Você está na página 1de 4

ANALISA PETROGRAFI DAN PETROGENESA DAERAH JATIREJO,

KEC. LENDAH, KAB KULON PROGO, PROV. DAERAH ISTIMEWA


YOGYAKARTA
Oleh : Irra Aprilia Citra (410015055), Arqam Rizaldy (410015114), Agmas
Jaya(410015051), Masli Oktaviani (410015143), Akbar Nugraha Saputra
(41001155), Kirana (410015124), dan Joserizal Ananda (410015091)
ABSTRAK
Daerah penelitian secara admistrasi merupakan perbatasan abtara Kabbupanten
Kulun Progo, Provinsi Daerah Isstimewa Yogyakarta dan Kabupatan Purworejo,
Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah penelitian adalah 91o4014 BT
dan 39o852LS dengan skala 1 : 30.000. penelitian bertujuan untuk mempelajari
sebab terjadinya altrasi pada intrusi batuan beku pada daerah Jatirejo
berdasarkan kajian di lapangan maupun analisis laboratorium.
PENDAHULUAN terbentuk bersifat andesitis dengan ciri
afinitas kalk alkali dan sedikit toleit.
Jatirejo, Lenda, kulon progo adalah Kegiatan magmatik kedua terjadi antara
Daerah penelitian termasuk ke dalam 11 2 juta tahun yang lalu (Miosen
wilayah Pegunungan Progo. Letak Akhir Pliosen) dengan himpunan
geografis daerah penelitian adalah batuan yang bersifat kalk alkali
91o4014 BT dan 39o852LS andesitis (Soeria Atmadja, dkk, 1991).
Penelitian ini bertujuan untuk Berdasarkan penanggalan radiometri K-
mempelajari Petrografi di daerah Kulon Ar oleh (Soeria Atmadja, dkk, 1991)
Progo berdasarkan kajian di lapangan bahwa umur batuan volkanik di daerah
maupun analisis laboratorium. Kulon Progo 42.73 9.78 sampai 15.30
Pegunungan Kulon Progo tersusun atas 0.88 juta tahun yang lalu (Eosen
batuan yang berumur Eosen sampai Akhir Miosen Awal) dengan
Miosen (van Bemmelen, 1949). Urutan penyebaran batuan volkaniknya ke arah
stratigrafi batuan dari tua ke muda barat timur (pola struktur Jawa).
adalah Formasi Nanggulan, Formasi
Andesit Tua, Formasi Jonggrangan, METODE PENELITIAN
Formasi Sentolo dan Endapan Alluvial.
Beberapa peneliti lain menamakan Metode penelitian dilakukan dua tahap
Formasi Andesit Tua sebagai Formasi yang pertama Penelitian lapangan
Kebo Butak (Rahardjo dkk, 1977) atau dilakukam melalui pengamatan litologi
Formasi Kulon Progo dengan Anggota dan struktur geologi dan yang kedua
Ijo (Suroso dkk., 1986) dan Kompleks Penelitian laboratorium meliputi
volkanik Progo dengan Formasi analisis petrografi menggunakan
Kaligesing/Formasi Dukuh mikroskop polarisasi di Laboratorium
(Pringgoprawiro dan Riyanto, 1988). Hard Rock, Jurusan Teknik Geologi,
Kegiatan magmatik busur kepulauan STTNAS Yokyakarta.
berumur Tersier di pulau Jawa diawali HASIL DAN PEMBAHASAN
sejak 40 19 juta tahun yang lalu
(Eosen Akhir Miosen Awal) dan Pada sayatan tipis pertama dengan
menghasilkan produk berupa jejak perbesaran okuler 10x dan perbesaran
sumbu volkanik berarah barat timur. objektif 4x, dapat dijumpai mineral
Produk himpunan batuan yang Magnetite, Ilmenit, Zeolite. Dengan
analisa yaitu sebagai berikut :
1. Mineral magnetite: Merupakan
salah satu jenis mineral opak. PPL,
warna hitam gelap total dengan
bentuk subrounded serta relief GIPS
tinggi, XPL tidak dapat dideskripsi
dikarenakan warna yang gelap total.
2. Zeolite Na2Al2Si3O10-2H2O,: Pada sayatan tipis ketiga dengan
PPL, warna colorless, Equant, relief perbesaran okuler 10x dan perbesaran
sedang-tinggi, XPL dengan objektif 4x, dapat dijumpai mineral
birefringence orde 1 disertai tekstur Magnetite dan Kalsit. Dengan analisa
khusus yaitu Spherulitic sebagai berikut :
3. Illite
(K,H3O)(Al,Mg,Fe)2(Si,Al)4O10[( 1.Mineral magnetite: Merupakan salah
OH)2,(H2O)]: Ilit cenderung satu jenis mineral opak. PPL, warna
berbutir halus kecuali bila aktivitas hitam gelap total dengan bentuk
termal berkepanjangan pada suhu subrounded serta relief tinggi, XPL
tinggi mendorong pembentukan tidak dapat dideskripsi dikarenakan
butir lebih besar dengan tatanan warna yang gelap total.
stuktural yang lebih tinggi. 2.Kalsit (CaCO3): Kalsit dalam
pengamatan tersebut hadir sebagai
PPL urat (vein) yang membentuk seperti
urat yang panjang, pada keadaan PPL
colorless, relief sedang. pada XPL
birefringence 0,172.
PPL

GIPS
XPL

Pada sayatan tipisXPL kedua dengan


perbesaran okuler 10x dan perbesaran
objektif 4x, dapat dijumpai mineral
klorit. Dengan analisa : Klorit
(Mg,Fe)3(Si,Al)4O10(OH)2(Mg,Fe)3( Hasil dan Pembahasan dari analisa
OH)6 memiliki kebiasaan platy dari petrografi dilakukan pada sayatan tipis
mika, dengan pleohcroic (hijau). batuan menggunakan mikroskop
Ukuran butiran umumnya kecil, tapi polarisator. Secara megaskopis batuan
bisa berkisar 200 mikron di batuan kelas beku pada lokasi pengamatan teralterasi
metamorfik greenschist rendah. dengan intensitas lemah - sedang (Tabel
1) (klasifikasi intensitas ubahan,
PPL Browne,1991 op.cit.GIPS
Corbett and Leach,
1998)
klasifikasi Corbett & Leach 1998.
Sehingga, termasuk kedalam zona
ubahan klorit-kalsit-serisit. Zona
ubahan ini ditandai dengan hadirnya
mineral serisit disertai mineral kalsit
dan klorit. Selain itu, pada zona ini di
temukan kuarsa dalam persentase kecil.

Berwarna coklat-abu abu. berasosiasi


dengan zona alterasi selifikasi -argilik
yang dicirikan kehadiran mineral silika
dan mineral lempung yang intensif.
pada beberapa bagian, batuan induk
terpotong oleh urat kuarsa-silika.
Dibawah mikroskop batuan mempunyai
tekstur hipokristalin, ukuran kristal
tidak seragam (In-Equigranular),
euhedral-subhedral. Fenokris berupa
plagioklas hampir keseluruhan terubah
menjad serisit.i Terdapat mineral opaq
berupa Magnetite dan Ilmenit dalam
jumlah sedikit.
Selain itu, dijumpai pula mineral Zeolit Gambar: Kumpulan Mineral Ubahan
berbentuk equant dengan tekstur berupa (Corbett & Leach,1998)
Spherulitic yang mengisi rongga pada
batuan beku. Terdapat pula mineral Ganesa Batuan : Secara umum batuan
klorit dalam jumlah yang sangat sedikit yang ditemukan di lokasi penelitian
dengan kenampakan warna hijau. merupakan batuan beku berupa
Adanya mineral kalsit yang hadir andesite. Dikarenakan adanya proses
sebagai urat. Alterasi hidrotermal dengan tipe alterasi
berupa Philic sampai Propilitic yang
Berdasarkan pembagian zona ubahan dicirikan dengan hadirnya mineral
hidrotermal ( Corbett and Leach, 1998), mineral ubahan seperti Zeolit, Klorit,
batuan tersebut masuk kedalam zona Serisit, Kalsit serta muncul nya mineral
Propilitik, yang dicirikan oleh hadirnya lempung yang intensif. Sehingga dapat
mineral karbonat, Zeolit, Kuarsa, diidentifikasi bahwa batuan tersebut
Klorite. mengalami penambahan pH dengan
Berdasarkan kehadiran mineral ubahan temperatur 200 - 300 derajat (Corbett &
yang diidentifikasi berdasarkan analisis Leach,1998).
petrografi, maka dilakukan KESIMPULAN
pengelompokan mineral ubahan.
Kemudian, dari asosiasi mineral - Jadi dapat disimpulkan pada daerah
mineral tersebut dapat dilakukan penelitian ditemukan perselingan antara
pengelompokan zona ubahan batulempung, tuff, batupasir, sampai
hidrotermal yang mengacu pada lapili. yang masih masuk dalam formasi
semilir. Batuan pada formasi ini secara
umum terbentuk pada lingkungan laut
dalam akibat dari longsoran atau aliran
gravitasi. Dan terdapat batupasir dengan
sifat karbonat yang mungkin terkena
larutan batugamping dari formasi
wonosari yang berada diatasnya dan
merupakan batuan beku berupa
andesite. Dikarenakan adanya proses
Alterasi hidrotermal dengan tipe alterasi
berupa Philic sampai Propilitic yang
dicirikan dengan hadirnya mineral
mineral ubahan seperti Zeolit, Klorit,
Serisit, Kalsit serta muncul nya mineral
lempung yang intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Atlas Of Alteration , A Field and
Petrographic Guide to Hydrothermal
Alteration MInerals.
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jb
ptitbpp-gdl-wandailham-22639-5-
2009ta-a.pdf
http://www.warmada.staff.ugm.ac.id/A
rticles/rodhie-zeolit.pdf
http://journals.itb.ac.id/index.php/jzi/ar
ticle/viewFile/1714/1009
https://core.ac.uk/download/pdf/11713
942.pdf

Você também pode gostar