Você está na página 1de 10

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Neonatorum


di BPS. Maslikhanah. SST.
Ds. Kembang Ringgit Kec. Pungging
Mojokerto

Oleh

Asrining Cahyani
NIM. 06.07.008

UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO


PROGRAM STUDY D - III KEBIDANAN
MOJOKERTO
2008
LAPORAN PENDAHULUAN
ASFIKSIA NEONATORUM

I. DEFINISI
Asfiksia adalah dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah dilahirkan.
( Sinopsis Obstetri. Hal : 424 ).
Asfiksia adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
shingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan O2 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
( Ilmu Kebidanan Manuaba, Hal : 319 ).
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir.
( Ilmu Kebidanan, Hal : 709 ).

II. ETIOLOGI
1. Kekurangan O2 misalnya pada :
a. Partus lama ( CPD, serviks kaku, dan atonia, atau inersia uteri ).
b. Ruptura uteri yang membakat, kontraksi uterus yang terus menerus
mengganggu sirkulasi darh keplasenta.
c. Tekanan terlalu kyat dari kepala anak pada placenta.
d. Prolapsus, talipusat akan tertekan antara kepala dana panggul.
e. Pemberian obat bius terlalu banyak, misalnya plasenta preveria dan
solusioplasenta.
f. Kalau plasenta sudah tua dapat terjadi post maturitas ( setotinus ),
disfungsi uri.
2. Paralisis pusat pernafasan, akibat tarauma dari lauar seperti karena
tindakan forseps, atau trauma dari luar seperti karena tindakan forseps, atau trauma
dari dalam seperti akibat obat bius.
( Sinopsis Obstetri, hal 427 ).
3. Mekoneum dalam air ketuban
Pengeluaran mekonium pada letak kepala menunjukkan gawat janin, karena terjadi
rangsangan venus x, sehingga pristaltik usus akan meningkat dan sfingter ani terbuka.
( Ilmu Kebidanan, Manuaba, hal 320 ).

4. Faktor Ibu
a Gangguan his : tetania uteri hipertani.
b Turunya tekanan darah dapat mendadak : perdarahan pada plasenta previa
dan solusio plasenta.
c Vaso kontriksi arterial : hepertensi pada hamil dan gestosis pre eklampsi
dan eklalupsia.
d Gangguan pertukaran nutrisi atau O2 dan solusio placenta.
( Ilmu Kebidanan, Manuaba, hal 319 ).

III. GAMBARAN KLINIK


Ada 2 macam :
1. Asfiksia Livida ( biru ).
2. Asfiksia Pallida ( putih ).
Perbedaanya :
1. Asfiksia Livida ( biru ).
a Warna Kulit : Kebiru biruan.
b Tonus Otot : Masih baik.
c Reaksi Rangsangan : Positif.
d Bunyi Jantung : Masih teratur.
e Prognosis : Lebih Baik.
2. Asfiksia Pallida ( putih ).
a Warna Kulit : Pucat.
b Tonus Otot : Sudah kurang.
c Reaksi Rangsangan : Negatif.
d Bunyi Jantung : Tak teratur.
e Prognosis : Jelek.
IV. DIAGNOSIS
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia atau hipoksia
janin, diangnosis anoksia atau hipoksia jani dapat dibuat dalam persalinan dengan
ditemukanya tanda tanda gawat janin. Tiga hal perlu mendapat perhatian.
a Denjut jantung janin
Normalnya adalah 120 160 denyutan semenit selama his frekuensi ini bias
turuntetapi dilauar his bias kembali lagi kepada keadaan semula, jika frekuensi turun
sampai dibawah 100 semenit diluar his dan lebih lebih jika tidak teratur hal itu
merupakan tanda bahaya.
b Mekonium dalam air ketuban
Pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenasi dan harus
menimbulkan kewaspadaan dan ini merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan
bila hal itu dapat dilakukan dengan hal yang mudah.
c Pemeriksaan PH darah janin
Darah diperiksa PHnya, adanya asidosis menyebabkan turunya PH, apabila turun
sampai dibawah 2 % hal itu dianggap tanda bahayaoleh beberapa penulis, asfiksia
merupakan tanda tanda bahaya gawat janin, hal ini perlu dilakukan resusitasi yang
sempurna, untuk hal ini diperlukan cara penilain APGAR. Nilai APGAR mempunyai
hubungan yang erat dengan beratnya asfiksia dan biasanya dinilai 1 menit dan 5 menit
setelah bayi lahir, hal ini dipergunakan karena sebagai pedoman untuk menentukan
cara resusitasi yang akan dikerjakan.
V. RESUSITASI BAYI
Tindakan yang akan dilakukan pada bayi dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Tindakan Umum.
Dikerjakan pada bayi tanpa memandang nilai APGAR setelah bayi lahir, diusahakan
APGAR bayi mendapat pemahaman yang baik. Harus dicegah dan dikurangi
kehilangan panas dari tubuhnya penggunaan lampu untuk pemanasan luar dan untuk
mengeringkan bayi (-) evapurasi, penghisapan lendir pada saluaran pernafasan bagian
atas, rangsangan taktil ( pada telapak kaki menekan tendon Achilles diberi suntikan
vitamin K ).
2. Tindakan Khusus.
a Asfiksia berat ( Nilai APGAR 0 3 )
b Asfiksia Ringan Sedang ( Nilai APGAR 4 6 )
Pernafasan kodok ( memasukkan pipa kedalam hidung ).
( Ilmu Kebidanan, Manuaba ).
DAFTAR PUTAKA

1. Prof. Dr. Wiknyosastro Hanifah, SPOG, 2005, Ilmu


Kebidanan , Jakarta : YBS Sarwono Prawirohardjo.
2. Prof. Dr. Moctar Rustam, MIH, 2002, sinopsis Obstetri
jilid 2 ; jakarta EGC.
3. Jurmani Ilyas, 1994 ( Asuhan Keperawatan Perinatal,
Jakarta, EGC ).
4. Prawiro karjo, Sarwono, 2000 Ilmu kebidanan, Jakarta
YBP, SP.
5. Saifudin Abdul Gani 2007, Pelayanan maternal &
Neonatal, Jakarta YBP, SP, edisi pertama.
6. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal, Jakarta, 2002.
7. Prof. Dr. Rustam Mochtar. MPH, sinopsis Obsetri Jilid I,
EGC 1998.
MENEJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR dengan ASFIKSIA
Di BPS. Kembang Ringgit Mojokerto

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS BIODATA
Tanggal 05 februari 2008 Jam : 18.30 WIB.
Nama Bayi : By. Ny. I
Umur Bayi : 0 hari.
Tgl / jam lahir : 05 februari 2008 / 18.30 WIB.
Jenis kelamin : Laki laki
Berat Badan : 3200 gram.
Panjang Badan: - cm.
Anak : 1 ( satu ).

Nama Ibu : Ny. I Nama Ayah : Tn E


Umur : 17 tahun Umur : 23 tahun
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pelerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bajangan Alamat : Bajangan

B. ANAMNESA ( DATA SUBYEKTIF )


Tanggal 05 februari 2008-02-19 Jam : 18.30 WIB.
1. Riwayat Penyakit Kehamilan
Ibu pasien mengatakan selama hamil tidak pernah mengalami atau menderita
penyakit menular, menahun maupun menurun seperti DM, Jantung, hipertensi, dan
hepatitis B.
2. Riwayat Selama Hamil
Ibu selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan jamu, ibu tidak pernah
mengkonsumsi narkoba, rokok, dan minuman keras.

3. Riwayat persalinan sekarang


a Jenis persalinan : Spontan B.
b Ditolong oleh : Bidan
c Lamanya persalinan :
Kala I : 2 hari.
Kala II : 30 menit.
Kala III : 10 menit.
Kala IV : 2 jam
d Ketuban pecah : Jam 15.00,
Warna : Keruh bercanpur mekonium.
e Komplikasi persalinan
Ibu : Tidak ada komplikasi persalinan
Bayi : Nafas mengap mengap ( ketuban miornial ).
f Keadaan bayi baru lahit
Nilai APGAR : 3
A : 2. P :0 G :0 A :0 R :1

C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF )


1. Keadaan Umum : Lemah,
GCS : 1 1- 1 ( tidak ada reaksi ).
Tanda Tanda Vital : S : 36 0C
RR : 20 kali / menit
N : 120 kali / menit.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih, UUK dan UUB belum menutup, terdapat catup
succedoneum, tidak ada hidrocepalus
Mata : Simetris, bersih, tidak icterus, reflek pupil (+), sklera
putih.
Mulut : Tidak ada labioskiziz / Palatosciziz.
Hidung : Ada secret ( mekonium ), nafas mrgap megap.
Telinga : Simetris, ada serumen ( mekonium ), tidak ada
kelainan.
Leher : Tidak ada pembengkakan atau benjolan abnormal.
Dada : Simetris, terdapat ronchi atau stidor dan wheezing.
Perut : Tidak ada pembesaran abnormal, tali pusat tidak
berdarah, warna hijau.
Genetalia : Tidak ada kelaianan, testis sudah Turun.
Anus : Lubang anus positif, keluar mekonium.
Estremitas : Normal, jari tangan dan kaki lengkap, dan tidak ada
sindoktili atau polidaktili.

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, KEBUTUHAN


Dx : Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia berat.
K/u : Tidak sadar lemah.
Ds : -
Do : K / u : Tidak sadar, lemah, bayi lahir spontan, tanggal 05 februari 2008 jam 18.30
WIB, jenis kelamin laki laki, BB : 3200 gram dengan nafas megap
megap.
TTV : BB : 3200 gram.
AS : 3.
Suhu : 36 0C.
Nadi : 120 kali / menit.
RR : 20 kali / menit.
Menagis : ( - ).
Anus : ( + ) berlubang.
BAK / BAB : ( - ) / ( - ).
Kebutuhan Segera :
- Hangatkan bayi.
- Atur posisi bayi.
- Keringkan bayi.
- Berikan rangsangan taksil.
- Pencegahan infeksi.
- Kolaborasi dengan tim medis.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL


1. Asfeksia Berat dengan kejang.

IV. INDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA


Pasien dirujuk ke RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari.

V. INTERVENSI
Tanggal : 05 Februari 2008-02-19 Jam : 18.30 WIB
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
R : Mencegah terjadinya infeksi.
2. Bersihkan jalanya nafas.
R : Untuk menghilangkan akumulasi cairan.
3. Jepit tali pusat dan rawat tali pusat dengan kasa steril.
R : Mencegah terjadinya perdarahan.
4. Keringkan bayi dengan handuk.
R : Mencegah terjadinya hipotermi.
5. Berikan rangsangan taktil.
R : Membebaskan jalanya nafas.
6. Hisap lendir dengan selang.
R :Membersihkan mekonium yang menghambat jalanya nafas.
7. Kolaborasi dengan tim medis.
R : Agar tidak terjadi komplikasi gawat janin.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 05 Februari 2008 Jam : 18.30 WIB.
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
2. Membersihkan jalanya nafas.
3. Menjepit tali pusat dan merawat tali pusat dengan kasa.
4. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk.
5. Memberikan rangsangan taksil.
6. Menghisap lendir dengan selang.
7. Kolaborasi dengan tim medis agar tidak terjadi gawat janin.

VII. EVALUASI
Tanggal : 05 Februari 2008 Jam : 18.45 WIB
Dx : Bayi baru lahir dengan persalinan spontan dengan bayi asfiksia.
S :-
O :K/u : Tidak sadar, lemah.
TTV : Suhu : 36 0C.
Nadi : 120 kali / menit.
RR : 20 kali / menit.
Menagis : ( - ).
Asfiksia : (+)
A : BBL dengan asfiksia masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan
- Dirujuk ke RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari.

Você também pode gostar