Você está na página 1de 17

Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai nilai penting dan

fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak
luntur atau hilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya.

Budaya secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

a. Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang
diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya
pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu
daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu
menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk penduduk
yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman
kerajaan kerajaan terdahulu. Itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial
yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu
sama lain. Dari bermacam=macam budaya daerah tersebut maka munculah sesuatu
yang disebut Budaya Nasional

b. Budaya Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu
dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah
lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan
dari Negara tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang lain memang berbeda, tetapi
jika dapat menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi budaya nasional yang
kuat yang bisa berlaku di semua daerah di Negara tersebut walaupun tidak semuanya
dan juga tidak mengesampingkan budaya daerah tersebut. Contohnya Pancasila
sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam
Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah
di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan
menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya
tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyanbhineka tunggal
ika.

Kita harus selalu menjaga, melindungi dan melestarikan budaya daerah maupun
budaya nasional kita agar tak diambil dan dilecehkan oleh negara lain, siapa lagi
kalau bukan kita yang menjunjung budaya kita

Asal usul batik

Batik Indonesia telah dikenal luas seluruh masyarakat Mancanegara. Peninggalan nenek moyang
masyarakat Jawa yang satu ini bahkan sudah dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and
Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009 lalu (kini dikenal sebagai Hari Batik
Nasional). Bukan hanya oleh orang Jawa, kain batik ternyata kini telah dikenakan oleh hampir
seluruh masyarakat Indonesia. Kain batik dianggap sebagai pakaian semi resmi yang cocok
dikenakan dalam acara apapun
Asal Usul Batik Ditinjau dari sejarah, asal usul batik bermula sejak abad ke-17 Masehi. Pada
masa itu, corak batik ditulis-lukiskan pada daun lotar dan papan rumah adat Jawa. Awalnya, pola
atau motif batik hanya didominasi oleh gambar tanaman atau binatang. Para pengrajin corak
batik juga masih sangat terbatas jumlahnya. Mereka hanya membuat corak batik sebagai wujud
pelampiasan hasrat seni dan keisengan yang dilakukan untuk mengisi waktu Pada
perkembangannya, asal usul batik mulai menarik perhatian pembesar kerajaan Majapahit. Motif-
motif abstrak, motif candi, awan, wayang beber, dan lain sebagainya mulai dikembangkan pada
masa itu. Penulisan batik pun mulai ditujukan pada media yang berbeda. Kain putih atau kain-
kain berwarna terang menjadi pilihan utama karena dianggap lebih tahan lama dan bisa
digunakan untuk pemanfaatan yang lebih banyak.

Kepopuleran kain batik kian bersinar. Pembesar-pembesar kerajaan Majapahit, Mataram,


Demak, dan kerajaan-kerajaan setelahnya, menjadikan kain batik sebagai simbol budaya. Khusus
pada masa pengaruh Islam, motif batik yang berwujud binatang ditiadakan. Penggunaan motif ini
dianggap menyalahi syariat Islam sehingga tidak diperkenankan kecuali dengan
menyamarkannya menggunakan lukisan-lukisan lain. Terkait dengan teknik pembuatannya, pada
masa itu batik tulis merupakan satu-satunya teknik yang digunakan. Dalam proses
pengerjaannya, pewarnaan pun masih menggunakan bahan pewarna alami yang dibuat dari
sendiri menggunakan tanaman-tanaman seperti daun jati, tinggi, mengkudu, pohon nila, dan
soga. Sedangkan untuk bahan sodanya, para pembatik masa itu menggunakan soda abu dan tanah
lumpur.

. Penggunaan kain batik yang sebelumnya hanya terbatas di lingkungan keraton, lambat laun
mulai dikembangkan oleh rakyat jelata. Hal ini membuat corak batik kian beragam sesuai dengan
minat dan jiwa seni para pembuatnya. Asal usul batik juga tak lepas dari perkembangan
teknologi. Pada masa sebelumnya teknik batik tulis menjadi satu-satunya cara yang bisa
dilakukan untuk membuat motif batik, setelah perang dunia I atau setelah modernisasi kian
menjamur, teknik batik cap dan batik printing pun mulai dikenal. Kedua teknik batik ini sendiri
dianggap sebagai teknik pembatikan yang sangat efisien dan tidak memakan banyak waktu,
meskipun secara kualitas dinilai kurang memiliki nilai estetis.

Sejarah perkembangan batik tidak hanya berhenti sampai di situ. Di era sekarang, batik bukan
hanya dikenal sebagai corak pakaian semata. Berbagai pernik pelengkap penampilan dalam
kehidupan sehari-hari seperti tas, sepatu, dasi, hingga helm, juga sudah menggunakan batik
sebagai motifnya. Bahkan, pakaian-pakaian sekolah, kedinasan, dan lain sebagainya juga
menggunakan motif ini sebagai pilihan utama.
MOTIF BATIK DI INDONESIA

Batik Bali Dipengaruhi oleh batik dari Jawa seperti batik Pekalongan. Bisa dibilang, motif yang
ada di Bali cukup berani bermain dengan warna terang dan bervariatif.

Batik Bali | via: kaskus.co.id

Batik Banyumas Motif yang terdapat di daerah Banyumas kebanyakan memiliki bentuk menyerupai
tanaman. Baik itu bunga, daun, dan sejenisnya. Walaupun ada beberapa pembuat batik di Banyumas
yang membuat batik dengan motif yang berbeda, batik Banyumas hampir memiliki kesamaan dengan
motif Jonasan.
Batik Madura Pola batik Madura memiliki keunikan tersendiri, yaitu cenderung banyak bermain pada
pola yang sederhana. Namun pola ini dibentuk serapi mungkin hingga menghasilkan motif yang menarik.
Motif madura cenderung meyukai warna yang cerah.

Batik Malang Terkenal dengan warnanya yang cenderung cerah. Misalnya warna hijau kemudian
ditimpa dengan warna putih atau bahan berwarna putih di timpa dengan merah. Rata- rata batik Malang
memiliki pola bunga dan tanaman.

Batik Pekalongan Motif dari pekalongan dipengaruhi oleh kebudayaan Cina dan ukiran dari Cirebon
yang dibawa oleh para pedagang yang singgah di Kota Pekalongan. Ini terjadi karena letak kota
Pekalongan sangat strategis sekali untuk sekedar menginap. Motif yang ada di pekalongan dibagi
menjadi 7 motif mereka adalah jlamprang, buketan, terang bulan, semen, pisan bali, lung-lungan dan
sekar jagad. Sedangkan bentuk motifnya lebih menyerupai bunga, binatang, dan dedaunan.
Batik Solo Ciri khas batik dari solo sering disebut batik sogan atau batik yang memiliki motif berwarna
kecokelatan.

Batik Tasikmalaya Motif yang ada pada komunitas pebatik di Tasikmalaya hampir sama dengan kota-
kota lainnya. Cenderung banyak bermotif alam dan kental dengan nuansa Parahyangan seperti burung
dan bebungaan. Sedangkan untuk pewarnaannya, batik Tasikmalaya memiliki ciri khas merah, coklat,
dan hitam.

Batik Aceh Memiliki corak yang cenderung lebih besar dari pola batik lainnya. Motifnya menggunakan
teknik cap dan tulis

Batik Cirebon Salah satu motif yang menjadi ciri khas kota Cirebon adalah batik Mega Mendung. Dengan
membuat pola sepertu awan yang dibuat secara menyambung menjadi bentuk awan.
Batik Jombang Pertama kali muncul batik Jombangan sejak tahun 1993. Diawali oleh salah
seorang warganya yang mencoba membuat sebuah kerajinan batik yang kemudian diikuti oleh
warga lainnya. Batik jombang berkiblat kepada solo yang pada waktu itu kaya akan motif. Motif
Jombangan diadaptasikan dengan pola candi arimbi yang terdapat di daerahnya. Sedangkan
penggunaan warna pada batik Jombang menggunakan warna alami dan warna hasil sisa limbah.

Batik Tulungagung Batik daerah ini sangat berani dalam memainkan warna. Warna yang banyak
digunakan unduk membuat batik Tulungagung adalah hitam dan coklat.
Batik Jepara Motif daerah ini bisa dibedakan menjadi dua jenis, motif lama dan motif baru. Motif lama
memiliki pola dengan warna lung hitam, gajah coklat, daun ulir hijau, dan sebagainya. Sementara motif
baru adalah batik tulis dengan banyak variasi.

INDIKATOR 7 : BATIK MALAYSIA


Sejarah batik Malaysia dimulai pada abad ke 18 saat Batik Minah Pelangi
mendirikan perusahaan Batik di Trengganu. Pada tahun 1911 Haji Che Su bin Haji
Ishak mendirikan perusahaan Batik di kawasan Lorong Gajah Mati, Kota Baru -
Kelantan. Pada jaman dahulu, masyarakat Melayu menggunakan kentang sebagai alat
cap pembuat batik, tetapi saat ini kain batik telah dibuat dengan alat-alat modern. Di
Melayu (Pulau Sumatra dan Malaysia), suatu motif batik yang disebut Batik Pelangi
yang telah diperkenalkan sejak tahun 1770-an.
Pada saat itu teknik pembuatan batik hanyalah menggunakan teknik ikat dan
celup dan dikenali sebagai Batik Pelangi. Pada saat itu kain diimport dari Thailand jenis
Kain Pereir sementara itu pewarna dibuat sendiri dengan menggunakan pewarna buah
dan kulit kayu. Warna kain batik pelangi hanyalah Biru dan hitam saja. Pada tahun 1922
Haji Che Su telah mulai membuat batik yang menggunakan blok kayu (tehnik batik
cap). Pada tahun 1926 pewarna kimia dari Eropa telah membawa perkembangan batik
Malaysia dan mulai banyak digunakan. Aneka corak batik awalnya dipengaruhi oleh
corak batik Indonesia disertai dengan nama batik yang dikomersialkan.
MOTIF BATIK MALAYSIA
Motif batik di Malaysia banyak dipengaruhi oleh alam sekitar. Motif-motif ini
dihasilkan karena kepekaan masyarakat tradisional terhadap lingkungan. Bagi mereka
apa saja yang menarik dan mengandung falsafah sendiri bisa dijadikan corak. Oleh itu
kita boleh membuat kesimpulan bahwa motif-motif ini menunjukkan penyatuan
masyarakat tradisional dengan alam. Terdapat enam jenis motif alam yang digubah
menjadi corak atau ragam hias yang menarik:
Unsur ora
Fungsi unsur ora adalah seperti berikut:
Untuk menghiaskan kain batik ela. Motif ora seperti bunga, kudup, putik, daun, ranting
dan pucuk digunakan secara tunggal atau bertabur
Untuk menghiasi badan batik sarung.
bunga, kuntum, putik, ranting dan pucuk disusun menjalar datar dengan bentuk lembut
helaian daun, kelopak serta ranting dan bunga
bunga disusun berdahan tegak
Untuk menghiasi bahagian kepala kain (gunung) biasanya motif pucuk rebung biasa
digunakan, ragam corak diubah bukan secara realistik tetapi campuran gaya organik
dan geometri.

Unsur Flora Pada Batik Malaysia

Unsur fauna
Unsur-unsur fauna adalah seperti:
Motif rama-rama, kumbang, burung, ayam, rusa, bangau, ikan, kijang dan sebagainya.

Unsur Fauna Pada Batik Malaysia

Unsur geometri
Fungsi motif unsur rupa geometri:
Untuk hiasan kaki kain atau gigi susunan garis-garis halus, motif parang rusak, motif
banji atau swastika dan motif pinggir awan digunakan.
Garis-garis lurus yang direka dan disusun menjadi motif seperti cangkerang, siput, kisi-
kisi, jaring bersilang dan lain-lain lagi.
Untuk menghiasi batik panjang motif kawung dalam susunan empat bentuk bujur
sering digunakan.
Motif ceplok dengan susunan segi empat yang berisikan beberapa bentuk lain seperti
bunga, unggas atau binatang dan garis berpalang digunakan bentuk ini bukan bentuk
geometri sebenarnya, ini merupakan campuran gaya organik dan geometri.
Contoh motif unsur geometri: keluk pinggir awan persegi, pilin berganda', buntut siput,
parang rusak, banji, ceplok, jalur, kawung.

Unsur Geometri Pada Batik Malaysia

Unsur benda buatan manusia


Fungsi motif unsur buatan manusia yang agak moden ini biasanya digunakan
untuk hiasan batik ela. Contoh motif unsur benda buatan manusia:
abor
jaring ikan
kampung
layang layang

Unsur Buatan Manusia Pada Batik Malaysia


Unsur Motif Isen
Isen ialah motif pengisi untuk, memenuhi kain batik tradisional atau sebagai latar
belakang kepala sesualu pola corak.
Contoh jenis isen:
Ada-ada, atap, sirapan, berangan, cacah gari, cantlel, cecek-cecek, cecek pitu, cecek
sawut daun, galangan, grinsing, mata dara, penutup, poleng, sisik dan sebagainya.
Daftar Pola/Motif Batik Malaysia.

Contoh Motif Isen Pada Batik Malaysia

Terdapat beberapa jenis susunan motif pada kain batik Malaysia, yaitu:
berdiri
berjalur
calur/ dam
kisi-kisi
melintang
menyeluruh
serong
tompok-tompok (bertabur)
ulang bersilang
ulang batu bata
Motif pucuk rebung sering diletakkan pada bagian kepala kain. Susunan motif
untuk bagian badan kain lebih bebas, berbentuk bunga berpohon atau bunga tunggal
bisa disusun untuk menghasilkan corak. Motif parang rosak, pilin berganda atau banji
sering digunakan untuk susunan menyerong. Motif pinggir awan, keluk berlingkar, keluk
berbunga dan lengkungan separuh bulat sering menyatukan bentuk dengan bagian
badan kain.
JENIS TEKNIK DAN PEMBUTAN BATIK DI MALAYSIA
Terdapat tiga teknik pembuatan batik di Malaysia.
Teknik batik blok
Blok tembaga yang berukir dengan gaya ukiran timbul digunakan untuk mengecap.
Berbagai wama yang digunakan untuk membuat corak yang berlatarkan kain putih.
Biasanya tiga blok yang berbeda digunakan.
Setiap blok mempunyai sarang tertentu.
Sarang jenis ini meninggalkan garis serta titik yang khas dan bungkus pada terapan lilin
apabila dicelup dengan pewama.
Corak dan motif yang lebih rumit dan sempurna juga dapat dihasilkan.
Peralatan Yang Digunakan
Blok bunga atau sarang yang dibentuk khas dan di pateri mengikut rekaan corak
Kuali leper untuk memasak bahan campuran lilin dan pengadang
Kuali kawah untuk mencelup, merendam dan merebus kain
Meja menerap
Dilapisi span, kain goni atau kelopak batang pisang yang telah diproses dan direndam
dalam air garam selama 12 jam.
Biasanya pokok pisang jenis kelat air, pisang Benggala atau Pisang rasa digunakan
Kain putih
Bahan pewarna
Debu soda
Proses membuat batik Cap di Malaysia:
Kain putih direbus untuk melembutkan dan menanggalkan kanji, kemudian dijemur
sampai kering.
Kain dibentangkan dengan rata di atas permukaan meja.
Bahan campuran lilin damar dipanaskan dan permukaan blok dicelup kedalam lilin cair
itu.
Lilin cair diterapkan pada permukaan kain mengikut susunan dan pola letak /motif
dengan teliti.
Kain yang telah siap dicap dengan lilin dicelup ke dalam bahan pewarna.
Proses menerap dan mencelup warna dilakukan berulang kali dengan blok dan pewama
yang berlainan untuk menghasilkan kain batik yang beraneka corak dan warna.
Kain kemudian direbus dengan air yang dicampurkan dengan bahan debu soda.
Kain dicuci dan dibilas sebelum dijemur sehingga kering.
Teknik batik tulis Malaysia
Banyak disukai oleh orang Malaysia karena mempunyai ciri yang up to date;
wama eksklusif dan motif yang bebas serta dapat disesuaikan dengan perkembangan
zaman. Batik Tulis juga mempunyai motif/corak yang tersendiri.
Peralatan yang digunakan:
Kain putih atau kertas
Canting
Campuran lilin (lilin paraffin, lilin lebah, dammar & lemak binatang/minyak masak)
Berus lembut
Serbuk pewarna jenis reactive-dye
Sodium silicate (Pemati wama)
Soda ash
Pemidang kayu
Proses membuat batik tulis Malaysia:
Kain yang telah dicuci (untuk membuang kanji) dikeringkan dan diregangkan pada
pemidang kayu.
Motif dan corak dilakar pada kain dengan menggunakan pensil (6D).
Bahan campuran lilin dipanaskan dengan suhu sedang.
Lilin (60%) + damar (40%) + sedikit minyak masak untuk melicinkan aliran lilin.
Canting yang berisi lilin cair digunakan untuk melukis mengikuti pola di atas permukaan
kain.
Bahan pewama disapu pada pola corak.
Kain dibiarkan mengering, kemudian disapu atau direndam dengan sodium silikat dan
dibiarkan selama 8-12 jam di tempat teduh untuk mematikan warna.
Kain yang telah dimatikan warnanya, dicuci dengan air mengalir sehingga
menghilangkan bekas sodium silikat tersebut.
Kain selanjutnya direbus dan di campur dengan sedikit abu soda sehingga lilinnya lepas.
Kain dicuci dan dibilas di dalam air sehingga bersih sebelum dikeringkan.
Teknik Batik Skrin Malaysia
Pada awalnya dipelopori oleh sekelompok pembuat batik di negeri Kelantan dan
terus berkembang menjadi satu industri.
Proses pembuatan lebih cepat, lebih ekonomi dan teknik yang digunakan lebih
cepat daripada teknik membatik yang lain.
Peralatan:
Skrin
Sekuji
Meja mengecap
Selongsong slensil
Kain putih
Bahan pewarna
bahan lekar
Proses membuat batik skrin di Malaysia
Motif/Pola dibuat, dilukis dan ditentukan skema warnanya pada kertas
Pecahan pola/ corak dibuat mengikut warna untuk menentukan jumlah pemidang yang
akan digunakan
Selongsong stensil yang diisi dengan bahan laker digunakan untuk melukis corak pada
skrin mengikut pecahan warna dan reka corak
Kain putih yang bersih diregang diratakan diatas meja
Skrin diletakkan di atas permukaan kain dengan ditata dengan rapi
Bahan pewarna dituang pada bagian ujung skrin
Pewarna disapukan dengan lembut dan rata dengan cara menarik atau menolak sekuji
Kain yang telah siap dicetak dijemur sehingga kering
Proses penguapan dilakukan pada kain supaya wamanya tidak luntur
Kain kemudiannya direndam dan dibersihkan di dalam air hangat yang bercampur bio-
soft untuk menanggalkan sisa bahan pewarna di samping untukmelembutkan kain dan
dijemur.
1. Batik Yogyakarta

Batik Yogyakarta (dan Solo) dikenal sebagai Batik Keraton. Ciri khas batik keraton yaitu
penggunaan soga. Penggunaan tanaman tersebut adalah alasan mengapa warna kain batik
tradisional didominasi oleh warna coklat.

Batik Keraton pada jaman dahulu dekat dengan kekuasaan. Hal ini terjadi karena motif batik
dibuat oleh orang-orang yang berkuasa. Salah satunya ialah Kanjeng Ratu Kencana yang
merupakan permaisuri dari Sunan Pakubuwono III. Beberapa motif, misalnya motif Parang
Rusak, dahulu hanya boleh dikenakan oleh orang-orang tertentu saja. Utamanya adalah dari
golongan bangsawan.

2. Batik Solo

Batik Solo (Surakarta) dikenal sebagai salah satu tradisi batik tua di Jawa selain Batik
Yogyakarta. Sama halnya dengan Batik Yogyakarta, gaya khas batik Solo adalah warna sogan
yang melatarinya, kontras dengan batik Yogyakarta yang memiliki latar belakang berwarna
putih. Pusat-pusat produksi tradisional batik Solo terletak di daerah Kauman, Laweyan, dan
Pasar Klewer.

Batik Solo yang bercorak sogan ini sempat kurang diminati oleh masyarakat. Alasannya,
kehadiran batik modern yang menawarkan warna-warna yang jauh lebih variatif. Namun akhir-
akhir ini, Batik Solo kembali populer.

3. Batik Pekalongan

Batik Pekalongan paling mudah ditandai dari motifnya yang bernama Jlamprang. Terkait motif
ini, dalam bukunya Seni Kerajinan Batik Indonesia, Sewan Santoso mengatakan bahwa motif
Jlamprang di Pekalongan mendapat pengaruh dari persebaran Islam di sana.

Motif ini lahir dari perajin batik keturunan Arab yang beragama Islam. Larangan untuk
menggambar makhluk hidup seperti binatang dan manusia dalam Islam mendorong perajin batik
Pekalongan menciptakan motif hias geometris. Motif Jlamprang menurut peneliti ini termasuk
motif nitik dan tergolong dalam ragam hias geometris.
Namun, terdapat pula anggapan bahwa motif Jlamprang merupakan bentuk motif kosmologis
dengan mengetengahkan pola ragam hias ceplokan bentuk lung-lungan dan bunga padma. Hal ini
menunjukan makna tentang peran dunia kosmis yang hadir sejak agama Hindu dan Buddha
berkembang di tanah Jawa. Teori ini menjadi sanggahan atas teori pertama di atas..

4. Batik Kalimantan

Di Kalimantan Tengah, terdapat batik yang sangat terkenal bernama Benang Bintik. Coraknya
sarat dengan pengaruh Kaharingan yang merupakan kepercayaan leluhur suku Dayak. Dalam
kepercayaan ini, dikenal banyak simbol yang kemudian menjelma menjadi kreasi motif penuh
makna di atas kain batik Kalimantan Tengah.

Beragam simbol tersebut berwujud benda alam yang terdapat di ruang angkasa, di bumi, dan
dalam diri manusia itu sendiri.

Satu dari simbol dalam kepercayaan suku Dayak terlambang dalam Pohon Kehidupan atau
Batang Garing. Pohon ini mengisyaratkan tentang hubungan vertikal antara manusia dengan
Sang Penguasa. Selain itu, ia juga menggambarkan hubungan horizontal antara manusia dengan
mahluk lain di bumi.

Batang Garing inilah yang mewakili ciri khas dari corak batik Benang Bintik. Selain Batang
Garing, terdapat pula motif lainnya seperti corak guci, tameng, tombak, kawit tuyan, dan balain
nihing.

5. Batik Cirebon
Kamu suka nonton Naruto? Pasti tahu, dong, jubah yang sering dipakai oleh kelompok
Akatsuki? Jubah tersebut memiliki ciri yang sangat khas, yaitu motif awan merah yang
bergelombang. Jika kalian pergi ke daerah Cirebon, kalian akan menemukan batik dengan motif
serupa dengan jubah kelompok Akatsuki tersebut. Nah, apakah Akatsuki berasal dari Cirebon?
Atau itu adalah motif batik temporer semacam batik bola?

Motif batik Cirebon yang paling terkenal dan menjadi ikon Cirebon adalah motif Megamendung.
Motif ini melambangkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi
kehidupan.
Sejarah motif ini berkaitan dengan sejarah kedatangan bangsa Cina di Cirebon, yaitu Sunan
Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tie. Motif ini memiliki
gradasi warna yang sangat bagus dengan proses pewarnaan yang dilakukan sebanyak lebih dari
tiga kali.

Você também pode gostar