Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KARYA ILMIAH
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM DIPLOMA 3 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KARYA ILMIAH
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM DIPLOMA 3 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Disetujui di :
Medan, Juni 2013
Diketahui Oleh :
Ketua
Program studi DIII Kimia Dosen Pembimbing
Ketua
Departemen Kimia FMIPA USU
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan karya ilmiah
yang berjudul ANALISA KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM DAN AIR
SUMUR DENGAN METODE ARGENTOMETRI , yang merupakan salah satu syarat
Kelulusan Program Diploma III Jurusan Kimia Analisis Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara .
Penulisan tugas akhir ini berdasarkan hasil kerja praktek lapangan di balai teknik
kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit ( BTKL & PP ).
Dalam penulisan karya ilmiah ini , penulis telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak . oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang Tua penulis Bapak W.Sianturi dan S.Hutajulu yang telah
memberikan dukungan moril dan bantuan materi sampai selesainya karya
ilmiah ini
2. Bapak Dr. Mimpin Ginting , MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan dan bimbingan dalam penulisan karya ilmiah ini.
3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Jurusan Departemen Kimia
F-MIPA USU.
4 Dra. Emma Zainar Nst, MSi selaku Ketua Program studi DIII Kimia
5 Ibu Pimpinan , Staf dan seluruh pegawai Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
& Pemberantasan Penyakit (BTKL & PP ).
6 Dosen dan Staf dan Seluruh pegawai Universitas Sumatera Utara
7 Adikku Okta Sariito dan kakakku Rina Sianturi Tersayang yang memberikan
dukungan dan kasih sayang, serta keponakaan aku yang lucu Boas Gabriel
Pasaribu yang memberikan penulis semangat dengan tingkah nya yang lucu.
8 Rekan-rekan Mahasiswa Kimia Analis Stambuk 2010 yang telah semakin
kompak dan telah memberikan masukan dan dukungan selama penulisan karya
ilmiah ini.
9 Abang, Kakak, dan Adik-adik kami angkatan 2009, 2011, dan 2012 yang
senantiasa memberi dukungan moril bagi penulis.
Semoga segala kebaikan dan kemurahan hati Bapak/ Ibu dan Saudara-saudari
sekalian yang telah meluangkan waktu dan pemikiran serta memberikan motivasi kepada
kami, mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa isi dan penyajiannya
masih jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun demi kemajuan yang akan datang.
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seseorang pun yang dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Air Sumur merupakan sumber utama
persedian air bersih bagi penduduk yang tinggal didaerah perdesaan maupun diperkotaan
Indonesia. Kadar klorida yang tinggi, misalnya pada air laut, yang diikuti oleh kadar
kalsium dan magnesium yang juga kadarnya tinggi dapat meningkatkan sifat korosivitas
air serta kadar klorida 250 mg/liter dapat mengakibatkan air menjadi asin. Salah satu zat
kimia yang terkandung didalam air minum dan air sumur adalah klorida. Klorida yang
berlebih merupakan suatu senyawa kimia yang bersifat toksik terhadap lingkungan.
Untuk itu perlu dilakukannya analisa klorida dalam beberapa contoh air minum maupun
air sumur. Dalam penelitian karya ilmiah ini dilakukan penentuan kadar klorida
menggunakan metode argentometri dalam air minum yakni air minum 613/k/AM/02/13,
dan air minum 615/k/AM/02/13, demikian juga air sumur yang berasal dari air sumur
gaharu, air sumur velankani, air sumur marelan.
Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh hasil 5,1104 mg/l untuk air minum
613/k/AM/02/13, air minum 615/k/AM/02/13 diperoleh kadar klorida sebesar 5,6986
mg/l. dan 25,9380 mg/l untuk air sumur gaharu, air sumur velankani diperoleh 6,9907
mg/l dan air sumur marelan diperoleh 37,6535 mg/l. Berdasarkan hasil yang diperoleh
memberikan nilai baku kadar klorida terhadap air minum maupun air sumur yang
dianalisa tidak melebihi standar baku mutu yang ditetapkan.
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
BAB 1. PENDAHULUAN.............. 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Permasalahan. 3
1.3. Tujuan 3
1.4. Manfaat.. 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seseorang pun yang dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Air Sumur merupakan sumber utama
persedian air bersih bagi penduduk yang tinggal didaerah perdesaan maupun diperkotaan
Indonesia. Kadar klorida yang tinggi, misalnya pada air laut, yang diikuti oleh kadar
kalsium dan magnesium yang juga kadarnya tinggi dapat meningkatkan sifat korosivitas
air serta kadar klorida 250 mg/liter dapat mengakibatkan air menjadi asin. Salah satu zat
kimia yang terkandung didalam air minum dan air sumur adalah klorida. Klorida yang
berlebih merupakan suatu senyawa kimia yang bersifat toksik terhadap lingkungan.
Untuk itu perlu dilakukannya analisa klorida dalam beberapa contoh air minum maupun
air sumur. Dalam penelitian karya ilmiah ini dilakukan penentuan kadar klorida
menggunakan metode argentometri dalam air minum yakni air minum 613/k/AM/02/13,
dan air minum 615/k/AM/02/13, demikian juga air sumur yang berasal dari air sumur
gaharu, air sumur velankani, air sumur marelan.
Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh hasil 5,1104 mg/l untuk air minum
613/k/AM/02/13, air minum 615/k/AM/02/13 diperoleh kadar klorida sebesar 5,6986
mg/l. dan 25,9380 mg/l untuk air sumur gaharu, air sumur velankani diperoleh 6,9907
mg/l dan air sumur marelan diperoleh 37,6535 mg/l. Berdasarkan hasil yang diperoleh
memberikan nilai baku kadar klorida terhadap air minum maupun air sumur yang
dianalisa tidak melebihi standar baku mutu yang ditetapkan.
PENDAHULUAN
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seseorang pun yang dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu juga biasanya air
dirumah kita . Disamping itu juga air dipergunakan untuk keperluan lainnya seperti
Tetapi dewasa ini air merupakan masalah yang perlu diperhatikan dengan seksama dan
cermat. Untuk mendapatkan kualitas air yang baik, sesuai standar tertentu, saat ini
menjadi barang mahal karena sudah banyak air yang tercemar oleh bebagai macam
limbah dari kegiatan manusia, baik dalam limbah industri maupun limbah rumah tangga
Peningkatan kualitas air minum dan air sumur dengan jalan mengadakan
pengolahaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dan kebutuhan rumah
tangga sehari-hari dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air
permukaan. Air sumur mengandung padatan yang terbentuk , keruh , dan juga
mengandung mikroorganisme yang berasal dari sumber seperti bahan kimia yang
terkandung dalam produk yang digunakan masyarakat misalnya deterjen serta logam-
adalah klorida, tergolong dalam unsur halogen , yang molekulnya merupakan gas Cl2
berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur. Dialam
klorida ditemukan dalam keadaan bersenyawa terutama dengan natrium sebagai garam
(NaCl) . Klorida digunakan untuk proses pembuatan kertas , zat pewarna , tekstil ,
cat, plastik , dan banyak produk lainnya. Kebanyakan klorida diproduksi untuk
digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi , pemutih kertas , desifektan ,
dan proses tekstil . Kerugian dari penggunaan senyawa klorida dapat mengiritasi sistem
pernafasan dan dalam bentuk cair bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada
konsentrasi 3,5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm dapat berakibat fatal setelah terhisap
. Walaupun klorida sangat larut , klorida memiliki stabilitas yang memungkinkan bisa
bertahan dari perubahaan dan tetap konstan dalam air apapun. Konsentrasi yang tinggi
(Darmono,2001).
Dari uraian yang telah ditemukan diatas penulis ingin meneliti tentang penentuan
kadar klorida dengan mengangkat judul ANALISA KADAR KLORIDA PADA AIR
1.1. Permasalahan
1. Berapa kadar klorida dalam air minum dan air sumur yang dianalisa dengan
yang dikandung dalam air minum harus sesuai dengan yang ditetapkan.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar hasil analisis klorida yang terkandung dalam air minum
2. Untuk mengetahui kadar klorida dalam air minum dan air sumur apakah sesuai
1.3. Manfaat
Hasil yang diperoleh dari penulisan ini dapat memberikan informasi tentang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0C (32F) - 100C, air
berwujud cair. Suhu 0C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100C
merupakan titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat didalam
jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat dilaut, sungai, danau dan badan
air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan , sehingga tidak akan terdapat
kehidupan di muka bumi, karena sekitar 60 % - 90 % bagian sel makhluk hidup adalah
air.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan
panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas atau pun dingin
seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup
karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai
bagi makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik sebagai pendingin mesin.
3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi)
adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam
melepaskan energi panas yang besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab
mengapa kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu
faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.
4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa
kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit,
sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga 35.000 mg/liter. Sifat ini
memungkinkan unsur hara (nutrient) terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk
hidup dan memungkinkan bahan bahan toksik yang masuk kedalam jaringan tubuh
makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air
digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang
5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki
tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul cairan tersebut tinggi.
Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu
bahan secara baik. Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya
sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang
yang kecil). Dengan adanya sistem kapiler dan sifat pelarut yang baik, air dapat
membawa nutrient dari dalam tanah ke jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun).
membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas (massa/volume) yang lebih
rendah daripada air. Dengan demikian, es akan mengapung di air. Sifat ini
mengakibatkan danau danau didaerah yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian
organisme akuatik tetap berlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa
air pada saat air di dalam pipa membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1
g/cm3 terjadinya pada suhu 3,95 C. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95
- Golongan A: Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
- Golongan B: Yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Contoh: air sungai.
- Golongan C: Yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
- Golongan D: Yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan
dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air. Contoh:
adalah suatu peristiwa masuknya zat kedalam air yang mengakibatkan kualitas (mutu) air
adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain
kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu
yang membahayakan , yang mengakibatkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya ( Mukono,2005).
Pencemaran air dapat merupakan masalah regional maupun lingkungan global dan
sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau
daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan , maka air
tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada
lahan pertanian akan terbawa air kedaerah sekitarnya sehingga mencemari air pada
permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat
menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan. Dengan
demikian banyak sekali penyebab terjadinya pencemaran air ini, yang akhirnya akan
,2001).
Pencemaran dapat menimbulkan dampak yang sangat luas dan merugikan sehingga
perlu dilakukan usaha untuk menanggulanginya. Ada dua macam cara untuk
Yaitu suatu usaha untuk menanggulangi dan mengurangi pencemaran dengan cara
Mengubah proses
Mengelolah limbah
Menurut Mukono (2005) dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran Air adalah
sebagai berikut
pencemaran air
1. Cu (tembaga)
Dalam jumlah besar menyebabkan rasa tidak enak dilidah dan menimbulkan
2. Pb (timah hitam)
histolitytica.
c. Pepstisida
Diantaranya yang paling berbahaya adalah senyawa organo klor seperti DDT
Air Tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan
menyerap kedalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan
terjadinya kesadahaan pada air. Contoh air tanah adalah air sumur.
Sumur merupakan sumber utama persedian air bersih bagi penduduk yang tinggal
didaerah perdesaan maupun diperkotaan indonesia. Secara teknis sumur dapat dibagi
menjadi 2 jenis :
Sumur semacam ini memiliki sumber air yang berasal dari resapan air hujan diatas
permukaan bumi terutama didaerah dataraan rendah. Jenis sumur ini banyak terdapat di
Indonesia dan mudah sekali terkontaminasi air kotor yang berasal dari kegiatan mandi-
cuci-kakus (MCK) sehingga persyaratan sanitasi yang ada perlu sekali diperhatikan.
Sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami air hujan oleh
lapisan kulit bumi menjadi air tanah. Sumber airnya tidak terkontaminasi dan memenuhi
Kadar air tanah bervariasi antara batas-batas yang luas. Kadar air tanah dapat
dikurangi, setelah pengeringan buatan, sampai pada air yang dihidrasi secara terpadu,
dipihak lain, suatu tanah lapang dapat dipadati air sama sekali, dengan semua rongga
yang tak ditempati benda padat, diisi dengan air. Antara kedua hal yang ekstrim ini ,
pori-pori tanah dapat diisi dengan air sampai pada bermacam-macam tingkat, dengan
memberi kebebasan pada air untuk bergerak. Pergerakan air diatur oleh ukuran (besar
kecil) dan susunan pori-pori tanah. Ruang pori-pori didalam tanah merupakan saluran-
2.3. Klorida
sebagian dari pada garam yang terdapat didalam makanan dan minuman turut dibuang
dalam sampah tubuh itu . Tubuh manusia mengeluarkan delapan sampai lima belas gram
Klorida dalam konsentrasi yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia. Klorida
dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan, dapat menyebabkan rasa asin, dan
dapat merusak pipa-pipa air. Konsentrasi maksimal klorida dalam air yang ditetapkan
sebagai standar persyaratan oleh Dep. Kes. R.I. adalah sebesar 200,0 mg/l sebagai
konsentrasi maksimal yang dianjurkan, dan 600,0 mg/l sebagai konsentrasi maksimal
Ion klorida adalah anion yang dominan diperairan laut. Sekitar dari klorin (Cl2)
yang terdapat dibumi berada dalam bentuk larutan , Unsur klor dalam air terdapat dalam
bentuk ion klorida (Cl-). Ion klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang
ditemukan diperairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen lainnya
.Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida (NaCl) , kalium klorida
berkisar antara 2-20 mg/liter. Air yang berasal dari daerah pertambangan mengandung
klorida sekitar 1.700 ppm. Kadar klorida 250 mg/liter dapat mengakibatkan air menjadi
asin. Air laut mengandung klorida sekitar 19.300 mg/liter dan urine mengandung klorida
Kadar klorida yang tinggi, misalnya pada air laut , yang diikuti oleh kadar kalsium
dan magnesium yang juga tinggi dapat meningkatan sifat korosivitas air. Perairan yang
demikian mudah mengakibatkan terjadinya perkaratan peralatan yang terbuat dari logam
(Mahida, 1984).
Klorida tidak bersifat toksik bagi mahluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan
tekanan osmotik sel. Perairan yang diperuntukkan bagi keperluan domestik , termasuk
air minum , pertanian, dan industri. Sebaiknya memiliki kadar klorida lebih kecil dari
100 mg/liter.
yang tidak dibutuhkan , terutama bagi air yang diperuntukkan bagi kepentingan
domestik. Proses penambahan klor dikenal dengan istilah klorinasi. Klorin yang
digunakan sebagai desinfektan adalah gas klor yang berupa molekul klor (Cl2) atau
kalsium hipoklorit. Namun, penambahaan klor secara kurang tepat akan menimbulkan
Anion yang memberi garam-garam perak yang tidak dapat larut dalam asam nitrat
encer , tak boleh ada ; ini meliputi bromida , iodida , tiosianat, sulfida, tiosulfat,
dididihkan, dengan larutan natrium karbonat jenuh yang sangat berlebih, atau
(Vogel,1994).
Analisa klorida dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya analisa titrimetri
pengendapan) dapat dilakukan dengan beberapa cara yang melibatkan ion perak,
diantaranya adalah cara Mohr, cara Volhard, dan cara Fajans. Pada titrasi ini biasanya
digunakan larutan baku perak nitrat 0,1 M dan larutan baku Kalium Tiosianat 0,1 M.
Kedua pereaksi ini dapat diperoleh sebagai zat baku utama, namun Kalium Tiosianat
sedikit mudah menyerap air sehingga larutannya perlu dibakukan dengan larutan perak
nitrat. Namun, karena amonium tiosianat sangat mudah menyerap air, maka harus
dibakukan dulu dengan larutan baku perak nitrat memakai cara titrasi Volhard (Rivai,
1995).
Faktor yang menyebabkan kelebihan titran berpengaruh kecil, tetapi untuk larutan
encer, masalahnya menjadi serius. Maka diperlukan faktor koreksi, yang dicapai
dengan titrasi blanko (blank titration), yaitu diambil suspensi CaCO3 yang bebas ion
Cl- dengan volume dan indikator sebanyak yang digunakan dalam titrasi sebenarnya,
lalu ditambah AgNO3 sampai tercapai wama tertentu; jumlah AgNO3 dikurangkan
dari hasil titrasi sebenarnya, yang dilakukan sampai mencapai warna seperti blanko
- Penentuan kadar klorida dalam air dapat dilakukan melalui beberapa metode yaitu
metode merkurium (II) kloranilat , Metode merkur ium (II) tiosianat dan metode
titrasi argentometri.
benzokuinona dapat digunakan untuk penetapan jumlah kecil ion klorida. Reaksinya
adalah:
Banyaknya ion klora nilat-asam yang ungu kemerahan yang disebabkan itu sebanding
larutan merkurium (II) kloranilat dan menekan disosiasi merkurium (II) klorida, asam
Pengukuran dilakukan pada 530 nm dalam daerah nampak atau 305 nm dalam daerah
ultraviolet. Batas deteksi 0,2 ppm ion klorida; batas atas sekitar 120 ppm. Kebanyakan
kation, tetapi ion ammonium tidak mengganggu dan harus disingkirkan. Perak kloronilat
tak dapat digunakan dalam penetapan karena menghasilkan perak klorida koloidal.
Prosedur kedua untuk penetapan ion klorida dan dalam kuantitas bergantung pada
penggeseran ion tiosianat oleh ion klorida dari dalam merkur ium(II) tiosianat ; dengan
dan intensitas warnanya itu berbanding lurus dengan konsentrasi ion-klorida yang asli.
Metode ini dapat ditetapkan pada jangka kuantitas ion-klorida 0,5-100g (Vogel,1994).
titran , tidak ada pengotor yang menggangu dan diperlukan indikator untuk melihat titik
akhir titrasi. Dimana zat yang hendak ditentukan kadarnya diendapkan oleh larutan baku
AgNO3. Zat tersebut misalkan garam-garam halogenida (Cl, Br, I) , sianida (CN) ,
1. Metode Mohr
Metode ini terkenal dari keadaan demikian adalah yang disebut titrasi Mohr dari
klorida dengan ion perak , yang dalam hal ini ion khromat yang kemerah-merahan
dianggap sebagai titik akhir titrasi. Akan tetapi konsentrasi yang demikian tinggi tidak
dapat digunakan didalam praktek , karena warna kuning ion khromat membuat sukar
Cara Mohr dapat juga digunakan untuk titrasi ion bromida dengan perak dan juga ion
sianida dalam larutan sedikit alkalis . Akibat absorpsi membuat titrasi ion iodida dan
tiosianat tidak mungkin dapat dilaksanakan. Perak tidak dapat dititrasi secara langsung
dengan klorida dengan menggunakan indikator khromat. Endapan perak khromat, yang
semula ada, larut kembali hanya perlahan-lahan dekat titik ekuivalen. Akan tetapi larutan
standart dalam jumlah berlebih dapat ditambahkan dan kemudian dititrasi kembali dengan
Cara Mohr dapat juga digunakan untuk titrasi ion bromida dengan perak dan juga
Pengaturan pH sangat perlu, agar tidak terlalu rendah ataupun tinggi. Bila terlalu
tinggi, dapat terbentuk endapan AgOH yang selanjutnya terurai menjadi Ag2O
reaksi
Selama titrasi Mohr, larutan harus diaduk dengan baik. Bila tidak, maka akan terjadi
kelebihan titrant yang menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen tercapai
(Rivai, 1995).
2. Metode Volhard
Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan
Fe3+sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan
Cara Volhard didasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat,
dengan menggunakan ion besi (III) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Cara ini dapat
digunakan untuk titrasi langsung dari perak dengan larutan tiosianat standar atau untuk
titrasi tak langsung dari ion klorida. Pada keadaan terakhir ini perak nitrat berlebih
seperti bromida dan iodida dapat ditentukan dengan prosedur sama. Anion asam-asam
lemah seperti oksalat ,karbonat dan arsenat, dengan garam-garam peraknya yang larut
dalam asam,dapat ditentukan dengan pemgendapan pada pH lebih tinggi dan penyaringan
garam peraknya. Endapan kemudian dilarutkan dalam asam nitrat dan perak dititrasi
titrasi dapat dilakukan dalam larutan asam. Cara-cara umum lain untuk perak dan klorida
memerlukan larutan hampir netral agar titrasi berhasil baik. banyak kation mengendap
pada keadaan demikian , dan karenanya mengganggu pada cara-cara ini. merkuri
Cara Volhard dapat digunakan untuk titrasi langsung dan tidak langsung.
Cara titrasi tidak langsung dapat digunakan untuk menentukan kadar klorida,
dimana pada cara tidak langsung, cuplikan klorida direaksikan dengan perak nitrat
berlebih. Kelebihan perak nitrat dititrasi dengan tiosianat standar yang diketahui
Konsentrasi indikator dalam titrasi Volhard juga tidak boleh sembarang, karena
titrant bereaksi dengan titrat maupun dengan indikator, sehingga kedua reaksi itu
saling mempengaruhi.
Dalam titrasi Fajans digunakan indikator adsorpsi. Indikator adsorpsi ialah zat yang
dapat diserap pada permukaan endapan (diadsorpsi) dan menyebabkan timbulnya warna.
Penyerapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekivalen, antara lain dengan memilih
Cara kerja indikator adsorpsi ialah sebagai berikut: indikator ini ialah asam lemah atau
basa lemah organik yang dapat membentuk endapan dengan ion perak.
Misalnya fluoresein yang digunakan dalam titrasi ion klorida. Dalam larutan, fluoresein
Ion Fl- inilah yang diserap oleh endapan AgX dan menyebabkan endapan berwarna merah
muda. Apabila suatu senyawa organik berwarna diserap pada permukaan suatu endapan .
Perubahaan struktur organik mungkin terjadi, dan warnanya sebagian besar kemungkinan
telah berubah dan mungkin menjadi lebih jelas. Peristiwa ini dapat dipakai untuk
mengetahui titik akhir dari titrasi pengendapan garam-garam perak. Senyawa organik
yang disubstitusikan dapat bekerja sebagai indikator untuk titrasi perak. Jika perak nitrat
ditambahkan kepada suatu larutan natrium klorida , maka partikel perak klorida yang
terbagi halus itu cenderung menahan pada permukaannya (menyerap) beberapa ion
diantara zat warna tersebut membuat endapan perak menjadi peka terhadap cahaya
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.1. Alat-Alat
Buret 50 ml
Corong gelas
Pipet Volume 5 ml
Botol Aquadest
Neraca Analitis
Spatula
Gelas Arloji
Desikator
pH meter
3.1.2. Bahan
Kertas Saring
Air Sumur
Air Minum
a. Keringkan serbuk NaCl dalam oven pada suhu 140C selama 2 jam, kemudian
klorida di dalam labu ukur 1000 ml. tepatkan sampai tanda tera dengan air
Timbang kasar K2CrO4 dan masukkan kedalam Beaker gelas. Tambahkan akuades
Larutkan 2.395 g AgNO3 dengan air suling bebas klorida dalam labu ukur 1000
Larutkan 4 gr NaOH dengan air suling bebas klorida ke dalam labu ukur 100 ml
pipet 2.8 ml asam sulfat pekat kedalam labu ukur 100 ml yang sudah berisi 50 ml
air suling bebas klorida. Tambahkan air suling bebas klorida sampai tepat tanda
tera.
atau H2SO4 1N
a. Pipet 25 ml larutan NaCl 0.0141 N masukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 100 ml.
d. Catat volume larutan AgNO3 yang digunakan untuk contoh uji (A ml) dan blanko
(B ml)
V1 x N1
N AgNO3=
VA x VB
Dimana :
1. Pipet 100 ml larutan sampel, masukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 250 ml. Buat
terbentuknya warna kuning kemerahan dari AgCrO4. Catat volume AgNO3 yang
digunakan.
Perhitungan
mg (A B)x N x 35450
Kadar Klorida ( )= x 1000
L
Dimana:
AgNO3 =
AgNO3
25 x 0.0141
=
25,8
= 0,0136 N
= 25,9380
= 6,9907
= 37,6535
= 5,1104
= 5,6986
tanah adalah 600 mg/L dan di dalam air minum adalah 250 mg/L.
Berdasarkan pengendapan bertingkat dimana Cl- dari NaCl dititrasi dengan larutan
standart AgNO3 menghasilkan AgCl yang mengalami perubahaan warna putih dan
AgCrO4 yang mengalami perubahaaan warna kuning kemerahaan. dan hasil kali
kelarutan (Ksp) AgCl diperoleh 1,78 x 10-10 lebih besar dari pada hasil kali kelarutan
(Ksp) Ag2CrO4 diperoleh 1,29 x 10-12 , Apabila Hasil kali kelarutan (Ksp) AgCrO4 lebih
besar dari pada hasil kali kelarutan (Ksp) AgCl maka AgCl akan mengendap.
Dan dari percobaan yang telah dilakukan , sampel air minum 613/k/AM/02/13
diperoleh hasil 5,1104 mg/l, sampel air minum 615/k/AM/02/13 diperoleh hasil 5,6986
mg/l dan sampel air sumur gaharu adalah 25,9380 mg/l , air sumur velankani adalah
6,9907 mg/l , air sumur marelan adalah 37,6535 mg/l , jadi sampel memenuhi persyaratan
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil uji kadar Klorida (Cl-) pada beberapa uji dapat diperoleh kesimpulan
bahwa kadar klorida yaitu untuk sampel air sumur gaharu: 25,9380 ml/L. Untuk
sampel air sumur velankani: 6,9907 mg / L. Untuk sampel Air sumur marelan :
171,52 mg / L dan air minum kode sampel 613/k/AM/02/13 : 5,1104 mg/L dan
2. Dan yanmg dianalisa bahwa kadar klorida pada sampel air minum dan air sumur
5.2. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pada air tanah yaitu
sumur , sebaiknya air tanah tidak terkontaminasi dengan menjaga agar air tanah tidak
kebocoran bahan kimia organik dari penyimpanan bahan kimia dalam bunker yang
disimpan dalam tanah , dan pemilik pabrik hendaknya menjaga agar tidak terjadi
kebocoran pada penampungan limbah industi yang ditampung dalam suatu kolam besar
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran . Jakarta: Penerbit UI. Press
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: Kanisius
Mahida, U. N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : C.V.
Rajawali.
Sutrisno, T., 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta :
PT. Kalman Media Pustaka.
Wardhana, W.A. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan ke-2. Edisi ke-2.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
Lampiran 2
AIR BERSIH
PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990
Lampiran 5
AIR MINUM
PERMENKES 492/MENKES/PER/IV/2010
NOMOR : 492/MENKES/PER/IV/2010
Lampiran 7
BAKU MUTU MIKROBILOGI AIR PADA AIR BERSIH
PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990