Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
laju pertumbuhan penduduk yang relatif cepat dan kemajuan pesat ilmu
pengetahuan dan tehnologi. Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat
berimplikasi pada ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang tuntutan
kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak
bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi
dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara
saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya
tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan
menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000,
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan, selain mempunyai dampak
positif, ternyata pembangunan ekonomi juga mempunyai dampak negatif. Dari
segi positif sudah jelas bahwa pembangunan ekonomi akan meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan pendapatan nasional. Namun, pembangunan ekonomi
juga berdampak negatif bagi kelestarian alam, diantaranya dengan berkurangnya
sumberdaya alam akibat eksploitasi berlebihan, pencemaran udara, air dan tanah
akibat polusi industri dan pembangunan infrastruktur perekonomian yang identik
dengan perusakan alam.
Hal tersebut menimbulkan satu pertanyaan, apakah pembangunan ekonomi
selalu identik dengan perusakan alam?
Berkurangnya sumberdaya alam, polusi pabrik dan alih fungsi lahan hijau menjadi
lahan perekonomian, merupakan contoh akibat dari pembangunan ekonomi yang
tidak selaras dengan pelestarian alam.
Dengan demikian, ada hubungan yang positif antara jumlah dan kualitas
sumberdaya alam dengan pertumbuhan ekonomis, tetapi sebaliknya ada
hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan persediaan
sumberdaya alam di dalam bumi.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga secara tidak langsung kerap mendatangkan
masalah bagi masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi
selalu berkorelasi positif dengan pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan
perekonomian yang tentu saja membutuhkan lahan. Namun, semakin hari lahan
yang tersedia semakin terbatas, akibatnya banyak lahan yang seharusnya
diperuntukan sebagai hutan lindung atau sebagai daerah resapan air
dialihfungsikan menjadi kawasan perekonomian. Banjir yang rajin mengunjungi
Jakarta merupakan salah satu contoh akibat alih fungsi daerah resapan air yang
menjadi masalah bagi masyarakat.
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
2. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung
beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan
kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan
hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga
kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat
dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
c. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC
maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang
dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon
menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter
bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa
yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan
merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara.
Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di
atmosfer.
3. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi
rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab
utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang
kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan
pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan
lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak
diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
a) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
b) Melarang kegiatan perburuan liar.
c) Menggalakkan kegiatan penghijauan.
Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan
perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang
dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang,
terutama di Asia. Hasil yang nyata adalah tercapainya swasembada (kecukupan
penyediaan) sejumlah bahan pangan di sejumlah negara yang sebelumnya
dilanda kelaparan, seperti India, Banglades, Tiongkok, Vietnam, Thailand, serta
Indonesia, untuk menyebut beberapa negara. Norman Borlaug, penerima
penghargaan Nobel Perdamaian 1970, adalah orang yang dipandang sebagai
bapak gerakan ini.
Revolusi hijau mendasarkan diri pada tiga pilar penting: penyediaan air melalui
sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia dan penerapan pestisida untuk menjamin
produksi, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan baku berkualitas.
Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil
tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam
setahun untuk padi, suatu hal yang tidak dapat dimungkinkan tanpa tiga pilar
tersebut.
Pestisida telah lama diketahui menyebabkan iritasi mata dan kulit, gangguan
pernapasan, penurunan daya ingat, dan pada jangka panjang menyebabkan
kanker. Bahkan jika ibu hamil mengkonsumsi makanan dan minuman yang
mengandung residu pestisida, maka janin yang dikandungnya mempunyai risiko
dilahirkan dalam keadaan cacat. Penggunaan pestisida juga menyebabkan
terjadinya peledakan hama suatu keadaan yang kontradiktif dengan tujuan
pembuatan pestisida karena pestisida dalam dosis berlebihan menyebabkan
hama kebal dan mengakibatkan kematian musuh alami hama yang
bersangkutan.
Namun keberhasilan itu bukan tanpa dampak dan efek samping yang jika tanpa
pengendalian, dalam jangka panjang justru mengancam kehidupan dunia
pertanian.
Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat
itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit
impor, pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya.
Lebih lanjut resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan terjadinya
penurunan produksi membuat ongkos produksi pertanian cenderung meningkat.
Akhirnya terjadi inefisensi produksi dan melemahkan kegairahan bertani.
Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani. Dalam
sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam
dengan memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup
manusia. Petani merupakan komunitas mandiri. Namun dalam revolusi hijau,
petani tidak boleh mem-biakkan benih sendiri.
Bibit yang telah disediakan merupakan hasil rekayasa genetika, dan sangat
tergantung pada pupuk dan pestisida kimia yang membuat banyak petani
terlilit hutang. Akibat terlalu menjagokan bibit padi unggul, sekitar 1.500 varietas
padi lokal telah punah dalam 15 tahun terakhir ini.
Mitos akan kehebatan Revolusi Hijau lahir karena ditopang oleh teknologi yang
dikembangkan dari sistem ilmu pengetahuan modern, mulai dari genetika
sampai kimia terapan. Pantas jika Masanobu Fukuoka, pelopor pertanian alami di
Jepang, pernah berkata: Peranan ilmuwan dalam masyarakat itu analog dengan
peranan diskriminasi di dalam pikiran-pikiran Anda sendiri.. Telah terbukti
bahwa penerapan Revolusi Hijau di Indonesia memberi dampak negatif pada
lingkungan karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Dan Revolusi Hijau di
Indonesia tidak selalu mensejahterakan petani padi.
G. KESIMPULAN
Pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan adalah pembangunan
berkelanjutan di bidang ekonomi yang tidak hanya berorientasi hasil untuk saat
ini tetapi juga berorientasi pada masa depan dengan titik fokus pada
keberlangsungan pelestarian lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa
barometer keberhasilan sebuah pembangunan adalah keselarasan antara
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan berkesinambungan yang
ditandai dengan tidak terjadinya kerusakan sosial dan kerusakan alam. Oleh
karena itu, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan harus diterapkan
demi keberlanjutan kehidupan karena akan menjamin keberlanjutan eksistensi
alam dan lingkungan hidup.
Jadi, secara ringkas dapat dikatakan bahwa pembangunan ekonomi yang semata-
mata ditujukan untuk memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan
keberlangsungan alam dan lingkungan akan membawa dampak negatif tidak
hanya bagi alam tetapi juga bagi masyarakat. Salah satu dampak negatif yang
ditimbulkan adalah berkurangnya sumberdaya alam, pencemaran udara akibat
polusi industri dan pembangunan infrastruktur yang identik dengan perusakan
alam. Namun, hal tersebut dapat dicegah dengan menerapkan program
pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Paramita, Ashika P. Revolusi Hijau. http://ashiiqa.wordpress.com
Kusuma, Afandi. Linkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian, Kerusakan
Lingkungan dan Pelestarian. http://afand.cybermq.com
Laila, Najmu. Disharmonitas Pembangunan Ekonomi dengan Pelestarian Alam.
http://mhs.blog.ui.ac.id.
Setiawan, Beni. Pembangunan Berwawasan Lingkungan.
http://bennisetiawan.blogspot.com/
Wikipedia Indonesia. Revolusi Hijau. http://id.wikipedia.org.