Você está na página 1de 2

AKTIVIS GANJEN*

Tahun 2000an saya mengantar seorang aktivis sowan kepada Kang Ayip Muh (KH
Syarif Muhammad bin Yahya [1932-2006]) Jagasatru - Cirebon. Di hadapan Kang Ayip,
aktivis itu cerita bahwa ia tengah melakukan pendampingan terhadap PKL (pedagang
kaki lima) yang dikejar-kejar Pemkot karena tak boleh jualan di trotoar. Bagi dia
Pemkot telah berbuat dzalim.. Ia memobilisir PKL agar melawan dan mendesak Pemkot
untuk tetap memberi hak PKL berjualan. Mereka orang-orang miskin, Kiai. Jika tak
berjualan mereka tak makan, katanya.

Agama harus berpihak pada orang miskin dan tertindas! ia mulai bersemangat.

Seperti biasa Kang Ayip hanya tersenyum-senyum sambil manggut-manggut

Ia juga cerita bahwa ia baru pulang dari Desa Anu mengadvokasi para petani yang
tanahnya terancam diambil paksa pemerintah untuk pembangunan sebuah waduk.
Petani-petani itu dipastikan tak bisa bertani lagi karena tanahnya dihargai murah dan
tak bisa untuk membeli tanah lagi.

Harusnya ini tugas seorang kiai, ia mulai menasihati

Kiai tak harus ngurus ngaji saja. Kiai harus membumi, terlibat dan melibatkan diri
dalam persoalan-persoalan masyarakat. Kiai jangan hanya berdiri di atas menara
gading. Aktivis terus mengkritik kiai. Ia tak sadar sedang berhadapan siapa.

Para kiai bukan berarti tak mau terlibat urusan-urusan seperti itu, kata Kang Ayip
pelan.

Tugas kiai sudah banyak dan padat. Bukan berarti kiai tak peduli terhadap persoalan-
persoalan yang kamu ceritakan itu. Kan bisa diwakilkan kamu. Itung-itung bagi tugas.

Aktivis itu diam saja. Dia tak lagi berorasi

***

Sering sekali saya menjumpai aktivis-aktivis ganjen. Ia seolah telah melakukan dan
menyelesaikan semuah hal sendiri. Orang lain dicap tak peduli dan tak melakukan apa-
apa. Satu hal yang ia tak lakukan: mengkritik diri sendiri.

Aktivis yang saya ceritakan di atas lupa bahwa kiai juga aktivis. Yang dilakukan kiai
juga kerja-kerja advokasi. Contoh sederhana: Kang Ayip Muh, di samping muruk
ngaji santri, ia memberikan pengajian di masyarakat. Keliling dari satu kampung ke
kampung lain. Ia melakukan pencerahan terhadap masyarakat dengan caranya sendiri,
cara-cara yang digunakan seorang kiai. Tentu sj cara dan pendekatannya berbeda
dengan aktivis. Setiap orang punya cara dan metode sendiri.
Di samping itu, hampir setiap hari Kang Ayip Muh menerima tamu-tamu dari berbagai
macam kalangan dengan membawa banyak problem dan kepentingan. Mulai dari ibu-
ibu yang mengadu anaknya yang TKI disakiti majikannya, pedagang pasar yang
dagangannya tak laku-laku, petani yang gagal panen, seorang pengusaha bangkrut, PNS
yang minta naik pangkat, anggota DPR yang diincar KPK, juga segudang persoalan
masyarakat lainnya. Kiai mengatasinya dengan caranya sendiri. Apakah itu bukan
pendampingan? Peran inilah yang kadang luput dari pantauan dan perhatian orang
lain, karena kiai melakukannya di jalan sunyi.

Wallahu Alam

* Ganjen lincah dan genit (KBBI)

Você também pode gostar

  • Tarekat Anbiya 3
    Tarekat Anbiya 3
    Documento3 páginas
    Tarekat Anbiya 3
    Jamaluddin Mohammad
    Ainda não há avaliações
  • Reportase Peluncuran Buku Hak Anak
    Reportase Peluncuran Buku Hak Anak
    Documento2 páginas
    Reportase Peluncuran Buku Hak Anak
    Jamaluddin Mohammad
    Ainda não há avaliações
  • Uji Materi Maqasid
    Uji Materi Maqasid
    Documento2 páginas
    Uji Materi Maqasid
    Jamaluddin Mohammad
    Ainda não há avaliações
  • Bedah Buku Kawin Anak
    Bedah Buku Kawin Anak
    Documento2 páginas
    Bedah Buku Kawin Anak
    Jamaluddin Mohammad
    Ainda não há avaliações
  • BM Sunat Perempuan
    BM Sunat Perempuan
    Documento2 páginas
    BM Sunat Perempuan
    Jamaluddin Mohammad
    Ainda não há avaliações
  • BM Aborsi
    BM Aborsi
    Documento2 páginas
    BM Aborsi
    Jamaluddin Mohammad
    Ainda não há avaliações
  • Childfree
    Childfree
    Documento2 páginas
    Childfree
    Jamaluddin Mohammad
    Ainda não há avaliações
  • Lemari
    Lemari
    Documento1 página
    Lemari
    Jamaluddin Mohammad
    Ainda não há avaliações
  • Satu Abad Nu
    Satu Abad Nu
    Documento2 páginas
    Satu Abad Nu
    Jamaluddin Mohammad
    Ainda não há avaliações