Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
2
Oleh sebab itu penulis dalam Laporan Akhir ini membahas kebutuhan
excess air pada PLTU Paiton unit 7 terhadap meningkatkan efisiensi
pembakaran pada boiler untuk menghasilkan main steam menggerakkan
turbine sebagai driven pada generator yang memiliki load tertentu.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan Laporan Akhir ini solusi diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi tentang analisa kebutuhan excess air terpakai
dengan parameter yang ada pada boiler Paiton unit 7.
2. Mengetahui pemakaian excess air yang efisien dipakai secara optimal
terpakai dengan parameter yang ada pada boiler Paiton unit 7.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan Laporan Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui analisa kebutuhan excess air terpakai dengan parameter yang
ada pada boiler Paiton unit 7.
2. Mengetahui pemakaian efisien excess air yang dipakai secara optimal
dari pada boiler Paiton unit 7.
3. Memberikan fungsi pemanfaatan perlakuan pembakaran khususnya
excess air dalam boiler Paiton unit 7.
Bab ini menguraikan tentang berbagai hal analisa excess air yang terkait
dengan boiler tipe drum yang meliputi: equipment / peralatan untuk pengontrolan
excess air, P & ID (Process and Instrumentation Diagram) yang menggambarkan
proses penyediaan excess air, prosedur persiapan kebutuhan pengambilan data,
pengambilan data dari pengaturan excess air, hasil analisa dari pengambilan data
yang ada.
BAB V PENUTUP
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari seluruh pembahasan yang
diuraikan pada laporan akhir ini serta saran yang membangun guna keberlanjutan
yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 O2 Measurement
6
7
Harga bias dapat diatur melalui Bias STATION BGO2TRIM dalam range -
5% - +10%. Fungsi bias ini hanya berpengaruh bila kontrolernya pada mode
AUTO.
Dengan adanya station ini, operator dapat secara manual mengatur harga
O2 Correction.
Control Output (CO) : O2 Correction
Process Variable (PV) : actual Selected O2
Setpoint (SP) : Bias value
9
Selected O2 <10%
Kedua FD Fan pada kondisi MANUAL
Total airflow <30% (sinyal BM-FYH-151 dari FSSS aktif)
Kualitas sinyal Steam Flow tidak baik (bad quality)
Kualitas sinyal kedua O2 analyzers tidak baik (bad quality)
Sebuah alarm akan muncul saat transfer ke mode MANUAL.
Pembakaran adalah suatu reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen
yang menghasilkan panas. Dengan empat kebutuhan pembakaran yaitu bahan
bakar, oksigen, panas, dan suatu reaksi kimia. Dapat diilustrasikan dengan
penggunaan piramida pembakaran. Jika semua kebutuhan pembakaran ada,
pembakaran terjadi, dan apabila salah satu kebutuhan hilang, maka pembakaran
berhenti.
2. 2. 1 Stoikiometri Pembakaran
Jadi 1 kg zat karbon memerlukan udara sebanyak 11.51 kg. Bila dalam 1 kg bahan
bakar terdapat c kg C, memerlukan udara sebanyak 11.51 kg. Jika berat jenis
11
oksigen pada 0 0C dan 760 mm Hg adalah 1.429 kg/m3, maka volume O2 untuk
pembakaran c kg C adalah 2.67 c / 1.429 = 1.868 c kg O2.
Pembakaran hidrogen:
Pembakaran belerang:
S + O2 + 3.76 N2 SO2 + N2
Tiap 1 m3 udara kering terdiri dari 0.21 m3 O2 terdapat dalam 100/21 m3 O2 udara
atau 4.76 m3.
2.67c 8h s 100
Vut =
1.429 21
Pembakaran yang dapat membakar seluruh komponen bahan bakar dalam bahan
bakar secara baik (pas), disebut pembakaran sempurna (perfect combustion), dan
keperluan udaranya disebut keperluan udara stoikiometrik.
Batubara adalah istilah umum yang meliputi sejumlah besar bahan galian
organic yang sifat sifat dan komposisinya sangat beragam. Namun semuanya
mengandung banyak karbon unsur berbentuk amorf (tanpa struktur yang
beraturan). Bahan ini terdapat di bumi dalam lapisan endapan yang tebalnya
berbeda beda dan sering terdapat jauh di bawah tanah, walaupun kadang
kadang ada juga yang terdapat di dekat permukaan.
HHV (Higher Heating Value) dalam batubara adalah jumlah energi yang
dilepaskan ketika bahan bakar atau batubara tersebut dibakar. Energi ini
dinyatakan dalam BTU/lb. Heating value pengaruh dari firing rate atau jumlah
bahan bakar terbakar di dalam furnace. HHV tidak ditempatkan untuk
pertimbangan jumlah panas yang digunakan menguapkan pembentukan uap air
saat hidrogen dalam bahan bakar terbakar.
Klasifikasi ini mencakup batubara mulai dari keadaan metamorfosis yang paling
rendah, yaitu lignit sampai yang tertinggi yaitu antrasit (ASTM D 388).
Antrasit 92 98 28 -
High volatile A - -
bituminous
High volatile B
- -
bituminous
High volatile C
bituminous - -
- - 9500 10500
Sub bituminous
B
- - 8300 9500
16
Sub bituminous
C
Proses pembakaran pada kebutuhan pembakaran yaitu bahan bakar, oksigen yang
cukup, panas, dan reaksi kimia.
Di dalam furnace yang merupakan bagian dari boiler terdapat sistem yang
dinamakan sistem CCOFA dan SOFA yang bertujuan mengurangi terbentuknya
gas NOx pada saat pembakaran, juga dibarengi dengan tilt system pada gun
burner yang akan mengontrol temperatur pada boiler.
Udara panas keluar menuju stack dan ash akan jatuh serta ditampung oleh
hopper, bottom ash jatuh langsung di bawah furnace dan partikulat yang masih
tersisa di dalam udara sisa pembakaran menuju ESP (Elektrostatic Presipitator)
yang menangkap fly ash dengan sistem elektrostatik sehingga fly ash jatuh dan
ditampung oleh hopper.
Setelah melalui ESP, udara masih akan mengandung Sulfur yang dapat
menyebabkan hujan asam apabila bereaksi dengan air. Oleh sebab itu udara
tersebut dilewatkan FGD (Flue Gas Desulphurization) yang menangkap Sulfur
(SO2) di dalam gas buang dengan cara mengabsorpsi zat tersebut dengan air laut.
Setelah udara tersebut dilewatkan FGD, selanjutnya masuk stack / chimney
18
setinggi 220 m dan dibuang ke udara. Untuk memantau kadar polutan yang
terdapat di dalam emisi gas sisa pembakaran terdapat suatu instrument bernama
CEMS (Continous Emission Monitoring System) yang beroprasi secara kontinu
selama 24 jam yang terletak pada ketinggian 110 m dari stack.
Sebagai akibatnya akan terbentuk lidah api yang berbentuk pusaran, lidah
api bentuk ini sangat efektif untuk mencampur bahan bakar dan udara sekunder
disebabkan oleh turbelensi dan difusi. Oleh sebab itu, pembakaran sempurna
dapat terjadi di dalam furnace.
masuk. Untuk membatasi pembentukan NOx yang berasal dari udara atmosfer
dilakukan penambahan udara pendingin di atas daerah pembakaran untuk
mendinginkan daerah daerah yang paling panas di dalam furnace. Teknik lain
yang digunakan untuk menghasilkan pembentukan NOx yang rendah adalah
desain yang memastikan terjadinya ignisi bahan bakar lebih cepat. Dengan
memulai titik pembakaran sangat dekat dengan nozzle bahan bakar akan
dihasilkan lidah api yang stabil yang akan lebih mudah dikontrol pada kondisi
stoikiometri.
Gambar 2.7 Overfire air port untuk mengendalikan temperatur furnace dan
menghindari emisi NOx
21
2. 2. 6 Sistem Windbox
Windbox adalah tempat keluarnya udara pembakaran dan bahan bakar baik
solar maupun batubara. Windbox didesain bersama dengan tangential firing
system untuk membakar bahan bakar dengan mereduksi NOx.
1. Force draft fan (FD Fan), berfungsi untuk mensuplai udara sekunder ke
dalam sistem furnace melalui Wind Box.
2. Primary air fan (PA Fan), berfungsi untuk membantu kerja FD Fan untuk
menyuplai udara kedalam furnace dan menekan batubara dari pulverizer
kedalam furnace serta mengeringkan batubara pada temperatur 65 oC
dengan membawa udara panas dari primary air heater.
3. Induced draft fan (ID Fan), berfungsi untuk membantu kerja FD fan untuk
menarik udara keluar dari furnace serta menciptakan tekanan negative di
dalam sistem furnace.
FD Fan dan ID Fan bersama sama membentuk tekanan negatif di dalam
furnace untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Apabila tekanan di dalam
furnace menjadi positif dan furnace mengalami kebocoran, maka api pembakaran
yang terdapat di dalam furnace akan tersedot keluar dinding boiler sehingga dapat
memberikan bahaya yang sangat besar. Dengan kondisi tekanan negative, maka
yang terjadi adalah sebaliknya dimana udara luar yang akan tersedot ke dalam
sistem furnace.
habis dipakai untuk menaikkan temperatur udara yang disuplai oleh FD Fan dan
PA Fan sehingga terjadi efisiensi dalam pembakaran.
2. 2. 8 Sistem Pemantik
Pembakaran menghasilkan flue gas atau dapat disebut udara panas akan
langsung dialirkan menuju chimney/stack. Chimney yang dimiliki oleh PLTU
Paiton Unit 7 dan 8 ini memiliki ketinggian 220 m dan dilengkapi dengan sebutan
CEMS (Continuous Emission Monitoring System). Unit ini dipergunakan untuk
memantau emisi SO2, NOx, CO, dan opasitas dari flue gas.
a. Berat molekul
29
b. Tekanan stack
c. Temperatur
Semua data yang dihasilkan oleh CEMS (Continuos Emission Monitoring
System) akan dilaporkan secara bulanan kepada DJLP, PT. Paiton Energy, dan
pemerintah Jawa Timur yang berwenang.
Dimana:
21 x (CO2 measured)
CO2 corr (dry, 0% O2) =
21 - O2 measured
31.3 C + 11.5 S
CO2 max (dry, 0% O2) =
1.504 C + 3.55 H + 0.56 S + 0.13 N + 0.45 O
Syarat data:
Batubara analisa terakhir, di (dalam)% berat/beban
31
Flue gas komposisi dihitung: CO2, O2, dan CO (in % vol., dry)
Gambar 2.13 Excess Air as a Function of Flue Gas Composition (for coal)
32
Keperluan Batubara:
Pendistribusian ke burner:
o Jalur bahan bakar seimbang pada aliran bahan bakar terhadap 10%
dari perhitungan rata rata.
Pembakaran: over fire air harus terukur akurat dan terkontrol dengan 3%
keakuratan.
Saat beban naik, fuel demand selalu mengikuti air demand, artinya bahan
bakar tidak akan naik terlebih dahulu sebelum adanya kenaikan udara.
Saat beban turun, air demand selalu mengikuti fuel demand, artinya udara tidak
akan turun terlebih dahulu sebelum adanya penurunan bahan bakar.
Fuel Control System digunakan untuk mengontrol jumlah bahan bakar yang
dikirim ke ruang bakar. Bahan bakar utama adalah batubara, sedangkan untuk
pemanasan dan stabilisasi pengapian digunakan fuel oil. Fuel Control System
terdiri dari : sistem pengukuran jumlah bahan bakar yang dikirim ke ruang bakar,
air cross limiting, fuel master controller, dan mill demand balancer, Fuel Master
Station, dan Feeder Demand Station.
Total Fuel Flow merupakan penjumlahan Fuel Oil Firing Rate dan Total
Coal Flow. Total Coal Flow adalah penjumlahan batubara yang masuk ke ruang
bakar dari tiap-tiap feeder yang sedang beroperasi. Sinyal Total Fuel Flow diskala
dalam satuan % menggunakan function generator seperti ditunjukkan pada
gambar di bawah ini:
36
Demand untuk fuel control berasal dari Boiler Master yang cross-limited
dengan actual airflow dimana sebuah fungsi low selector membandingkan
demand untuk fuel control dari Boiler Master dengan total airflow, dan harga
yang terkecil yang dipilih untuk menjamin bahwa bahan bakar yang dikirim ke
ruang bakar selalu tidak akan melebihi jumlah udara.
Alarm Air Limiting Coal Flow akan muncul, jika udara yang dikirim ke
ruang bakar lebih kecil dari pada jumlah bahan bakarnya. Sehingga fungsi low
selector akan memilih actual airflow sebagai fuel demand, sehingga fuel control
memerintahkan feeder untuk menurunkan jumlah bahan bakar yang dikirim ke
ruang bakar hingga lebih kecil dari udara.
Fuel controller terdiri dari terdiri dari dua loop, yaitu Fuel Master
CONTROLLER sebagai outer loop controller, dan Mill Demand BALANCER
sebagai inner loop controller. Fuel Master CONTROLLER membandingkan fuel
demand (SP) dengan Total Fuel Flow (PV). Perbedaan yang terjadi menyebabkan
kontroller tersebut bereaksi untuk menaikkan atau menurunkan harga keluarannya
hingga jumlah bahan bakar yang dikirim ke boiler sesuai dengan harga setpoint.
37
Keluaran Fuel Master CONTROLLER tidak bisa naik lagi (inhibited) jika
keluaran BALANCER sudah maksimum (>105%). Sebuah alarm/status Balancer
at Maximum akan muncul di DCS.
Keluaran Fuel Master CONTROLLER tidak bisa turun lagi (inhibited) jika
keluaran BALANCER sudah minimum (<25%). Sebuah alarm/status Balancer at
Minimum akan muncul di DCS.
Fuel Master STATION transfer secara otomatis dari mode AUTO ke mode
MANUAL jika salah satu dari sinyal di bawah ini aktif :
Udara pembakaran dihasilkan oleh dua buah axial flow Forced Draft Fans
(FD Fans). Jumlah udara yang dihasilkan tergantung dari besarnya sudut kipas
(blade pitch).
Range pengukuran yang digunakan oleh airflow control adalah sebagai berikut :
Total Airflow Demand adalah harga terbesar dari salah satu sinyal di bawah ini:
FD Fan dalam kondisi stall jika minimal terjadi salah satu kondisi seperti
di bawah ini:
Sensor untuk mendeteksi kondisi stall BG-YS-510A/B mendeteksi adanya
kondisi stall, saat posisi blade pitch > 25. Sensor stall BG-YS-510A/B
terpasang searah dengan putaran fan. Sensor tersebut mendeteksi
perbedaan tekanan antara sisi blade yang satu dengan lainnya. Bila
perbedaannya melebihi harga stall setpoint (500mbar) menandakan bahwa
udara hanya berputar disekitar fan (turbulensi) dan tidak dialirkan ke arah
boiler walaupun posisi blade pitch >25.
FD Fan Blade Pitch Demand adalah 5% lebih besar dibanding FD Fan
Allowable Maximum Blade Pitch
44
Gambar 2.21 FD Fan Control faceplate display pada DCS operator station
45
Gambar 2.22 FD Fan Allowable Maximum Blade Pitch yang merupakan fungsi
FD Fan Airflow
Blade Pitch Demand adalah penjumlahan antara FD Fan Demand dengan harga
FD Fan Bias.
FD Fan Bias STATION transfer secara otomatis dari mode AUTO ke
mode MANUAL jika salah satu dari sinyal di bawah ini aktif :
Dengan adanya station ini, operator dapat secara manual mengatur posisi
inlet damper.
Control Output (CO) : PA Fan demand
Process Variable (PV) : PA Fan airflow demand
Setpoint (SP) : Bias
PA Fan Bias Station transfer secara otomatis dari mode AUTO ke mode
MANUAL jika salah satu dari sinyal di bawah ini aktif :
Tekanan ruang bakar diukur oleh 3 buah pressure transmitter yaitu BG-PT-
548, 697, 699, yang bertujuan untuk agar sistem kontrol tetap berfungsi secara
AUTO bila terjadi kerusakan pada salah satu transmitter. Suatu fungsi Median
Signal SELECTOR akan memilih harga median dari ketiga transmitter tersebut.
Deviasi ketiga harga keluarannya selalu dimonitor oleh suatu fungsi yang akan
mengirimkan alarm bila deviasinya >0.5 kPaG.
ramp rate tertentu, sehingga posisi blade pitch ID fan juga turun. Setelah periode
tertentu furnace pressure control kembali bekerja normal dan inlet damper akan
kembali membuka. Harga ramp rate dan periode waktu tersebut diperoleh melalui
pengamatan yang cermat sebelum diterapkan, dan memerlukan percobaan untuk
mendapatkan harga yang sesuai dengan besarnya tekanan negatif yang dihasilkan
ketika terjadi MFT.
ID Fan dalam kondisi stall jika minimal terjadi salah satu kondisi seperti di bawah
ini:
Tekanan ID Fan outlet lebih kecil 10 kPa dibandingkan tekanan ID Fan
inlet. Hal ini menandakan bahwa udara hanya berputar disekitar fan
(turbulensi) dan tidak ada kenaikan aliran udara yang sebanding dengan
kenaikan posisi blade pitch.
ID Fan Blade Pitch Demand lebih besar 5% dibanding ID Fan Allowable
Maximum Blade Pitch yang merupakan fungsi dari kenaikan ID Fan
airflow yang seharusnya sebanding dengan kenaikan posisi blade pitch.
Saat terjadi kondisi stall, proteksi airflow demand block increase, dan unit
demand block increase aktif. Beban unit ditahan untuk tidak naik, dan unit control
52
akan memerintahkan boiler dan turbine untuk menurunkan beban hingga kondisi
stall tidak terjadi lagi.
Auxiliary Air Dampers Control System terdiri dari sistem pengukuran untuk
mengetahui perbedaan tekanan windbox dengan tekanan dalam ruang bakar
(Windbox to Furnace dP Measurement), Auxiliary Air Dampers Controller, dan
Auxiliary Air Dampers Demand Station.
Jika dP bertambah besar, maka Aux Air Damper akan semakin membuka hingga
harga dP kembali sesuai setpoint. Dan sebaliknya, bila dP semakin turun, maka
Aux Air Damper juga akan semakin menutup hingga harga dP kembali sesuai
setpoint.
Ketika beban boiler turun <30%, sinyal perintah dari FSSS untuk menutup
Auxiliary Air Dampers akan inaktif dan kontrol terhadap damper tersebut
dilakukan oleh kontroler untuk menjaga windbox to furnace dP sesuai dengan
setpoint. Hal ini terjadi dalam interval 10 detik, dimulai dari elevasi terendah
menuju elevasi tertinggi.
Semua elevasi Auxiliary Air Dampers diperintah untuk membuka penuh bila
salah satu sinyal di bawah ini aktif :
Windbox-To-Furnace dP > 1.393 kPaD,
Sinyal Open All Aux Air Dampers dari FSSS (BM-ZY-150) aktif
Windbox-To-Furnace dP is high ( pressure switch BG-PDSH-545 aktif)
57
Gambar 2.28 Fuel Air Damper Demand sebagai fungsi dari Coal Feeder Demand
Fuel Air Damper tidak memiliki STATION, sehingga operator tidak dapat
mengatur posisi damper tersebut secara manual.
Pada kondisi tertentu FSSS mengirimkan sinyal digital untuk membuka
atau menutup secara penuh Fuel Air Dampers. Bila sinyal tersebut tidak aktif,
Fuel Air Dampers dikontrol oleh DCS.
Semua Fuel Air Damper akan membuka secara penuh bila salah satu
kondisi dibawah ini terjadi :
dimana feeder sudah beroperasi selama > 50 detik), fuel air damper membuka
sesuai fungsi feeder speed. Ketika feeder beroperasi, Fuel Air Damper Demand
tidak pernah membuka < 50% karena minimum feeder speed adalah 25%. Ketika
feeder speed > 25% damper demand bertambah sesuai kenaikan feeder speed.
Gambar 2.29 CCOFA-A Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
CCOFA-B
Selama Total Airflow Demand <40%, CCOFA-B Dampers Demand berada pada
kondisi konstant 10%. Ketika Total Airflow Demand >40%, CCOFA-A Dampers
Demand bertambah sesuai kenaikan Total Airflow Demand. Dan ketika Total
Airflow Demand >90% (sampai dengan 100%) CCOFA-B Dampers Demand
membuka penuh.
Gambar 2.30 CCOFA-B Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
Gambar 2.31 SOFA-A Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
63
Gambar 2.32 SOFA-B Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
Gambar 2.33 SOFA-C Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
Pada kondisi tertentu FSSS mengirimkan sinyal digital untuk membuka atau
menutup secara penuh CCOFA Dampers. Bila sinyal tersebut tidak aktif, CCOFA
Dampers dikontrol oleh DCS. Semua CCOFA Dampers akan membuka secara
penuh bila salah satu kondisi dibawah ini terjadi :
64
Gambar 2.34 SOFA-D Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
Mulai
Ide Studi
Studi Literatur
Tidak sesuai
Data sesuai dengan
parameter
Sesuai
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
66
67
KETERANGAN:
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan teori yang mendukung studi
ini. Teori tersebut diperoleh melalui pustaka mengenai nilai excess air, khususnya
boiler dengan tipe drum baik itu yang berkaitan dengan definisi excess air,
kebutuhan pembakaran, sistem penyediaan pembakaran, kebutuhan bahan bakar,
sistem kebutuhan udara ke dalam pembakaran, parameter parameter kontrol
excess air yang diperlukan, parameter parameter yang harus dikendalikan,
hingga pemanfaatan pengaturan nilai excess air.
2. Pengambilan Data
Pengambilan data ini dimaksudkan untuk memperoleh indikasi dari hasil
pengolahan parameter parameter yang diinginkan. Pengambilan data akan
dilakukan sesuai dengan prosedur atau cara kerja dari parameter yang akan
dianalisa.
3. Analisa Data
Data yang telah diambil dianalisa dengan cara membandingkan
karakteristik parameter yang dikontrol dengan parameter yang berubah dari tiap
kebutuhan oksigen dari pembakaran pada boiler untuk mengetahui efisiensi dari
tiap kebutuhan maksimal sampai minimal oksigen yang dipakai sesuai pengaruh
parameter parameter yang ditentukan.
4. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan diambil dari hasil analisa yang telah dilakukan dan saran
diberikan untuk dapat meningkatkan efisiensi pembakaran boiler berdasarkan dari
pada kebutuhan excess air yang diberikan.
Pencarian permasalahan atau ide studi dan penyusunan Laporan Akhir ini
dilaksanakan selama satu setengah bulan, yaitu pada bulan Mei dan Juni tahun
2010, tiap minggu mengikuti jadwal masuk pelaksanaan program magang
mahasiswa di lapangan. Pengambilan kondisi parameter yang dikerjakan sesuai
dengan kondisi dan kebijaksanaan prosedur perusahaan. Jadwal pelaksanaan
pekerjaan Laporan akhir sebagai berikut:
68
KETERANGAN:
1. Pengenalan secara umum pembakaran boiler PLTU Paiton unit 7
Pengenalan pembakaran boiler PLTU Paiton unit 7 dilaksanakan selama 1
minggu. Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah meninjau lokasi instalasi
kebutuhan pembakaran boiler, yaitu kebutuhan bahan bakar, kebutuhan udara,
burner, dan pengontrolan pembakaran.
2. Penyusunan syarat pengambilan parameter yang ditentukan
Penyusunan syarat pengambilan parameter yang ditentukan dilaksanakan
selama 1 minggu. Syarat yang digunakan selama proses pengambilan data adalah
parameter yang dikontrol jangan sampai mengalami perubahan yang signifikan
dan menyusun parameter parameter sebagai indikasi daripada pengaturan proses
pengambilan data. Masing masing parameter dapat dimonitor dengan software
program PI, yaitu program yang berbasis DTSPI terhubung terhadap server
perusahaan berdasar indikasi tiap tiap sensor instrument dengan tagging yang
dimiliki masing masing sensor pembacaan.
3. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan selama 1 minggu. Pengambilan data diperoleh
berdasar penyusunan parameter parameter yang memiliki tagging berupa kode
angka dan huruf, sesuai durasi waktu masing masing data, yaitu selama 15 menit
perdata.
4. Analisa dan pembahasan
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 minggu. Pada kegiatan ini yang
dilakukan adalah menganalisa data data karakteristik pemakaian oksigen pada
69
excess air tiap perubahan load PLTU atau daya yang dihasilkan dengan kebutuhan
oksigen yang dapat diamati pada O2 trim. Dari analisa tersebut dapat diketahui
hasil efisiensi daripada pemakaian excess air optimal pada boiler Paiton unit 7.
5. Penyusunan laporan
Kegiatan penyusunan laporan dilakukan mulai awal pelaksanaan kegiatan
analisa sampai berakhirnya pekerjaan Laporan akhir. Laporan Akhir berisi tentang
tinjauan pustaka yang mendukung studi, metodelogi kegiatan, hasil yang didapat
pada saat pengambilan data, analisa data serta pembahasan serta kesimpulan dan
saran saran yang dapat diberikan berhubungan dengan permasalahan yang
ditemui pada studi analisa Laporan Akhir ini.
Metode analisa excess air yang dilakukan disusun dengan cara sebagai
berikut ini:
1. Mengetahui proses peralatan pengaturan dengan sistem kerjanya yang
didukung gambar P & ID.
2. Membuat prosedur atau langkah langkah pengambilan data untuk
memperoleh parameter parameter yang diinginkan.
3. Memberikan hasil pengambilan data yang sudah dilakukan.
4. Memberikan hasil analisa data yang diperoleh.
Pengambilan data dengan metode pengamatan dari Program PI untuk
memonitor parameter parameter yang ditentukan. Program PI dapat dilihat
untuk merecord parameter parameter juga yang disiapkan oleh komputer di DCS
room. Di dalam DCS juga menyiapkan tagging number pada masing masing
peralatan untuk mengetahui parameter yang dihasilkan.
adalah 1,5 kali jumlah udara teoritis. Jumlah udara yang di suplai dapat
juga dinyatakan sebagai persentase kelebihan atau persentase kekurangan
udara. Jadi, udara teoritis 150 % adalah sebanding dengan kelebihan udara
50 %, udara teoritis 80 % adalah sebanding dengan kekurangan udara
20 %.
c. Burner tilts atau besar sudut semburan api pada burner diatur
secara manual dan disamakan posisinya saat pengmbilan data satu
dengan yang lain.
73
74
e. Load atau beban yang diberikan power plant atau daya dalam
satuan Mega Watt (MW) yang dihasilkannya tidak jauh berbeda
atau dalam kapasitas load rate yang ditentukan.
f. Over fire tilts diatur secara manual dan disamakan kondisi air flow
saat pengambilan antar data.
g. Dampers yang mengatur laju air flow dilakukan secara manual dan
dibuat kondisi sama dalam pengambilan antar data.
dihasilkan (MW)
Asumsi: a. Setiap mol oksigen di dalam udara disertai oleh 3.76 mol nitrogen.
Pembakaran carbon:
1 kg zat karbon memerlukan udara sebanyak 11.51 kg. Bila dalam 1 kg bahan
bakar terdapat c kg C, memerlukan udara sebanyak 11.51 kg. Jika berat jenis
oksigen pada 0 0C dan 760 mm Hg adalah 1.429 kg/m3, maka volume O2 untuk
pembakaran c kg C adalah 2.67 c / 1.429 = 1.868 c kg O2. Jadi jika dalam 1 kg
bahan bakar terdapat c kg C, memerlukan 11.51 kg udara, memerlukan 1.868 c kg
O2 atau 11.51 c kg udara.
Pembakaran hidrogen:
Pembakaran belerang:
S + O2 + 3.76 N2 SO2 + N2
Tiap 1 m3 udara kering terdiri dari 0.21 m3 O2 terdapat dalam 100/21 m3 O2 udara
atau 4.76 m3.
2.67c 8h s 100
Vut =
1.429 21
Jika dalam data yang diambil menggunakan rumus untuk mencari volum udara
teoritis dan kebutuhan oksigen, diperoleh hasil sebagai berikut:
82
Tabel 4.7 Kebutuhan oksigen dan udara total pada total coal
TOTAL COAL Vut But
TON/H
TIMES Ton O2 Ton udara
7BFTOTCOAL
TIMES
O2 TRIM %
Asumsi: output proses PLTU hanya ditinjau hasil keluaran generator dan
Ket:
TIMES
10 22:00
6 8
5/26/2010 22:15 641.3 342571637 641300 5341.83124
8 6
5/26/2010 23:00 642.89 343916845 642890 5349.54416
1 9
5/26/2010 23:15 640.97 342232411 640970 5339.28907
7 3
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Efisiensi Batubara terhadap Load (generator output)
TIMES LOAD KW Qcoal Qcoal (KW) %
(KJ/h)
7EX-WATT-GEN
5/26/2010 18:45 640020 3600710290 1000197.383 63.9893696
5/26/2010 19:00 640730 3492040943 970011.4507 66.05385942
5/26/2010 19:15 641700 3458352275 960653.4866 66.7982794
5/26/2010 20:00 641240 3426535200 951815.4095 67.37020578
5/26/2010 20:30 641050 3405362808 945934.189 67.76898514
5/26/2010 21:00 640730 3384073442 940020.4758 68.16128122
5/26/2010 21:15 641700 3376821021 938005.9142 68.41108252
5/26/2010 22:00 640330 3413551026 948208.6942 67.53049238
5/26/2010 22:15 641300 3425716378 951587.9589 67.392614
5/26/2010 23:00 642890 3439168451 955324.6461 67.29544795
5/26/2010 23:15 640970 3422324117 950645.6641 67.42470136
89
LOAD KW
5.1 Kesimpulan
91
92
5.2 Saran
modern, kehilangan ini hanya 1,5 persen dari nilai kalor kotor pada
kecepatan penuh, namun akan meningkat ke sekitar 6 persen jika boiler
beroperasi hanya pada keluaran 25 persen. Perbaikan atau pembesaran
isolasi dapat mengurangi kehilangan panas pada dinding boiler dan
pemipaan.