Você está na página 1de 23

http://jendela-fantasi.blogspot.

com/

Tiga Belas
SUASANA Orchid Lounge masih kumuh seperti
biasanya. Para pelanggannya yang berjumlah belasan
membentuk kelompok-kelompok berdua atau bertiga,
berbincang dalam nada rendah yang tidak jelas. Uda-
ranya terasa pengap oleh sengatan bau bir dan asap
tembakau.
Arden belum pernah merasa setegar ini dalam
hidupnya.
Mereka pulang dari San Fransisco seakan mere-
ka kembali dari sebuah pesta. Drew masih dalam sua-
sana menikmati keberhasilannya dalam turnamen-tur
namennya. Ia juga merasa senang sekali akan kondisi
Arden sejak kembali dari kunjungannya ke dokter. En-
tah apa yang tadinya membebani pikirannya, seperti-
nya itu sudah terangkat dari pundaknya saat itu juga.
Jantungnya masih berdebar-debar setiap kali ia ter-
ingat akan cara spontan Arden bercinta dengannya
sesudah itu. Sepanjang sore itu mereka betul-betul
hanya menikmati kebersamaan mereka. Suatu sore
yang akan ia rekomendasi pada semua pasangan yang
sudah menikah.
Arden, yang semula merasa cemas untuk pu-
lang, menjadi amat antusias untuk kembali. Keberha-
silan Drew serta cintanya kepada dirinya membuat-
nya merasa lebih percaya diri. Selama penerbangan
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
yang panjang menyeberangi Lautan Pasifik, ia menggu
nakan setiap kesempatan yang ada untuk lebih mende
katkan dirinya pada suaminya.
Matt ikut merasakan kebahagiaan mereka. Ia
mengambil hati seluruh kru pesawat dengan ulahnya,
sampai Mrs. Laani mengangkatnya ke atas pangkuan-
nya dan ia tertidur di dadanya. Arden hampir cembu-
ru, tapi Drew keburu menarik dirinya ke dalam peluk-
annya. Berkali-kali Arden harus menepis tangan Drew
yang berulang kali ingin terus menyelusuri tubuhnya.
Di pagi setelah mereka kembali, Ron menele-
pon.
Akhirnya kau yang mengangkat. Sudah dua kali
aku menelepon, tapi pengurus rumah tanggamu yang
menjawab, sehingga aku terpaksa menutupnya.
Sorry.
Sok sekali kau tiba-tiba, ya? Ia tertawa sinis.
Jangan lupa sudah waktunya kau membayar.
Kapan dan di mana?
Jam dua. Di tempat biasa.
Untuk mempersingkat percakapan, Arden lang-
sung menutup telepon. Saat ini ia sedang duduk di
tempat yang sama, dan seperti sebelumnya Ron ter-
lambat lagi. Dengan tangan terlipat di atas pangkuan-
nya, ia duduk dengan lebih tegak. Dan bukannya ber-
pura-pura tidak tahu bahwa dirinya diperhatikan, kali
ini ia malah membalas tatapan yang diarahkan kepada
nya dengan berani sampai si penatap menjadi rikuh
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
sendiri.
Senang sudah kembali? tanya Ron sambil me-
ngambil tempat di seberangnya. Sukses turnya?
Ya.
Suamimu berhasil mengangkat namanya. Kau
bangga?
Aku bangga, ia berhasil atau tidak.
Ron menepuk dadanya. Kebanggaanmu kepada
nya membuatku haus. Ia memanggil pelayan bar un-
tuk memesan minuman, kemudian berpaling lagi ke
Arden. Entah akan seberapa bangganya ia begitu
tahu bahwa kau menjual tubuhmu untuk lima puluh
ribu dolar.
Entah. Tapi aku akan mencari tahu. Aku akan
mengungkapkan segalanya padanya.
Mata Ron bersinar seperti seekor ular. Bahkan
saat minumannya disuguhkan di hadapannya, ia tetap
diam.
Kau benar-benar brengsek, ujar Arden dalam
suara tenang dan tanpa emosi. Nadanya mengungkap-
kan kebencian. Tidak pernah terbayang olehku bah-
wa ada seseorang, bahkan serendah dirimu, tega mela
kukan apa yang sudah kaulakukan padaku.
Ia tersenyum culas. Jadi kau sudah tahu bahwa
aku membohongimu soal sterilisasi itu. Kemudian ia
tertawa, persis seperti setan. Kau sempat cemas,
kan?
Untuk apa kaulakukan itu?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Karena kau mulai berlagak. Kaupikir kau bisa
melupakanku begitu saja. Aku cuma mau kau tahu
bahwa aku serius. Juga sekarang.
Oke, tapi aku terpaksa mengecewakanmu, Ron.
Urusan kita sudah selesai. Ancamanmu tidak berarti
lagi bagiku. Kau menuduhku pengecut, padahal kau
sendiri si pengecut itu. Seseorang yang jantan akan
menghadapi dunia ini. Tapi kau tidak dapat melaku-
kan itu. Bahkan saat kau mendapatkan semua peluang
yang ada. Kau gagal sebagai seorang dokter, sebagai
seorang suami, sebagai seorang ayah, dan sebagai
seorang laki-laki.
Dengan penuh percaya diri Arden menghela
dirinya. Aku tidak takut padamu lagi. Kau sudah
menggertak dan memanfaatkanku untuk terakhir kali.
Kau tidak bisa menyakitiku lagi. Selesai!
Ia memutar tubuhnya kemudian pergi. Lututnya
lemas dan mulutnya terasa kering saat ia sampai di
mobilnya. Tapi ia sudah melakukannya! Ia sudah mem
bebaskan dirinya dari belenggu Dr. Ron Lowery untuk
selama-lamanya. Ia akan mengungkapkan segala-gala
nya kepada Drew malam itu. Ia tidak merasa khawatir
lagi mengenai dampak kebenaran itu terhadap cinta
mereka. Tidak ada lagi yang dapat memisahkan diri-
nya dari Drew sekarang. Ia akan menyiapkan suasana-
nya. Ia akan menceritakan kepadanya segalanya. Lalu,
akhirnya, ia akan bebas.
***
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Botol anggur yang ia selipkan di bawah ketiak-
nya nyaris jatuh pada saat ia sampai di pintu muka
rumahnya. Mrs. Laani! serunya, sambil tersenyum.
Ia menggenggam sebuah buket bunga, yang ia coba
pastikan tidak rusak terjepit bungkusannya yang ber-
isi sehelai pakaian tidur baru.
Mrs. Laani muncul dari belakang rumah, tapi be
gitu Arden melihatnya, ia tahu bahwa bukan panggil-
annya yang membuat si pengurus rumah tangga
begitu tergopoh-gopoh. Mrs. McCasslin, untung Anda
sudah pulang.
Ada apa?
Mrs. Laani melirik ke arah ruang kerja Drew.
Pintunya dalam keadaan tertutup. Mr. McCasslin se-
dang menunggu Anda. Ia meminta Anda menemuinya
begitu Anda kembali. Wanita yang biasanya berpem-
bawaan tenang ini menggosok-gosok tangannya.
Kenapa? A-apa... Arden mencengkeram lengan
Mrs. Laani. Matt? Sesuatu terjadi pada Matt?
Matt tidak apa-apa. Ia sedang bersamaku di
dapur. Sebaiknya Anda segera menemui suami Anda.
Ia menghindari tatapan mata Arden.
Insting Arden segera bekerja. Mrs. Laani menga-
takan bahwa tidak ada apa-apa, meskipun ia tahu ada
sesuatu yang tidak beres. Tidak biasanya ia begitu.
Tolong dinginkan anggur ini dan masukkan bunga ini
ke dalam sebuah vas di dalam kamar tidur kami. Kami
akan makan steak malam ini. Dan tolong pastikan bah-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
wa Matt sudah makan duluan, dan simpan bungkusan
ini di dalam lemariku.
Baik, Mrs. McCasslin, ujar Mrs. Laani, sambil
mengambil alih bawaan Arden, kemudian berlalu.
Arden merasa khawatir melihat apa yang tersirat di
wajah wanita itu.
Arden mengusapkan tangannya pada roknya,
dan mendapatkan bahwa telapak tangannya berkeri-
ngat. Sambil menahan rasa paniknya, ia memutar
kenop pintu, kemudian masuk ke dalam ruang kerja
Drew.
Sayang, aku... Hal pertama yang ia lihat adalah
sebuah botol Scotch yang terletak di atas meja tulis
Drew. Matanya menatap botol itu, lalu pelan-pelan ber
pindah ke sebuah gelas di sebelahnya. Sebuah tangan
menggenggam gelas itu kuat-kuat. Tangan suaminya.
Baru setelah itulah ia menyadari ada suatu yang tidak
beres di sini.
Matanya melayang ke arah mata suaminya. Hati
nya menciut melihat kebencian yang saat itu terpan-
car di dalamnya. Rambutnya yang pirang tampak
acak-acakan, yang jelas bukan oleh angin. Otot-otot di
rahangnya bergerak saat ia menggertakkan giginya,
dan pelipisnya tampak berdenyut-denyut.
Mari masuk, Mrs. McCasslin, tegurnya dalam
nada yang sama sekali asing di telinga Arden. Sarkas-
tis dan penuh rasa jijik. Rasanya Anda mengenal si-
apa tamu kita.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Baru sekarang Arden melihat ada seorang laki-
laki yang duduk di atas sofa yang menghadap ke meja
tulis Drew. Laki-laki itu menoleh. Dan yang kemudian
ia lihat adalah wajah licik Ronald Lowery. Lutut Arden
langsung lemas. Ia segera bersandar pada pintu agar
tidak jatuh.
Drew tertawa getir. Rupanya kau terkejut meli-
hat mantan suamimu, padahal menurut Ron kalian
sudah cukup sering bertemu.
Arden merasa seluruh isi perutnya akan keluar,
tapi ia berhasil menahan dirinya. Ia harus membuat
Drew mengerti bagaimana permasalahan sesungguh-
nya. Drew, ujarnya, apa saja yang sudah ia katakan
padamu?
Banyak, cukup banyak, sahut Drew masih de-
ngan seringai tidak simpatik di wajahnya. Aku mengi-
ra bahwa akulah si raja para pendosa. Rasanya tidak
ada satu bentuk pengkhianatan pun yang tidak kuke-
nal. Tapi aku harus mengakui kejeniusanmu.
Drew, kumohon, ujar Arden, sambil melang-
kah maju. Dengarkan aku. Aku tidak tahu apa yang
sudah dikatakannya padamu, tapi...
Apakah kau pernah membiarkan suamimu
membuatmu hamil dengan spermaku? Dan apakah
kau pernah mengandung anakku selama sembilan bu-
lan? Dan apakah kemudian kaulepaskan... atau lebih
baik kalau kusebut kaujual dia... untuk separo dari
seratus ribu dolar yang ditagih suamimu dariku? Apa-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kah kau pernah lakukan itu semua?
Air mata Arden mengalir di wajahnya. Ya, t-
tapi...
Dan sesudah itu pikiranmu berubah, dan kau
datang ke Hawaii untuk mencoba mengambil hatiku,
untuk masuk ke dalam hidupku? Ya, kan?
T-tidak seperti...
Sial! Betapa konyolnya aku ini. Tiba-tiba ia ber
diri, sampai kursinya terentak ke belakang. Ia meneng
gak habis isi gelasnya, kemudian meletakkan gelasnya
dengan keras ke atas meja. Ia memutar tubuhnya sea-
kan jijik melihat tampang mereka.
Kenyataannya sama sekali tidak begitu, ujar
Arden. Sungguh.
Tanpa menghiraukan permohonan Arden untuk
mendapatkan pengertiannya, ia memutar tubuhnya.
Masih mau apa lagi kau sekarang dariku, hah?
Yang ia tuntut adalah dirinya, bukan Ron. Tidak
apa pun.
Tidak apa pun! Tidak apa pun? Kau mau uang?
Anakku? Apa lagi? Kau sudah merusak semuanya de-
ngan pengkhianatanmu.
Arden menelan ludahnya, sambil mencoba me-
musatkan pikirannya yang kacau. Sulit baginya untuk
berkonsentrasi dengan Drew yang sedang melampias-
kan amarahnya ke arahnya, dengan tatapannya yang
tajam dan keras. Ia memang menghubungiku bebera-
pa minggu yang lalu. Ia mengancamku bahwa ia akan
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
mengungkapkan kepadamu siapa aku kalau... Ia
mengernyitkan wajahnya mendengar geraman Drew,
namun ia melanjutkan. Kalau aku tidak menyerahkan
kepadanya dua puluh ribu dolar. Ia seorang penjudi
dan sedang terbelit utang. Dan karena itulah ia juga
membutuhkan uang itu sebelumnya, uang yang kaube
rikan padanya untuk Matt. Aku juga membutuhkan
uang waktu itu, untuk Joey. Dan aku ingin bebas dari
Ron.
Dengan putus asa Arden menggosok dahinya,
begitu Drew meluruskan kembali letak kursinya,
kemudian menjatuhkan dirinya ke atasnya. Sikapnya
menyatakan bahwa ia sama sekali tidak peduli terha-
dap dilema yang sedang dihadapinya. Arden bertekad
untuk membuatnya mengerti!
Aku memberinya lima ribu dolar sebelum kita
berangkat ke California. Pakai uangku sendiri, Drew,
bukan uangmu. Dan aku bersedia memberinya dua
kali lebih banyak dari itu untuk menghindari kau
terlibat dalam keributan ini.
Jadi kau akan terus membayar bangsat ini un-
tuk waktu yang tidak terbatas hanya supaya aku tidak
pernah tahu bahwa aku sudah menikahi seorang pela-
cur yang tidak dapat dipercaya. Kemurahan hatimu
betul-betul membuatku terharu.
Arden mengisak sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya. Tidak, Drew. Aku sudah berniat untuk
mengungkapkan segalanya kepadamu.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Kapan? Kapan, Arden? Aku ingin tahu. Setelah
Matt masuk sekolah dasar? Setelah ia lulus dari seko-
lah menengah? Atau pada saat ia keluar dari gereja
menggandeng pengantinnya, baru kau akan menyen-
tuh lenganku dan bilang, Oh, omong-omong, aku yang
melahirkan dia dulu. Pada saat itukah kau akan meng
ungkapkan semua itu kepadaku?
Ucapannya yang sinis membuat kepala Arden
pusing. Aku tidak bisa menyimpan rahasia itu lebih
lama. Aku mencintaimu dan aku mencintai Matt. Aku
sudah merencanakan untuk mengungkapkan ini se-
mua padamu... malam ini.
Tawa Drew meledak, tawa yang sama sekali
tidak enak untuk didengar. Malam ini! Mengharukan
sekali. Ia menatap Arden. Kaupikir aku akan percaya
sekarang, setelah kau membohongiku sejak awal?
Aku tidak bohong!
Seluruh kisah ini ternyata hanya merupakan
suatu kebohongan belaka! raungnya. Sekali lagi ia
bangkit dari kursinya dengan kasar. Betapa lihainya
kau. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil ter-
senyum pahit. Begitu halus, begitu sopan, begitu
simpatik, begitu... Ia mengibaskan tangannya ke arah
Arden seakan mengatakan betapa tidak ada harganya
ia di matanya.
Kemudian ia mengalihkan perhatiannya ke Ron,
yang duduk seperti seekor burung bangkai yang
sedang menunggu jatahnya. Keluar kau, ujar Drew
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
pendek. Seringai licik di wajah Ron menghilang.
Tunggu dulu. Kita belum membicarakan cara
untuk menyelesaikan ini.
Kalau kaupikir aku akan mengeluarkan satu
sen saja untukmu, kau benar-benar tidak waras. Dan
kalau kau tidak keluar dari sini sekarang juga, akan
kuhajar kau habis-habisan, dan sesudah itu akan ku-
panggil polisi.
Ron berdiri, dengan tubuh gemetar menahan
amarah. Kau akan berbicara lain begitu kubeberkan
pada pers ceritaku mengenai kau dan istrimu yang
pucat, dan bagaimana kau datang menemuiku untuk
minta dicarikan seorang ibu untuk mengandung bayi-
mu. Itu akan membuat putramu yang begitu kaucintai
menjadi bahan sensasi. Dan yang paling mengheboh-
kan adalah bahwa kau sudah menikahi ibu kandung-
nya sekarang. Mungkin aku tidak perlu mengungkap-
kan kepada mereka bahwa aku yang menangani prose
dur inseminasi buatan itu. Mungkin akan kubiarkan
mereka menarik kesimpulan bahwa Matt dikandung
melalui proses pembuahan alami. Itu akan menjadi-
kan si bocah seorang anak haram.
Arden menggigil, namun Drew cuma mengang-
kat bahu. Siapa yang kaupikir akan percaya itu? Apa-
lagi kalau sumbernya dari seorang dokter yang sudah
kehilangan prakteknya dan respek dari rekan-rekan
sejawatnya, yang berutang kepada begitu banyak
orang, termasuk mafia, dan sekarang hidup seperti
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
seorang gelandangan. Siapa yang kaupikir akan mere-
ka percayai? Kau atau aku? Bukan hal baru kalau seo-
rang selebriti seperti aku selalu diincar oleh para pe-
meras. Dan orang-orang pers tahu mengenai itu. Mere
ka cuma akan menertawakan dirimu, Lowery.
Arden dapat melihat bahwa rasa percaya diri
Ron mulai goyah. Pengacara itu. Ia punya dokumen-
dokumennya. Ia akan memberikan bukti-buktinya ke-
padaku.
O, ya? Kalau kau jadi dia, kepada siapa akan
kauberikan bukti-buktimu? Seorang petenis terkemu-
ka yang sedang naik daun atau seorang gelandangan
yang dendam pada istri yang sudah meninggalkan di-
rinya? Bahkan sobatmu itu tidak akan begitu gegabah.
Biar bagaimanapun, aku bisa membayar dia lebih ba-
nyak daripadamu untuk menutup mulutnya.
Wajah Ron sudah berubah menjadi pucat. Drew
mengitari mejanya. Sekali lagi kubilang, keluar! Dan
kalau kau berani mengganggu anggota keluargaku
lagi, akan kujebloskan kau ke dalam penjara, sehingga
hanya orang-orang mafia yang dapat menghubungi-
mu. Dan kau tahu apa yang akan terjadi setelah itu.
Urusan kita tidak bisa selesai dengan begitu
saja, McCasslin.
Tentu saja bisa, dan kau tahu itu. Karena itu
sekarang keringatmu bercucuran.
Ron berpaling ke Arden, sinar matanya penuh
dengan kebencian Setidaknya duniamu sudah hancur
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Sama seperti aku selama ini. Ia akan memandang ren-
dah dirimu sekarang. Ia meninggalkan ruangan itu.
Beberapa saat kemudian Arden mendengar pintu
muka rumah dibuka dan sesudah itu ditutup kembali.
Menit demi menit berlalu. Selama itu tidak ada
yang bergerak di dalam ruangan itu. Mereka terpisah
oleh sebuah tabir yang tidak kelihatan. Drew menatap
keluar melalui jendela ke arah ombak yang mengalun
di laut. Arden memandangi punggungnya, sambil
mempertanyakan cara untuk membuatnya mengerti
dan memaafkan dirinya. Kenapa ia tidak mengungkap
kan itu semua kepadanya lebih dahulu? Kenapa? An-
daikata ia dapat memutar waktu kembali, ia akan me-
ngungkapkan semua itu kepadanya. Sudah terbayang
olehnya bagaimana suaminya akan merangkul dirinya
dan membisikkan pengertiannya. Kau melakukan
apa yang memang harus kaulakukan waktu itu. Aku
tidak bisa menyalahkan dirimu untuk itu. Aku tahu
bahwa kau menikah denganku karena kau mencintai-
ku, bukan karena kau ingin selalu dekat Matt. Aku
tahu itu. Aku mengerti.
Tapi kenyataan yang harus dihadapinya adalah
bahwa suaminya sedang marah sekali dan merasa
harga dirinya diinjak-injak. Ia sama sekali tidak me-
ngenali lagi wajah yang sekarang berpaling ke arah-
nya itu. Jadi kau masih di sini? Kukira kau sudah per-
gi bersama suami pertamamu untuk merencanakan
suatu petualangan baru yang lebih seru.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Arden menundukkan kepalanya Ini sama sekali
bukan suatu petualangan bagiku. Aku melakukannya
untuk Joey.
Jadi memang betul-betul ada seorang Joey?
Aku sudah mulai mempertanyakan itu.
Arden mengangkat wajahnya dengan marah.
Aku melakukannya untuk memperpanjang hidupnya.
Aku melakukannya karena itu adalah satu-satunya
cara bagiku untuk menyudahi perkawinanku dengan
seorang laki-laki yang makin hari makin kubenci. Begi
tu kau sudah puas mengasihani dirimu sendiri, mung-
kin kau bisa membuka hatimu sedikit untuk mengerti
bagaimana situasinya bagiku saat itu.
Mengasihani diriku! teriak Drew. Aku cuma
menyesali diriku untuk kekonyolanku selama ini. Begi
tu kuingat betapa kagumnya aku padamu, betapa was-
wasnya aku saat melakukan pendekatan itu, betapa
aku menahan diriku setiap kali berada di dekatmu,
aku ingin muntah. Aktingmu benar-benar luar biasa.
Situasinya sama sekali tidak begitu, Drew, pro
tes Arden. Pada awalnya demikian. Aku ingin berke-
nalan denganmu gara-gara Matt. Aku ingin melihat
anakku! teriaknya. Begitu salahnyakah itu? Tapi begi
tu aku berkenalan denganmu, aku juga menginginkan
dirimu. Bahkan lebih daripada Matt. Suatu pengaku-
an yang mahal harganya, tapi memang begituIah ke-
nyataannya.
Kau hanya ingin menjebakku.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Menjebak..., ulang Arden dalam nada tidak per
caya. Rupanya selain lupa diri kau juga sudah kehila-
ngan ingatan. Kalau aku memang punya niat untuk
menjebakmu, aku sudah akan melakukan itu pada
malam kencan kita yang pertama.
Oh tidak, kau tidak akan melakukan itu. Kau
terlalu pintar untuk itu. Kau tahu bahwa kalau kau
langsung mau naik tempat tidur bersamaku malam
itu, aku tidak akan pernah kembali padamu. Tidak,
kau menjebakku dengan cara pura-pura jual mahal.
Itu adalah tantangan terbesar bagi seorang laki-laki
yang selalu dikerubungi wanita.
Ya, kau memang bisa mendapatkan wanita
mana pun kau mau. Pilihanmu banyak sekali. Jadi kau
tidak bisa menuduhku sudah menjebakmu dengan
seks yang tidak bisa kauperoleh dari tempat lain. Keti
daksabarannya menghadapi kekeraskepalaan suami-
nya semakin memuncak. Keberadaanmu merupakan
suatu bonus bagiku yang tidak pernah kuperhitung-
kan. Tujuanku adalah menjadi seorang teman yang
kaupercaya, bukan kekasihmu. Tapi kemudian aku ja-
tuh cinta padamu dan menjadi tidak berani mengung-
kapkan kepadamu siapa diriku. Karena aku takut kau
akan bereaksi persis seperti sekarang ini. Harga diri-
mu yang berlebihan dan temperamenmu yang panas
membuat kau tidak bisa berpikir dengan jernih lagi,
Drew.
Dada Arden naik-turun karena menahan emosi.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Drew membuang muka sambil mengumpat ke arah
langit-langit ruangan itu.
Bahkan saat itu, setelah tahu mengenai apa
yang sudah dilakukannya, Arden masih menarik bagi-
nya. Ia masih cantik di matanya. Drew masih mengi-
nginkan dirinya. Masih terbayang olehnya saat per-
tama kali ia melihatnya duduk di bawah naungan
payung meja di pelataran itu. Keanggunannya begitu
menggugah perasaannya ketika itu. Membuatnya
ingin mendekati dirinya, ingin ikut merasakan keda-
maian yang sepertinya terpancar dari dalam dirinya.
Kenapa ia bisa tertipu olehnya? Kenapa ia tidak meli-
hat niat jahat yang terpancar di matanya itu? Niatnya
itu sudah ada waktu itu, meskipun Arden tidak mau
mengakuinya sekarang. Arden sudah merencanakan
semua itu sebelum ia berkenalan dengannya. Oke,
sebagian dari kemarahannya disebabkan oleh harga
dirinya yang diinjak-injak. Tapi lelaki mana akan se-
nang kalau dirinya dimanipulasi sampai ia mencintai
dan menikahi seorang wanita? Lelaki dengan harga
diri mana yang bisa mentoleransi itu?
Drew mengingatkan dirinya bahwa ia sedang
marah kepada Arden. Tapi kenapa ia begitu ingin men
ciumnya? Kenapa ia masih ingin memeluknya, mende-
ngar suara tawanya, dan menikmati cintanya?
Aku pernah mencoba untuk mengungkapkan
semua ini padamu, bisik Arden hampir tak terdengar.
Tapi kau mengatakan bahwa sebaiknya kita membiar
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kan yang sudah berlalu. Dan kalau itu tidak akan mem
pengaruhi cinta yang kita rasakan, sebaiknya tidak
usah dibeberkan.
Aku tidak tahu seberapa seriusnya rahasiamu
waktu itu, Arden. Nadanya yang arogan itu akhirnya
membuat kesabaran Arden habis.
Lalu bagaimana dengan rahasiamu sendiri,
Drew? Kau tidak pernah mengungkapkan kepadaku
bahwa Matt tidak dilahirkan oleh Ellie, istrimu yang
tercinta itu, tapi oleh seorang wanita yang tidak akan
kaukenali walaupun kau berpapasan dengannya di
jalan. Kau tidak mempermasalahkan aku menikahimu
tanpa tahu mengenai itu, bukan?
Apa relevansinya?
Tidak ada! teriak Arden. Justru itu yang ku-
maksud. Aku akan mencintai dirimu dan Matt dalam
porsi yang sama, bahkan andaikata aku bukan ibunya
Benarkah itu, Arden?
Dampak pertanyaan itu persis seperti suatu
suara ledakan yang keras. Suasananya betul-betul
hening setelah itu.
Benar, Drew sahut Arden dengan penuh emosi
Drew menatap Arden dengan matanya yang bi-
ru. Tapi aku tidak pernah tahu mengenai itu, bukan?
Kau pernah menjual dirimu padaku demi seorang
anak. Bukankah itu yang sedang kauakukan lagi?
Arden mengawasi dengan ekspresi tidak berda-
ya saat suaminya kembali ke mejanya dan meraih
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
botol Scotch. Ia melangkah ke jendela yang terbuka,
mendoyongkan tubuhnya untuk menghantam botol
itu pada dinding luar. Sisanya ia lempar ke dalam
semak.
Aku tidak akan membiarkan ulahmu membuat-
ku kembali pada itu, ujarnya. Aku seorang juara lagi
dan tidak akan membiarkan kau atau entah siapa pun
merenggut itu dariku lagi.
***
Yang Anda lakukan itu salah.
Arden mengalihkan perhatiannya dari baju yang
sedang ia lipat di dalam kopernya ke Mrs. Laani yang
berdiri di pintu kamar tidur utama. Penampilannya
yang begitu keibuan dan tenang dengan sebuah lap
piring terselempang di pundaknya, membuat Arden
ingin menghambur ke dalam pelukannya dan menyan
darkan kepalanya di situ untuk melepaskan air mata-
nya yang mungkin menurutnya sudah lama habis.
Sudah seminggu lamanya, sejak ditinggalkan Drew, ia
menangis.
Tanpa pamit padanya, Drew meninggalkan ru-
ang kerjanya untuk diam-diam berkemas. Tahu-tahu
ia sudah melintasi halaman sambil memanggil Mo. To
long antar aku ke bandara. Tiga kali ia menelepon un
tuk mengecek keadaan Matt. Ia berbicara dengan Mrs.
Laani, tidak dengan Arden. Ia berada di Los Angeles
untuk menyelesaikan negosiasi terakhirnya sebelum
menutup transaksi bisnisnya bersama Ham.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Kukira tidak, sahut Arden dalam suara pelan,
sebelum berpaling kembali ke koper yang terbuka di
atas tempat tidurnya.
Ia mendengar suara langkah kaki Mrs. Laani me
masuki kamar. Ia memang keras kepala, Mrs. McCass
lin. Angkuh. Tentunya aku tuli kalau aku tidak mende-
ngar argumentasi yang terjadi antara Anda berdua
setelah laki-laki jahat itu pergi. Ternyata Anda ibu
kandung Matt. Seharusnya bisa kutebak itu.
Arden tersenyum. Aku memang mudah sekali
terbawa dalam memainkan peran itu, sehingga ka-
dang-kadang aku khawatir bahwa pengekspresian
cintaku menjadi terlalu transparan untuk Anda... atau
Drew, tapi... Ia menghela napasnya.
Mr. McCasslin tentunya terguncang. Tapi begi-
tu ia sudah lebih tenang, ia akan menyadari betapa
irasionalnya reaksinya.
Tentunya ia sudah lebih tenang setelah seming
gu. Aku tidak tahu apa rencananya tentang kami se-
mentara ini, tapi aku tidak bisa hanya duduk diam di
sini, menunggu vonis yang akan ia jatuhkan. Statusku
cuma sebagai pengacau. Permainannya sudah mulai
menanjak sebelum ia berkenalan denganku. Hubung-
annya dengan Matt dekat sekali. Mereka tidak membu
tuhkan kehadiranku. Aku sudah cukup banyak menim
bulkan keguncangan di sini.
Mrs. Laani meluruskan punggungnya sambil
menyilangkan lengannya di dadanya. Jadi sekarang
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Anda mau memainkan peran sebagai seorang martir
dan menyelinap pergi seperti seorang pengecut.
Arden duduk di atas tempat tidur, kemudian
menatap wanita itu dengan ekspresi kecewa. Cobalah
mengerti, Mrs. Laani. Selama aku hidup aku selalu di-
anggap seorang pengecut. Aku melakukan apa yang di
inginkan suamiku dariku, bahkan pada saat aku tahu
bahwa itu keliru. Sebelumnya, ayahku melindungiku
dan memutuskan segalanya untukku.
Arden menghela napas. Justru kalau aku ting-
gal di sini dan membiarkan diriku diperlakukan Drew
sesukanya, seperti sebelumnya dilakukan oleh man-
tan suamiku, aku seorang pengecut. Dan itu yang mem
buat mantan suamiku tidak menghargaiku. Ya, itu
sebabnya. Ia selalu berusaha melecehkanku, dengan
harapan aku akhirnya akan nekat dan berani untuk
sekali-sekali mengatakan tidak.
Mr. McCasslin tidak seperti itu, protes Mrs.
Laani.
Tidak, ia tidak akan sekejam itu. Tapi setelah
sekian tahun, ia akan kehilangan respeknya kepadaku.
Karena aku akan begitu takut untuk melakukan kesala
han lagi, sehingga aku akan melakukan segala yang ia
inginkan dariku. Aku akan merasa harus selalu menye
nangkan hatinya supaya ia tidak mengungkit-ungkit
lagi kesalahan yang pernah kulakukan. Aku akan mera
sa harus membuktikan cintaku padanya dengan selalu
mengiyakan dirinya. Dan pada akhirnya, ia akan men-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
jadi sebal padaku. Dan aku akan lebih membenci diri-
ku lagi.
Ia menoleh ke arah si pengurus rumah tangga,
yang sudah ia anggap sebagai seorang teman. Aku
tidak bisa hidup seperti itu lagi. Kalau sampai saat ini
ia masih juga belum tahu betapa besarnya cintaku
padanya, tidak ada suatu hal pun lagi yang akan dapat
meyakinkannya. Aku tidak bisa menghabiskan selu-
ruh hidupku hanya untuk mencoba melakukan itu.
Tapi bagaimana dengan Matt? Mata Mrs. Laani
berkaca-kaca.
Ya, bagaimana dengan Matt? Arden tersenyum
begitu ia teringat akan waktu seminggu yang telah me
reka lewatkan bersama. Ia telah menghabiskan selu-
ruh waktunya bersama anak itu. Di waktu malam
biasanya ia masuk ke dalam kamarnya, kemudian
duduk di atas kursi goyang di sebelah tempat tidurnya
untuk mengawasinya selagi ia tidur. Hatinya terasa
luluh membayangkan apa yang harus ia lakukan.
Mudah-mudahan Drew tidak berkeberatan kalau aku
menemuinya sekali-sekali. Aku tidak akan berbuat
gegabah dengan menuntut hak asuh atas Matt. Situasi
sekarang adalah yang paling ideal baginya. Aku tidak
boleh merenggut itu darinya. Setetes air mata bergu-
lir turun ke pipinya. Cuma ia tumbuh terus dari hari
ke hari. Bulan demi bulan akan berlalu, tanpa aku me-
lihat perkembangannya. Aku akan kehilangan begitu
banyak.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Kalau begitu kenapa Anda terus bersikeras.
Mrs. Laani benar-benar menangis sekarang. Anda
terlalu mencintai mereka untuk dapat meninggalkan
mereka.
Aku terlalu mencintai mereka untuk bisa ting-
gal terus, sahut Arden dengan suara rendah.
Ia mengatakan hal yang sama kepada Matt pada
malam itu. Si anak itu sudah lama terlelap dalam alam
mimpinya.
Aku tidak tahu apa yang akan dikatakan Dad-
dy-mu nanti tentang aku. Aku cuma berharap bahwa
kelak kau akan tahu siapa aku dan bahwa kau dapat
memaafkanku karena melepaskan dirimu. Aku sedang
berupaya untuk menyelamatkan kakakmu, Matt. Se-
buah senyum sedih membayang di wajahnya. Andai-
kata kau sempat mengenal Joey, kalian pasti akan sa-
ling sayang satu sama lain. Ia mengusap air mata di
pipinya.
Ayahmu seorang laki-laki yang tangguh, Matt.
Ia tidak dapat menerima kekalahan tanpa suatu perju-
angan yang ia anggap adil. Arden teringat akan per-
tandingannya melawan Gonzales. Drew kalah waktu
itu, namun ia dapat menerimanya karena ia telah ber-
usaha dengan keras dan sebaik-baiknya. Arden telah
berbuat curang padanya. Ia merasa dirinya diperlaku-
kan hanya sebagai sebuah pion di atas sebuah papan
catur, bukan seseorang yang bisa ikut berperan aktif
dalam menentukan nasibnya. Itu yang membuatnya
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
tidak dapat memaafkan Arden.
Aku mencintai ayahmu, Matt. Dan aku tidak
ingin meninggalkan kalian berdua. Tapi suasananya
akan sama sekali tidak sehat bagi pertumbuhanmu ka
lau ia masih terus menaruh dendam padaku dan aku
sendiri terus membenci sikap tidak tolerannya. Kelak
kau akan tahu bahwa cinta itu tidak bisa berkembang
kalau yang harus dikorbankan adalah harga diri sese-
orang. Aku tidak bisa lagi menjadi suatu pelengkap un
tuk lelaki mana pun, sesuatu yang merupakan bagian
dari rumah tangganya, sesuatu yang tidak memiliki ke
mauan sendiri, pendapat sendiri yang perlu dijadikan
bahan pertimbangan. Kuharap kau mengerti mengapa
aku harus pergi.
Ia menyentuh ikal-ikal lembut anaknya. Ia mene
lusuri pipinya yang montok, dekik-dekik yang mengge
maskan di tangannya yang terkepal.
Aku pernah terpaksa melepaskanmu, Matt. Dan
sama seperti waktu itu, aku melakukannya sekarang
bukan karena aku tidak mencintaimu. Ia berdiri dan
dengan langkah-langkah berat berjalan menuju pintu,
di mana ia kemudian mematikan lampu kamar itu. Ia
tidak menoleh ke belakang sebelum ruangan itu men-
jadi gelap. Gelap, yang tidak segelap hatinya sendiri.

Você também pode gostar