Você está na página 1de 57

PENENTUAN KADAR AMONIAK DAN NITRAT

DALAM AIR SUNGAI

TUGAS AKHIR

CHRISTIN NATALIA SITUMORANG


122401066

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN KADAR AMONIAK DAN NITRAT
DALAM AIR SUNGAI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat


memperoleh gelar Ahli Madya

CHRISTIN NATALIA SITUMORANG


122401066

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara


PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Amoniak Dan Nitrat Dalam


Air Sungai
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Christin Natalia Situmorang
Nomor Induk Mahasiswa : 122401066
Program Studi : Diploma Tiga (D-3) Kimia
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, Juli 2015

Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU Pembimbing,


Ketua,

Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si Dr. Nimpan Bangun, M.Sc


NIP. 195512181987012001 NIP. 195012221980031002

Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS


NIP. 195408301985032001

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR AMONIAK DAN NITRAT


DALAM AIR SUNGAI

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2015

CHRISTIN NATALIA SITUMORANG


122401066

Universitas Sumatera Utara


PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena kasih
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini yang
berjudul Penentuan Kadar Amoniak Dan Nitrat Dalam Air Sungai.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Nimpan Bangun, M.Sc selaku Dosen Pembimbing


penulis yang telah banyak memberikan masukan yang berguna dan
bermanfaat bagi penulis.
2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku ketua Departemen Kimia
FMIPA USU.
3. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D-3
Kimia FMIPA USU.
4. Bapak/Ibu staf pengajar FMIPA USU Medan yang telah mendidik
dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.
5. Pimpinan dan seluruh staf BAPEDALDASU yang telah memberikan
fasilitas dan bimbingan kepada penulis selama menjalani Praktek
Kerja Lapangan.
6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa/i Kimia Analis12 yang telah
memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.

Dan akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Ayahanda S.P.M. Situmorang dan Ibunda B. Marbun serta saudara-
saudaraku Denny, Fenny, dan Harry juga seluruh keluarga atas perhatian, cinta
kasih, serta dorongan baik moral maupun material dan tanggung jawab yang
telah diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati menerima
kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, sehingga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.

Medan, Juli 2015


Penulis

(Christin Natalia Situmorang)

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN KADAR AMONIAK DAN NITRAT
DALAM AIR SUNGAI

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar amoniak (NH3-N) dan nitrat (NO3-N) dari air
sungai di laboratorium Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
Sumatera Utara (BAPEDALDASU) dengan spektrofotometer portable DR/2010.
Dimana panjang gelombang untuk amoniak adalah 655 nm dan panjang
gelombang untuk nitrat adalah 500 nm dan hasil pengukuran dinyatakan dalam
satuan mg/L. Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh kadar amoniak pada
sampel 1 adalah 0,05 mg/L, sampel 2 adalah 0,02 mg/L, dan sampel 3 adalah
0,04 mg/L. dan kadar nitrat pada sampel 1 adalah 1,8 mg/L, sampel 2 adalah 1,0
mg/L, dan sampel 3 adalah 0,6 mg/L. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa
kandungan amoniak dan nitrat pada air sungai masih berada dibawah standar
baku mutu air yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 82 tahun 2001. Dimana kadar maksimum untuk amoniak
(NH3-N) adalah sebesar 0,5 mg/L dan kadar nitrat (NO3-N) adalah sebesar 10
mg/L.

Kata kunci : amoniak, nitrat, air sungai, spektrofotometri.

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION OF CONCENTRATION THE AMMONIA
AND NITRATE WATER IN RIVER

ABSTRACT

Have analyzed the levels of ammonia (NH3-N) and nitrate (NO3-N) of river
water in the laboratory Regional Environmental Impact Management Agency of
North Sumatra (BAPEDALDASU) with a portable spectrophotometer DR/2010.
Where the wavelength is 655 nm for ammonia and nitrate is the wavelength to
500 nm and the results of measurement expressed in units of mg/L. From the
results of the analysis obtained by concentration of ammonia in the sample 1 was
0.05 mg/L, sample 2 was 0.02 mg/L, and the sample 3 was 0.04 mg/L. and levels
of nitrate in sample 1 was 1.8 mg/L, sample 2 was 1.0 mg/L, and the sample 3
was 0.6 mg/L. Results of the analysis showed that the content of ammonia and
nitrate in river water was still below water quality standards established by the
Indonesian Government Regulation No. 82 of 2001. Where the maximum levels
for ammonia (NH3-N) is equal to 0.5 mg/L and levels of nitrate (NO3-N) is equal
to10mg/L.

Keywords : ammonia, nitrate, river water, spectrophotometry.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x

Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar belakang 1
1.2. Permasalahan 3
1.3. Tujuan 3
1.4. Manfaat 3

Bab 2. Tinjauan Pustaka


2.1. Air 4
2.1.1. Sumber Air 5
2.1.2. Karakteristik Air 9
2.1.3. Kualitas Air Baku dan Air Minum 11
2.2. Pencemaran Air 13
2.2.1. Sumber Pencemaran Air 14
2.2.2. Indikator Pencemaran Air 16
2.2.3. Dampak Pencemaran Air 18
2.3. Amoniak 21
2.3.1. Metode Penentuan Amoniak 23
2.3.2. Dampak Pencemaran Amoniak 24
2.3.3. Kegunaan Amoniak 25
2.4. Nitrat 25
2.4.1. Metode Penentuan Nitrat 26
2.4.2. Dampak Pencemaran Nitrat 27
2.4.3. Kegunaan Nitrat 28
2.5. Spektrofotometri 28
2.5.1. Cara Kerja Spektrofotometer 31
2.6. Spektrofotometri Portable DR/2010 31
2.6.1. Prinsip Kerja Spektrofotometer Portable DR/2010 32

Bab 3. Metode Percobaan


3.1. Alat-alat 33
3.2. Bahan-bahan 33

Universitas Sumatera Utara


3.3. Prosedur Percobaan 33
3.3.1. Penentuan Kadar Amoniak (NH3-N) 33
3.3.2. Penentuan Kadar Nitrat (NO3-N) 34

Bab 4. Hasil dan Pembahasan


4.1. Hasil 35
4.2. Pembahasan 35

Bab 5. Kesimpulan dan Saran


5.1. Kesimpulan 37
5.2. Saran 37

Daftar Pustaka 38

Lampiran 40

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel

4.1.1. Data Hasil Penentuan Kadar Amoniak (NH3-N) 35


4.1.2. Data Hasil Penentuan Kadar Nitrat (NO3N) 35

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar

2.5. Susunan sistem optik spektrofotometer UV-Vis 29

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lamp

1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas 41


2. Gambar Alat Spektrofotometer Portable DR/2010 43

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN KADAR AMONIAK DAN NITRAT
DALAM AIR SUNGAI

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar amoniak (NH3-N) dan nitrat (NO3-N) dari air
sungai di laboratorium Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
Sumatera Utara (BAPEDALDASU) dengan spektrofotometer portable DR/2010.
Dimana panjang gelombang untuk amoniak adalah 655 nm dan panjang
gelombang untuk nitrat adalah 500 nm dan hasil pengukuran dinyatakan dalam
satuan mg/L. Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh kadar amoniak pada
sampel 1 adalah 0,05 mg/L, sampel 2 adalah 0,02 mg/L, dan sampel 3 adalah
0,04 mg/L. dan kadar nitrat pada sampel 1 adalah 1,8 mg/L, sampel 2 adalah 1,0
mg/L, dan sampel 3 adalah 0,6 mg/L. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa
kandungan amoniak dan nitrat pada air sungai masih berada dibawah standar
baku mutu air yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 82 tahun 2001. Dimana kadar maksimum untuk amoniak
(NH3-N) adalah sebesar 0,5 mg/L dan kadar nitrat (NO3-N) adalah sebesar 10
mg/L.

Kata kunci : amoniak, nitrat, air sungai, spektrofotometri.

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION OF CONCENTRATION THE AMMONIA
AND NITRATE WATER IN RIVER

ABSTRACT

Have analyzed the levels of ammonia (NH3-N) and nitrate (NO3-N) of river
water in the laboratory Regional Environmental Impact Management Agency of
North Sumatra (BAPEDALDASU) with a portable spectrophotometer DR/2010.
Where the wavelength is 655 nm for ammonia and nitrate is the wavelength to
500 nm and the results of measurement expressed in units of mg/L. From the
results of the analysis obtained by concentration of ammonia in the sample 1 was
0.05 mg/L, sample 2 was 0.02 mg/L, and the sample 3 was 0.04 mg/L. and levels
of nitrate in sample 1 was 1.8 mg/L, sample 2 was 1.0 mg/L, and the sample 3
was 0.6 mg/L. Results of the analysis showed that the content of ammonia and
nitrate in river water was still below water quality standards established by the
Indonesian Government Regulation No. 82 of 2001. Where the maximum levels
for ammonia (NH3-N) is equal to 0.5 mg/L and levels of nitrate (NO3-N) is equal
to10mg/L.

Keywords : ammonia, nitrate, river water, spectrophotometry.

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan

oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama bagi kehidupan adalah sebagai

air minum. Disamping itu air juga berfungsi untuk usaha pertanian, perikanan,

olahraga, rekreasi, pemadam kebakaran dan lain sebagainya.

Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air

yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di

indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan (surface

water ), air tanah (ground water ), dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah

air sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur maupun

mata air (Mulia, 2005).

Air yang kita pergunakan sehari-hari tidak lepas dari pengaruh

pencemaran yang diakibatkan oleh ulah manusia juga. Beberapa bahan pencemar

seperti bahan mikrobiologi dan beberapa bahan inorganik, serta beberapa bahan

kimia lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita pergunakan. Air

yang sudah tercemar tersebut disamping terasa tidak enak kalau diminum juga

dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap orang yang meminumnya.

Karena itu, memonitor kualitas air yang dipergunakan setiap hari sangat

Universitas Sumatera Utara


diperlukan untuk mencegah akibat negatif yang ditimbulkannya (Darmono,

2001).

Analisis kualitas yang sebenarnya harus melalui analisis laboratorium

agar semua komponen yang terdapat di dalam air dapat diketahui dengan jelas.

Untuk mengetahui kualitas air dengan tepat maka analisis dapat dilakukan

melalui analisis kimia dan analisis toksisitas yang bertujuan untuk mengetahui

tingkat ketercemaran air. Analisis kimia dilakukan untuk mengetahui zat kimia

atau jenis zat kimia di dalam air secara umum, serta untuk mengetahui kehadiran

senyawa spesifik yang menyebabkan bahaya di dalam air. Analisis toksisitas

digunakan untuk mengukur respon organisme terhadap keadaan lingkungan (air)

(Situmorang, 2007).

Kualitas air harus dijaga untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat

diakibatkan oleh penggunaan air. Kualitas air juga harus sesuai dengan baku

mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,

energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang

ditenggang keberadaannya di dalam air. Untuk memenuhi hal tersebut, perlu

dilakukan pengukuran dan pengujian kualitas (mutu) air berdasarkan parameter-

parameter tertentu dan metode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 82 tahun 2001, mutu air ditetapkan melalui parameter fisika,

parameter kimia, parameter mikrobiologi dan parameter radioaktivitas.

Parameter kimia yang paling berpengaruh diantaranya adalah amoniak

dan nitrat. Apabila Kadar amoniak dan nitrat tinggi diperairan dapat bersifat

toksik. Kadar amoniak dan nitrat yang tinggi juga dapat meningkatkan terjadinya

Universitas Sumatera Utara


penurunan oksigen terlarut yang dapat mengakibatkan kematian ikan (Alaerts,

1984).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui kadar

amoniak dan nitrat dalam air sungai yang di analisa dengan spektrofotometer

portable DR/2010.

1.2.Permasalahan

Dari uraian yang diutarakan pada latar belakang diatas, maka

permasalahan yang timbul adalah berapakah kadar amoniak dan nitrat dalam air

sungai, apakah masih memenuhi standar baku mutu air yang telah ditetapkan

oleh Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001.

1.3.Tujuan

Untuk mengetahui kadar amoniak dan nitrat dalam air sungai, apakah

masih memenuhi standar baku mutu air yang telah ditetapkan oleh Peraturan

Pemerintah RI No. 82 tahun 2001.

1.4. Manfaat

Memberikan informasi, mengenai kandungan amoniak dan nitrat yang

terdapat di dalam air sungai. Yang dihubungkan dengan standar yang telah

ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun 2001 agar tidak

mencemari lingkungan dan berbahaya bagi makhluk hidup.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua

makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Tubuh kita

sebagian besar terdiri atas air. proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, yaitu

yang disebut metabolisme, berlangsung dalam medium air. Air merupakan alat

untuk mengangkut zat dari bagian tubuh yang satu ke bagian tubuh yang lain.

Misalnya, darah, yang sebagian besar terdiri atas air, mengalir ke seluruh bagian

tubuh dan membawa oksigen yang terikat pada sel darah merah ke semua sel

dalam tubuh. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh (Mahida, 1984).

Selain itu, air juga berperan dalam banyak kegiatan di kehidupan

manusia, seperti pertanian, industri, rumah tangga dan rekreasi. Bumi ini

sebagian besar terdiri atas air, yaitu sekitar 71%, sedangkan 29% sisanya adalah

daratan. Air diseluruh dunia ini terdiri atas 97% air asin atau air laut dan 3%

berupa air tawar.

Air tawar merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbarui.

Air di alam ini mengalami siklus. Air yang berkurang pada musim kemarau akan

didapatkan lagi secara melimpah pada musim penghujan.

Air di alam dapat ditemukan di berbagai sumber air, yaitu air sungai, air

danau, air laut, dan air tanah. Setiap sumber air tersebut memiliki karakteristik

yang berbeda-beda, terutama dalam sifat kimia, fisika dan biologi. Semua

Universitas Sumatera Utara


sumber air yang telah disebutkan tadi harus melalui serangkaian pengolahan

terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh manusia (Handoyo, 2014).

2.1.1. Sumber Air

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang disebut

sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan

tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau,

waduk dan muara. Dalam bahasan berikut sumber air dikelompokkan menjadi :

1. Air hujan

Hujan adalah sebuah peristiwa alam yang termasuk di dalam siklus air di

alam. Hujan adalah sebuah kondensasi uap air yang berada di atmosfer bumi dan

akhirnya jatuh di atas permukaan bumi karena gaya gravitasi (presipitasi).

Peristiwa kondensasi dan presipitasi ini menghasilkan air dalam keadaan cair

yang disebut dengan hujan dan air dalam bentuk padat yang dikenal dengan

istilah salju atau es. Sebagian besar hujan adalah air yang turun ke bumi dalam

bentuk cair. Hanya beberapa daerah tertentu di bumi yang menghasilkan hujan

salju atau es.

Air hujan merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada

dasarnya, air hujan adalah air bagus untuk dikonsumsi karena air hujan

merupakan air hasil peristiwa penguapan air yang ada di permukaan bumi

kemudian berkondensasi sehingga turun lagi ke bumi menjadi air hujan.

Universitas Sumatera Utara


Secara teoritis, air yang dihasilkan dengan cara penguapan dan

kondensasi merupakan air murni. Namun, kenyataan di alam berkata lain. Air

hujan di beberapa tempat di belahan bumi ini ternyata mempunyai pH yang

rendah atau bersifat asam. Air hujan dengan pH kurang dari 5,6 dikategorikan

sebagai hujan asam. Keasaman air hujan disebabkan oleh adanya kandungan

asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3). Asam sulfat di alam, khususnya

yang terdapat di dalam atmosfer bumi, berasal dari sumber alami, seperti asap

gunung berapi yang mengandung asam belerang (H2S), pembakaran bahan bakar

kendaraan bermotor, dan uap pertambangan. Sementara, asam nitrat secara alami

dihasilkan dari peristiwa petir yang mengubah gas hidrogen (H2), gas nitrogen

(N2), dan gas oksigen (O2) di atmosfer menjadi asam nitrat. Selain itu, asam

nitrat juga dihasilkan dari bakteri tanah, kebakaran hutan, dan pembakaran bahan

bakar kendaraan bermotor (Handoyo, 2014).

2. Air permukaan

Air permukaan biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku

air minum. Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan murni.

Ketika air mengembun di udara dan jatuh ke permukaan bumi, air tersebut akan

menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas

lainnya. Kemudian air tersebut, baik yang di atas atau di bawah permukaan tanah

waktu mengalir menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah letaknya,

melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya.

Selain itu sejumlah kecil hasil uraian zat organik seperti nitrit, nitrat, amonia dan

karbon dioksida akan larut ke dalamnya (Achmad, 2004).

Universitas Sumatera Utara


Air permukaan ada 2 macam yakni :

1. Air sungai

Sungai merupakan sebuah alur dan kumpulan air di daratan yang

mengalir dari sebuah mata air di dataran tinggi menuju ke dataran rendah dan

akhirnya mencapai laut. Air sungai merupakan sumber air yang banyak

dimanfaatkan oleh para penduduk sekitar sungai untuk kehidupan sehari-hari.

Tentunya hal ini akan sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia karena air

sungai mengandung banyak polutan berbahaya. Polutan-polutan di dalam air

sungai banyak yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah pabrik, kegiatan

pertanian, peternakan, peristiwa abrasi dan pelapukan.

2. Air danau

Danau adalah air yang terakumulasi pada suatu tempat tertentu yang

cukup luas dan tidak mengalami pengurangan akibat absorpsi pada dasar danau.

Air danau dapat berasal dari mata air, air hujan atau juga karena akumulasi dari

aliran sungai. Biasanya air danau menempati sebuah cekungan besar dari suatu

dataran.

Sebagai salah satu sumber air, banyak sekali manfaat yang didapatkan

dari danau. Masyarakat sekitar danau banyak memanfaatkan air danau untuk

sumber air konsumsi, pengairan, perikanan, rekreasi dan olahraga.

Sebagai sumber air konsumsi, danau biasanya lebih aman polutan

dibandingkan dengan air sungai, kecuali danau tersebut terletak dekat dengan

area industri yang membuang limbah cair ke danau. Pencemaran air danau

biasanya disebabkan oleh pelapukan material organik dan adanya material

suspensi serta koloid yang menyebabkan air danau menjadi keruh.

Universitas Sumatera Utara


3. Air tanah

Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan bawah

lapisan bebatuan di dalam permukaan bumi. Air tanah bisa berada beberapa

meter dari permukaan tanah atau berada sampai ratusan meter di bawah

permukaan tanah.

Air tanah merupakan sumber air utama dalam kehidupan manusia.

Dibandingkan dengan sumber air alam lainnya, air tanah merupakan sumber air

yang paling bersih. Secara alami, air tanah akan mengalami berbagai

penyaringan di dalam lapisan-lapisan tanah sebelum akhirnya muncul di

permukaan tanah sebagai mata air.

Beberapa mata air memberikan kualitas air yang layak untuk di konsumsi

secara langsung. Biasanya, mata air ini terletak pada daerah alami yang

disekitarnya tidak terjadi pencemaran lingkungan. Mata air ini biasanya terletak

di daerah hutan alami dan daerah perdalaman yang jauh dari permukiman

masyarakat modern.

Pada dasarnya, semua air tanah yang muncul dipermukaan bumi dalam

bentuk mata air menampakkan wujud yang jernih karena memang telah tersaring

di dalam tanah itu sendiri. Namun, air jernih pada mata air bukan jaminan bahwa

air tersebut layak untuk dikonsumsi. Berbagai zat kimia dan material banyak

yang terlarut di dalamnya. Selama zat terlarut tersebut masih dalam ambang

batas yang diperbolehkan, mengonsumsi air dari mata air diperbolehkan.

Namun, walaupun tampak jernih ada beberapa zat terlarut yang melebihi ambang

batas yang ditentukan sehingga air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi secara

langsung dan harus melalui serangkaian pengolahan terlebih dahulu.

Universitas Sumatera Utara


4. Air laut

Air laut merupakan kumpulan air yang sangat banyak dan berasa asin.

Laut merupakan bagian yang paling luas dipermukaan bumi, yaitu kurang lebih

71% dari luas permukaan bumi. Sementara luas daratan hanya sebesar 29%.

Rasa asin air laut disebabkan oleh kandungan garam-garam mineral yang terlarut

di dalamnya. Di dalam air laut terdapat kurang lebih 3,5% garam-garam mineral

yang terlarut di dalamnya, terutama NaCl (garam dapur) yang merupakan

komponen garam terbesar dalam air laut. Air laut tidak dapat dikonsumsi secara

langsung karena rasanya yang sangat asin. Namun air laut sangat memengaruhi

kelangsungan sumber daya air di bumi ini, terutama untuk kelestarian mata air

sebagai sumber air utama dalam kehidupan manusia (Handoyo, 2014).

2.1.2. Karakteristik Air

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa

kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0C (32F) -

100C, air berwujud cair. Suhu 0C merupakan titik beku (freezing point) dan

suhu 100C merupakan titik didih (boiling point) air. tanpa air tersebut, air yang

terdapat di dalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di

laut, sungai, danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau

padatan; sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena

sekitar 60% - 90% bagian sel makhluk hidup adalah air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat

sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak

Universitas Sumatera Utara


menjadi panas ataupun dingin dalam seketika. Sifat ini menyebabkan air sangat

baik digunakan sebagai pendingin mesin.

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan

(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan

energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air

menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar. Sifat ini

merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran

panas secara baik di bumi.

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis

senyawa kimia. Sifat ini memungkinkan unsur hara (nutrien) terlarut diangkut ke

seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik

yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk

dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai

pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke

badan air.

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan

memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar-molekul cairan

tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki

sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher wetting ability). Tegangan

permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya sistem kapiler, yaitu

kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang kecil).

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika

membeku. Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai

densitas (massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es

Universitas Sumatera Utara


akan mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah yang

beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan (bagian di bawah

permukaan masih berupa cairan) sehingga kehidupan organisme akuatik tetap

berlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa air paada saat air

di dalam pipa membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 g/cm3

terjadi pada suhu 3,95C. pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95C,

densitas air lebih kecil dari satu (Effendi, 2003).

2.1.3. Kualitas Air Baku dan Air Minum

Kualitas air minum sangat berkaitan erat dengan kualitas air bakunya.

Umumnya sumber air (air tanah) kualitasnya sudah cukup baik untuk

menjadikannya air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan. Pada sisi lain

air minum dalam jumlah banyak harus mengambil dari sumber air yang besar

pula. Ini sering terjadi di kota besar dan pada akhirnya memilih air sungai yang

ada didekatnya sebagai sumber air baku. Kualitas air sungai sebagai air

permukaan jelas berbeda dengan sumber air tanah dalam sehingga perlu

dilakukan adanya proses pengukuran standar dan pengujian kualitas mutu air

berdasarkan parameter-parameter dan metode tertentu.

Standar mutu air baku air minum telah ditetapkan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas

air dan pengendalian pencemaran air. Adanya penetapan nilai standar kualitas air

ini dilakukan dengan tujuan untuk memelihara dan melindungi serta

mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama karena adanya beberapa

gangguan kesehatan yang berkenaan dengan masalah air.

Universitas Sumatera Utara


Masalah air baku untuk industri air minum menjadi sangat penting

karena kualitas air minum yang dipengaruhi oleh kualitas air baku tersebut akan

berpengaruh pada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Air minum

memerlukan persyaratan yang ketat karena air minum itu langsung berhubungan

dengan proses biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia.

Lebih dari 70% tubuh terdiri dari air dan lebih dari 90% proses biokimiawi tubuh

memerlukan air sebagai mediumnya. Bila air minum manusia itu berkualitas

tidak baik, maka jelas akan mengganggu proses biokimiawi tubuh dan

mengakibatkan gangguan fungsionalnya.

Air minum yang masuk ke dalam tubuh manusia itu selain perlu cukup

jumlahnya juga harus sesuai dengan kebutuhan proses hayati. Oleh karena itu,

diperlukan empat persyaratan pokok, yakni persyaratan mikrobiologi, fisika,

kimia, dan radioaktivitas.

Persyaratan mikrobiologi berarti air minum itu tidak boleh mengandung

mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia.

Mikroorganisme itu dapat dibagi dalam empat grup, yakni parasit seperti amuba

dan telur cacing; jamur, bakteri seperti kuman tipus dan disentri; dan virus

seperti virus hepatitis dan virus diare. Keempat jenis mikroorganisme itu

umumnya kendali air minum hanya dapat dilakukan terhadap kuman dan parasit

sehingga sesungguhnya persyaratan air minum dari aspek biologis ini masih

harus diperketat lagi.

Persyaratan fisika air minum terdiri dari kondisi fisik air pada umumnya,

yakni derajat keasaman, suhu, kejernihan, warna, dan bau. Aspek fisik ini

sesungguhnya selain penting untuk aspek kesehatan langsung yang terkait

Universitas Sumatera Utara


dengan kualitas fisik seperti suhu dan keasaman juga penting untuk menjadi

indikator tidak langsung pada persyaratan biologis dan kimiawi, seperti warna

air dan bau. Air yang berubah warna dan bau memberi indikasi bahwa air itu

mengandung bahan biologis dan kimiawi yang dapat mengganggu kesehatan

peminumnya.

Persyaratan kimia menjadi penting karena banyak sekali kandungan

kimiawi air yang memberi akibat buruk pada kesehatan karena tidak sesuai

dengan proses biokimiawi tubuh. Air yang mengandung nitrat tinggi, misalnya,

mengakibatkan gangguan zat merah darah yang disebut sebagai methemoglobin

dan membuat transportasi oksigen tubuh terhalang. Kandungan fluor yang terlalu

rendah atau tinggi mengakibatkan kerusakan gigi. Begitu pula kebutuhan akan

bahan-bahan mikronutrien yang berlebihan dapat menjadi gangguan pada faal

tubuh dan berubah menjadi racun, seperti arsenik dan berbagai macam logam

berat, khususnya air raksa, timbal hitam, dan kadmium. Belum lagi bahan racun

yang memang tidak diperlukan badan seperti pestisida harus dihindarkan ada di

dalam air minum manusia (Amsyari, 1996).

Persyaratan radioaktivitas, zat radioaktivitas dapat menimbulkan efek

kerusakan air. kerusakaan tersebut dapat berupa kematian dan perubahan

komposisi genetik. Sel yang mati dapat tergantikan asalkan belum seluruh sel

mati, sedangkan perubahan genetik dapat menimbulkan penyakit, seperti kanker

atau mutasi sel (Handoyo, 2014). Air minum tidak boleh mengandung zat yang

menghasilkan sinar melebihi 0,1 Bq/l (Bequerel/liter), aktivitas melebihi 1,0

Bq/l (Sarudji, 2010).

Universitas Sumatera Utara


2.2. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga

kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat

berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Sunu, 2001).

Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 menyatakan kriteria

klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air

minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut;

2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air

untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan

atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut;

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


2.2.1. Sumber pencemaran air

1. Domestik (rumah tangga)

Yaitu berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus dan

dapur.

2. Industri

Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri sangat tergantung pada jenis

industrinya sendiri, sehingga jenis polutan yang dapat mencemari air tergantung

pada bahan baku, proses industri, bahan bakar dan sistem pengelolaan limbah

cair yang digunakan dalam industri tersebut. Secara umum jenis polutan air

dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Fisik

Pasir atau lumpur yang tercampur dalam limbah air

2. Kimia

Bahan pencemar yang berbahaya : merkuri (Hg), cadmium (Cd),

timah hitam (Pb), pestisida dan jenis logam berat lainnya.

3. Mikrobiologi

Berbagai macam bakteri, virus, parasite dan lain-lainnya.

Misalnya yang berasal dari pabrik yang mengolah hasil ternak, rumah

potong dan tempat pemerahan susu sapi.

4. Radioaktif

Beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh pembangkit listrik

tenaga nuklir (PLTN) dapat pula menimbulkan pencemaran air.

Universitas Sumatera Utara


3. Pertanian dan perkebunan

Polutan air dari pertanian/perkebunan dapat berupa :

1. Zat kimia

Misalnya : berasal dari penggunaan pupuk, pestisida seperti (DDT,

Dieldrin dan lain-lain).

2. Mikrobiologi

Misalnya : virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak dan

cacing tambang di lokasi perkebunan.

3. Zat radioaktif

Berasal dari penggunaan zat radioaktif yang dipakai dalam proses

pematangan buah, mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat

pertumbuhan tanaman (Mukono, 2000).

2.2.2. Indikator pencemaran air

Air diperlukan dalam banyak aktivitas organisme, mulai dari kebutuhan

konsumsi makhluk hidup (termasuk manusia), untuk industri dan sebagainya.

Karena begitu banyaknya kegiatan manusia yang melibatkan air akan dapat

mengakibatkan pencemaran air. Beberapa indikator terhadap pencemaran air

dapat diamati dengan melihat perubahan keadaan air dari keadaan yang normal,

diantaranya :

1. Perubahan suhu air

Apabila suhu air meningkat maka kelarutan oksigen di dalam air juga

akan semakin menurun, akhirnya akan dapat mempengaruhi kehidupan air

karena berkurangnya kadar oksigen yang diperlukan oleh makhluk hidup di

Universitas Sumatera Utara


dalam lingkungan air. Perubahan panas yang sangat besar yang disebabkan yang

disebabkan oleh industri sangat berbahaya terhadap kehidupan organisme di

dalam air karena sangat sedikit kehidupan air yang tahan terhadap panas. Akan

tetapi apabila perubahan panas ini hanya disebabkan oleh perubahan musim,

misalnya musim panas dan musim dingin, perubahan panas ini masih bisa

ditoleransi oleh beberapa jenis makhluk hidup di dalam air.

2. Perubahan tingkat keasaman, basa dan salinitas air

Air dalam keadaan normal mempunyai tingkat keasaman sekitar pH 6,0-

7,5. Tingkat keasaman air dapat berubah disebabkan oleh hadirnya senyawa

kimia buangan ke dalam air. sumber utama asam di dalam air adalah berasal dari

air buangan tambang dan bahan buangan industri. Meningkatnya kadar basa di

dalam air biasanya tidak berasal dari aktivitas manusia secara langsung, akan

tetapi berasal dari pelapukan bahan mineral di dalam tanah. Tingkat kebasaan air

dapat juga meningkat karena aktivitas manusia misalnya melalui penambahan

senyawa basa ke dalam air dalam proses pengolahan bahan tambang. Kadar

garam yang tinggi di dalam air dapat disebabkan oleh aktivitas manusia,

misalnya penyuntikan natrium sulfat dalam pengolahan minyak bumi dapat

meningkatkan kadar garam di dalam air. Salinitas air juga dapat meningkat yang

disebabkan oleh penambahan pupuk ke dalam air pertanian, kemudian dengan

adanya musim kemarau akan menyebabkan kadar garam di dalam air menjadi

meningkat karena proses perubahan konsentrasi.

3. Perubahan warna, bau dan rasa pada air

Air bersih pada keadaan normal tidak berwarna (bening), tidak berbau

dan tidak berasa. Namun perlu diingat bahwa air yang tidak berwarna tidak

Universitas Sumatera Utara


selalu terbebas dari polusi, karena banyak bahan buangan (terutama bahan

buangan industri) yang dibuang ke dalam air tanpa melalui proses pengolahan air

tidak berwarna sehingga kelihatan fisik air tetap jernih akan tetapi sudah

mengandung banyak bahan pencemar berbahaya.

Bau yang terdapat pada air dapat berasal dari bahan buangan industri

oleh kehadiran senyawa kimia tertentu penghasil bau misalnya limbah buangan

yang mengandung senyawa yang memberikan bau, akan tetapi dapat juga

merupakan hasil degradasi senyawa buangan (senyawa organik dan limbah

tumah tangga) oleh mikroorganisme dan menghasilkan gas berbau karena proses

perubahan senyawa yang mengandung nitrogen dan belerang.

Rasa yang terdapat dalam air dapat berasal dari larutnya ion-ion dalam

bentuk kation dan anion. Perubahan rasa pada air biasanya diikuti dengan

perubahan pH air. Air yang diperlukan sebagai air minum harus tidak berasa.

4. Terbentuknya endapan dan koloid

Bahan buangan yang berasal dari industri bila tidak melarut sempurna di

dalam air dapat membentuk koloid dan ada juga yang langsung membentuk

endapan pada dasar air setelah didiamkan beberapa saat. Banyak senyawa kimia

yang dibuang dalam bentuk limbah industri larut di dalam air dalam bentuk ion-

ion dan dengan kehadiran ion tertentu dapat membentuk senyawa lain berupa

koloid atau bahkan membentuk endapan. Koloid yang melayang-layang pada air

akan dapat menghalangi masuknya sinar ke dalam air, sehingga dapat

menghalangi proses fotosintesa pada tumbuhan air, dan akibatnya dapat

mengganggu kehidupan di air.

Universitas Sumatera Utara


5. Mikroorganisme dalam air

Kehadiran mikroorganisme seperti bakteri patogen sangat berbahaya bagi

kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit. Pembuangan limbah berupa

limbah yang berasal dari industri makanan dan limbah rumah tangga dapat

meningkatkan jumlah mikroorganisme di dalam air. Mikroorganisme yang

terdapat di dalam air dapat dikelompokkan sebagai bakteri, fungi, dan alga

(Situmorang, 2007).

2.2.3. Dampak pencemaran air

Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi

manusia. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa :

1. Air menjadi tidak bermanfaat lagi.

Air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi akibat pencemaran air merupakan

kerugian yang terasa secara langsung oleh manusia. Kerugian langsung ini pada

umumnya disebabkan oleh terjadinya pencemaran air oleh berbagai macam

komponen pencemar air. bentuk kerugian langsung ini dapat berupa :

1. Air yang tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga.

Air yang telah tercemar, tidak dapat digunakan lagi sebagai penunjang

kehidupan manusia, terutama untuk keperluan rumah tangga. Padahal air yang

dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga sangat banyak, mulai untuk minum,

memasak, mandi, mencuci dan lain sebagainya. Andaikata air sudah tidak

memenuhi syarat lagi, maka kegiatan rumah tangga akan terhenti. Oleh karena

itu pencemaran air harus diusahakan agar tidak sampai terjadi. Pengawasan mutu

air harus dilakukan dengan ketat.

Universitas Sumatera Utara


2. Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri

Kalau terjadi pencemaran air yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat

digunakan untuk keperluan industri berarti usaha meningkatkan kehidupan

manusia tidak akan tercapai. Sebagai contoh, air lingkungan yang berminyak

(karena tercemar minyak) tidak dapat lagi digunakan sebagai solven atau sebagai

air proses dalam industri kimia. Air yang terlalu banyak mengandung ion logam

yang bersifat sadah tidak dapat lagi dipakai sebagai air ketel uap.

3. Air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian

Air tidak dapat digunakan lagi sebagai air irigasi, untuk perairan di

persawahan dan kolam perikanan, karena adanya senyawa-senyawa anorganik

yang mengakibatkan perubahan drastis pada pH air. air yang bersifat terlalu basa

atau terlalu asam akan mematikan tanaman dan hewan air. selain dari itu banyak

senyawa anorganik yang bersifat racun yang menyebabkan kematian. Air yang

mengandung racun seringkali justru bening, seolah-olah tidak tercemar.

2. Air menjadi penyebab penyakit

Air lingkungan yang bersih saat ini termasuk barang yang langka yang

harus dijaga kelestariannya. Untuk mendapat air lingkungan yang bersih orang

harus menebusnya dengan cara merawat lingkungan agar tetap bersih. Air

lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen

pencemar menyebabkan lingkungan hidup menjadi tidak nyaman untuk dihuni.

Pencemaran air dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi, yaitu

kematian. Kematian dapat terjadi karena pencemaran yang terlalu parah

sehingga air telah menjadi penyebab berbagai macam penyakit.

Universitas Sumatera Utara


1. Penyakit menular

Air yang telah tercemar, baik oleh senyawa organik maupun anorganik

akan mudah sekali menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit-

penyakit menular akibat pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam

sebab, antara lain karena alasan-alasan berikut ini :

- Air merupakan tempat berkembang biaknya mikroorganisme, termasuk

mikroba patogen.

- Air yang telah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih,

sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan

manusia dan lingkungannya tidak terjamin yang pada akhirnya

menyebabkan manusia mudah terserang penyakit.

Air yang tercemar oleh limbah organik, terutama limbah yang berasal

dari industri olahan bahan makanan, merupakan tempat yang subur unruk

berkembang-biaknya mikroorganisme, termasuk mikroba patogen. Mikroba

patogen yang berkembang biak dalam air tercemar yang menyebabkan

timbulnya berbagai penyakit yang dapat menyebar dengan mudah. Untuk

mengatasi hal ini yang dapat dilakukan tidak hanya mengobati penyakitnya

tetapi yang lebih penting lagi adalah mengatasi masalah pencemaran yang

merupakan sumber utama penyakit. Beberapa jenis penyakit menular akibat

pencemaran air yaitu diare, hepatitis A, disentri, tipus dan berbagai macam

penyakit lainnya.

2. Penyakit tidak menular

Air lingkungan yang telah tercemar dapat menimbulkan berbagai macam

penyakit tidak menular. Meskipun penyakit ini tidak menular namun dapat pula

Universitas Sumatera Utara


menjadi wabah yang menelan banyak korban. Zat anorganik dan organik yang

mencemari lingkungan dapat menimbulkan penyakit, mulai dari keracunan yang

ringan sampai keracunan yang berat yang berakhir dengan kematian. Beberapa

zat yang dapat menimbulkan keracunan atau penyakit tidak menular antara lain

keracunan kadmium, kobalt, air raksa dan keracunan bahan insektisida

(Wardhana, 2001).

2.3. Amoniak

Amoniak adalah gas tajam yang tidak berwarna dengan titik didih -

33,5C. Cairannya mempunyai panas penguapan yang bebas yaitu 1,37 kJ/g

pada titik didihnya dan dapat ditangani dengan peralatan laboratorium yang

biasa (Cotton dan Wilkinson, 1989)

Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. ion

amonium adalah bentuk transisi dari amoniak. Sumber amonia diperairan adalah

pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anoganik yang

terdapat didalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organik

(tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) Oleh mikroba dan jamur. Tinja

dari biota akuatik yang merupakan limbah aktivitas metabolisme juga banyak

mengeluarkan amonia. Sumber amonia yang lain adalah reduksi gas nitrogen

yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri dan domestik.

Amonia yang terdapat dalam mineral masuk ke badan air melalui erosi tanah. Di

perairan alami, pada suhu dan tekanan normal amonia berada dalam bentuk gas

dan membentuk kesetimbangan dengan gas amonium.

Universitas Sumatera Utara


Kesetimbangan antara gas amoniak dan gas amonium ditunjukkan dalam

persamaan reaksi :

NH3 + H2O NH4+ + OH-

Selain terdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk kompleks dengan

beberapa ion logam. Amonia juga dapat terserap ke dalam bahan-bahan

tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan. Amonia yang

terukur diperairan berupa amonia total (NH3 dan NH4+). Amonia bebas tidak

dapat terionisasi, sedangkan amonium (NH4+) dapat terionisasi (Effendi, 2003).

Amonia bebas disebut juga nitrogen amonia, dihasilkan dari pembusukan

secara bakterial zat-zat organik. Air limbah yang masih baru (segar) secara

relatif berkadar amonia bebas rendah dan berkadar nitrogen organik tinggi.

(Mahida, 1984).

Kadar amonia yang tinggi pada air sungai selalu menunjukkan adanya

pencemaran. Rasa NH3 kurang enak, sehingga kadar NH3 harus rendah, pada air

minum kadarnya harus nol dan pada air sungai harus dibawah 0,5 mg/L N

(syarat mutu air sungai di Indonesia) (Alaerts, 1984).

2.3.1. Metode Penentuan Amoniak

Untuk penentuan nitrogen amoniak (NH3-N) di dalam air dikenal

beberapa metode yaitu : metode nesslerisasi, metode fenat, metode titrasi,

metode selektif-ion dan metode fenat terotomasi.

Metode nesslerisasi didasarkan pada reaksi nitrogen-amonia dengan

reagen nessler. Reaksi menghasilkan larutan berwarna kuning-coklat yang

mengikuti hukum Berr-Lambert. Intensitas warna yang terjadi berbanding lurus

Universitas Sumatera Utara


dengan konsentrasi NH3 yang ada dalam sampel, yang kemudian ditentukan

secara spektrofotometris. Melalui analisa nessler, kadar NH3-N yang dapat

ditentukan adalah 20 g/L sampai 5 mg/L; penentuan kadar NH3-N > 5 mg/L

memerlukan pengenceran sampel. Skala analisa dengan menggunakan

spektrofotometer agak luas; kadar NH3-N antara 0,4 sampai 5 mg/L ditentukan

dengan menggunakan sel selebar 1 cm; untuk kadar lebih rendah memerlukan sel

5 cm (Alaerts, 1984).

Metode fenat didasarkan pada pembentukan senyawa kompleks

indofenol yang berwarna biru yang dapat mengabsorbsi sinar pada panjang

gelombang 600-660 nm. Metode ini mengalami gangguan oleh alkalinitas > 500

mg/L CaCO3 dan oleh turbiditas. Oleh karena itu untuk menghilangkan

interferensi diperlukan destilasi sampel terlebih dahulu.

Metode titrasi hanya dapat dilakukan jika sampel telah didestilasi.

Sampel dibufferkan pada pH 9,5 dengan larutan buffer borat, dan destilat

nitrogen-amonia ditampung ke dalam larutan asam borat, kemudian dititrasi

dengan larutan H2SO4 0,02 N dengan menggunakan indikator campuran metil-

red dan metilen blue.

Metode elektroda selektif-ion menggunakan elektroda dengan sebuah

membran semi permeable yang bersifat hidrofobik untuk memisahkan larutan

sampel terhadap larutan NH4Cl di dalam elektroda. Nitrogen-amonia terlarut

(NH3 dan NH4+) diubah menjadi NH3-N dengan menaikkan pH sampai > 11

melalui penambahan basa. Dengan cara ini, NH3-N terdifusi melalui membran

dan menambah pH larutan internal yang dapat disensor oleh elektroda gelas di

Universitas Sumatera Utara


dalam elektroda. Metode ini dapat mengukur nitrogen-amonia sebesar 0,03-1400

mg/L.

Metode fenat terotomasi mempunyai prinsip yang sama dengan metode

fenat, hanya saja pada metode yang terotomasi dilengkapi dengan sistem

otomatik berupa aliran kontinu, sehingga jumlah sampel yang dapat dianalisa

dalam periode waktu tertentu relatif jauh lebih besar (Anastasius, 1997).

2.3.2. Dampak Pencemaran Amoniak

1. Dampak terhadap kesehatan manusia

Udara yang tercemar gas amonia dapat menyebabkan iritasi mata serta

saluran pernafasan. Pada kadar 2500-6500 ppm, gas amonia dapat menyebabkan

iritasi hebat pada mata, sesak nafas, nyeri dada, sembab paru, batuk darah,

Bronchitis dan Pneumonia. Pada kadar tinggi (30.000 ppm) dapat menyebabkan

luka bakar pada kulit.

2. Dampak terhadap lingkungan sekitar

Sisa sisa makanan dan sampah organik dibuang ke tempat sampah,

kemudian di bawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah-sampah tersebut

kemudian membusuk dan menghasilkan gas amonia. Gas amonia tersebut

merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan global warming.

Akibat yang terjadi adalah terjadinya perubahan iklim dan cuaca serta efek

global warming lainnya. Gas amonia dapat juga mengganggu estetika

lingkungan karena bau pembusukan sampah yang sangat menyengat. Dampak

negatif yang ditimbulkan usaha peternakan ayam terutama berasal dari kotoran

ayam yang dapat menimbulkan gas yang berbau. Bau yang dikeluarkan berasal

Universitas Sumatera Utara


dari unsur nitrogen dan sulfida dalam kotoran ayam, yang selama proses

dekomposisi akan terbentuk gas amonia, nitrit, dan gas hidrogen sulfida. Udara

yang tercemar gas amoniak dan sulfida dapat menyebabkan gangguan kesehatan

ternak dan masyarakat di sekitar peternakan. Amoniak dapat menghambat

pertumbuhan ternak (Dirmajeli, 2011).

2.3.3. Kegunaan Amoniak

Amoniak banyak digunakan dalam proses produksi urea, industri bahan

kimia (asam nitrat, amonium fosfat, amonium nitrat, dan amonium sulfat), serta

industri bubur kertas dan kertas (pulp and paper) (Effendi, 2003).

2.4. Nitrat

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan

merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen

sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari

proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan. Nitrifikasi yang

merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang

penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi

amonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi

nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri

tersebut merupakan bakteri kemoterafik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi

dari proses kimiawi.

Nitrat dan amonium adalah sumber utama nitrogen di perairan. Kadar

nitratnitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L.

Universitas Sumatera Utara


Kadar nitrat lebih dari 5 mg/L menggambarkan terjadinya pencemaran

antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrat-

nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi

(pengayaan) perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan alga dan

tumbuhan air secara pesat. Kadar nitrat dalam air tanah dapat mencapai 100

mg/L. Air hujan memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mg/L. Kadar nitrat untuk

keperluan air minum sebaiknya tidak melebihi 10 mg/L (Effendi, 2003).

2.4.1. Metode Penentuan Nitrat

Analisa nitrat cukup sulit karena rumit dan peka terhadap berbagai jenis

gangguan. Namun ada beberapa cara analisa yang tersedia antara lain :

1. Analisa spektrofotometris pada panjang gelombang 220 nm (sinar ultra

ungu yang cocok sebagai analisa penduga bagi air tanpa zat organis

dengan kadar NO3-N antara 0,1 sampai 11 mg/L).

2. Analisa dengan elektroda khusus (dan pH meter) yang cocok sebagai

analisa penduga baik untuk air bersih maupun air buangan dengan skala

kadar NO3-N antara 0,2 sampai 1400 mg/L.

3. Analisa dengan brusin untuk air dengan kadar 0,1 sampai 2 mg NO3-N/L.

4. Analisa dengan asam kromotropik untuk air dengan kadar 0,1 sampai 5

mg NO3-N/L.

5. Analisa dengan reduksi menurut Devarda untuk air dengan kadar NO3-N

lebih dari 2 mg/L.

Universitas Sumatera Utara


6. Analisa kolorimetris khusus bagi nitrit, setelah semua zat nitrat direduksi

oleh butir kadmium (Cd), metoda ini cocok untuk air dengan kadar NO3-

N antara 0,01 sampai 1 mg/L (Alaerts, 1984).

2.4.2. Dampak Pencemaran Nitrat

Nitrat tidak bersifat toksik bagi organisme akuatik. Konsumsi air yang

mengandung kadar nitrat yang tinggi akan menurunkan kapasitas darah untuk

mengikat oksigen, terutama pada bayi yang berumur kurang dari lima bulan.

Keadaan ini dikenal sebagai methemoglobinemia atau blue baby disease, yang

mengakibatkan kulit bayi berwarna kebiruan (Effendi, 2003).

Nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan

ganggang yang tak terbatas, sehingga air kekurangan oksigen terlarut yang

menyebabkan kematian ikan. NO3- dapat berasal dari buangan industri bahan

peledak, pupuk, cat dan sebagainya. Kadar nitrat secara alamiah biasanya agak

rendah; namun kadar nitrat dapat menjadi lebih tinggi sekali pada air tanah di

daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak

boleh melebihi 10 mg NO3/L (di Indonesia dan A.S) (Alaerts, 1984).

2.4.3. Kegunaan Nitrat

Nitrat dapat menjadi pupuk pada tanaman air. Bila terjadi hujan lebat, air

akan membawa nitrat dari tanah masuk ke dalam aliran sungai, danau, dan

waduk. Kemudian menuju lautan dalam kadar yang cukup tinggi. Hal ini akan

merangsang tumbuhnya algae dan tanaman air lainnya. Kelimpahan unsur nutrisi

nitrat ini dalam air disebut Euthrophication. Pengaruh negatif eutropikasi ini

Universitas Sumatera Utara


ialah terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan antara tanaman air dan

hewan air (Darmono, 2001).

2.5. Spektrofotometri

Spektrofotometer adalah suatu alat yang terdiri dari spektrofotometer dan

fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang

gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang

ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi, Spektrofotometer adalah suatu

instrumen yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi

tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari

panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah

panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh

dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis (Khopkar,

2003).

Dilihat dari sistem optik spektrofotometer dapat digolongkan dalam tiga

macam yaitu :

1. Sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam)

2. Sistem optik radiasi berkas ganda (double beam)

3. Sistem optik radiasi berkas terpisah (splitter beam)

Pada umumnya komponen yang penting dalam spektrofotometer UV-Vis

berupa susunan peralatan optik yang terkonstruksi sebagai berikut:

SR M SK D A VS

Gambar 2.5 : Susunan sistem optik spektrofotometer UV-Vis

Universitas Sumatera Utara


Keterangan :

SR : sumber radiasi

M : monokromator

SK : sampel kompartemen

D : detektor

A : amplifier atau penguat

VS : visual display atau meter

Setiap bagian peralatan optik dari spektrofotometer UV-Vis memegang

fungsi dan peranan tersendiri yang saling terkait fungsi dan peranannya. Setiap

fungsi dan peranan tiap bagian dituntut ketelitian dan ketepatan yang optimal,

sehingga akan diperoleh hasil pengukuran yang tinggi tingkat ketelitian dan

ketepatannya.

1. Sumber radiasi

Sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah

lampu deuterium, lampu tungsten, dan lampu merkuri. Sumber radiasi deuterium

dapat dipakai pada panjang gelombang 190 nm sampai 380 nm. Sumber radiasi

tungsten merupakan campuran dari filamen tungsten dan gas iodin. Sumber

radiasi ini dipakai pada daerah pengukuran sinar tampak dengan rentang panjang

gelombang 380-900 nm. Sumber radiasi merkuri mengandung uap merkuri

bertekanan rendah, yang biasanya dipakai untuk mengecek atau kalibrasi

panjang gelombang pada daerah ultra violet di sekitar panjang gelombang 365

nm dan sekaligus mengecek resolusi dari monokromator.

Universitas Sumatera Utara


2. Monokromator

Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari

sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator biasanya

terdiri dari susunan : celah masuk-filter-prisma-kisi-celah-keluar.

3. Sel atau kuvet

Kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau

dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yaitu kuvet yang permanen terbuat dari

bahan gelas atau leburan silika dan kuvet disposible yang terbuat dari Teflon

atau plastik untuk satu kali pemakaian.

4. Detektor

Detektor berfungsi untuk mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi

sinyal elektronik.

5. Amplifier

Amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal elektronik yang

dikeluarkan oleh detektor.

6. Visual display atau meter

Visual display atau meter berfungsi sebagai rekorder (pencatat) sinyal

yang diberikan oleh amplifier (Mulja, 1995).

Baik spektrofotometer berkas tunggal, berkas rangkap maupun berkas

terpisah semuanya mempunyai komponen-komponen penting ini, meskipun

rinciannya sangat berlainan dalam beberapa hal.

Universitas Sumatera Utara


2.5.1 Cara Kerja Spektrofotometer

Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut.

Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan

larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok

200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah yang diperlukan dapat

terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup nol galvanometer

dengan menggunakan tombol darkcurrent. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel

dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan nol galvanometer didapat

dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi,

kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan

sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan

sampel (Khopkar, 2008).

2.6. Spektrofotometer Portable DR/2010

Spektrofotometer portable DR/2010 model Hach adalah mikroprosesor

yang dikendalikan, instrument dengan berkas tunggal (single beam) ini

digunakan untuk pengujian kolorimetri di laboratorium atau lapangan.

Instrumen ini dikalibrasikan selama lebih dari 120 pengukuran kolorimetri yang

berbeda dan memungkinkan pengguna untuk memasuki kalibrasi yang sesuai.

Fitur dari instrumen ini meliputi :

1. Hasil tes ditampilkan dalam persen transmitansi, absorbansi atau

konsentrasi.

2. Operator bahasa dapat dipilih

3. Hasil yang diterima cepat selama pengujian

Universitas Sumatera Utara


4. Pesan error berguna untuk mengatasi masalah prosedur atau penggunaan

instrumen.

5. Timer untuk memonitor waktu reaksi spesifik yang disebut dalam

prosedur pengujian. Interval waktu yang tepat disimpan dalam program

untuk tes. Timer juga dapat digunakan secara manual oleh operator

independen dari program yang tersimpan.

6. Kemampuan antar muka RS232 memungkinkan printer eksternal atau

komputer untuk antar muka dengan spektrofotometer. Hal ini mudah

untuk mengupgrade perangkat lunak yang dilakukan dengan komputer

dan piringan perangkat lunak dari Hach.

7. Spektrofotometer ini juga dapat beroperasi dengan daya baterai (Hach,

1999).

2.6.1. Prinsip kerja Spektrofotometer Portable DR/2010

Cahaya berupa infra red ditembakkan ke dalam suatu media yang berisi

larutan sampel, pada saat cahaya infra red ditembakkan, maka ada cahaya yang

terbiaskan dan ada cahaya yang diteruskan cahaya yang diteruskan inilah yang

menghasilkan pengukuran dalam bentuk satuan mg/L pada panjang gelombang

tertentu.

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

METODE PERCOBAAN

3.1. Alat-alat

a. Spektrofotometer DR/2010

b. Cell raiser

c. Kuvet 10 ml, 25 ml

d. Pipet volume 10 ml, 25 ml

e. Bola karet

f. Botol aquadest

g. Gunting

h. Tissue

3.2. Bahan-bahan

a. Sampel Air Sungai

b. Ammonia Salicylate Reagent Powder Pillow

c. Ammonia Cyanurate Reagent Powder Pillow

d. Nitriver 5 Nitrate Reagent Powder Pillow

e. Aquadest

3.3. Prosedur Percobaan

3.3.1. Penentuan Kadar Amoniak (NH3-N)

Dihidupkan spektrofotometer portable DR/2010, masukkan nomor

program untuk analisa amoniak dengan menekan 385, atur panjang gelombang

Universitas Sumatera Utara


sampai menunjukkan angka 655 nm, dipipet sebanyak 10 ml air sungai kedalam

kuvet. Lalu pipet 10 ml aquadest kedalam kuvet 10 ml yang berbeda sebagai

blangko. Tambahkan 1 sachet Ammonia Salicylate Reagent Powder Pillow

kedalam air sungai dan blangko, tekan shift timer, biarkan selama 3 menit sambil

dihomogenkan. Kemudian tambahkan 1 sachet Ammonia Cyanurate Reagent

Powder Pillow kedalam air sungai dan blangko, tekan shift timer, biarkan selama

15 menit sambil dihomogenkan. Masukkan kuvet yang berisi larutan blangko

dan sampel secara bergantian kedalam spektrofotometer DR/2010, tekan Zero

untuk blangko dan read untuk sampel, dicatat hasil pembacaan analisa NH3-N

yang ditunjukkan pada layar sebanyak 3 kali.

3.3.2. Penentuan Kadar Nitrat (NO3N)

Dihidupkan spektrofotometer portable DR/2010, masukkan nomor

program untuk analisa nitrat dengan menekan 355, atur panjang gelombang

sampai menunjukkan angka 500 nm, dipipet sebanyak 25 ml air sungai kedalam

kuvet. Tambahkan 1 sachet Nitriver 5 Nitrate Reagent Powder Pillow. Tekan

shift timer, biarkan selama 1 menit sambil dihomogenkan. Kemudian pipet 25

ml air sungai kedalam kuvet yang berbeda sebagai blangko. Masukkan kuvet

yang berisi blangko dan air sungai secara bergantian kedalam spektrofotometer

DR/2010, tekan Zero untuk blangko dan read untuk sampel, dicatat hasil

pembacaan analisa Nitrat NO3-N yang ditunjukkan pada layar sebanyak 3 kali.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Penentuan Kadar Amoniak (NH3-N)

Tabel 4.1.1. Data Hasil Penentuan Kadar Amoniak (NH3-N)

Rata-
No. Konsentrasi terbaca (mg/L)
rata
Sampel
I II III (mg/L)
1 0,05 0,05 0,05 0,05
2 0,02 0,02 0,02 0,02
3 0,04 0,04 0,04 0,04

4.1.2. Penentuan Kadar Nitrat (NO3N)

Tabel 4.1.2. Data Hasil Penentuan Kadar Nitrat (NO3N)

Rata-
No. Konsentrasi terbaca (mg/L)
rata
Sampel
I II III (mg/L)
1 1,8 1,8 1,8 1,8
2 1,0 1,0 1,0 1,0
3 0,6 0,6 0,6 0,6

4.2. Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa kadar amoniak sebagai

nitrogen (NH3-N) dan kadar nitrat sebagai nitrogen (NO3-N) pada air sungai

masih lebih rendah kadarnya jika dibandingkan dengan kadar maksimum yang

diperbolehkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengolahan

kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Namun hal ini bukan berarti air

sungai tersebut tidak tercemar, adanya kandungan amoniak dan nitrat dalam

Universitas Sumatera Utara


jumlah yang sedikit dalam air telah menunjukkan adanya pencemaran air. Hal ini

dapat disebabkan karena dalam perjalanannya, air mengalami beberapa

kontaminasi baik karena erosi maupun pencemaran dari sepanjang tepi sungai

oleh penduduk yang bermukim disekitar sungai.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 kadar

maksimum yang diperbolehkan untuk amoniak (NH3-N) sebagai air baku air

minum adalah 0,5 mg/L dan kadar maksimum yang diperbolehkan untuk nitrat

(NO3-N) sebagai air baku air minum adalah 10 mg/L. Dari hasil tersebut

menunjukkan bahwa kadar amoniak dan nitrat dalam air pada ketiga jenis air

sungai masih berada dibawah standar.

Apabila kadar amoniak dan nitrat dalam air tinggi dapat merupakan

indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik,

industri dan aktivitas manusia. Udara yang tercemar gas amonia dapat

menyebabkan iritasi mata serta saluran pernafasan. Kadar amoniak yang tinggi

juga dapat bersifat toksik terhadap organisme akuatik (Effendi, 2003).

Kadar nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi

pertumbuhan ganggang yang tak terbatas, sehingga air kekurangan oksigen

terlarut yang menyebabkan kematian ikan. Konsumsi air yang mengandung

kadar nitrat yang tinggi juga dapat menurunkan kapasitas darah untuk mengikat

oksigen, terutama pada bayi yang berumur kurang dari lima bulan. Keadaan ini

dikenal sebagai methemoglobinemia atau blue baby disease yang mengakibatkan

kulit bayi berwarna kebiruan (Effendi, 2003).

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa yang telah dilakukan pada air sungai dengan

spektrofotometer portable DR/2010, diperoleh kadar Amoniak pada sampel 1

adalah 0,05 mg/L, pada sampel 2 adalah 0,02 mg/L, dan pada sampel 3 adalah

0,04 mg/L, dan untuk kadar nitrat dalam air sungai diperoleh pada sampel 1

adalah 1,8 mg/L, pada sampel 2 adalah 1,0 mg/L, dan pada sampel 3 adalah 0,6

mg/L.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kandungan amoniak (NH3-N) dan

kandungan nitrat (NO3N) dalam air sungai masih berada dibawah standar baku

mutu air yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001.

Dimana kadar maksimum untuk amoniak (NH3-N) adalah sebesar 0,5 mg/L dan

kadar nitrat (NO3-N) adalah sebesar 10 mg/L.

5.2. Saran

Sebaiknya dilakukan juga pengujian terhadap parameter-parameter lain,

dari sumber air yang sama, sehingga dapat diketahui kandungan senyawa lain

yang juga terdapat dalam air tersebut.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Cetakan pertama. Andi. Yogyakarta.

Alaerts, G. dan Santika,S.S. 1984. Metoda Penelitian Air. Usaha Nasional.


Surabaya.

Amsyari, F. 1996. Membangun Lingkungan Sehat. Cetakan pertama. Airlangga


University Press. Surabaya.

Anastasius, R. 1997. Studi Perbandingan Antara Metoda Neslerisasi Dengan


Metoda Elektroda Selektif-Ion Untuk Penentuan Nitrogen-Amonia Di
Dalam Air. Skripsi. Jurusan Kimia. FMIPA USU. Medan.

Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Cetakan pertama. UI-
Press. Jakarta.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran. Cetakan pertama. Penerbit


universitas Indonesia. Jakarta.

Dirmajeli, R. 2011. Penentuan Kadar Amoniak Dalam Udara Dengan Metode


Nessler Menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel. Karya Ilmiah.
Jurusan Kimia Analis. FMIPA USU. Medan.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Hach. 1999. DR/2010 Spektrophotometer Instrument Manual. Hach Company.


U. S. A.

Handoyo, K. 2014. Khasiat Dan Keajaiban Air Putih. Cetakan pertama. Dunia
sehat. Jakarta timur.

Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.

Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri.


Cetakan pertama. C.V. Rajawali. Jakarta.

Mukono, H.J. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Cetakan pertama.


Airlangga university press. Surabaya.

Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama. Graha Ilmu.


Yogyakarta.

Mulja, M. 1995. Analisis Instrumental. Airlangga university press. Surabaya.

Universitas Sumatera Utara


Sarudji, D. 2010. Kesehatan Lingkungan. Cetakan I. Karya Putra Darwati.
Bandung.
Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001.


Grasindo. Jakarta.

Wardhana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi kedua. Cetakan


pertama. Penerbit andi. Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 82 TAHUN 2001
TANGGAL 14 Desember 2001
TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS
AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas


KELAS
PARAMETER SATUAN Keterangan
I II III IV
FISIKA
Temperatur C deviasi 3 deviasi 3 deviasi 3 deviasi 5 Deviasi temperatur dari keadaan alamiahnya
Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000
Residu Tersuspensi mg/L 50 50 400 400 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu tersuspensi 5000 mg/L
KIMIA ANORGANIK
pH 6-9 6-9 6-9 5-9 Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah
BOD mg/L 2 3 6 12
COD mg/L 10 25 50 100
DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas minimum
Total fosfat sbg P mg/L 0,2 0,2 1 5
NO 3 sebagai N mg/L 10 10 20 20
NH3 -N mg/L 0,5 (-) (-) (-) Bagi Perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan yang peka 0,02 mg/L sebagai NH3
Arsen mg/L 0,05 1 1 1
Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2
Barium mg/L 1 (-) (-) (-)
Boron mg/L 1 1 1 1
Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05
Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01
Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 1
Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Cu 1 mg/L
Besi mg/L 0,3 (-) (-) (-) Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Fe 5 mg/L
Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Pb 0,1 mg/L
Mangan mg/L 0,1 (-) (-) (-)
Air Raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005
Seng mg/L 0,05 0,05 0,05 2 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Zn 5 mg/L
Khlorida mg/L 600 (-) (-) (-)
Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 (-)
Fluorida mg/L 0,5 1,5 1,5 (-)
Nitrit sebagai N mg/L 0,06 0,06 0,06 (-) Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO 2-N 1 mg/L
Sulfat mg/L 400 (-) (-) (-)
Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 (-) Bagi ABAM tidak dipersyaratkan
Belerang sebagai H2 S mg/L 0,002 0,002 0,002 (-) Bagi pengolahan air minum secara konvensional, S sebagai H2 S < 0,1 mg/L
MIKROBIOLOGI
- Fecal coliform Jml/100 ml 100 1000 2000 2000 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, fecal coliform 2000 jml/100 mL dan total
-Total coliform Jml/100 ml 1000 5000 10000 10000 coliform 10000 jml/100 mL
RADIOAKTIVITAS
- Gross- A Bq/L 0,1 0,1 0,1 0,1
- Gross- B Bq/L 1 1 1 1
KIMIA ORGANIK
Minyak dan lemak ug/L 1000 1000 1000 (-)
Detergen sebagai MBAS ug/L 200 200 200 (-)
Senyawa fenol sebagai fenol ug/L 1 1 1 (-)
BHC ug/L 210 210 210 (-)
Aldrin/Dieldrin ug/L 17 (-) (-) (-)
Chlordane ug/L 3 (-) (-) (-)
DDT ug/L 2 2 2 2

Universitas Sumatera Utara


KELAS
PARAMETER SATUAN Keterangan
I II III IV
Heptachlor dan heptachlor epoxide ug/L 18 (-) (-) (-)
Lindane ug/L 56 (-) (-) (-)
methoxychlor ug/L 35 (-) (-) (-)
Endrin ug/L 1 4 4 (-)
Toxaphan ug/L 5 (-) (-) (-)

Keterangan :

mg = milligram

ug = mikrogram

ml = mililiter

L = Liter

Bq = Bequerel

MBAS = Methylene Blue Active Substance

ABAM = Air Baku untuk Air Minum

Logam berat merupakan logam terlarut

Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO.

Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai
yang tercantum.

Nilai DO merupakan batas minimum.

Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termaksud, parameter tersebut
tidak dipersyaratkan

Tanda adalah lebih kecil atau sama dengan

Tanda < adalah lebih kecil

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Gambar Alat Spektrofotometer Portable DR/2010

Universitas Sumatera Utara

Você também pode gostar