Você está na página 1de 22

SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Maternitas
yang dibina oleh Ibu Srimudayatiningsih, S. Kep, M. Kes

Kelas II B
Disusun oleh :
Roy Purwyangga S 1601100087

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG
Juli 2017
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis mengucapkan syukur kepada Allah yang telah memberikan
pertolongan, petunjuk, dan tuntunan sehingga makalah yang berjudul Sistem
Reproduksi Pria dan Wanita dapat selesai dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini disusun dengan kerja sama dan
bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih kepada pembimbing kami, yaitu Ibu
Srimudayatiningsih, S. Kep, M. Kes. selaku dosen Keperawatan Maternitas.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik untuk kesempurnaan
makalah ini dan bermanfaat bagi pembaca.

Malang, Juli 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Pria .................................................................. 3
2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria ................................................................. 7
2.4 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita............................................................. 8
2.4 Fisiolagi Sistem Reproduksi Wanita........................................................... 14
2.5 Hormon yang Berperan Pada Sistem Reproduksi Pria dan Wanita ............ 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 18
3.2 Saran ........................................................................................................... 18
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi
secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ
reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse
tidak akan mati.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia
tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh
manusia.Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang
bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya
tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila
makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk
hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan
(anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Anatomi Sistem Reproduksi Pria?
2. Bagaimana Fisiolagi Sistem Reproduksi Pria?
3. Bagaimana Anatomi Sistem Reproduksi Wanita?
4. Bagaiamana Fisiolagi Sistem Reproduksi Wanita?
5. Apa Hormon yang Berperan Pada Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Anatomi Sistem Reproduksi Pria.
2. Untuk Mengetahui Fisiolgi Sistem Reproduksi Pria.
3. Untuk Mengetahui Anatomi Sistem Reproduksi Wanita.
4. Untuk Mengetahui Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita.
5. Untuk Mengetahui Hormon yang Berperan Pada Sistem Reproduksi Pria
dan Wanita.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Pria


Organ reproduksi pria tidak terpisah dari saluran uretra dan sejajar
kelamin luar, terletak dibagian ginjal, membentuk kelenjar reproduksi berisi
sel benih, dan membentuk struktuk sekelilingnya. Organ reproduksi (trankus
genetalis) berhubungan dengan trankus urinarius tetapi tidak bersambung.
Sebagian besar organ reproduksi pria terletak diluar pelvis. Organ reproduksi
pria terdiri dari (Drs. H. Syaifuddin: 574) :
1. Kelenjar : Testis, vesika seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretralis.
2. Duktus : Epididimis, duktus diferens, uretra.
3. Bangun Penyambung : Skrotum, fenikulus spermatikus, penis.
Kelenjar :
1. Testis
Testis merupakan dua buah organ glandula yang memproduksi semen,
terdapat di dalam skrotum dan digantung oleh fenikulus spermatikus. Testis
berbentuk lonjong dengan ukuran seperti buah zaitun, dan letak testis kiri lebih
rendah dari pada testis sebelah kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus
seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial. Testis
memiliki dua fungsi, yaitu: Pembentukan sperma oleh tubulus seminiferus.
Pembentukan hormone testoteron yang menimbulkan sifat kejantanan setelah
masa pubertas.
2. Vesika Seminalis
Merupakan dua ruangan diantara fundus vesika urinaria dan rektum,
masing-masing ruangan berbentuk piramid. Permukaan anterior berhubungan

3
dengan fundus vesika urinaria. Permukaan Posterior terletak di atas rektum
yang dipisahkan oleh fasia rektovesikalis.
Panjang kelenjar ini 5-10 cm, merupakan kelenjar sekresi yang
menghasilkan zat mukoid. Zat ini banyak mengandung fruktosa dan zat gizi
yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa. Sekresi vesika seminalis
merupakan komponen pokok dari air mani yang menghasilkan cairan yang
disebut semen sebagai pelindung spermatozoa.
3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan
mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan
akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin.
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar
yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
Lobus posterior
Lobus lateral
Lobus anterior
Lobus medial
Prostat juga memiliki fungsi untuk menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam
yang terapat pada uretra dan vagina.
4. Kelenjar Bulbouretralis
Kelenjar ini terdapat di belakang lateral pars membranasea uretra, di
antara kedua lapisan diafragma urogenitalis dan di sebelah bawah kelenjar
prostat. Bentuknya bundar, kecil, dan warnanya kuning, panjangnya 2,5 cm,
berfungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
Duktus :
1. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya 6 cm terletak sepanjang atas
tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas
katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan

4
visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal. Saluran
epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis.
Duktus eferentis panjangnya 20 cm, berbelok-belok dan membentuk
kerucut kecil bermuara di duktus epididis tempat spermatozoa disimpan,
masuk ke vas deferens. Fungsi dari epididis itu sendiri adalahsebagai saluran
penghantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi
semen.
2. Duktus Diferens
Duktus diferens adalah duktus ekskretouris dari testis, merupakan
lanjutan dari kananlis epididimis panjangnya 50-60 cm. Mulai dari bagian
bawah kauda, epididimis berbelit-belit, secara berangsur-angsur naik
sepanjang tepi posterior testis dan sisi medialis bagian fenikulus spermatikus.
Melalui cincin kanalis inguinalis kemudian menjurus ke belakang agak turun
ke fosa iliaka eksterna dan mencapai kavum pelvis.
Duktus diferens keras seperti tali dan berbentuk silinder, dinding
salurannya sangat kecil. Pada fundus vesika urinaria membesar dan berbelok-
belok, disebut ampula.
3. Uretra
Uretra merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi pada pria.
Pengeluaran urne tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kegiatan
kontraksi prostat.
Bangun Penyambung
1. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu
untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki
suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang
sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih
dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

5
Skrotum terdiri dari dua lapisan, adalah sebagai berikut:
a. Kulit: Warna kecoklatan, tipis dan mempenyai flika/rugae, terdapat folikel
sebasae dikelilingi oleh rambut keriting dan akarnya terlihat melalui kulit.
b. Tunika dartos: Berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis
skrotum. Tunika dartos ini membentuk septum yang membagi skrotum
menjadi dua ruangan untuk testis yang terdapat di bawah permukaan penis.
2. Fenikulus Spermatikus
Fenikulus merupakan bangun penyambung yang berisi duktus seminalis,
pembuluh limfe, dan serabut saraf. Fenikulus spermatikus memanjang dari
abdominalis inguinalis dan tersusun konvergen ke bagian belakang testis,
melawati cincin subkutan dan turun hampir vertikal skrotum. Fenilus
spermatikus kiri lebih panjang dari yang kakan karena testis kiri tergantung
lebih rendah dari testis kanan.
3. Penis
Penis terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung disebut
glans penis, bagian tengah korpus penis, dan bagian pangkal radiks penis. Kulit
pembumgkus penis amat tipis dan tidak berhubungan dengan bagian
permukaan dalam dari organ dan tidak mempunyai jaringan adiposa. Penis
terdiri dari beberapa bagian, diantaranya:
Akar (menempel pada perut).
Badan (bagian tengah dari penis).
Glans (ujung penis).

(sumber: dosenbiologi.com)

6
2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Berikut beberapa fungsi sistem reproduksi pada pria , yaitu
spermatogenesis, kegiatan seksual, pengaturan fungsi reproduksi, serta
penyimpanan dan pematangan sperma.
1. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi
spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran
spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan
ekor.
2. Kegiatan Seksual
Rangasangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menyebar melalui
saraf pudendus melalui pleksus sakralis dari medula spinalis untuk membantu
rangsangan aksi seksual dalam mengirim sinyal ke medula dan berfungsi untuk
meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari struktur interna.
Dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan sekret yang
menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang kandung kemih dan
mukosa uretra. Unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya
kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan
memikirkan/khayalan akan menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga
menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sepanjang mimpi/khayalan, terutama
usia remaja.
Aksi seksual pada medula spinalis fungsi otak tidak terlalu penting
karena rangsangan genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari
mekanisme refleks yang sudah terintegrasi pada medula spinalis lumbalis.
Mekanisme ini dapat dirangsang secar psikis dan seksual yang nyata ataupun
kombinasi keduanya.
3. Pengaturan Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormon
gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus lalu merangsang kelenjar hipofisis

7
anterior untuk menyekresi Lutein Hormon, hormon perangsang Lutein
Hormon (LH), dan Folikel Stimulating Hormon (FSH). Lutein Hormon
merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh testis dan folikel
stimulating. Hormon yang disekresi akan merangsang spermatogenesis.
Ejakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual laki-laki.
Semen diejeksikan melalui serangkaian semprotan.
4. Penyimpanan dan Pematangan Sperma
Setelah terbentuk dalam tubulus semeniferus, spema membutuhkan
waktu beberapa hari untuk melewati epididimis. Sperma bergerak dari tubulus
seminiferus ke bagian awal epididimis selama 18-24 jam. Sperma memiliki
kemampuan mortalitas walaupun beberapa faktor menghambat cairan dalam
epididimis untuk mencegah mobilitas setelah ejakulasi menyekresi cairan yang
mengandung hormon testosteron dan estrogen, enzim-enzim, serta nutrisi
khusus untuk pematangan sperma.
Kedua testis dapat membentuk sperma 120 juta setiap hari. Sejumlah
kecil sperma dapat disimpan dalam epididimis, sedangkan sebagian besar
sisanya disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deverens sehingga dapat
mempertahankan fertilitasnya dalam duktus genitalis selama 1 bulan. Dengan
aktivitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya beberapa hari saja.

2.3 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


Alat Reproduksi wanita terdiri dari taktus genitalis yang terletak daalam
rongga panggul kecil. Alat kelamin luar terdiri mons pubis, labiya mayora ,
labia minora, klitoris, vestibulum vagina, himen (selaput darah), orifisium
vagina, bulbovestibularis, dan glandula vestibularis.
Genetalia Eksterna:
1. Tundun (Mons veneris).
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan
lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian
yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis.
2. Labiya Mayora

8
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir
ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian
luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.
Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita
dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2 3 cm, tebal 1 1,5 cm. Pada anak-anak
dan nullipara kedua labia mayora sangat berdekatan.
3. Labiya Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang
lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu
membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir
kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk
fourchette.
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.
Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans,
corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
5. Vestibulus (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus
vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar
paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid
ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi
masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri pathogen.
6. Himen (selaput darah)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang
menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya
kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-
masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit,
konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada

9
yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi
robekan, biasanya pada bagian posterior.

(sumber: artikelsiana.com)

Genetalia Interna:
Genetalia interna terdiri dari:
1. Vagina
Vagina merupakan penghubung antara genitalia eksterna dengan
genitalia interna. Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5 cm.
Sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah tepi bawah simfisis ke
promontorium. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang
bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.
2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas
tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang
utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).

10
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
Korpus uteri : berbentuk segitiga.
Serviks uteri : berbentuk silinder.
Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia
wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9
cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5
liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan
urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal
anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah
arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan
sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang,
dan jaringan ikatnya bertambah.
Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum,
yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum
uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi
segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi.
Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,

11
sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus,
sehingga dapat membasahi vagina.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul.
Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
a) Ligamentum latum
Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju
os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
3. Tuba Falopi
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula yang siap melakukan implantasi.
4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus
di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum

12
uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan
pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah
pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan,
wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya,
bila habis menopause. Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3
fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan
folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen
merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini
menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum
melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan
kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder.
Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan
organ reproduksi wanita.

13
2.4 Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Masa pubertas wanita adalah masa mulainya produktivitas artinya mulai
dapat melanjutkan keturunan. Masa produktif ini berlangsung kira-kira 30
tahun. Setelah itu wanita memasuki masa klimakterium, merupakan masa
peralihan antara masa reprduksi dan masa senium (kemunduran). Pada
klimakterium haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2 bulan dan kemudian
berhenti sama sekali yang disebut menopause. Selanjutnya akan terjadi
kemunduran alat-alat reproduksi, organ tubuh, dan kemampuan fisik
2.5 Hormon yang Berperan Pada Sistem Reproduksi Pria dan Wanita
Hormon yang berperan pada sistem reproduksi Pria diantaranya sebagai
berikut:
Hormon Testosteron
Jenis hormon pria yang pertama adalah hormon Testosteron. Hormon
yang satu ini bisa dikatakan sangat berperan penting untuk dapat membangun
kejantanan para pria. Sebab hormon ini dapat membentuk jenis jaringan organ
pada reproduksi para pria. Fungsi dari hormon yang satu ini yaitu dapat
meningkatkan libido dan juga dapat membantu proses reproduksi sel sperma.
LH (Luteinizing Hormone)
Jenis hormon pria yang kedua adalah hormon LH atau Luteinizing
Hormone. Hormon ini di sekresi oleh jenis kelenjar yang bernama hipofisis
anterior. Hormon LH ini sendiri berfungsi untuk melakukan stimulasi pada
seluruh sel sel Leydig yang dapat melakukan sekresi pada testosterone.
Hormon FSH atau Follicle Stimulating Hormone

Jenis hormon pria yang ketiga adalah hormon FSH atau Follice
Stimulating Hormone. Hormon ini sendiri juga mengalami sekresi oleh jenis
sel yang terdapat pada kelenjar hiposifis anterior. Fungsi hormon pria yang satu
ini yaitu untuk dapat melakukan stimulasi pada bagian sel sel sertoli. Jika
stimulasi ini tidak di lakukan maka spermatid tidak dapat berubah menjadi
sperma atau spermiasi.

14
Hormon Estrogen
Jenis hormon pria yang keempat adalah hormon Estrogen. Hormon yang
satu ini dibentuk dari sel sel bernama sertoli saat sedang di stimulasi oleh FSH.
Jenis sel sertoli dapat melakukan sektresi pada suatu protein yang juga dikenal
sebagai pengikat androgen yang berfungsi untuk dapat mengikat testosteron
dan juga estrogen. Tidak hanya sampai di situ saja, nantinya kedua hormon
tersebut akan dibawah menuju cairan tubulus seminiferus. Kemudian kedua
hormon ini nantinya akan bersiap untuk membantu pematangan sperma.

Hormon Pertumbuhan

Jenis hormon pria yang kelima adalah hormon Pertumbuhan. Kelebihan


hormon pria yang satu ini sudah sangat jelas yaitu dapat meningkatkan proses
tumbuh kembang pria. Hormon ini dapat mengatur seluruh fungsi metabolisme
yang terdapat pada testis. Dengan fungsinya yang khusus tersebut hormon ini
nantinya dapat meningkatkan proses pembelahan awal yang terjadi pada
spermatogenesis.

Itulah beberapa informasi yang dapat Anda ketahui mengenai hormon pria.
Kini dengan adanya ulasan di atas tentunya Anda dapat mengetahui bahwa pria
memiliki beberapa hormon yang terkait dengan organ reproduksinya atau pada
masalah seksualnya. Tentunya hormon yang dimiliki oleh para pria ini sangat
berbeda dengan hormon yang dimiliki oleh para wanita.

Hormon pria terbagi ke dalam beberapa jenis dan ulasan di atas telah
mengulas secara lengkap bahwa pria memiliki 5 jenis hormon yang masing-
masing memiliki fungsi atau peranannya masing-masing.

Adapun Hormon yang berperan pada sistem reproduksi wanita adalah


sebgai berikut:
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi
menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-
hormon gonadotropin (FSH / LH ).

15
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap
GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel
granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3
jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim
inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating
Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH
berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa)
dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge).
Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi
korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya
juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan
singkat.(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di
ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di
kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga
sebagian di testis.Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.Berfungsi
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ
reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi
lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga
memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk
pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon
estrogen (sintetik) pengganti.

16
Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium,
sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi
di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik
(fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium
uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki
penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di
tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita
memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu
ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan
antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang
menjadi janin.
3.2 Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua
orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat
menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas tanpa mengatahui
dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan
tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi
rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.

18
DAFTAR RUJUKAN

Syaifuddin H. 2016, Anatomi Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC


Seputar Anatomi, 2015. Fisiologi Alat Reproduksi Wanita, (http://www.seputar-
anatomimanusia.tk/2015/03/fisiologi-alat-reproduksi-wanita.html), diakses pada
tanggal 24 Juli 2017
Soft Ilmu, 2017. Alat Reproduksi Pria dan Fungsinya,
(http://www.softilmu.com/2015/05/Alat-Organ-Reproduksi-Pria-dan-Fungsi-
Adalah.html), diakses pada tanggal 24 Juli 2017
Trihadsari Firda, 2011. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita,
(http://firdatrihapsari.blogspot.co.id/p/fisiologi-alat-reproduksi-wanita.html),
diakses pada tangal 24 Juli 2017

19

Você também pode gostar