Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tari Baris menurut Babad Bali merupakan tarian pasukan perang. "Baris" yang
berasal dari kata bebaris yang dapat diartikan pasukan maka tarian ini
menggambarkan ketangkasan pasukan prajurit. Tari ini merupakan tarian kelompok
yang dibawakan oleh pria, umumnya ditarikan oleh 8 sampai lebih dari 40 penari
dengan gerakan yang lincah cukup kokoh, lugas dan dinamis, dengan diiringi Gong
Kebyar dan Gong Gede.
Tari Rejang adalah tarian upacara keagamaan dari masyarakat Bali yang
diperkirakan berasal dari zaman pra-Hindu. Tarian ini merupakan persembahan suci
untuk menyambut kedatangan dan menghibur para Dewa yang turun dari
Kahyangan ke Bumi. Di kalangan masyarakat Hindu-Bali tari Rejang dipentaskan
dalam pelaksanaan upacara Dewa Yadnya seperti odalan di pura-pura. Sementara
itu, di kalangan masyarakat Tenganan, Asak, Bongaye, dan lain-lainnya yang berada
di Kabupaten Karangasem, tarian ini masih tetap dipentaskan untuk berbagai
upacara adat dan acara lainnya di lingkungan masyarakat setempat.
Berbeda dengan tari Sanghyang yang merupakan tarian dari para Dewa-Dewi
dan rokh suci lainnya, dengan memasuki tubuh penarinya, tari Rejang adalah
persembahan suci untuk para Dewa-Dewa. Pada waktu upacara odalan di pura-
pura, melalui puja mantra dan sesaji para Dewa diundang untuk turun dari
Kahyangan dan bersemayam pada benda-benda suci seperti Pratima. Untuk
menyambut dan menghibur kedatangan para dewa ini, maka ditarikanlah tari
Rejang. Melalui tarian ini warga masyarakat menyatakan rasa syukur dan
terimakasih mereka kepada para Dewa atas perkenannya turun ke Bumi.
Tari Rejang adalah sebuah tarian prosesi upacara yang ditarikan oleh sejumlah
penari wanita. Para penari yang pada umumnya bukan orang-orang yang
propesional ini terdiri dari berbagai kelompok umur yaitu Tua, setengah baya, dan
muda. Dengan menari secara beriringan, berbaris ataupun melingkar di halaman
pura. Tarian ini biasanya dilakukan disekitar tempat suci atau pelinggih, dimana
pertima-pertima itu ditempatkan. Para penari Rejang pada umumnya memakai
pakaian adat atau pakaian Upacara, dengan memakai hiasan bunga-bunga emas di
kepalanya dan hiasan-hiasan lainnya yang sesuai dengan kebiasaan desa masing-
masing.
Dilihat dari perbendaharaan geraknya, tari Rejang dikatakan cukup sederhana,
tempo gerakannyapun cenderung pelan dengan kualitas yang mengalun. Gerak-
gerak yang dominan dipakai dalam tari Rejang adalah ngembat dan ngelikas atau
gerakan kiri dan kanan yang dilakukan sambil melangkah kedepan secara perlahan.
Ketika menari, penari Rejang pada umumnya tidak berdialog atau menyanyi.
Di banyak desa, kelompok penari Rejang meliputi beberapa orang penuntun
yang disebut Pamaret yang biasanya dilakukan oleh para penari tua yang sudah
pengalaman. Dimana para Pemaret selalu menari di barisan paling depan daripada
penari lainnya, biasanya yang mengikuti di belakangnya adalah kalangan remaja.
Dimana-mana penari Rejang terlebih dahulu disucikan dengan berbagai sesaji.
Tari Rejang pada umumnya diiringi dengan musik instrumental walaupun
adapula yang diiringi musik vokal (Tembang ataupun Kidung). Gamelan pengiring
tari Rejang pada umumnya adalah gambelan gong (Kebyar) hanya beberapa saja
yang memakai gamelan lain seperti gamelan Selonding atau gambelan Gambang.
Tari Rejang ini merupakan tarian Upacara yang pementasannya selalu
dikaitkan dengan upacara, yaitu terutama Upacara Dewa Yadnya yang dilakukan di
Pura-pura. Tempat pementasan tari Rejang pada Umumnya di halaman jeroan atau
jaba tengah dari sebuah Pura. Jika karena sesuatu hal tari Rejang dapat
dipentaskan di jabe sisi pura, hal ini dikarenaan pementasannya selalu berdekatan
dengan tempat sesaji atau tempat lainnya yang dipandang suci.
Tari Rejang adalah simbol Widyadara dan Widyadari yang menuntun Bhatara
turun ke dunia yang dilakukan pada waktu melasti atau turun ke peselang.
Sejarah Dan Makna Tari Pendet
Pengertian Tari Pendet
Kalau bicara tentang sejarah tari pendet dan makna tari pendet yang mungkin kita
sudah mengenalnya, maka tidak terlepas dari asal-usul seni budaya tari yang
berasal dari Bali ini. Tari pendet adalah ritual sakral yang biasa disebut juga dengan
mendet atau memendet. Tari pendet dibawakan secara beramai-ramai dimana para
penari membawa perlengkapan sesaji dan bunga.
Mengenai makna tari pendet, tari ini menceritakan tentang dewi-dewi yang turun
dari kayangan ke bumi. Para penari Pendet yang biasanya merupakan para putri ini
berdandan layaknya para penari upacara keagamaan, busana yang dikenakan
adalah pakaian upacara, masing-masing penari membawa perlengkapan sesajian
persembahan seperti sangku (wadah air suci), kendi, cawan, dan juga yang lainnya.
Sedangkan tentang sejarah tari pendet, seperti dikutip dari gentra.lk.ipb.ac.id, pada
yahun1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari pendet dengan pola seperti
yang kita ketahui sekarang, termasuk menjadikan jumlah penarinya menjadi 5 orang.
Tari ini merupakan inspirasi dari keuletan dan kerapian dari setiap hasil tenun.
Ditambahkan, Tari Tenun menurut Babad Bali melukiskan seorang wanita Bali yang
sedang menenun. Dalam tarian ini dilukiskan keindahan gerak-gerakan memintal
benang, mengatur benang dan ketrampilan tangan dan jari pada kegiatan menenun.
Tari Tenun diciptakan oleh I Nyoman Ridet dan I Wayan Likes tahun 1957.