Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Angkatan Balai Pustaka terkenal dengan sensornya yang ketat. Balai Pustaka berhak mengubah
naskah apabila dipandang perlu.
Contoh hasil sastra yang mengalami pen-sensoran adalah Salah Asuhan oleh Abdul Muis yang
diubah bagian akhirnya dan Belenggu karya Armyn Pane yang ditolak karena Balai Pustaka
karena tidak boleh diubah.
Roman
- Azab dan sengsara ( Merari Siregar )
- Sitti Nurbaya ( Mara Rusli )
- Muda Teruna ( M.Kasim )
- Salah Pilih ( Nur St.Iskandar )
- Dua Sejoli ( M.Jassin.dkk. )
Kumpulan Puisi
- Percikan Permenungan ( Rustam Effendi)
- Puspa Aneka ( Yogi )
Angkatan Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh
Balai pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra
yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan.
Sastra Pujangga Baru adalah Sastra intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi bapak sastra
medern Indonesia.
Pada masa ini, terbit pula majalah Poedjangga Baroe yang dipimpin oleh Sultan Takdir
Alisyahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane.
1. Kelompok Seni untuk Seni
2. Kelompok Seni untuk Pembangunan Masyarakat
Ciri-ciri sastra pada masa Angkatan Pujangga Baru antara lain sbb:
Salah satu karya sastra terkenal dari Angkatan Pujangga Baru adalah Layar Terkembangkarya
Sultan Takdir Alisyahbana.
Layar Terkembang merupakan kisah roman antara 3 muda-mudi; Yusuf, Maria, dan Tuti.
-Yusuf adalah seseorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang menghargai wanita.
-Maria adalah seorang mahasiswi periang, senang akan pakaian bagus, dan memandang kehidupan
dengan penuh kebahagian.
- Tuti adalah guru dan juga seorang gadis pemikir yang berbicara seperlunya saja, aktif dalam
perkumpulan dan memperjuangkan kemajuan wanita.
Selain Layar Terkembang, Sultan Takdir Alisyahbana juga membuat sebuah puisi yang berjudul
Menuju ke Laut.
Puisi Menuju ke Laut karya sultan Alisyahbana ini menggunakan laut untuk mengungkapkan
hubungan antar manusia,alam,dan Tuhan.
Ada pula seorang Pujangga Baru lainnya,Sanusi Pane yang menggunakan laut sebagai sebagai
sarana untuk mengungkapkan hubungan antar manusia,alam,dan Tuhan
Karya Sanusi Pane ini tertuang dalam bentuk puisi yang berjudul Dalam Gelombang
Sastrawan pada Angkatan Pujuangga Baru beserta hasil karyanya antara lain sebagai berikut :
Sultan Takdir Ali Syahbana
- Contoh : Di Kakimu, Bertemu
Sutomo Djauhar Arifin
- Contoh : Andang Teruna (fragmen)
Rustam Effendi
- Contoh : Bunda dan Anak, Lagu Waktu Kecil
Asmoro Hadi
- Contoh : Rindu, Hidup Baru
Hamidah
- Contoh : Berpisah, Kehilangan Mestika (fragmen)
Angkatan 45
Angkatan 45 lahir dalam suasana lingkungan yang sangat prihatin dan serba kertas,yaitu
lingkungan fasisme jepang dan dilanjutkan peperangan dan mempertahankan kemerdekaan
indonesia.
Angkatan 66
Angkatan 66 ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat avant-garde sangat
menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan yang sangat beragam dalam
aliran sastra, seperti munculnya karya sastra beraliran surrealistik, arus kesadara, arketip, absurd,
dan lainnya.
Putu Wijaya
- Pabrik
- Telegram
- Stasiun
Iwan Simatupang
- Ziarah
- Kening
- Merahnya Merah
Djamil Suherman
- Sarip Tambak Oso
- Perjalanan ke Akhirat