Você está na página 1de 10

1

KOMUNITAS PECINTA PERPUSTAKAAN ADALAH SOLUSI DARI


PROBLEMATIKA DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR

Oleh:

Fitaloka Hermawan (13040115060043)

DIII Perpustakaan dan Infomasi

Universitas Diponegoro

Abstrak

Perpustakaan sekolah merupakan elemen penting dalam meningkatkan


mutu pendidikan, serta mempunyai tempat tersendiri mengenai keadaannya di
setiap sekolah. Selain dari proses belajar-mengajar di kelas yang dilakukan oleh
guru, pperpustakaan menjadi alternatif lain untuk siswa mendapatkan ilmu
tambahan melalui buku-buku atau pengetahuan dari pustakawan. Namun pada
kenyataannya, perpustakaan sekolah terutama sekolah dasar masih jauh dari kata
layak, keberadaan perpustakaan tidak diperhatikan. Pengelolaan serta layanan
perpustakaan tidak sesuai dengan standar nasional perpustakaan sekolah dasar.
Tidak dikelola oleh ahli dibidang perpustakaan (Pustakawan), bisa dikatakan guru
yang merangkap sekaligus penjaga perpustakaan. Disisi lain, terdapat mahasiswa
dan relawan yang memiliki kemampuan dalm hal ini untuk menyelesaikan berbagai
macam masalah yang dialami oleh perpustakaan dengan berbagai macam jasa
layanan perpustakaan.

Kata Kunci : Perpustakaan, Problematika Perpustakaan, Jasa layanan.

1. Pendahuluan

Berbicara mengenai Perpustakaan tidak hanya dipahami sebagai sebuah


gedung atau sebagai tempat penyimpanan buku semata. Akan tetapi secara
sederhana dapat dinyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang
memiliki sumber daya manusia, ruang khusus dan kumpulan koleksi sesuai
dengan jenis perpustakaannya.
2

Untuk dapat memahami dengan mudah tentang Perpustakaan, ada beberapa


istilah yang perlu dipahami terlebih dahulu tentang perpustakaan sebagai berikut :

a. Bahan Pustaka, yaitu kumpulan atau bahan berisi hasil tulisan atau cetakan,
dijilid menjadi satu agar mudah dibaca.
b. Perpustakaan, secara konvensional yaitu bangunan fisik tempat buku
dikumpulkan, disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai.
c. Pustakawan, yaitu orang yang bekerja di perpustakaan atau lembaga
sejenisnya dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal.
d. Ilmu Perpustakaan, yaitu ilmu mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan
perpustakaan.
e. Kepustakawanan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan pustakawan, profesi
kepustakawanan dan penerapan ilmu

Seorang sastrawan Amerika yang sangat peduli dengan perpustakaan


bernama Ray Douglas Bradbury mengatakan Without libraries what we have? We
have no past and no future (Tanpa perpustakaan apa yang kita miliki? Kita tidak
memiliki masa lalu dan kita juga tidak memiliki masa depan). Ungkapan tersebut
dapat dipahami karena peran perpustakaan sangat berarti dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Sepanjang sejarah manusia, perpustakaan bertindak sebagai selaku


penyimpan khasanah hasil pikiran manusia. Hasil pikiran manusia itu dapat
dituangkan dalam bentuk cetak maupun non cetak ataupun dalam bentuk elektronik
seperti disket. Hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk buku dalam
arti luas (mencakup bentuk cetak atau, grafis, non cetak, bentuk elektronik) ini
seringkali diasosiasikan dengan kegiatan belajar. Buku merupakan alat bantu
manusia untuk belajar sejak saat mulai dapat membaca, memasuld bangku. sekolah
hingga bekcaja. Oleh karena, itu, perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku,
sedangkan buku dikaitkan dengan kegiatan belajar, maka perpustakaan pun
(termasuk dalam hal ini perpustakaan sekolah) selalu dikaitkan dengan kegiatan
belajar. Kegiatan belajar dibagi atas dua macam, yaitu kegiatan belajar di dalam
lingkungan sekolah dan kegiatan belajar di luar lingkungan sekolah. Perpustakaan
3

sebagai pranata yang dikaitkan dengan. kegiatan belajar lebih mengarah pada
kegiatan belajar di luar lingkungan sekolah. Dalam kenyataannya, ada juga sekolah
yang memiliki perpustakaan sehingga, kegiatan belajar disatukan antara sekolah
dengan perpustakaan. Karena itu muncullah jenis perpustakaan di lingkungan
sekolah yang kemudian dikenal dengan sebutan "Perpustakaan Sekolah".
Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan pada sebuah
sekolah, dikelola, sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan
utama mendukung terlaksananya dan tercapainya tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan pada umumnya. Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses
belajar mengajar, menanamkan dan, mengembangkan berbagai nilai, ilmu
pengetahuan, dan teknologi, keterampilan, seni, serta, wawasan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah bukan
hanya sekedar tempat penyimpanan bahan pustaka (buku. dan non buku), tetapi
terdapat upaya untuk mendayagunakan agar koleksi-koleksi yang ada dimanfaatkan
oleh pemakainya secara maksimal. Hal ini dipertegas dalam SK Mendiknas No.
053/U/2001 tanggal 19 April 2001 tentang Penyusunan Pedoman Standar
Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan pada Tingkat TK, Dasar sampai
dengan SMU/SMK, bahwa keberadaan perpustakaan. Sekolah merupakan syarat
dalam standar pelayanan minimal (SPM) tersebut. Sehubungan hal itu agar bahan
pustaka, dapat didayagunakan secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsi
perpustakaan sekolah, maka tentunya diperlukan suatu manajemen perpustakaan
sekolah yang memadai.

2. Pembahasan

Sebelum sampai kepada pembahasan perpustakaan sebagai aset yang


berharga, terlebih dahulu perlu dipahami pengertian perpustakaan itu sendiri. Oleh
karena itu perlu merujuk pada kamus Bahasa Indonesia dan definisi dari
International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA), sehingga
dapat diperoleh pemahaman yang tepat.

Kamus Bahasa Indonesia (2008) mendefinisikan perpustakaan adalah: (1)


tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunan koleksi
buku dsb; (2) koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan
4

untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan. Sedangkan Iternational Federation of Library


Associations and Institutions (IFLA) oleh Sulistyo-Basuki (1993) menyatakan:
Perpustakaan sebagai kumpulan materi tercetak dan media non cetak atau sumber
informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan
pemustaka. Dengan kata lain Perpustakaan adalah koleksi ataupun kumpulan buku-
buku tercetak maupun bukan tercetak (audio visual) yang diatur dan dipelihara
untuk keperluan bacaan, pembelajaran, penelitian dsb. Koleksi perpustakaan tidak
hanya terbatas pada bentuk buku namun juga meliputi produk-produk informasi
yang dikemas dengan basis teknologi informasi seperti film, microfilm, slide, kaset
rekaman, kaset video, CD, DVD dan sebagainya. Dari gambaran tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa perpustakaan adalah gedung atau ruangan dimana
didalamnya terjadi proses kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan
penyebarluasan bahan pustaka (informasi) untuk keperluan pemustaka.

Perkembangan Perpustakaan erat kaitannya dengan perkembangan


peradaban manusia, karena perpustakaan merupakan hasil kreasi manusia, dari
manusia purba hingga perkembangan manusia moderen seperti sekarang ini.
Manusia di dalam berbagai literatur sejarah dinyatakan bahwa kehidupan awalnya
tidak suka menetap, mereka suka berpindah-pindah. Namun pada perkembangan
selanjutnya setelah mengenal cara bercocok tanam dan bertani sebagai mata
pencahariannya maka mereka mulai menetap. Seiring dengan itu terjadi pula
perkembangan komunikasi baik lisan maupun tulisan. Hal ini ditandai dengan
catatan-catatan didaun lontar, pelepah korma, pohon, bebatuan, dan lempengan
tanah liat sebagai bentuk peninggalan sejarah atau bukti arkeologis.

Rekaman informasi di berbagai media penyimpanan yang terjadi pada saat


itu, mulanya berupa kumpulan catatan transaksi niaga. Namun kapan perpustakaan
pertama kali didirikan adalah sesuatu yang sulit diketahui, hanya berdasarkan
temuan-temuan catatan yang dipahat di batu-batu, dipohon dan dilempengan tanah
liat, ini membuktikan bahwa sejak semula salah satu kegiatan perpustakaan adalah
menyimpan produk tulisan masyarakat, disamping itu perpustakaan juga produk
masyarakat karena tidak ada perpustakaan tanpa masyarakat.
5

2.1 Komunitas Pecinta Perpustakaan sebagai solusi dari problematika di


perpustakaan sekolah dasar

A. Problematika Perpustakaan Sekolah Dasar di Indonesia

Perpustakaan terdiri dari berbagai jenis perpustakaan dan salah satunya


adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana
pendidikan penunjang kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah memiliki
peranan penting dalam tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Saat ini
perpustakaan sekolah di tanah air menghadapi berbagai problematika. Berbagai
problematika yang dihadapi oleh perpustakaan antara lain minimnya perhatian
manajemen sekolah, keterbatasan anggaran perpustakaan, ketersediaan tenaga
profesional pengelola perpustakaan, serta gedung dan perabot perpustakaan
yang tidak mampu memberikan rasa nyaman bagi pemustaka ketika mengakses
perpustakaan. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Woro
Salikin, Bidang Pemberdayaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
bahwa berbagai problematika yang dihadapi oleh perpustakaan sekolah adalah
masalah sumber daya manusia, anggaran dan mindset tentang pengelolaan
perpustakaan. Selain itu banyak sekolah di tanah air yang belum memiliki
perpustakaan. Tidak kurang dari 98 ribu sekolah dasar (SD) di Indonesia belum
memiliki perpustakaan, dari total SD mencapai 148 ribu. Sedangkan menurut
Rahman Saleh kondisi perpustakaan di Indonesia pada umumnya bahwa 95%
dari sekitar 200.000 perpustakaan sekolah dan daerah di Indonesia tidak
memiliki sarana dan prasarana memadai layaknya perpustakaan. Dari 130.000
sekolah di Indonesia ternyata baru ada 18% diantaranya yang memiliki
perpustakaan.

Kemudian dari data Kementrian Pendidikan Nasional hingga tahun


2011, dari 143.437 SD, sebanyak 79.445 atau 55,39 persen sekolah tanpa
perpustakaan. Di SMP sebanyak 39,37 persen sekolah (13.588 dari 34.511
sekolah) tanpa perpustakaan. Berbagai problematika yang dihadapi oleh
perpustakaan sekolah serta minimnya jumlah perpustakaan sekolah merupakan
kondisi perpustakaan sekolah pada umumnya. Berbagai problematika yang
dihadapi oleh perpustakaan sekolah ini menyebabkan perpustakaan sekolah
6

tidak mampu menjalankan tugasnya secara maksimal. Problematika yang


dihadapi oleh perpustakaan sekolah harus segera dicari solusinya. Solusi ini
diperlukan karena perpustakaan menjadi salah satu institusi penting dalam
proses mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan sekolah merupakan
salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah
dan memiliki peranan penting dalam tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.
Tanpa eksistensi perpustakaan sekolah maka tujuan pendidikan yang ingin
dicapai tidak akan memperoleh hasil maksimal.

Menurut Standar Nasional Indonesia 7329:2009 tentang Perpustakaan


Sekolah disebutkan definisi perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang
berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan
menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang
bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung
tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Sedangkan menurut
pendapat Wafford dalam Darmono menerjemahkan perpustakaan sebagai salah
satu organisasi sumber belajar yang menyimpan mengelola dan memberikan
layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat
tertentu maupun masyarakat umum.

Definisi lainnya diungkapkan oleh Sulistyo-Basuki yang


mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang tergabung
pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,
dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah
dan tujuan pendidikan pada umumnya.

Dari ketiga definisi perpustakaan sekolah di atas, maka dapat ditarik


kesimpulan tentang definisi perpustakaan sekolah. Menurut penulis definisi
perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dan dikelola oleh
sekolah, mulai dari level pendidikan dasar sampai dengan level pendidikan
menengah atas yang memiliki tugas untuk mendukung sekolah mencapai
berbagai tujuan yang ingin dicapai.
7

Tujuan yang ingin dicapai sekolah salah satunya adalah berhasilnya


proses pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Keberhasilan proses
pendidikan ini dapat dilihat dari prestasi akademik yang diperoleh peserta
didik. Dalam rangka mendukung lembaga induk mencapai tujuan yang
diinginkan maka perpustakaan perlu menghimpun informasi yang dibutuhkan
oleh guru dan siswa. Informasi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas belajar
mengajar di sekolah. Informasi merupakan bahan baku utama dalam proses
belajar mengajar di sekolah. Ketersediaan informasi akan menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. Hakekat
perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar dan sumber informasi
sekolah bagi warga sekolah.

Informasi yang dihimpun oleh perpustakaan terekam di dalam berbagai


koleksi yang dimiliki perpustakaan. Untuk itu proses seleksi dan pengadaan
koleksi menjadi salah satu aktivitas penting dalam pengelolaan perpustakaan.
proses seleksi yang efektif memungkin perpustakaan menghimpun koleksi
yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

Dalam proses seleksi ini pengelola perpustakaan perlu memperhatikan


kebutuhan pemustaka serta kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Koleksi
yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan kurikulum memungkinkan
koleksi tersebut digunakan oleh pemustaka. Koleksi perpustakaan selanjutnya
akan diorganisasikan dan kemudian dilayankan kepada pemustaka. Koleksi
yang dilayankan oleh pemustaka akan memberikan pengetahuan dan
kerampilan baru serta mendukung pemustaka dalam menyelesaikan berbagai
tugas sekolah dan riset sederhana yang dilakukan.

Melalui koleksi yang dihimpun inilah perpustakaan berkontribusi


dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai sekolah. Akan tetapi banyak
perpustakaan di tanah air yang belum mampu menjalankan perannya dengan
baik. Perpustakaan sekolah masih mengahadapi berbagai problematika seperti
keterbasan SDM profesional, jumlah anggaran yang minim, perabot
perpustakaan yang tidak memberikan rasa nyaman bagi pemustaka serta
perhatian pimpinan yang kurang.
8

Menurut Qolyubi dkk keberadaan perpustakaan sekolah sampai saat ini


kondisinya masih memprihatinkan bukan saja pada segi fisiknya (gedung dan
ruang), tetapi juga dari segi pengelolaannya, sumber daya manusia, koleksi,
dan alat/perlengkapan fisik yang lain. Perpustakaan sekolah di Indonesia
keberadaannya masih sangat memprihatinkan karena jumlah sekolah yang
belum memiliki perpustakaan banyak sekali. Untuk sekolah yang sudah
memiliki perpustakaan, ternyata juga masih memiliki masalah yang lain seperti
kekurangan atau tidak adanya pustakawan ahli, Sudah menjadi rahasia umum
jika rata-rata perpustakaan sekolah saat ini biasanya hanya dikelola guru atau
pegawai tata usaha yang diberi tugas untuk merangkap sebagai pengelola
perpustakaan.

Dengan bekal pelatihan, seminar, workshop mereka dipercaya untuk


mengelola perpustakaan sekolah. Akibatnya pengelolaan perpustakaan sekolah
tidak dilakukan secara optimal Disamping kekurangan pustakawan juga
kekurangan fasilitas bahan pustaka (buku) dan fasilitas perlengkapan lain
seperti rak buku, lemari katalog, rak majalah, rak surat kabar, meja sirkulasi,
meja studi carrel, papan display dan lain sebagainya. Karena minimnya fasilitas
mengakibatkan siswa enggan datang berkunjung ke perpustakaan. Berbagai
keterbatasan fasilitas ini disebabkan masalah utama yang dihadapi oleh
perpustakaan yaitu masalah dana. Menurut pendapat Darmono, mengatakan
bahwa pada umumnya perpustakaan sekolah di Indonesia masih mengalami
berbagai hambatan sehingga belum bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Hambatan tersebut berasal dari dua aspek. Pertama adalah aspek


struktural, dalam arti keberadaan perpustakaan sekolah kurang memperoleh
perhatian dari pihak manajemen sekolah. Kedua adalah aspek teknis, artinya
keberadaan perpustakaan sekolah belum ditunjang aspek-aspek bersifat teknis
yang sangat dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah seperti tenaga, dana, serta
sarana dan prasarana.

B. Komunitas Pecinta Perpustakaan Sebagai Solusi dari Problematika


Perpustakaan Sekolah Dasar
9

Komunitas Pecinta Perpustakaan terdiri atas mahasiswa dan relawan yang


memang memiliki kecintaan tersendiri untuk memberikan perubahan untuk
kemajuan dunia perpustakaan khususnya sekolah dasar yang merupakan pondasi
utama dalam pembentukan minat atau kesukaan sejak dini untuk menyukai buku
dan membaca. Komunitas Pecinta Perpustakaan bergerak dalam memberikan
bantuan berupa pengelolaan koleksi saat di perpustakaan yang belum terkelola
dengan baik, mulai dari inventarisasi, klasifikasi, stempel, labelling sampai dengan
koleksi tersebut dapat dinikmati oleh pemustaka. Komunitas Pecinta Perpustakaan
tidak mengambil keuntungan berupa bayaran, bergerak secara ikhlas untuk
memberikan bantuan.

3. Simpulan

Jika membicarakan perpustakaan memang tidak akan lepas dengan berbagai


macam problematika yang dihadapi, namun tidak serta merta itu semua terjadi
tanpa solusi. Komunitas Pecinta Perpustakaan yang bergerak sebagai penggiat
literasi akan membantu dalam segala permasalahan yang terjadi. Suatu bangsa bisa
maju dengan memanfaatkan perpustakaan yang sudah dapat dikelola dengan baik.
10

Daftar Pustaka

Achmad. Sutedjo, Mansur. Surono. Suprayitno, Edy. 2012. Layanan Cinta,


Perwujudan Layanan Prima ++ Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto

Hermawan S. Rachman dan Zulfikar Zen. 2010. Etika Kepustakawanan, Suatu


Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung
Seto.

Qalyubi Syihabuddin dkk. 2007. Dasar-dasar Ilmu Perpustakan dan Informasi.


Yogyakarta: UIN Suka.

Sulistiyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaani. Jakarta: Gramedia. Pustaka


Utama

Sumardji P. 1982. Pelayanan Perpustakaan. Yogyakarta: Kanasius

Undang-Undang No. 43 Tahun 2007, Tentang Perpustakaan.

Você também pode gostar