Você está na página 1de 4

PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA DARI SUDUT PANDANG TEKNIK SIPIL

Cut Atika Hasya1, Nadiatul Ullya1, Naura Shafiya Iswandi1, Siti Amaliza Ridwan1, Siti Nadya
Putri1, Bukhari, S.Si., M.T 2
1)
Program Studi Teknik Sipil Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (BELUM TAU)

Abstrak: Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam ancaman
bencana (hazard) yang berpotensi menimbulkan bencana. Sebagai contoh banyaknya
bencana yang telah terjadi dibeberapa daerah di Indonesia seperti Gempa dan Tsunami Aceh
2004 yang meluluh lantakan bumi serambi mekah, Gempa tektonik jogja tahun 2006, Gempa
Padang yang terjadi pada tanggal 30 September 2009, dan Gempa Pidie Jaya tahun 2016.
Bencana-bencana ini memakan puluhan bahkan ratusan ribu korban jiwa serta meluluh
lantakkan bangunan-bangunan yang ada. Maka tidak bisa dipungkiri bencana ini
memberikan kerugian yang amat sangat besar, selain itu kerugian yang dialami bukan hanya
dari segi finansial dan segi moril saja tetapi juga banyak dari segi lainnya.

Penanggulangan bencana di Indonesia di landasi oleh UU RI No. 24/2007 (UUPB). Sesuai


dengan bidang teknik sipil yang berhubungan dengan perencanaan bangunan, baik bangunan
umum, bangunan siap tinggal maupun bangunan penanggulangan bencana. Demikian dalam
jurnal ini kami akan membahas secara singkat tentang penanggulangan bencana gempa serta
peran teknik sipil di dalamnya.

Kata kunci : Penanggulangan bencana, gempa, teknik sipil

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan daerah infrastruktur yang amat besar.


kepulauan yang diapit lempeng Pada bulan Mei tahun 2006
Eropa Asia - Australia di Selatan kembali terjadi gempa tektonik di
serta lempeng Pasifik dan Filipina Selatan Yogyakarta juga akibat
dibagian Timur-Utara. Pergeseran pergeseran lempeng Asia-
diantara lempeng tersebut dapat Australia yang juga
mengakibatkan proses gempa mengakibatkan korban jiwa
terjadi disuatu titik kedalaman dan mendekati angka 5000 jiwa dan
menjalar sepanjang patahan/sesar. kerusakan infra struktur yang
Jika bidang patahan terjadi didasar besar. Dengan latar belakang
laut kestabilan air laut terganggu kondisi Indonesia yang rawan
secara vertikal maupun horizontal. gempa dan Tsunami ini, seminar
Bahkan jika gempa yang terjadi mengenai mitigasi gempa
magnitudenya besar (9 skala didaerah perkotaan ini amat tepat
Richter) seperti Aceh terjadi sesar dan diharapkan dapat
sepanjang ribuan kilometer menghasilkan sesuatu hasil positif
sehingga menyebabkan terjadinya bagi pembangunan didaerah
Tsunami (Desember 2004) yang perkotaan yang rawan gempa dan
menelan korban jiwa hampir Tsunami. Dengan perkembangan
300.000 orang serta kerusakan cepat yang terjadi di perkotaan
diseluruh belahan dunia, bencana
alam seperti banjir dan curah
hujan diatas normal, periode ini ancaman tidak dapat dikurangi,
musim kering yang namun kerentanan bangunan dan
berkepanjangan, dan serangan masyarakatnya dapat dikurangi,
angin taufan, tanah longsor dan dan/atau kapasitas kelembagaan
gempa bumi adalah ancaman penanggulangan bencana dan
umum bagi umat manusia. masyarakatnya dapat ditingkatkan,
Walaupun kemajuan mengenai misalnya melalui sosialisasi masalah
pemahaman permasalahan kegempaan kepada masyarakat umum
bencana alam dan mitigasi dan sosialisasi bangunan tahan gempa
bencana alam namun bagi kepada kepada masyarakat konstruksi.
sebagian besar orang masih
banyak isu-isu yang belum Peran Teknik Sipil dalam
terpecahkan. Penanggulangan Bencana Gempa

HASIL PEMBAHASAN Penanggulangan Bencana Gempa yang


dilakukan oleh seorang teknik sipil
Penanggulangan Bencana Gempa
adalah dengan cara;
Penanggulangan bencana dibutuhkan di Pertama, membangun bangunan ramah
daerah yang rawan terjadinya bencana. gempa dengan syarat yaitu
oleh karena itu, negara membuat sengkang memiliki diameter
undang-undang untuk mengatur minimal 8 mm, tulangan kolom
langkah-langkah dalam minimal diameter 10 mm,
penanggulangan bencana yang secara jangkar minimal 10 mm serta
prioritas dapat dilakukan; panjangnya lebih dari 40 cm
Pertama, menjauhkan manusia dari tiap 6 lapis bata, atap kuda kuda
sumber bencana yang berarti kayu diperkuat plat baja 4,40
menjauhkan pemukiman dari lokasi mm serta baut minimal 10 mm,
bencana. Apabila di suatu daerah campuran adukan spesi 1:4
berada di suatu wilayah patahan , (semen;pasir), dan campuran
namun masyarakat merelakan tidak adukan beton 1:2:3
membangun di wilayah tersebut, maka (semen;pasir;kerikil).
pemilihan langkah ini menjadi mudah
dengan cara memindahkan permukiman
ke lokasi lain yang jauh lebih rendah
risiko bencananya, dan upaya ini biasa
disebut relokasi.
Kedua, hidup harmoni dengan
ancaman bencana yang terpaksa harus
dipilih, maka prinsip pengurangan
risiko bencana (PRB) dilakukan secara
ketat dengan memanfaatkan IPTEK dan
kearifan lokal yang nalar yang masih
efektif diterapkan.
Pada langkah kedua ini, permukiman
atau bangunan buatan manusia lainnya
tetap berada atau dibangun di wilayah
yang relatif berdekatan dengan sumber-
sumber bencana. Agar permukiman
atau bangunan lainnya layak digunakan,
maka upaya yang dilakukan adalah
mengurangi ancaman, mengurangi
kerentanan dan/atau meningkatkan Kedua,
kapasitasnya. Untuk kasus bencana mem
akibat goncangan gempa, sampai saat bang
Jurnal Teknik Kimia
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

un bangunan air inflated Ketiga, perbaikan prasarana dan sarana


structure, bangunan ini umum, yaitu jaringan
merupakan solusi dari infrastruktur dan fasilitas fisik
pemasalahan penampungan yang menunjang kegiatan
penduduk korban bencana yang kehidupan sosial dan
dapat dibangun dengan waktu perekonomian masyarakat.
yang cepat (kurang Prasarana umum atau jaringan
dari 1 hari), biaya yang murah dan dapat infrastruktur fisik disini
menampung penduduk dengan mencakup : jaringan jalan/
jumlah banyak (50 perhubungan, jaringan air
orang) maka dari itu hadir lah bangunan air bersih, jaringan listrik, jaringan
inflated structure. Bangunan ini komunikasi, jaringan sanitasi
sebelum dan dan limbah, dan jaringan
sesudah bencana dapat disimpan pada irigasi/ pertanian.
gudang dengan volume
penyimpanan yang kecil,
karena
bahan strukturnya (membran kain) dapat
dilipat dan sewaktu-waktu
dapat diangkut ke daerah
bencana menggunakan truk atau pickup.
Bangunan air inflated structure
ini diharapkan menjadi
prototipe struktur yang dapat digunakan
untuk penampungan penduduk
korban bencana dalam
skala nasional.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Penanggulangan bencana gempa dari
sudut pandang teknik sipil bisa disimpulkan
ada tiga langkah, yaitu membangun bangunan
ramah gempa, bagunan air inflated structure,
dan rekonstruksi kembali bangunan-bangunan
yang telah runtuh serta jalan dan jembatan
yang rusak.

Saran

Saran yang bisa kami berikan


adalah agar penanggulangan bencana Hanya memuat rujukan yang benar-
gempa dari sudut pandang teknik sipil benar disebut dalam tubuh artikel
seperti yang kami paparkan bisa Yang disebut dalam artikel harus
diterapakan sesuai dengan sistem masuk ke dalam daftar rujukan
penanggulangan bencana dan bisa Ditempatkan di halaman terakhir
dijalankan dengan baik dan maksimal. artikel (bukan halaman baru)
80% berupa rujukan primer dan
mutakhir (maksimal 10 tahun
UCAPAN TERIMA KASIH terakhir).
Buku
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Bintarto, R., 1984. Interaksi Desa-Kota.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
SWT atas berkah, karunia dan tuntunan-
Nya sehingga tugas jurnal ini dapat kami
Jurnal
selesaikan. Dengan terselesaikannya tugas Apriyanto, T., 2008. Kerangka Evaluasi
jurnal ini, kami mengucapkan terima kasih Pengembangan Terminal Bus Antar
Kota. Jurnal Magister &
kepada: Perencanaan. Hal: 85-92. Semarang:
Imu Hukum FT Unnes.
1. Kedua orang tua atas perhatian, kasih
sayang dukungan moral, materi dan
Prosiding Seminar
spiritual yang tak hentinya diberikan Widowati, 2009. Kompetensi Bidang
Teknologi Pembelajaran dalam
kepada kami.
Mendukung Kerja Profesional Guru.
Seminar Nasional Program
2. Bapak Bukhari, S.Si., M.T selaku Pendidikan Profesi Guru Prajabatan
& Sertifikasi Tenaga Kependidikan.
Dosen pengajar yang dengan sabar
Hal: 193-199. Semarang: FT Unnes
memberikan bimbingan.

DAFTAR PUSTAKA
Web
Daftar pustaka memuat referensi yang Brown, D., 2005. Planning a Green
digunakan dalam penelitian ini. Referensi bisa Campus. Environmental Design and
Construction.
berasal dari buku, jurnal ataupun prosiding http://www.edcmag.com
seminar serta web.

Você também pode gostar