Você está na página 1de 31

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM

PELATIHAN PEMBUATAN SPA (SISTEM PENJERNIHAN AIR)


MENGGUNAKAN FILTER BAJENLI (BATUBARA JENIS LIGNIT) DI DAERAH
SEKITAR KAWASAN PERTAMBANGAN DI KECAMATAN MOLAWE
KABUPATEN KONAWE UTARA

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh:
Andy Supiandy (F1B2 13 008 / Tahun Angkatan 2013)
Hironimus Renggi Unggu (F1B2 13 030 / Tahun Angkatan 2013)
Fauzi Dwi Dzul Fahmi (F1B2 13 022 / Tahun Angkatan 2013)
Intan Eka Oktavia (J1A1 13 272 / Tahun Angkatan 2013)
Wa Ode Istiqamah Madjid (O1A1 14 062 / Tahun Angkatan 2014)

UNIVERSITAS HALU OLEO


KENDARI
2017

RINGKASAN

Ketersediaan air bersih yang memenuhi standart minimal air bersih menjadi
kendala bagi sebagian besar warga Konawe Utara, khususnya warga Desa Awila
Puncak Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi
Tenggara. Sebagian besar warga Kecamatan Molawe menggunakan air dengan
memanfaatkan air gunung atau mata air yang ada dan belum tentu air tersebut layak
untuk digunakan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, dikarenakan sumber air
gunung tersebut dekat dengan kawasan wilayah pertambangan yang rentan
tercemar logam berat. Dari kondisi yang ada maka terlintas sebuah gagasan
membuat program pengabdian masyarakat yaitu suatu instalasi sistem penjernihan
air yang memanfaatkan batubara sebagai filternya di Kecamatan Molawe
Kabupaten Konawe Utara. Alat yang digunakan yaitu alat sederhana. Metode yang
dilakukan yaitu membentuk swadaya masyarakat setempat sebagai panitia,
pemberian suatu pengarahan, proses perancangan sistem, proses pembangunan
sistem tahap pengujian laboratorium untuk mengetahui kelayakan air dan jika
memenuhi syarat maka akan didistribusikan ke masyarakat. Setelah didapatkan
hasil akhir perlu dilakukan uji kualitas air apakah telah memenuhi syarat air sehat
ataukah tidak. Analisis kualitas air dapat dilakukan di laboratorium agar teruji
secara klinis. Sehingga terciptanya instalasi sistem penjernihan air yang
memanfaatkan batubara sebagai filternya dan terbentuknya suatu komunitas
masyarakat yang peduli dengan hidup bersih dan sehat.

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
RINGKASAN ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3. Tujuan .............................................................................................. 3
1.4. Luaran Yang Diharapkan ................................................................. 3
1.5. Kegunaan ......................................................................................... 3
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .......................... 3
2.1. Kuantitatif Potret .............................................................................. 3
2.2. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3
2.3. Alternatif Pemecahan Masalah ........................................................ 4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ................................................................. 4
3.1. Teknik Penyuluhan .......................................................................... 4
3.2. Teknik Pelatihan .............................................................................. 4
3.3. Pendampingan IPTEK ..................................................................... 5
BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN ......... 5
4.1. Hasil Yang Dicapai .......................................................................... 5
4.2. Persentase Hasil dari Target Luaran ................................................ 8
BAB 5 PENUTUP .............................................................................................. 9
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 9
5.2. Saran................................................................................................. 10
LAMPIRAN ........................................................................................................ 11
1. Penggunaan Dana.................................................................................... 11
2. Bukti-bukti pendukung kegiatan ............................................................. 14
3. Dokumentasi kegiatan ............................................................................. 19

iv

4. Hasil uji laboratorium sampel air baku ................................................... 23


5. Hasil uji laboratorium sampel air yang melalui SPA Bajenli ................. 24
6. Daftar Hadir Peserta Sosialisasi dan Pelatihan ....................................... 25

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kondisi air saat tercemar logam berat............................................ 2


Gambar 4.1. Observasi dan pengambilan sampel ............................................... 5
Gambar 4.2. Penghilangan kadar air batubara .................................................... 6
Gambar 4.3. Aktivasi batubara menjadi karbon aktif ......................................... 6
Gambar 4.4. Pembuatan sistem penjernihan air .................................................. 6
Gambar 4.5. Pengambilan sampel air ................................................................. 7
Gambar 4.6. Hasil uji sampel air ........................................................................ 7
Gambar 4.7. Sosialisasi dan pelatihan ................................................................ 7
Gambar 4.8. Hasil uji sampel air yang melalui SPA Bajenli .............................. 8

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Identifikasi dan alternatif pemecahan masalah .................................. 4


Tabel 4.1. Keterlaksanaan Target Luaran ........................................................... 8
Tabel 4.2. Kesesuaian dan Persentase Penggunaan Dana................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan sumber paling penting bagi manusia untuk keberlangsungan
hidup. Namun kondisi air dari setiap tempat itu berbeda-beda, tergantung kemajuan
dari daerahnya masing-masing. Di Indonesia jangkauan pelayanan air bersih dari
PAM atau PDAM masih sangat rendah, mereka hanya mampu memasok air bersih
untuk daerah perkotaan saja. Akibatnya masih banyak masyarakat di perdesaan
yang menggunakan air tanah, air sungai dan air gunung untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Namun tidak semua air tersebut memenuhi standar kelayakan sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Departemen Kesehatan RI (1990)
menyatakan bahwa tanpa pengolahan, kualitas fisik, kimiawi, dan biologis air
permukaan dan air tanah di sebagian besar wilayah Indonesia belum memenuhi
standar sehingga tidak layak untuk diminum.
Berbagai permasalahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari tidak
lepas dari aktivitas manusia. Mulai dari hal yang kecil seperti ini yang menjadi
kebiasaan hingga suatu saat bisa saja menimbulkan masalah yang besar. Hal itu
dikarenakan tidak terlalu dianggap penting bagi masyarakat. Kebiasaan tidak peduli
dengan lingkungan misalnya, seperti air yang keruh untuk kebutuhan sehari-hari
mulai dari mandi, mencuci pakaian, mencuci peralatan rumah tangga bahkan
sampai mengkonsumsi air itu. Semakin meningkatnya penggunaan air tidak bersih
maka kecenderungan tingkat kesehatan pun akan semakin menurun.
Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah negara yang kaya mineral,
sehingga air tanahnya sering mengandung logam berat yang bersifat toksik dan
berbahaya bagi tubuh manusia jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang
karena dapat menyebabkan kematian. Di negara-negara sedang berkembang saat
ini, hampir 25 juta orang mati setiap tahun akibat pencemaran biologis dan kimia
dalam air (Schimdt, 1998:106).
Dilihat dari kondisi pemukiman warga di Kecamatan Molawe Kabupaten
Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, warga di sekitar lokasi tersebut
memanfaatkan air gunung sebagai keperluan sehari-hari dan pemukiman tersebut
dekat dengan kawasan pertambangan. Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan
yang sangat berdampak pada lingkungan. Kegiatan pembukaan lahan pada industri
pertambangan mengakibatkan vegetasi berkurang sehingga mengakibatkan erosi
dan sedimentasi. Hasil dari erosi dan sedimentasi tersebut juga mengakibatkan
terbawanya logam-logam berat bersamaan dengan material sedimen, sehingga
kualitas air di sekitar pertambangan menurun yang dicirikan dengan warna air
menjadi merah (keruh). Logam-logam tersebut antara lain Pb, Fe, As, Cd dan lain-
lain yang dapat mengakibatkan meningkatnya TSS dan TDS air tersebut. TSS
(Total Suspended Solid) atau Total zat padat tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap.
Timbulnya TSS dalam air diakibatkan oleh erosi tanah dan erosi dari saluran sungai.
2

TDS (Total Dissolved Solid) atau Total zat padat terlarut adalah padatan yang
terlarut dalam air. Timbulnya TDS dalam air berasal dari limpahan dari pertanian,
limbah rumah tangga, dan industry (pertambangan).

Gambar 1.1. Kondisi Air Saat Tercemar Logam Berat

Berdasarkan analisis tersebut terdapat cara konvensional yang sangat


mudah dilakukan oleh masyarakat dalam mengurangi logam berat dengan sistem
penjernihan air menggunakan karbon aktif. Isna (2011) mengatakan karbon aktif
adalah karbon yang diproses sedemikian rupa sehingga mempunyai daya serap atau
adsorpsi yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau uap. Karbon aktif
secara luas digunakan sebagai adsorben dan secara umum mempunyai kapasitas
yang besar untuk mengadsorpsi molekul organik. Karbon aktif adalah karbon yang
dapat menyerap anion, kation dan molekul dalam bentuk senyawa organik maupun
anorganik, larutan ataupun gas. Karbon aktif terdiri dari berbagai mineral yang
dibedakan berdasarkan kemampuan adsorpsi (daya serap) dan karakteristiknya.
Karbon aktif dapat dibuat dari bermacam-macam bahan, salah satunya
batubara. Berdasarkan tingkat kalorinya dari yang terendah sampai yang tertinggi,
batubara dapat dikelompok menjadi Peat (Gambut), Lignit, Sub-bituminus,
Bituminus, dan Antrasit. Batubara yang digunakan dalam pembuatan filter sistem
penjernihan air ini adalah batubara jenis lignit (Kalori Rendah) yang dapat
ditemukan di Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Kolaka Timur. Batubara
jenis ini merupakan batubara yang belum bernilai ekonomis, namun dapat
dimanfaatkan dengan cara pengaktifan secara fisika dan kimia sehingga menjadi
karbon aktif.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimana memberdayakan masyarakat Kecamatan Molawe untuk membuat
sistem penjernihan air menggunakan karbon aktif dari batubara berkalori rendah
(lignit) sebagai filter penjernih air.
3

1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan program ini, adalah
sebagai berikut :
1. Pemberdayaan masyarakat dalam sistem penjernihan air menggunakan karbon
aktif dari batubara berkalori rendah.
2. Program penjernihan air agar dapat terus terawat,berlanjut dan berkembang di
Kecamatan Molawe.

1.4. Luaran Yang Diharapkan


Adapun luaran yang diharapkan dari kegiatan ini sebagai berikut:
1. Terciptanya sistem penjernihan air dan mengembangkan kepedulian masyarakat
untuk melanjutkan, mengembangkan, menggunakan, merawat dan menjaga
program kegiatan mahasiswa pengabdian masyarakat.
2. Artikel karya ilmiah tentang pengabdian masyarakat.

1.5. Kegunaan
Adapun kegunaan dari program ini yang diharapkan yaitu mampu
membantu memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dengan
mengkonsumsi air bersih yang telah dinetralkan menggunakan sistem penjernihan
air menggunakan filter batubara berkalori rendah.

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
2.1. Kuantitatif Potret
Masyarakat sasaran untuk kegiatan program kreativitas mahasiswa ini
adalah masyarakat desa Awila Puncak, kecamatan Molawe. Menurut data
administrasi pemerintahan desa, jumlah penduduk desa Awila Puncak adalah 117
KK, dengan jumlah total 286 jiwa. Tingkat kemiskinan di desa Awila Puncak
mencapai lebih dari 50% KK atau sekitar 57 KK. Riwayat pendidikan sebagian
warga desa Awila Puncak merupakan lulusanMI/SD dan MTs/SMP.

2.2. Identifikasi Masalah


Warga Kecamatan Molawe wayoritas memiliki mata pencaharian sebagai
petani dan berkebun. Hampir seluruh warga memiliki ladang dan juga
memanfaatkan air gunung sebagai sarana irigasi.
Sebagian besar warga Kecamatan Molawe mengalami permasalahan yang
sama yaitu kurangnya ketersediaan air bersih yang sehat untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya masyarakat memilih untuk menggunakan air
gunung yang tak jarang tidak memenuhi standart minimum air sehat yang bersih
atau beralih kepada air isi ulang yang harganya relative terjangkau yaitu dengan
mengeluarkan uang Rp. 5.000/ 50 liter yang dipasok dari daerah seberang. Mereka
tidak memiliki pandangan untuk memanfaatkan air gunung yang diolah sehingga
menjadi air yang bersih dan sehat dan dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.
4

2.3. Alternatif Pemecahan Masalah


Berdasarkan gambaran umum masyarakat Desa Awila Puncak Kecamatan
Molawe maka dapat diidentifikasi dan diberikan alternatif pemecahan masalah
yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1. Identifikasi dan Alternatif pemecahan masalah
No. Identifikasi Alternatif
Memberikan penyuluhan kepada
1 Kurangnya pengetahuan
warga desa
Pelatihan dan pembinaan bagi
2 Belum ada teknologi tepat guna
warga desa

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1.Teknik Penyuluhan
Teknik penyuluhan berguna untuk menyukseskan teknik pelatihan. Teknik
peyuluhan dilakukan tim PKM terdiri dari rapat anggota, survei lokasi, perizinan,
kerja sama dan rapat koordinasi.
1. Rapat anggota; bertujuan untuk meyerahkan persepsi anggota dengan ketua.
Rapat anggota membahas hal umum tentang keberlanjutan program,
langkah strategis yang akan diambil, dan pembagian dan membagi tugas
setiap anggota.
2. Rapat koordinasi; bertujuan untuk menyerahkan persepsi tim PKM dengan
pembimbing. Rapat koordinasi diperlukan untuk mendapat masukan
pembimbing serta membahas langkah strategis yang akan diambil dalam hal
pelaksanaan dan keberlanjutan.
3. Survei lokasi; bertujuan untuk melihat latar belakang pendidikan,
masyarakat dan wilayah lebih detail. Latar belakang pendidikan
berpengaruh terhadap sasaran program. Kondisi masyarakat akan
mempengaruhi cara penyampaian dalam pelatihan. Kondisi wilayah
berguna untuk menentukan lokasi pelatihan dan penempatan teknologi.
4. Melakukan perizinan; bertujuan menjalin hubungan yang terlindung secara
hukum antara tim PKM dengan objek sasaran program. Perizinan dilakukan
di Kecamatan Molawe. Perizinan terdiri dari perizinan pelaksanaan dan
komponen pendukung pelaksanaan. Komponen pendukung pelaksanaan
terdiri dari pinjaman tempat, perlengkapan dan perizinan.
5. Melakukan kerjasama; bertujuan untuk meningkatkan teknik pelatihan dan
mencari dukungan dengan instansi atau orang lain.

3.2.Teknik Pelatihan
Teknik pelatihan bertujuan untuk mencetak generasi yang mengerti tentang
sistem penjernihan air. Teknik pelatihan yang digunakan tim PKM terdiri dari
presentasi, praktik, diskusi, dan pemasangan teknologi.
5

1. Presentasi; pemberian teori secara lisan dan tatap muka. Bertujuan


memberikan informasi lebih jelas tentang sistem penjernihan air.
2. Praktik; penyampaian teori secara praktik agar masyarakat dapat langsung
membuat sistem pernjernihan air.
3. Diskusi; proses pemecahan masalah dengan memberikan umpan berupa
permasalahan.
4. Pemasangan teknologi; proses akhir yang menentukan peserta dikatakan
kompeten

3.3. Pendampingan IPTEK


Pendampingan IPTEK yang dilakukan tim PKM adalah pendampingan
jarak jauh dan pengembangan mandiri.
1. Pendampingan jarak jauh; bertujuan untuk memantau tindakan masyarakat,
memberi informasi melalui sms dan telepon. Penggunaan media sms dan
telepon berguna untuk menyebar informasi secara luas, dapat memantau
serta memberikan masukan tentang teknologi sistem penjernihan air.
Dengan pendampingan jarak jauh harapan besarnya masyarakat lain dapat
turut serta mempelajari dan menerapkan teknologi sistem penjernihan air di
daerahnya sehingga kualitas air bersih di berbagai pelosok Kecamatan
Molawe dapat terpenuhi.
2. Pengembangan mandiri; masyarakat diberikan kebebasan bereksplor untuk
melanjutkan program dan kegiatan.

BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN
4.1. Hasil Yang Dicapai
1. Observasi dan pengambilan sampel batubara
Kami melakukan pengambilan sampel batubara jenis lignit di Desa
Tawanga Tua, Kecamatan Ulu Iwoi, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi
Sulawesi Tenggara.

Gambar 4.1. Obsevasi dan pengambilan sampel

2. Proses penghilangan kadar air (dehidrasi) pada sampel batubara


Kadar air pada batubara jenis lignit dihilangkan dengan
menggunakan oven pada laboratorium. Suhu yang digunakan dalam proses
penghilangan kadar air adalah 170 C dengan lama waktu 1,5-2 jam.
6


Gambar 4.2. Penghilangan kadar air batubara

3. Proses aktivasi batubara menjadi karbon aktif


Proses aktivasi menggunakan tanur pada suhu 800 C dengan waktu
1,5 jam.

Gambar 4.3. Aktivasi batubara menjadi karbon aktif

4. Proses pembuatan SPA Bajenli (Sistem Penjernihan Air Batubara Jenis


Lignit)
Proses pembuatan sistem penjernihan air yaitu proses perangkaian
bahan-bahan yang telah disiapkan untuk pembuatan sistem penjernihan air,
yang meliputi pemotongan pipa, pembuatan lubang pada pipa,
penyambungan pipa dan lain-lain.


Gambar 4.4. Pembuatan sistem penjernihan air

5. Pengambilan sampel air


Sampel air yang diambil ialah sampel air yang belum melalui proses
penjernihan dan berada pada tempat penampungan air induk warga Desa
Awila Kecamatan Molawe.
7


Gambar 4.5. Pengambilan sampel air

6. Pengujian sampel air


Pengujian sampel air dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas
MIPA Universitas Halu Oleo Kendari.

Gambar 4.6. Hasil uji sampel air

7. Sosialisasi dan pelatihan pembuatan SPA Bajenli


Sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan di Balai Desa Awila Puncak
Kecamatan Molawe


Gambar 4.7. Sosialisasi dan pelatihan
8

8. Pengujian Sampel Air yang Melalui SPA Bajenli


Pengujian sampel air dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas
MIPA Universitas Halu Oleo Kendari.

Gambar 4.8. Hasil uji sampel air yang melalui SPA Bajenli

Berdasarkan hasil laboratorium pada sampel air yang melalui SPA Bajenli,
dapat dilihat bahwa terjadi penurunan parameter-parameter yang telah di uji, ini
dapat terjadi dikarenakan teknologi yang tim PKM-M buat dapat berkerja,
walaupun sampel air sebelum melalui penyaringan tidak melewati baku mutu air
yang dapat dikonsumsi.

4.2. Persentase Hasil dari Target Luaran


Persentase secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1. Keterlaksanaan Target Luaran
No. Target Luaran Persentase Keterangan
1 Terbentuknya masyarakat yang 100% Terbentuknya peserta
dapat meneruskan teknologi pelatihan yang didukung
SPA Bajenli di Desa Awila oleh perangkat desa.
Puncak
2 Menjadikan desa Awila Puncak 100% Desa Awila Puncak
sebagai rujukan dalam produksi menjadi desa
air jernih menggunakan percontohan dan dikenal
teknologi SPA Bajenli. desa lain Karena
teknologi SPA Bajenli
dapat masuk kemedia
online dan offline.
3 Memunculkan inovasi kreatif 100% Terbentuknya teknologi
dalam penjernihan air. SPA Bajenli.
9

4 Masyarakat termotivasi dalam 100% Motivasi dalam


menjernihkan air menjernihkan air dapat
melalui teknologi SPA Bajenli. dilihat dari semangat
belajar warga dalam
berdirinya teknlogi SPA
Bajenli.
Persentase keterlaksanaan target luaran 100%

Tabel 4.2. Kesesuaian dan Persentase Penggunaan Dana


No. Peralatan Penunjang Rp. 2.525.000,-
1 Bahan Habis Pakai Rp. 3.061.300,-
2 Perjalanan Rp. 2.740.000,-
3 Lain-Lain Rp. 680.500,-
Total Pemakaian Rp. 9.006.800,-
Rincian penggunaan dana dapat dilihat pada lampiran

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan ini adalah:
1. Tujuan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat ini adalah:
Menyosialisasikan SPA Bajenli kepada warga desa.
Membuat SPA Bajenli sebagai alat penjernihan air bagi warga desa.
Warga desa dapat mengembangkan SPA Bajenli untuk memenuhi
kebutuhan air.
2. Masyarakat sasaran adalah warga desa Awila Puncak, masalah yang ada
adalah masalah ekonomi dan kelangkaan air jernih.
3. Alternatif pemecahan masalah terdiri atas pembuatan teknologi SPA Bajenli,
pendidikan teknologi SPA Bajenli, teknologi tepat guna untuk meningkatkan
kesejahteraan warga desa Awila Puncak, teknologi tepat guna untuk
meningkatkan perekonimian warga desa Awila Puncak.
4. Hasil yang dicapai adalah;
Terbentuknya masyarakat yang dapat meneruskan teknologi SPA Bajenli
di desa Awila Puncak.
Desa Awila Puncak menjadi rujukan dalam produksi SPA Bajenli yang
dapat menjernihkan air.
Memunculkan inovasi kreatif dalam menjernihkan air di desa Awila
Puncak.
Masyarakat termotivasi untuk ikut dalam penjernihan air melalui teknologi
SPA Bajenli.
Memantau dan mengembangkan teknologi SPA Bajenli melalui
pendidikan jarak jauh.
10

5.2. Saran
1. Saran untuk Kementerian Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
disarankan meningkatkan kualitas SDM dalam lingkungan perguruan tinggi
dengan kegiatan-kegiatan serupa.
2. Saran untuk Pelaksana Program; disarankan untuk lokasi sosialisasi tim PKM
diadakan di lokasi yang benar-benar mempunyai masalah dengan air tercemar
dan disarankan ide-ide lebih kreatif dengan tetap mengontrol warga desa
Awila Puncak.
3. Saran untuk Warga Desa; disarankan warga desa Awila Puncak dapat
melanjutkan dan mengembangkan teknologi SPA Bajenli.

11

LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Rincian Penggunaan Dana PKM-M Pelatihan Pembuatan Spa (Sistem Penjernihan Air)
Menggunakan Filter Bajenli (Batubara Jenis Lignit) Di Daerah
Sekitar Kawasan Pertambangan Di Kecamatan Molawe
Kabupaten Konawe Utara

No. Jenis Pengeluaran Jumlah


Pengambilan Batubara
1. Rental Mobil Rp. 700.000,-
2. Bensin Rp. 250.000,-
3. Sewa GPS dan Palu Geologi Rp. 125.000,-
4. Konsumsi Rp. 60.000,-
Sub Total Rp. 1.135.000,-

No. Jenis Pengeluaran Jumlah


Pembuatan SPA BAJENLI
1. Amplas Kertas Rp. 39.000,-
2. Water Mur Rp. 145.000,-
3. Sambungan L Pipa Rp. 35.000,-
4. Sambungan T Pipa Rp. 35.000,-
5. Gergaji Rp. 45.000,-
6. Pylox Hitam Rp. 48.000,-
7. Pylox Kuning Rp. 24.000,-
8. Stop Kran Rp. 130.000,-
9. Strainer Rp. 32.000,-
10. Lem Pipa Rp. 28.000,-
11. DOP Rp. 100.000,-
12. Pipa 3/4 Inch Rp. 56.000,-
13. Pipa 4 Inch Rp. 280.000,-
14. Pompa Air Rp. 324.500,-
15. Lem Epoxy/Dempul Rp. 45.500,-
16. Seal Tape Rp. 8.400,-
17. Socket Dalam Rp. 11.000,-
18. Socket Luar Rp. 8.000,-
19. Ayakan Rp. 11.000,-
20. Sambungan Pipa 4 Inch Rp. 15.000,-
21. Housing Catride Rp. 90.000,-
22. Filter Housing Catride Rp. 90.000,-
23. CO Rp. 84.000,-
24. Sambungan Pipa 1/2 in 3/4 Rp. 3.000,-
25. Transportasi (Bensin) Rp. 100.000,-
26. Sewa Lab Aktivasi Batubara Rp. 850.000,-
27. Konsumsi Rp. 253.000,-
Sub Total Rp. 2.890.400,-
12

No. Jenis Pengeluaran Jumlah


Pengambilan Sampel Air
1. Rental Mobil Rp. 350.000,-
2. Bensin Rp. 150.000,-
3. Pembelian Bahan yang dibutuhkan Rp. 30.000,-
4. Konsumsi Rp. 50.000,-
Sub Total Rp. 580.000,-

No. Jenis Pengeluaran Jumlah


Pengujian Sampel Air
1. Sewa Lab Rp. 700.000,-
2. Transportasi (Bensin) Rp. 50.000,-
Sub Total Rp. 750.000,-

No. Jenis Pengeluaran Jumlah


Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan SPA BAJENLI
1. Rental Mobil Rp. 900.000,-
2. Bensin Rp. 200.000,-
3. Spanduk Rp. 120.000,-
4. Aqua 600 ml Rp. 2.300,-
5. ABC Sirup 525 ml Rp. 12.000,-
6. KhonGuan Mini Rp. 44.500,-
7. Wafer Selamat Rp. 13.200,-
8. Roma Malkist Rp. 8.400,-
9. Multi Tissue Rp. 6.400,-
10. Cheetos Net Rp. 4.400,-
11. Lays Rp. 5.500,-
12. Flow Gelas 240 ml Rp. 45.000,-
13. Lakban Rp. 10.000,-
14. Tissu Toply Rp. 3.100,-
15. Dus Snack Rp. 20.000,-
16. Cling Wrap Rp. 14.900,-
17. Permen Rp. 16.700,-
18. Piring Anyam Rp. 30.000,-
19. Sewa Speaker Wireless Rp. 350.000,-
20. Sewa Kamera Rp. 500.000,-
21. Pembuatan Snack Dus Rp. 440.000,-
22. Amplop Rp. 15.000,-
23. Print Surat Undangan Rp. 10.000,-
22. Konsumsi Rp. 74.000,-
Sub Total Rp. 2.845.400,-

13

No. Jenis Pengeluaran Jumlah


Pembuatan Laporan Kemajuan dan Logbook
1. Tinta Printer Rp. 290.000,-
2. Buku Album Rp. 13.500,-
3. Mistar Rp. 3.500,-
4. Lem Rp. 14.000,-
5. Komunikasi (Pulsa) Rp. 100.000,-
6. Konsumsi Rp. 95.000,-
7 Transportasi (Bensin) Rp. 20.000,-
8 Kertas HVS Rp. 33.000,-
9. Scan (Pengesahan dan Bukti Iuran) Rp. 50.000,-
Sub Total Rp. 619.000,-

No. Jenis Pengeluaran Jumlah


Pembuatan Laporan Akhir
1 Tinta Printer Warna Hitam Rp. 53.000,-
2. Komunikasi (Pulsa) Rp. 20.000,-
3. Jilid Laporan Rp. 6.000,-
4. Konsumsi Rp. 68.000,-
5. Transportasi (Bensin) Rp. 20.000,-
6. Scan (Pengesahan dan Bukti Iuran) Rp. 20.000,-
Sub Total Rp. 187.000,-
Total (Keseluruhan) Rp. 9.006.800,-

14

Lampiran 2. Bukti-bukti pendukung kegiatan

Bukti Penggunaan Dana Pelatihan Pembuatan Spa (Sistem Penjernihan Air)


Menggunakan Filter Bajenli (Batubara Jenis Lignit) Di Daerah
Sekitar Kawasan Pertambangan Di Kecamatan Molawe
Kabupaten Konawe Utara

1. Pengambilan batubara

2. Pembuatan SPA Bajenli


15


16

3. Pengambilan sampel air

4. Sosialisasi dan Pelatihan pembuatan SPA BAJENLI


17

5. Pembuatan laporan kemajuan dan logbook


18

6. Pembuatan Laporan Akhir


19

Lampiran 3. Dokumentasi kegiatan

Bukti Penggunaan Dana Pelatihan Pembuatan Spa (Sistem Penjernihan Air)


Menggunakan Filter Bajenli (Batubara Jenis Lignit) Di Daerah
Sekitar Kawasan Pertambangan Di Kecamatan Molawe
Kabupaten Konawe Utara

1. Pengambilan batubara

2. Pembuatan SPA Bajenli


20

21

3. Pengambilan sampel air

4. Sosialisasi dan Pelatihan pembuatan SPA BAJENLI


22


23

Lampiran 4. Hasil uji laboratorium sampel air baku

24

Lampiran 5. Hasil uji laboratorium sampel air yang melalui SPA Bajenli
25

Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta Sosialisasi dan Pelatihan


26

Você também pode gostar