Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Dispepsia merupakan keadaan klinis yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari.
Dispepsia sendiri merupakan kumpulan gejala atau sindrom nyeri ulu hati, mual, kembung ,
muntah, rasa penuh atau cepat kenyang, sendawa merupakan masalah yang sering ditemukan
dalam praktek sehari-hari. Dispepsia berasal dari bahasa Yunani : duis bad dan peptein to
digest, yang berarti gangguan pencernaan. Istilah dispepsia mulai gencar dikemukakan sejak
akhir tahun 80-an. Sindroma atau keluhan ini dapat disebabkan atau didasari oleh berbagai
penyakit, tentunya termasuk pula penyakit pada lambung, yang diasumsikan oleh orang awam
sebagai penyakit maag atau lambung.
Secara umum dispepsia terbagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan
dyspepsia fungsional. Dispepsia dapat disebut dispepsia organik apabila penyebabnya telah
diketahui secara jelas. Dispepsia fungsional merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan
organik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran cerna.
Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan prevalensi dispepsia berkisar antara
12-45% dengan estimasi rerata adalah 25%. Insiden dispepsia pertahun diperkirakan antara 1-
11,5% 3 .Dari data pustaka Negara Barat didapatkan angka prevalensi dispepsia berkisar 7-
41%, tapi hanya 10- 20% yang akan mencari pertolongan medis 1 . Belum didapatkan data
epidemiologi di Indonesia. Prevalensi dispepsia dipengaruhi oleh beberapa faktor: jenis
kelamin, umur, indeks massa tubuh, perokok, konsumsi alkohol dan psikis. Beragamnya angka
prevalensi disebabkan perbedaan persepsi dari definisi dyspepsia.
Keluhan dispepsia merupakan keluhan umum yang dialami oleh seseorang dalam
waktu tertentu dan bersifat kronik yang berdampak pada kualitas hidup penderita dan beban
ekonomi secara langsung maupun tidak langsung.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pendarahan gaster
Arteriae berasal dari cabang truncus coeliacus.
- Arteria gastrica sinistra berasal dari truncus coeliacus. Arteri ini berjalan ke
atas dan kiri untuk mencapai oesophagus dan kemudian berjalan turun
sepanjang curvatura minor gaster. Arteria gastrica sinistra mendarahi 1/3
bawah oesophagus dan bagian atas kanan gaster.
- Arteria gastrica dextra berasal dari arteria hepatica communis pada pinggir
atas pylorus dan berjalan ke kiri sepanjang curvatura minor. Arteria ini
mendarahi bagian kanan bawah gaster.
- Arteriae gastricae breves berasal dari arteria lienalis pada hilum lienale dan
berjalan ke depan di dalam ligamentum gastrosplenicum untuk mendarahi
fundus.
- Arteria gastroomentalis sinistra berasal dari arteria splenica pada hilum
lienale dan berjalan ke depan di dalam ligamentum gastrolienale untuk
mendarahi gaster sepanjang bagian atas curvatura major.
- Arteria gastroomentalis dextra berasal dari arteria gastroduodenalis yang
merupakan cabang arteria hepatica communis. Arteria ini berjalan ke kiri dan
mendarahi gaster sepanjang bawah curvatura major.
Venae. Vena-vena ini mengalirkan darah ke dalam sirkulasi portal. Vena
gastrica sinistra dan dextra bermuara langsung ke vena porta hepatis. Venae
gastricae breves dan vena gastroomentalis sinistra bermuara ke dalam vena
lienalis. Vena gastroomentalis dextra bermuara ke dalam vena mesentrica
superior.
b. Persarafan gaster
Persarafan ini termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal dari plexus coeliacus
dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus vagus dextra dan sinistra.
Truncus vagalis anterior yang dibentuk di dalam thorax, terutama berasal dari
nervus vagus sinistra, memasuki abdomen pada permukaan anterior oesophagus.
Truncus, yang mungkin tunggal atau multipel, kemudian terbagi menjadi cabang-
cabang yang menyarafi permukaan anterior gaster. Sebuah cabang hepaticus yang
besar berjalan ke atas menuju hepar, dan di sini membentuk ramus pyloricus yang
berjalan turun ke pylorus.
Truncus vagalis posterior, yang dibentuk di dalam thorax, terutama berasal
dari nervus vagus dextra, memasuki abdomen pada permukaan posterior
oesophagus. Selanjutnya truncus membentuk cabang-cabang yang menyarafi
permukaan posterior gaster. Suatu cabang yang besar berjalan menuju plexus
coeliacus dan plexus mesentricus superior dan kemudian didistribusikan ke usus
sampai flexura coli sinistra dan ke pancreas.
Persarafan simpatis gaster membawa serabut-serabut rasa nyeri, sedangkan
serabut parasimpatis nervus vagus membawa secretomotoris untuk glandulae
gastricae dan serabut motoris untuk tunica muscularis gaster. Musculus sphincter
pyloricus menerima serabut motoris dari sistem simpatis dan serabut inhibitor dari
nervus vagus.
2. FISIOLOGI GASTER
2.1 FUNGSI LAMBUNG
a. Penyimpan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval
yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam
jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran
cerna.
b. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa
homogen setengah cair berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan
mendorongnya ke dalam duodenum.
c. Digesti protein. Lambung mulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam
klorida.
d. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barrier setebal
1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dan sekresinya sendiri.
e. Produksi faktor intrinsik.
Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal.
Vitamin B12, didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada faktor
intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus,
tempat vitamin B12 diabsorbsi.
f. Absorbsi. Absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit.
Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorbsi pada dinding lambung.
Zat terlarut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas.
i. Fase usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus
yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon.
Sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin duodenum sehingga dapat
berlangsung selama beberapa jam. Gastrin ini dihasilkan oleh bagian atas
duodenum dan dibawa dalam sirkulasi menuju lambung.
Sekresi lambung dihambat oleh hormon-hormon polipeptida yang dihasilkan
duodenum. Hormon ini dibawa sirkulasi menuju lambung, disekresi sebagai
respon terhadap asiditas lambung dengan pH di bawah 2, dan jika ada makanan
berlemak. Hormon-hormon ini meliputi gastric inhibitory polipeptide (GIP),
sekretin, kolesistokinin (CCK), dan hormon pembersih enterogastron.
3. BIOKIMIA GASTER
3.1 DIGESTI PROTEIN
Pepsin mengawali pencernaan protein. Peristiwa ini merupakan fungsi pencernaan
utama lambung. Pepsin dihasilkan oleh chief cell sebagai zimogen yang inaktif,
pepsinogen. Pepsinogen ini diaktifkan menjadi pepsin oleh H+, yang memecah suatu
polipeptida pelindung untuk memajan pepsin aktif; dan oleh pepsin itu sendiri, yang
secara cepat mengaktifkan molekul pepsinogen (autokatalisis). Pepsin memecah
protein yang terdenaturasi menjadi derivat polipeptida berukuran besar. Pepsin
merupakan enzim endopeptidase karena menghidrolisis ikatan peptida yang terletak
di dalam struktur polipeptida utama, bukan yang terletak di dekat residu terminal-
amino atau karboksil, yang merupakan ciri khas eksopeptidase. Enzim ini bersifat
spesifik untuk ikatan peptida yang dibentuk oleh asam-asam amino aromatik (misal,
tirosin) atau asam-asam amino dikarboksilat (misal, glutamat).
DAFTAR PUSTAKA
1. Glenda. N L. Gangguan lambung dan duodenum. Patofisiologi. Edisi ke-6.
EGC,2006. H.417-19.
2. Riza TC, Bushra S. Dyspesia. Prim care clinical office pract 34 2007;1;99-108