Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
Menelusuri Jejak Dakwah Rasulullah SAW. Makalah ini berisikan tentang
informasi sejarah dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah, dari secara sembunyi-
sembunyi hingga beliau wafat dan seluk-beluknya.
Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk melengkapi Ujian
Tengah Semester, dengan Mata Kuliah Sejarah Dakwah sekaligus untuk menambah
pengetahuan penulis mengenai dakwah Rasulullah SAW.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapatkan berbagai masalah, baik
yang bersumber dari penulis sendiri maupun yang datang dari faktor dari luar diri
penulis. Namun, dalam penulisan makalah ini, penulis mendapatkan dukungan
yang tak henti-hentinya dari beberapa pihak. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan berpartisipasi
dalam penulisan makalah ini, terutama kepada kedua orang tua dan keluarga
penulis. Tidak lupa pula kepada dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Dakwah
dan juga rekan-rekan.
Penulis mengakui dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
karena penulis masih dalam proses belajar. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. penulis berharap semoga makalah
ini dapat berguna sebagai salah-satu pedoman dan menambah pengetahuan baik
bagi penulis maupun bagi pembaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kedua aliran ini bisa hidup dalam lingkungan yang kompleks dan
membentuk satu mazhab. Namun jelas bahwa perbedaan sudut pandang mengenai
masalah-masalah fiqih mendorong kedua aliran ini untuk berlomba membuat
ijtihad-ijtihad baru. Orang-orang Hanafiah (para pengikut Hanafi) membentengi
aliran Maturidiyyah, dan mereka kaitkan akarnya sampai pada Imam Abu Hanifah
sendiri. Sementara itu para pengikut Imam al-Syafii dan Imam al-Malik
mendukung kaum Asyariyah, dan mereka berjuang keras untuk menyebarkannya,
sehingga aliran ini bisa meluas ke Andulusia dan Afrika Utara, yang segera menjadi
akidah resmi bagi semua Ahl al-Sunnah wal al-Jamaah bahwa persaingan antara
kedua aliran ini tidak memberi ruang gerak kepada salah satu syeikh dari kalangan
pengikut Abu Hanifah di Mesir, yakni al-Imam al-Tahawal (321H/933M) yang
hidup semasa dengan al-Maturidi dan al-Asyari, yang juga merasakan kebutuhan
yang dirasakan oleh kedua tokoh ini untuk menyatukan barisan, menghilangkan
sebab-sebab yang membuat mereka bertikai dan mengambil sikap tengah antara
kaum tektualis dan kaum rasionalis.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah lahirnya Aliran Maturidiyyah
2. Kelompok Maturidiyyah di Samarkhan
3. Riwayat Al-Maturudi dan pemikirannya
4. Kelompok Maturidiyyah di Bukhara
5. Riwayat Al-Bazdawi dan pemikirannya
6. Pengaruh Maturidiyyah untuk zaman sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
ALIRAN MATURIDIYYAH
Latar belakang lahirnya aliran ini, hampir sama dengan aliran Al-
Asyariyah, yaitu sebagai reaksi penolakan terhadap ajaran dari aliran Mutazilah,
walaupun sebenarnya pandangan keagamaan yang dianutnya hampir sama dengan
pandangan Mutazilah yaitu lebih menonjolkan akal dalam sistem teologinya.
Pemahaman teologi yang muncul pada saat itu membuat Al Maturidi lebih
mendalami teologi. Apalagi pada ajaran-ajaran dari aliran Mutazilah yang
menurutnya mulai nampak keburukan-keburukannya dan tidak sesuai dengan jalan
pemikirannya, kendatipun demikian Al Maturidi juga masih mengikuti ajaran
mutazilah meskipun tidak utuh.
a. Riwayat Al-Maturidi
Al-Maturidi membagi kaitan sesuatu dengan akal pada tiga macam, yaitu:
Jadi, yang baik itu baik karena diperintah Allah, dan yang buruk itu buruk
karena larangan Allah. Pada konteks ini, Al-Maturidi berada pada posisi tengah dari
Mutazilah dan Al-Asyari.
2. Perbuatan manusia
4. Sifat Tuhan.
5. Melihat Tuhan
6. Kalam Tuhan
7. Perbuatan manusia
Menurut Al-Maturidi, tidak ada sesuatu yang terdapat dalam wujud ini,
kecuali semuanya atas kehendak Tuhan, dan tidak ada yang memaksa atau
membatasi kehendak Tuhan kecuali karena ada hikmah dan keadilan yang
ditentukan oleh kehendak-Nya sendiri. Oleh karena itu, tuhan tidak wajib
berbuat ash-shalah wa-al ashlah (yang baik dan terbaik bagi manusia). setiap
perbuatan tuhan yang bersifat mencipta atau kewajiban-kewajiban yang di
bebankan kepada manusia tidak lepas dari hikmah dan keadilan yang di kehendaki-
Nya.
8. Pengutusan Rasul
Pandangan Al-Maturidi tidak jauh beda dengan pandangan mutazilah
yang berpendapat bahwa pengutusan Rasul ke tengah-tengah umatnya adalah
kewajiban Tuhan agar manusia dapat berbuat baik dan terbaik dalam kehidupannya.
Al-Maturidi berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidak kafir dan
tidak kekal di dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertobat.
2. Kelompok Bukhara
a. Riwayat Al-Bazdawi
2. Sifat-sifat Tuhan
4. Perbuatan Manusia
Meskipun dua tokoh aliran Maturidi dan juga Asyari berbeda dalam
beberapa hal tetapi punya prinsip yang sama. Jika terdapat pertentangan antara akal
dan usaha, maka akal harus tunduk kepada wahyu. Itulah satu contoh sehingga
mereka terpadu dengan satu aliran besar (Ahlu Sunnah Wal Jamaah). Di samping
itu mereka tampil menentang Mutazilah, hanya saja Asyari berhadapan langsung
dengan pikiran yang sangat bertentangan dengan Mutazilah.
Dalam semua sisi masalah imamah pun mereka saling sepakat. Keduanya
juga sepaham bahwa Allah bisa dilihat tanpa kaif (cara), had (batas), qiyam (berdiri)
wa qu`ud (duduk) dan hal-hal sejenisnya. Berbeda dengan Hasyawiyah dan Ahlul
hadits yang berpendapat bahwa Allah, seperti selain-Nya, bisa dilihat dengan kaif
dan had.
Dalam hal kalam Allah (Al-Quran), kedua mazhab ini juga memiliki
pandangan sama, yaitu bahwa kalam-Nya memiliki dua tingkatan. Pertama adalah
kalamnafsi yang bersifat qadim (dahulu), dan kedua adalah kalamlafdhi (lafal) yang
bersifat hadits(baru).Ini adalah pendapat moderat dari kedua mazhab ini, yang
berada di antara pendapat Mu`tazilah bahwa kalam Allah hadits secara mutlak, dan
pendapat Ahlul hadits bahwa kalam-Nya qadim secara mutlak.
Meskipun dua tokoh aliran Maturidi dan juga Asyari berbeda dalam
beberapa hal tetapi punya prinsip yang sama. Jika terdapat pertentangan antara akal
dan usaha, maka akal harus tunduk kepada wahyu.Itulah satu contoh sehingga
mereka terpadu dengan satu aliran besar (Ahlu Sunnah Wal Jamaah).
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis mengakui makalah ini jauh dari kesempurnaan, dan hal ini lebih
disebabkan oleh kekurangan referensi yang dimiliki oleh penulis, maka untuk itu
penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini pada
masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/11/05/pemikiran-al-maturidi-dalam-
ilmu-kalam/
https://alriyad20.wordpress.com/2015/04/07/al-maturidiyah-samarkand-dan-bukhara/
http://ninaanap.blogspot.co.id/2016/05/makalah-aliran-maturidiyah-ilmu-kalam.html
https://syafieh.blogspot.com/2013/04/ahlus-sunnah-wal-jamaah-al-asyari-dan.htm
https://salwintt.wordpress.com/artikel/kisah-islami/aliran-maturidiyyah/
http://ibadcloud.blogspot.co.id/2014/08/makalah-ilmu-kalam-aliran-maturidiyah.html