 mm/th).
Jumlah curah hujan tahun
2013 = 3382

3.5 Analisa Kondisi Material analisa ekstraksi lapis permukaan pada


Perkerasan jalan Adi Sucipto, Kubu Raya.
Merupakan data sekunder yang didapat
Material perkerasan lentur (Flexible dari dinas pekerjaan umum bidang bina
Pavement) adalah material perkerasan marga propinsi kalimantan barat
yang umumnya menggunakan bahan sebanyak 4 sample.
campuran beraspal sebagai lapisan
permukaan serta bahan berbutir sebagai
lapisan dibawahnya. Adapun hasil

5
Tabel 6. Hasil Ekstraksi Aspal
PENGUJIAN EKSTRAKSI HRS-BASE
HRS-BASE
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Rata-
No Uraian Rumus STA Rata
STA 0+751 STA 1+222 STA 1+000 0+920,5 -
- 1+268 - 1+000 - 0+920 0+703,5
1 Berat Material Sblm Ekstraksi gr 1001,4 1001,9 1000 1002,3 1001,4
2 Berat Material Ssdh Ekstraksi gr 940,1 940,7 938,9 940,7 940,1
Berat Kertas Filer Sblm
3 Ekstraksi gr 12,2 13,4 13 15,1 13,425
Berat Kertas Filer Ssdh
4 Ekstraksi gr 13,3 14,4 13,5 16,2 14,35
5 Berat Filer Pada Kertas Filer gr (4-3) 1,1 1 0,5 1,1 0,925
6 Berat Total Material gr (5+2) 941,1 941,7 939,4 941,8 941
7 Berat Aspal gr (1-6) 60,3 60,2 60,6 60,5 60,4
(7/1) x
8 Prosentase Aspal % 100 % 6,02 6,01 6,06 6,04 6,0325
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Kalimantan Barat Bidang Bina Marga

Pesentase kadar aspal yang tertinggi normal (agregat 90-95 %) sedangkan


adalah 6,06 % dan yang terendah adalah gradasi menunjukan gradasi yang baik
6,01 %, ini menunjukan bahwa kadar menurut spesifikasi HRS BASE (lihat
aspal yang diperoleh masih dalam batas lampiran pengujian gradasi).

3.6 Perhitungan Metode PCI As = 300 m (panjang unit


sampel = 50 m dan lebar jalan =
Untuk menganalisa kerusakan tiap tiap 6m)
segmen dengan metode PCI, maka akan % density = (0,1280/300)x100%
dilakukan langkah langkah sebagai = 0,042%
berikut. Untuk contoh perhitungan Retak pinggir dengan derajat
metode PCI hanya diambil satu unit kerusakan sedang:
sampel saja, yaitu pada unit sampel satu. Kerusakan titik 1 : L = 0,264 m
Adapun langkah-langkah perhitungan : ( p = 22 m, l = 0,012 m )
1. Menghitung kadar kerusakan ( Ad = 0,264 m
density ) = Ad/Asx 100% atau As = 300 m (panjang unit
Ld/As x 100 % sampel = 50 m dan lebar jalan =
Retak pinggir dengan derajat 6m)
kerusakan ringan: % density = (0,264/300)x100%
Kerusakan titik 1 : L = 0,0238 = 0,088%
m ( p = 1,7 m, l = 0,014 m )
Kerusakan titik 2 : L = 0,0847 Lubang dengan derajat kerusakan
m ( p = 6,5 m, l = 0,013 m ) sedang:
Kerusakan titik 3 : L = 0,0195 Kerusakan titik 1 : L = 2,08 m (
m ( p = 1,5 m, l = 0,013 m ) p = 1,6 m, l = 1,3 m )
Ad = 0,0238+0,0847+0,0195 = Ad = 2,08 m
0,1280 m

6
As = 300 m (panjang unit % density = (0,156/300)x100%
sampel = 50 m dan lebar jalan = = 0,052%
6m)
% density = (2,08/300)x100% = 2. Menentukan deduc value
0,693%
Dari grafik untuk retak pinggir
Pelapukan dan Butiran Lepas dengan
dengan nilai densitas 0,042%
derajat kerusakan sedang:
dan 0,088% dengan tingkat
Kerusakan titik 1 : L = 0,156 m kerusakan ringan dan sedang
( p = 1,2 m, l = 0,13 m ) diperoleh nilai deduct value
Ad = 0,156 m sebesar 0 dikarenakan kedua
As = 300 m (panjang unit nilai % density tersebut tidak
sampel = 50 m dan lebar jalan = terdaftar pada grafik.
6m)

Gambar 1. Kurva Deduct Value Untuk Retak Pinggir

Dari grafik untuk lubang dengan diperoleh nilai deduct value


nilai densitas 0,693% dengan sebesar 25.
tingkat kerusakan sedang

Gambar 2. Kurva Deduct Value Untuk Lubang

7
Dari grafik untuk pelapukan dan deduct value sebesar 0
butiran lepas dengan nilai dikarenakan nilai %density
densitas 0,052% dengan tingkat tersebut tidak terdaftar pada
kerusakan ringan diperoleh nilai grafik.

Gambar 3. Kurva Deduct Value Untuk Pelapukan dan Butiran Lepas

3. Menentukan Total Deduct Value agar kerusakan yang terjadi tidak


(TDV) semakin bertambah apabila tidak cepat
Pada unit sampel 1 hanya ada dilakukan perbaikan.
satu nilai pengurang yaitu 25,
maka nilai pengurang total Setelah melakukan analisa kondisi
(TDV) digunakan sebagai permukaan perkerasan jalan
pengurang atau dipakai sebagai menggunakan metode Pavement
CDV. Condition Index (PCI ), maka akan
4. Menghitung nilai PCI unit didapat nilai PCI tiap-tiap unit sampel
PCIs = 100 CDV= 100-25 = yang menunjukkan hasil kondisi
75 perkerasan jalan yang terjadi pada ruas
Dimana nilai PCI ini merupakan nilai jalan Adi Sucipto, Sungai Raya mulai
PCI untuk segmen 1, yang menunjukan dari STA 0 + 000 s/d STA 3 + 800,
bahwa kondisi perkerasan masih sangat setelah dirata ratakan didapat nilai PCI
baik ( very good ). Namun kondisi sebesar 35,65 dan tergolong dalam
perkerasan yang mengalami kerusakan tingkat kerusakan Buruk (Poor).
perlu mendapat perhatian yang serius,

3.7 Rekomendasi Perbaikan merekomendasikan tindakan


pemeliharaan dan perawatan yang
Setelah tingkat dan nilai kondisi ditentukan berdasarkan nilai kondisi
kerusakan jalan didapat, maka tindakan jalan yang diperoleh dari hasil analisa
perbaikan dan perawatan dapat data yang dipakai sebagai indikator dari
dilakukan sesuai dengan jenis dan tipe dan tingkat besarnya pekerjaan
tingkat kerusakan yang terjadi perbaikan yang akan dilakukan. Seperti
dilapangan. Methode Pavement ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Condition Index (PCI)

8
Rekonstruksi Tambalan dan lapis tambahan Pemeliharaan rutin

0 30 80 100
Sumber : Muhammad Aydi, 2012

Gambar Error! No text of specified style in document.. Nilai Kondisi Sebagai Indikator
Tipe Pemeliharaan

Jika dilihat dari hasil analisa olahan data waktu yang teratur dalam satu tahun dan
menggunakan metode PCI, dengan hasil atas dasar sebagaimana yang
nilai PCI sebesar 35,654 yang dikehendaki , seperti penambalan
menunjukkan jalan tesebut dalam permukaan, dan pemotongan rumput,
kondisi buruk, maka jalan tersebut yang pemeliharaan gorong-gorong dan
mengalami kerusakan lubang-lubang saluran drainase samping dan termasuk
perlu dilakukan penambalan (patching) pekerjaan-pekerjaan perbaikan untuk
serta dilapisi ulang (overlay) agar bekas menjaga agar jalan tetap pada kondis
tambalan yang dilakukan dan retakan yang baik. Adapun pekerjaan-pekerjaan
retakan serta keruskan-kerusakan lain pemeliharaan rutin yang direncanakan
yang terjadi di sepanjang jalan tersebut adalah:
tertutupi oleh aspal hotmix agar air tidak Penambalan permukaan yang
cepat meresap kedalam lapisan jalan mengalami kerusakan selama
yang menyebabkan semakin bertambah dua kali dalam satu tahun (jika
parahnya kerusakan yang terjadi. terdapat kerusakan dalam satu
Kemudian setelah dilakukannya tahun).
perbaikan sesuai dengan hasil analisa Pengendalian tanaman atau
data menggunakan metode PCI, yaitu pemotongan rumput selama satu
penambalan (patching) serta lapisan kali dalam dua bulan.
ulang (overlay). Disarankan perlunya Pembersihan gorong-gorong dan
pemeliharaan lanjutan yaitu saluran drainase selama 4 kali
pemeliharaan rutin yang mencakup dalam satu tahun.
perkerjaan-pekerjaan perbaikan kecil
dan pekerjaan-pekerjaan rutin yang
umum yang dilaksanakan pada jangka

4. KESIMPULAN kerusakan (pemeliharaan jalan)


tidak dilakukan secara dini dan
Berdasarkan hasil observasi tepat (kerusakan lubang yang
dilapangan serta hasil dari analisa terjadi akibat dari kerusakan-
data, maka dapat diambil suatu kerusakan kecil yang terus menerus
kesimpulan yang bersifat sementara dibiarkan, misalkan kerusakan retak
dari penelitian yang telah dilakukan . yang telah menjadi lubang).
Adapun kesimpulan tersebut adalah Ditambah lagi kondisi drainase
sebagai berikut : yang kurang baik, sehingga
mempercepat proses kerusakan
1) Kerusakan yang terjadi didominasi yang terjadi.
oleh kerusakan lubang sebesar 2) Setelah dilakukan analisa
67,26 % dari total kerusakan yang perhitungan menggunakan metode
ada. Dan kerusakan-kerusakan yang PCI, didapat nilai rata rata PCI
terjadi akibat dari penaganan

9
sebesar 35,654 yang menunjukkan alat DCP didapat daya dukung
kondisi perkerasan jalan dalam tanah atau nilai rata-rata CBRnya
kondisi Buruk ( Poor ). sebesar 11%, ini menunjukkan
3) Kondisi perkerasan dalam kondisi kondisi tanah dasarnya baik.
buruk ini disebabkan oleh beberapa 6) Pesentase kadar aspal rata-rata
faktor, yaitu kedaan curah hujan adalah 6,0325 % yang menunjukan
yang cukup tinggi, dengan curah bahwa kadar aspal yang diperoleh
hujan rata-rata selama 5 tahun masih dalam batas normal.
sebesar 3285,8 mm berkisar diatas 7) Jika dilihat dari kondisi kerusakan
normal (>900 mm/th) kemudian jalan yang ada, jalan yang
setelah dilakukan survey visual mengalami kerusakan lubang-
langsung dilapangan, drainase jalan lubang perlu dilakukan penambalan
dalam kondisi buruk, bahkan (paching) serta dilapisi ulang
sebagian besar drainase yang ada (overlay) agar bekas tambalan yang
tidak berfungsi lagi / tersumbat dan dilakukan dan retakan retakan
tertutup rerumputan sehingga serta kerusakan-kerusakan lainnya
mempercepat proses kerusakan yang terjadi di sepanjang jalan
yang terjadi. tersebut tertutupi oleh aspal hotmix
4) kondisi daya dukung tanah dasar agar air tidak meresap kedalam
yang cukup baik, dan tanah dilokasi lapisan jalan yang menyebabkan
penelitian didominasi oleh tanah terjadinya kerusakan berulang pada
timbunan, persentase lalu lintas jalan tersebut dan selanjutnya
kendaraan tidak melebihi kapasitas dilakukan pemeliharaan rutin untuk
jalan dengan LHR rata-rata menjaga kondisi jalan tetap
dibawah 2000 smp. maksimal.
5) Setelah dilakukan analisa daya
dukung tanah dasar menggunakan

5. SARAN kerusakan yang terjadi, agar dapat


menghemat biaya anggaran
Dari hasil penelitian evaluasi tingkat
perbaikan jalan tersebut.
kerusakan pada Ruas Jalan Adi Sucipto
2) Untuk penelitian-penelitian
Sungai Raya Kubu Raya yang
berikutnya dapat membandingkan
dilakukan, peneliti mencoba
metodei ini (PCI) dengan metode-
memberikan suatu saran-saran yang
metode lain seperti Bina Marga dan
bersifat terbatas mengenai kerusakan
Asphal Institute untuk mengetahui
kerusakan yang terjadi pada ruas jalan
kondisi permukaan jalan.
tersebut. Saran saran yang dapat
3) Disarankan dapat menghitung tebal
diberikan yaitu :
perkerasan sesuai dengan kondisi di
1) Untuk dapat mempertahankan jalan lapangan dan keperluan jalan
ini dalam kondisi mantap, maka tersebut.
sistem pemeliharaan yang ada 4) Tindakan perbaikan dapat dilalukan
sekarang perlu di kaji ulang dengan dengan membandingkan perkerasan
membuat sistem pemeliharaan yang lentur dan perkerasan kaku (dari
benar-benar terprogram sesuai segi ekonomis dan kekuatan).
dengan identifikasi tinggkat

6. DAFTAR PUSTAKA Asphalt Institute MS-17, Asphalt


Overlay for Highway and Street
Rehabilitation, Asphalt Institute

10
(Manual Series no. 17), Second Metode Perbaikan Standar,
Edition, Kentucky, USA. Departemen Pekerjaan Umum,
Aydi, M., 2012, Evaluasi Tingkat Direktorat Jenderal Bina Marga.
Kerusakan Jalan Menggunakan Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995,
Metode Pavement Condition Petunjuk Pelaksanaan
Index (PCI), Skripsi Fakultas Pemeliharaan Jalan Kabupaten,
Teknik UNTAN, Jurusan Teknik Petujuk Teknis No.
Sipil. 024/T/Bt/1995, Departemen
Departemen Pemukiman dan Prasarana Pekerjaan Umum, Direktorat
Wilayah, 2002, Rancangan Jenderal Bina Marga.
Peraturan Pemerintah Tentang Hardiyatmo, H.C., 2007, Pemeliharaan
Perubahan Atas PP Nomor: 26 Jalan Raya, Edisi-1, Gajah Mada
Tahun 1985-Tentang Jalan, University Press, Yogyakarta.
Departemen Pemukiman dan Shahin, M. Y., 1994, Pavement
Prasarana Wilayah. Management for Airport, Road,
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995, and Parking Lost, Chapman &
Manual Pemeliharaan Rutin Hall, New York.
Untuk Jalan Nasional dan Jalan Sukirman, S., 1992, Perkerasan Lentur
Propinsi. No. 001/T/Bt/1995,- Jalan Raya, Nova, Bandung.
Metode Survey, Departemen Suryawan, A., 2005, Perkerasan Jalan
Pekerjaan Umum, Direktorat Beton Semen Portland (Rigid
Jenderal Bina Marga. Pavement)-Perencanaan Metode
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995, AASHTO 1993, Spesifikasi,
Manual Pemeliharaan Rutin Parameter Desain, Contoh
Untuk Jalan Nasional dan Jalan Perhitungan, Beta Offset,
Propinsi. No. 002/T/Bt/1995,- Yogyakarta.

11

Você também pode gostar