Você está na página 1de 19

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya
sangat beragam, bisa karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat,
vitamin B12. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan
pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan
secara laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
dari kadar normal.

2. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Anemia
2. Untuk mengetahui Anatomi Fisiologi Anemia
3. Untuk mengetahui Etiologi Anemia
4. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Anemia
5. Untuk mengetahui Patofisiologi Anemia
6. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Anemia
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang pada Anemia
8. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Anemia

3. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Anemia ?
2. Bagaimana Anatomi Fisiologi Anemia ?
3. Apa Etiologi Anemia ?
4. Apa Saja Manifestasi Klinis Anemia ?
5. Bagaimana Patofisiologi Anemia ?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Anemia ?
7. Apa Saja Pemeriksaan Penunjang pada Anemia ?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Anemia ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Medis
A. Definisi
Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin
yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru paru dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh (kamus bahasa Indonesia). Berikut
pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya.
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
mineral FE sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit. Anemia
secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah.

B. Anatomi dan Fisiologi


Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi
sangat penting dalam tubuh yaitu transportasi. Darah mempunyai dua komponen
yaitu komponen padat dan komponen cair. Fungsi transportasi darah adalah
membawa dan mengantarkan nutrisi dan oksigen dari usus dan paru-paru kepada
sel diseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ-organ
pembuangan. Darah juga membawa dan menghantar hormon-hormon dari
kelenjar endokrin ke organ sasarannya. Ia mengangkut enzim, zat buffer,
elektrolit, dan berbagai zat kimia untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.
Peran penting dilakukan juga oleh sel darah, yaitu pengaturan suhu tubuh
karena dengan cara konduksi ia membawa panas tubuh dari pusat-pusat produksi
panas untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dan ke permukaan tubuh yang pada
akhirnya diatur pelepasannya dalam upaya homeostatis suhu (termoregulasi).
Jumlah darah manusia bervariasi tergantung berat badan seseorang. Rata-rata
jumlah darah adalah 70cc/kgBB. Bagian padat darah terdiri dari eritrosit, leukosit
dan trombosit. Bagian padat darah merupakan 45% dari seluruh volume darah,
55% adalah plasma yang merupakan komponen cair darah.
a. Sel darah merah atau eritrosit
Bentuknya bulat pipih dengan cekungan di tengahnya. Sel darah
merah normal tidak mempunyai inti sel, diameternya 7 mikron yang bersifat
kenyal sehingga bisa berubah bentuk menyesuaikan pembuluh darah yabg
dilaluinya.
Sel darah merah dibuat di dalam sumsum tulang. Rata-rata umur hidup
sel darah merah sekitar 105-120 hari. Kemudian sel menjadi usang dan
dihancurkan dalam system retikuloendoteal. Terutama di limfa dan hati.
Globin dan globulin diubah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai
protein dalam jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin diubah
menjadi glirubin dan bili verdin yang berwarna kehijau-hijauan. Jumlah
hemoglobin pada laki-laki 14-16% dan pada wanita 12-14%.
b. Sel darah putih atau leukosit
Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh dengan
cara menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5 jenis
leukosit :
1) Neutrofil (65%-75%)
2) Eosinofil (2%-5%)
3) Basofil (0,5%-1%)
4) Limfosit (20%-25%)
5) Monosit (3%-8%)
Leukosit berwarna kuning dan bentuknya lebih besar dari sel darah
merah, tetapi jumlahnya lebih kecil.
Leukosit sebagai bala tentara pertahanan dikerahkan ke tempat-tempat terjadi
infeksi dan jumlahnya pu dapat dilipatgandakan dalam keadaan infeksi.
Leukosit bersama-sama dengan system makrofag jaringan yaitu hepar,limfa,
sumsum tulang, alveoli paru serta kelenjar getah melakukan fagositosis
terhadap kuman atau virus yang masuk. Jumlah leukosit adalah 5000-
9000/mm3 darah. Bila jumlah leukosit berkurang disebut leukopenia.
Sedangkan bila tubuh tidak membuat leukosit sama sekali disebut
Agranulositosis.
c. Trombosit atau keping-keping darah
Trombosit berbentuk keeping-keping yang merupakan bagian-bagian
kecil dari sel yang besar yang membuatnya yaitu megakaryosit. Trombosit
dibuat di sumsum tulang, paru-paru dan limfa. Ukurannya kecil sekitar 2-4
mikron. Umur peredarannya hanya berkisar 10 hari.
Trombosit mempunyai kemampuan untuk melakukan :
1) Daya aglutinasi (membeku atau menggumpal)
2) Daya adesi (saling melekat)
3) Daya agregasi (berkelompok)
4) Jumlah trombosit di dalam tubuh antara 150.000-350.000 keping/mm3
darah.
Fungsi trombosit yaitu :
a) Hemostasis (penghentian aliran darah/ perdarahan)
b) Pembekuan darah
Bila ada kerusakan pembuluh darah, trombosit akan berkumpul di
daerah tersebut dan menutup lubang bocoran dengan cara saling melekat,
berkelompok dan menggumpalyang kemudian dilanjutkan dengan proses
pembekuan darah.
Trombosit mempunyai dua zat, prostaglandin dan tromboxan yang
akan keluar bila ada kerusakan pembuluh darah. Zat ini juga dapat
menimbulkan efek vasokontriksi sehingga aliran darah berkuang dan
membantu proses pembekuan darah.
d. Plasma
Plasma terdiri dari 91-92% air yang berperan sebagai medium transfor dan 7-
9% terdiri dari zat padat (protein seperti albumin, globulin, fibrinogen, juga
ada unsure natrium, kalium, kalsium, fosfor, bese, asam amino, kolesterol,
glukosa, dan enzim). Albumin yang dibentuk di hati merupakan 53% dari
seluruh protein serum, berperan dalam mempertahankan volume darah dengan
menjaga tekanan osmotic koloid,pH dan keseimbangan elektrolit.

C. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia
juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.

1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip disaluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter
26. Kekurangan G6PD
27. Penyakit sel sabit
28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E

D. Manifestasi Klinis
Karena system organ dapat terkena, maka pada anemia dapat
menimbulkan manifestasi klinis yang luas tergantung pada kecepatan timbulnya
anemia, usia, mekanisme kompensasi, tingakat aktivitasnya, keadaan penyakit
yang mendasarinya dan beratnya anemia. Secara umum gejala anemia adalah :
a. Hb menurun (< 10 g/dL), thrombosis / trombositopenia, pansitopenia
b. Penurunan BB, kelemahan
c. Takikardi, TD menurun, penurunan kapiler lambat, ekstremitas dingin,
palpitasi, kulit pucat.
d. Mudah lelah, sering istirahat, nafas pendek, proses menghisap yang buruk
(bayi).
e. Sakit kepala, pusing, kunang kunang, peka rangsang.

E. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum sum tulang
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum
sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan
akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan.
Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel
darah merah. Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam
sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang
sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan
meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang,
kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan
penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel
darah merah (eritrosit).
Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ
tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya
dapat menghambat kerja organ organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri
dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti
komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusak tidak
bisa diperbaiki.
F. Penatalaksanaan Medis

Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang.

1) Transpalasi sel darah merah.


2) Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4) Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5) Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6) Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

1. Anemia defisiensi besi


Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang
diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfusi darah.
G. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 14 g/dl )
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% 41%)
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia
aplastik)
2. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
a. Biodata Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 32 thn
Keluhan Utama
Pasien mudah lelah, capek, pusing.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien Ny. A dirawat di unit perawatan interna RS dengan keluhan utama
mudah lelah, capek, pusing.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Lemah
2) Tingkat kesadaran : Composmentis
3) Tanda tanda vital
a) Tekanan darah : 100 / 60 mmHg
b) Nadi : 85 x / menit
c) Pernafasan : 20 x / menit
d) Suhu : 37 0 C
4) Berat badan
Berat badan pasien menurun
5) Pemeriksaan head to toe
a) Mata
konjungtiva anemis
d. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 8,5 mg/dl.
B. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1.Ds DS : pasien mengatakan pusing. Penurunan Gangguan
Do DO : pasien tampak pucat, akral konsentrasi Hb dan perfusi
dingin, Hb 2.5d/dL. TD 110/60 darah jaringan
mmHg, konjungtiva anemis.

2. DS : pasien mengatakan mudah Ketidakseimbangan Intoleransi


lelah. antara suplai O2 aktivitas
DO : klien tampak pucat, lemah dengan kebutuhan

3. DS : pasien mengatakan lemas Tubuh kekurangan Perubahan


DO : pasien tampak pucat, BB nutrisi nutrisi
menurun
Intek tidak terpenuhi

Perubahan nutrisi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
O2 dengan kebutuhan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan
/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
D. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb
Tujuan:
Peningkatan perfusi jaringan
Kriteria Hasil:
menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
Intervensi:
1) Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa,
dasar kuku.
R/ Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan
dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.
2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
R/ Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk
kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.
3) Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi
adventisius.
R/ Dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena
regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
4) Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
R/ Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko
infark.
5) Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air
mandi dengan thermometer
R/ Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.
6) Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel
darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.
R/ Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons
terhadap terapi.
7) Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
R/ Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


O2 dengan kebutuhan
Tujuan:
Dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :
melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-
hari)
menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi,
pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.

Intervensi:

1) Kaji kemampuan ADL pasien.


R/ Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
2) Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan
kelemahan otot
R/ Menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12
mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.
3) Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
R/ Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
4) Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising,
pertahankan tirah baring bila di indikasikan.
R/ Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh
dan menurunkan regangan jantung dan paru.
5) Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi
kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas
semampunya (tanpa memaksakan diri).
R/ Meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan
memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga
diri dan rasa terkontrol.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan
/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai
laboratorium normal.
tidak mengalami tanda mal nutrisi.
Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan
atau mempertahankan berat badan yang sesuai.
Intervensi:

1) Observasi dan catat masukkan makanan pasien.


R/ Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi makanan.
memudahkan intervensi
2) Timbang berat badan setiap hari.
R/ Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi..
3) Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara
waktu makan.
R/ Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah
distensi gaster
4) Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain
yang berhubungan
R/ Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.
5) Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah
makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan
pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka
R/ Meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan
pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik
perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan
rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.
6) Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.
R/ Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya.
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1. Peningkatan perfusi jaringan.
2. Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal.
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit)
per 100 ml darah.

2. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka
dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit.
Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup
terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap
penyakit anemia dari pada kita sudah terkena dampaknya. dan sebagai perawat
kita harus mampu mengenali tanda tanda anemia dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC.


Jakarta.
2. Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo, Jakarta.
3. Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius
fakultas universitas indonesia, Jakarta.
4. Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses keperawatan,
diagnosis dan evaluasi, edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.

Você também pode gostar