Você está na página 1de 9

ANALISA SISTEM INSTRUMENTASI

DIGITAL SIGNAL PROCESSING


ANALOG TO DIGITAL CONVERTER (ADC)
Arum Melati Suci#1, Sri Murti*2, Prisma Megantoro#3
#
Metrologi dan Instrumentasi Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Jln. Sekip Unit 1 Catur Tunggal
Yogyakarta 55281 INDONESIA
1Arum.melati.s@mail.ugm.ac.id, 2sri.murti@mail.ugm.ac.id,
3prisma.megantoro@giz.de

ABSTRAK

Analog To Digital Converter (ADC) merupakan pengubah input analog menjadi kode-kode digital. Atau
dapat disimpulkan ADC ini merubah nilai suatu masukan yang berupa arus, tegangan listrik atau sinyal analog
lainnya menjadi sinyal digital (angka).Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang
kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran dan sebagainya
kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer). Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai
hasil konversi ADC.
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kerja ADC 15 Bit dan 10 Bit serta
dapat membandingkan antara hasil pengukuran menggunakan ADC 15 Bit dengan ADC 10 Bit.
Kesimpulan dari praktikum ini ialah Nilai eror rata-rata pada tegangan 15 bit bernilai 0,019 V sedangkan
nilai eror rata-rata pada tegangan 10 bit bernilai 0,067 V. Dan bahwa Pengukuran menggunakan ADC 15 Bit
memiliki error yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ADC 10 Bit. ADC 15 Bit memiliki kemampuan lebih
baik untuk melakukan pengukuran data dibandingkan dengan ADC 10 Bit, hal ini dikarenakan tingkat resolusi
juga memiliki peran yang amat penting dimana semakin tinggi resolusi maka semakin bagus pengukuran yang
dilakukan dan hasil yang terukur lebih akurat.
Keywords Analog To Digital Converter (ADC), Arduino, ADS1115

circuit) terus dilakukan. ADC sebagai komponen


A. Pendahuluan penting dari proses antarmuka telah memotivasi para
ADC dan DAC memegang peranan penting peneliti untuk terus mengembangkan teknik dana
dalam pemprosesan sinyal. ADC adalah suatu arsitektur ADC terbaru yang memiliki kemampuan
perangkat yang mengubah suatu data kontinu terbaik.
terhadap waktu (analog) menjadi suatu data diskrit
terhadap waktu (digital). ADC banyak digunakan B. Literatur
dalam sistem pengujian maupun pengukuran, dari Dengan dilakukannya praktikum Analisa
voltmeter digital hingga pengukur suhu dan Sistem Instrumentasi tentang Digital To Analog
kelembaban. Pengubahan data ke dalam bentuk Converter. Praktikan menyadari bahwa hasil ini
digital membutuhkan proses konversi sinyal analog merupakan penelitian dasar yang telah banyak
yang bersifat kontinyu ke dalam bit-bit biner diskrit dikembangkan dan dilakukan oleh ahli praktikan yang
ADC/DAC memegang peranan penting lain. Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang
dalam pemprosesan sinyal. Tanpa ADC/DAC, tidak telah dilakukan penelitian lain ialah sebagai berikut:
akan ada sistem telekomunikasi atau sistem kontrol Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
pada pengukuran. Hal ini disebabkan karena oleh (Andi Stiono, Prabowo Puranto dan Bambang
ketiadaan ADC/DAC berarti tidak akan ada sinyal Widiyatmoko. 2010) yang berjudul Pembuatan dan
analog(seperti suara, gambar, suhu, tekanan, Uji Coba Data Logger Berbasis Mikrokontroler
intensitas cahaya atau gelombang radio) yang bisa ATMEGA32 Untuk Monitoring Pergeseran Tanah
diolah oleh komputer atau mikroprosesor karena pada penelitian tersebut memiliki pokok bahasan
sinyal tidak terdigitasi, sehingga sinyal tersebut tidak yaitu melakukan pengujian terhadap pergeseran tanah
dapat diproses, dikontrol apalagi ditransmisikan. dengan menggunakan mikrokontroler ATMEGA32
Teknologi berkembang pesat karena proses dengan ADC dan data loger dalam pemrosesan data.
digitalisasi yang semakin cepat pada mesin prosesor Dari penelitian tersebut praktikan dapat mengetahui
(misalnya komputer). Kecepatan mesin prosesor yang bahwa telah dirancang suatu data logger untuk
terus meningkat tidak berbanding lurus dengan monitoring pergeseran tanah menggunakan
kecepatan rangkaian penghubungnya dengan mikrokontroler Atmega32 dengan ADC (analog to
lingkungan sekita (antarmuka atau interface) sehingga digital converter) 12 bit MCP3204 serta chip RTC
riset terhadap rangkaian antarmuka yangmempunyai (real time clock) DS1307 yang memberikan
kecepatan dan ketelitian tinggi (high-speed precision informasi waktu dan tanggal, serta MMC/SD Card
berkapasitas 2 GB untuk menyimpan hasil perekaman
data dalam bentuk file text. Data logger bekerja
dengan cara mendeteksi perubahan tegangan
keluaran sensor pergeseran tanah. Data logger
mampu mendeteksi perubahan tegangan sebesar 1
mV dengan offset error 2,3 mV dan standar deviasi
sebesar 0,14 mV untuk setiap level tegangan
masukan.
Gambar 1. ADC dengan kecepatan sampling
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
rendah dan kecepatan sampling tinggi
Wananda Yoga. 2016. Dalam penelitiannya mengenai
Analog to Digital Converter (ADC) menyimpulkan
Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai
bahwasanya ADC (Analog To Digital Converter)
hasil konversi ADC. Sebagai contoh: ADC 8 bit akan
adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk
memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal
mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi
input dapat dinyatakan dalam 255 (2n 1) nilai
sinyal digital. Tabel aktual menunjukan data
diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data
pengamatan dan perhitungan, yang nyatanya terjadi
digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam
pada saat pengujian. Pada tabel teoritis menunjukan
4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan
nilai secara teori nilai tegangan, bilangan biner, dan
memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh
nilai desimal secara teori. Kenaikan nilai voltase akan
lebih baik daripada ADC 8 bit.
diikuti kenaikan nilai bilangan desimal, sehingga nilai
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal
voltase mempengaruhi nilai bilangan desimal.
analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan
rasio perbandingan sinyal input dan tegangan
C. Dasar Teori
referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi
(Vref) 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input
Analog To Digital Converter (ADC)
terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika
merupakan pengubah input analog menjadi kode-
menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum
kode digital. Atau dapat disimpulkan ADC ini
255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x
merubah nilai suatu masukan yang berupa arus,
255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk
tegangan listrik atau sinyal analog lainnya menjadi
biner).
sinyal digital (angka). Umunya, ADC digunakan
Sebuah ADC sebenarnya adalah sistem
sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan
elektronik sederhana yang memiliki input analog
analog dengan sistem komputer seperti sensor suhu,
(Vin), input tegangan referensi (VREF) dan keluaran
cahaya, tekanan, aliran dan sebagainya kemudian
digital. ADC menerjemahkan sinyal input analog ke
diukur dengan menggunakan sistem digital.
nilai keluaran digital yang mewakili ukuran dari input
Prinsip Kerja ADC mengubah banyak
analog yang bersifat relatif terhadap tegangan
masukan, terutama yang berasal dari tansduser,
referensi [2]. Pada saat ini terdapat tiga metode
merupakan isyarat analog yang harus disandikan
konversi yang banyak digunakan, yaitu Successive
menjadi informasi digital sebelum masukan itu
Approximation (SAR), Sigma-Delta dan Pipelined.
diproses, dianalisa atau disimpan dalam kalang
Berdasarkan Gambar 2, rentang tegangan masukan
digital. Pengubah mengambil masukan, mencobanya,
dari ADC ditentukan oleh VREF. Keluaran dari ADC
dan kemudian memproduksi suatu kata digital
adalah berupa bit biner berjajar dari bit dengan bobot
bersandi yang sesuai dengan taraf dari sinyal analog
terkecil ( Least Significant Bit atau LSB) hingga
yang sedang diperiksa. Keluaran digital bisa berderet
terbesar (Most Significant Bit atau MSB). LSB juga
(bit demi bit) atau berjajar dengan semua bit yang
merupakan unit tegangan yang setara dengan resolusi
disandikan disajikan serentak. Dalam sebagia besar
terkecil dari ADC.
pengubah, isyarat harus ditahan mantap selama proses
pengubahan. ADC memiliki 2 karakter prinsip, yaitu
kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling
suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog
dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang
waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya
dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa
sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal
digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan Gambar 2. Diagram Dasar dari Sebuah ADC
sampling biasanya dinyatakan dalam sample per
second (SPS). Arduino Uno Arduino Uno adalah papan
Pengaruh Kecepatan Sampling ADC sirkuit berbasis mikrokontroler ATmega328. IC
(integrated circuit) ini memiliki 14 input/output
digital (6 output untuk PWM), 6 analog input,
resonator kristal keramik 16 MHz, Koneksi USB, dan dijalankan dengan program perintah lalu bekerja
soket adaptor, pin header ICSP, dan tombol reset. Hal membaca data.
inilah yang dibutuhkan untuk mensupport ADS1115 cocok untuk menambah tingkat
mikrokontrol secara mudah terhubung dengan kabel resolusi ADC berbasis mikroprosesor apapun,
power USB atau kabel power supply adaptor AC ke konverter ini kompatibel dengan semua prosesor 3,3
DC atau juga battery. Volt dan 5 Volt yang pada umumnya digunakan.
Fitur-fitur yang ada pada ADS1115 sebagai berikut:

Gambar 4. Diagram Blok Sederhana dari ADS1115

Gambar 3. Arduino Uno


Arduino UNO dapat disuplai melalui D. Metodologi
koneksi USB atau dengan sebuah power suplai 1. Alat dan Bahan
eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Suplai
Berikut ini adalah alat dan bahan yang
eksternal (non-USB) dapat diperoleh dari sebuah
digunakan dalam praktikum tentang Analog To
adaptor AC ke DC atau battery. Adaptor dapat
Digital Converter:
dihubungkan dengan mencolokkan sebuah center-
positive plug yang panjangnya 2,1 mm ke power jack a) Laptop atau Komputer
dari board. Kabel lead dari sebuah battery dapat b) Data Logger
dimasukkan dalam header/kepala pin Ground (Gnd) c) Potensiometer 10k
dan pin Vin dari konektor POWER. d) Kabel-kabel Jumper
e) Multimeter Digital
2. Langkah Kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Memastikan SD Card sudah tertanam di
datalogger
c) Menghubungkan adaptor ke datalogger,
sampai POWER dan SIGN menyala
d) Memastikan sampai SIGN berkedip 3 kali,
Gambar 3. ADS1115 itu artinuya SD Card sudah tertanam. Namun
Untuk mikrokontroler tanpa konverter jika SIGN berkedip terus, artinya SD Card
analog-ke-digital dengan presisi tinggi, ADS1115 belum tertanam/error (maka mengulangi
memberikan presisi 16 bit pada 860 sampel / detik di langkah b)
atas I2C. Chip dapat dikonfigurasi sebagai 4 saluran e) Memastikan SIGN menyala, itu artinya
input tunggal, atau dua saluran diferensial. Sebagai proses datalogging siap dijalankan
bonus bagus, itu bahkan mencakup amplifier penguat f) Memasang potensiometer ke Ch1 ADC 10
yang dapat diprogram, sampai x16, untuk membantu bit, seperti pada gambar skema percobaan 1
meningkatkan sinyal tunggal / diferensial yang lebih g) Memasang probe multimeter (+) pada kaki
kecil ke kisaran penuh. ADC ini bisa berjalan dari 2V tengah potensiometer, dan probe (-) pada
ke power 5V / logika, bisa mengukur berbagai macam kaki ground
sinyal dan super nya mudah digunakan. Ini adalah h) Memutar potensiometer sesuai tegangan
tujuan umum besar 16 bit converter. Chipnya cukup yang diinginkan (0-5 V, dengan interval
kecil sehingga bisa tampil di papan pelarian dengan 0,5V)
ferrites agar AVDD dan AGND tetap tenang. i) Mengamati tegangan yang terbaca di
Interfacing dilakukan melalui I2C. Alamat dapat multimeter, mengamati waktu dan
diubah menjadi satu dari empat pilihan sehingga mencatatnya
dapat memiliki hingga 4 ADS1115 yang terhubung j) Menekan tombol biru (pada posisi ON) pada
pada bus 2-kawat I2C tunggal untuk 16 input tunggal datalogger, maka SIGN akan berkedip secara
yang berakhir cepat, itu artinya sedang melakukan
ADS1115 dapat digunakan dengan datalogging 9pengambilan dan penyimpanan
menghubungkan pin GND ke ground, VDD ke power data input analog) selama 1 menit lalu OFF-
supply, dan SCL/SDA ke port 12C mikrokontroler kan tombolnya, maka SIGN akan menyala,
itu artinya proses datalogging sedang Flowchart Pengukuran
berhenti sementara
k) Mengulangi langkah h-j untuk setiap
masukan tegangan analog yang diinginkan
l) Melepas adaptor dari datalogger
m) Melepaskan SD Card, lalu memasukkan ke
computer untuk diproses
n) Membuka ms excel, membuka file hasil
proses datalogging (.txt), lalu deliminate
(spasi) untuk memisahkan kolomnya
o) Menghitung rata-rata untuk setiap masukan
tegangan input dan (hasil dari datalogging
selama 1 menit)
p) Mengkonversikan hasil rata-rata ADC 15 bit
tersebut menjadi tegangan dengan rumus:

15 5
Teg 15 bit =
32765

q) Mengkonversikan hasil rata-rata ADC 10 bit


tersebut menjadi tegangan dengan rumus:

10 5
Teg 10 bit =
1023

r) Membandingkan data tegangan hasil


pengukuran pada multimeter, pembacaan
ADC 15 bit, dan pembacaan dengan ADC 10
bit

3. Skema Percobaan Gambar 1. Flowchart Pengukuran

Berdasarkan flowchart diatas dapat diketahui


bahwa langkah pertama kali yang dikerjakan adalah
merangkai skema rangkaian. Selanjutnya adalah
mengukur nilai tegangan standar setiap kenaikan 0.48
V setiap 1 menit. Pengukuran dilakukan dari 0-5 V.
Lalu menganalisa data, dengan melakukan konversi
data pada pengukuran ADC serta melakukan
penghitungan nilai error. Setelah itu menganalisis
nilai tegangan antara standar dengan uji berdasarkan
analitis dan eksperimen.

Adapun hasil nilai yang diperoleh adalah sebagai


berikut:

Tabel 1. Data Hasil Pengukuran

Gambar 1. Skema Percobaan


E. Hasil
Telah dilaksanakan Praktikum tentang
pengukuran menggunakan Analog To Digital
Converter (ADC). Pengukuran dilakukan di Lab 118,
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
Pengukuran dilaksanakan pada tanggal 05 Mei 2017.
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam melakukan
praktikum tersebut diantaranya adalah laptop, data
logger, potensiometer 10k kabel-kabel jumper dan
multimeter digital. Berikut merupakan flowchart dari
pengukuran kali ini:
Berdasarkan Tabel diatas yang merupakan Dari nilai eror yang telah dicari tersebut. Kesebelas
tabel berisikan data hasil pengukuran dan data hasil nilai eror tersebut kemudian dirata-rata. Sehingga
pengkonversian nilai bit menjadi tegangan dan juga dapat diperoleh nilai rata-rata eror pada tegangan 15
nilai error dan rata-rata error, dari tabel tersebut dapat bit sebesar 0,019 V.
diketahui bahwa pengukuran dilakukan sebanyak 11
kali dengan pengukuran pertama 0 Volt dan Nilai Eror Tegangan 10 bit
pengukuran terakhir dengan tegangan 4,8 Volt. 1. 0V
Dengan rentang 0,48 V. 2. 0,001 V
Nilai Tegangan yang diatur pada 3. 0,032 V
potensiometer merupakan nilai standar. Sedangkan 4. 0,034 V
nilai adc 15 bit dan 10 bit merupakan nilai uji namun 5. 0,030 V
harus dikonversikan dulu ke dalam nilai tegangan. 6. 0,066 V
Berikut ini merupakan rumus Konversi tegangan 15 7. 0,078 V
bit: 8. 0,066 V
15 5 9. 0,073 V
Teg 15 bit =
32765 10. 0,203 V
11. 0,150 V
Sedangkan rumus konversi tegangan 10 bit
adalah sebagai berikut: Dari nilai eror yang telah dicari tersebut. Kesebelas
nilai eror tersebut kemudian dirata-rata. Sehingga
10 5
Teg 10 bit = dapat diperoleh nilai rata-rata eror pada tegangan 10
1023
bit sebesar 0,067 V
A. Menghitung Nilai Eror
Setelah mencari nilai tegangan keluarannya. Berdasarkan data yang diperoleh tersebut
Maka kemudian mencari nilai eroronya. Untuk dapat diketahui bahwa nilai eror pada tegangan 15 bit
mencari nilai abs erornya dapat dicari dengan lebih kecil dibandingkan nilai eror pada tegangan 10
menggunakan rumus sebagai berikut : bit. Dimana nilai eror rata-rata pada tegangan 15 bit
bernilai 0,019 V sedangkan nilai eror rata-rata pada
Eror = |Uji-Standar| tegangan 10 bit bernilai 0,067 V. Hal ini dapat
dianalisa bahwa pengukuran menggunakan ADC 15
bit lebih baik dibandingkan dengan ADC 10 bit.
Nilai Uji merupakan nilai Tegangan
keluaran hasil konversi pada ADC. Sedangkan nilai B. Membuat Grafik Menggunakan Matlab
standar merupakan nilai tegangan yang diatur dari Untuk memudahkan dalam menganalisa
potensiometer atau tegangan input. Sehingga didapati maka dibuatlah grafik dalam program matlab. Berikut
nilai eror berdasarkan rumus diatas adalah sebagai merupakan flowchart pada program Matlab:
berikut:

Nilai Eror Tegangan 15 Bit

1. 6,1 x 108 V

2. 2,1 x 103 V

3. 1,6 x 102 V

4. 5,3 x 103 V

5. 1,2 x 102 V

6. 8,0 x 103 V

7. 7,6 x 103 V

8. 2,0 x 102 V

9. 2,4 x 102 V
Gambar 2. Flowchart Program Matlab
10. 8,9 x 102 V
Berdasarkan flowchart diatas dapat diketahui
11. 2,6 x 102 V bahwa data yang digunakan merupakan nilai standard
dan juga nilai uji. Setelah mengimput data untuk hleg1=legend('Standar','15 bit','10 bit');
membaca data tersebut. Setelah itu memplot grafik.
xlabel('Pengukuran ke-'); = Memberikan keterangan
Berikut ini merupakan coding yang digunakan dalam pada sumbu x dengan nama Pengukuran Ke-
Matlab:
ylabel('Nilai tegangan (V)'); = Memberikan
Penjelasan Coding Matlab keterangan pada sumbu y dengan nama Nilai
tegangan (V)
clc = syntax tersebut berfungsi untuk membersihkan
command window, axis ([0 11 0 5.5]) = Memberikan pengaturan
tampilan data dimana pada sumbu x data dimulai dari
clear all = syntax tersebut berfungsi untuk angka 0 hingga angka 11, serta mengatur data pada
membersihkan Workspace, sumbu y dimana nilai terkecil dimulai dari angka 0
dan nilai terbesar pada angka 5,5.
data=xlsread('tegangan'); = Untuk mengupload data
pada lembar kerja Exel yang telah disimpan dengan Sehingga akan tampil grafik sebagai berikut:
nama file tegangan,
i. Grafik Perbandingan Nilai Tegangan Antara
x=1:11; = Artinya menuliskan data x dari baris Nilai Standar dan Uji
pertama hingga 11 kolom

y1= data(:,1); = Artinya dimana y1 merupakan semua


nilai dari data file yang bernama logger pada kolom
ke 1 atau pertama

y2= data(:,2);= Bermaksud dimana y2 merupakan


semua snilai dari data file yang bernama logger pada
kolom ke 2

y3 = data(:,3);= Bermaksud dimana y3 merupakan


semua nilai dari data file yang bernama logger pada
kolom ke 3

plot(x, y1, 'o-');= syntax tersebut untuk membuat


grafik atau memplot grafik semua data pada data y1
dengan bentuk grafik membentuk lingkaran kecil dan
Gambar 3. Grafik Nilai Tegangan Antara Nilai
garis-garis kecil yang saling berhubungan menjadi
Standar dan Nilai Uji ( Tegangan ADC 15 Bit dan
garis panjang
ADC 10 Bit)
hold all = berfungsi Menggabungkan gambar bulatan
Grafik gambar 3. Merupakan grafik
dan garis-garis menjadi satu tampilan garis dalam
perbandingan antara tegangan yang telah
grafik
dikonversikan dengan pengukuran menggunakan
plot(x,y2,'o-'); = untuk membuat grafik atau memplot ADC 15 Bit dan ADC 10 Bit serta tegangan standar
grafik semua data pada data y2 dengan bentuk grafik dari hasil pengukuran menggunakan multimeter.
membentuk lingkarang kecil dan garis-garis kecil dimana sumbu x merupakan pengukuran ke-
yang saling berhubungan menjadi garis panjang sedangkan sumbu y merupakan nilai tegangan (V).
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa
hold all = menggabungkan gambar bulatan dan garis- pengukuran dilakukan sebanyak 11 pengukuran,
garis menjadi satu tampilan garis dalam grafik pengukuran dilakukan dengan rentang nilai 0,48 Volt
yaitu dari 0 Volt 5 Volt, Pada grafik nilai tegangan
plot(x,y3,'o-'); = Untuk membuat grafik atau memplot 15 bit ditandai dengan garis warna hijau, nilai standar
grafik semua data pada data y3 dengan bentuk grafik ditandai garis warna biru sedangkan garis warna
membentuk lingkarang kecil dan garis-garis kecil merah merupakan nilai tegangan 10 bit. dari grafik
yang saling berhubungan menjadi garis panjang tersebut terlihat bahwa nilai tegangan yang diukur
dengan ADC 15 Bit hasilnya lebih mendekati nilai
hold all = Menggabungkan gambar bulatan dan garis- standar dibandingkan dengan nilai tegangan dari
garis menjadi satu tampilan garis dalam grafik pengukuran menggunakan ADC 10 Bit.

title('Grafik Tegangan'); = syntax tersebut berfungsi Nilai tegangan pada ADC Dari grafik
Memberi judul pada grafik. tersebut, dapat diketahui bahwa nilai tegangan 10 bit
dan nilai tegangan 15 bit linear dengan nilai tegangan
inputnya. Kedua nilai tersebut memiliki error atau diketahui bahwa tingkat resolusi yang digunakan pada
kesalahan yang tipis, sehingga grafik yang terjadi ADC memiliki pengaruh yang besar terhadap
adalah berhimpit. keakuratan hasil pengukuran, semakin besar tingkat
resolusi ADC maka semakin bagus pula hasil
ii. Grafik Perbandingan Nilai Error Antara pengukuran yang diperoleh.
ADC 15 Bit dengan ADC 10 Bit
F. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Nilai eror rata-rata pada tegangan 15 bit


bernilai 0,019 V sedangkan nilai eror rata-
rata pada tegangan 10 bit bernilai 0,067 V.
Pengukuran menggunakan ADC 15 Bit
memiliki error yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan ADC 10 Bit.
2. Nilai tegangan dengan pengukuran ADC 15
Bit lebih mendekati nilai standar
dibandingkan dengan nilai tegangan dari
pengukuran ADC 10 Bit.
3. ADC 15 Bit memiliki kemampuan lebih
Gambar 4. Grafik Nilai Error Antara ADC 15 Bit baik untuk melakukan pengukuran data
dengan ADC 10 Bit dibandingkan dengan ADC 10 Bit, hal ini
dikarenakan tingkat resolusi juga memiliki
Grafik diatas merupakan grafik peran yang amat penting dimana semakin
perbandingan nilai error dari pengukuran tinggi resolusi maka semakin bagus
menggunakan ADC 15 Bit dan ADC 10 Bit, pada pengukuran yang dilakukan dan hasil yang
grafik sumbu x merupakan pengukuran ke- sedangkan terukur lebih akurat.
sumbu y merupakan nilai tegangan (V). Nilai error 4. Saran untuk praktikum kali ini ialah
pengukuran dengan ADC 15 Bit ditandai dengan seharusnya alat dan bahan seperti Project
garis warna biru dan nilai error pengukuran dengan Board kabel jumper, potensiometer,
ADC 10 Bit ditandai dengan warna garis hijau. Nilai multimeter digital untuk mengukur nilai
error diperoleh dari nilai tegangan uji dikurangi nilai tegangan keluaran, digunakan dalam
tegangan standar dan hasilnya mutlak atau tidak ada kondisi yang baik agar hasil pengukuran
nilai minus. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa yang diperoleh datanya bisa lebih akurat.
nilai error pengukuran dengan ADC 10 Bit lebih
besar dari nilai error pengukuran menggunakan ADC
15 Bit, nilai error tiap-tiap pengukuran terlihat G. Referensi
fluktutif atau naik turun, nilai error terkecil pada
pengukuran menggunakan ADC 15 Bit ada pada [1] Siregar,W. 2001. Electrical Utilities. Jakarta :
pengukuran ke pertama yang bernilai 6,8 x 108 Volt, Erlangga.
nilai eror terbesar pada tegangan ADC 15 bit bernilai
8,9 x 102 Volt. Sedangkan pada pengukuran [2] Darajat, Agung. 2013. Analog To Digital
menggunakan ADC 10 bit nilai error terkecil ada Converter (ADC). Bandung: Teknik
pada pengukuran ke 1 nilai errornya sebesar 0 Volt, Komputer, Universitas Komputer Indonesia.
dan nili eror terbesarnya bernilai 2,0 x 101 Volt.
Dari hasil grafik dapat diketahui bahwa [3] Stiono, Andi dkk. 2010. Pembuatan dan Uji
pengukuran menggunakan ADC 15 Bit memiliki nilai Coba Data Logger Berbasis Mikrokontroler
error paling kecil jika dibandingkan dengan hasil ATMEGA32 Untuk Monitoring Pergeseran
error pengukuran dengan ADC 10 Bit, karena Tanah. Jurnal Fisika Himpunan Fisika
semakin kecil nilai error maka semakin baik Indonesia. Vol. 10-No.2-Desember 2010.
pengukuran yang dilakukan. ISSN 0854-3046. Akreditasi: N0. 242/Akred-
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah LIPI/P2MBI/05/2010. Tangerang: LIPI
dilakukan dapat dinalisa bahwa Pengukuran
menggunakan ADC 15 Bit lebih baik dibandingkan
dengan pengukuran menggunakan ADC 10 Bit hal ini
dikarenakan antara kedua ADC tersebut memiliki
tingkat resolusi yang berbeda dimana ADC 15 Bit
memiliki tingkat resolusi lebih tinggi dibandingkan
ADC 10 Bit, dari hasil data yang diperoleh dapat
LAMPIRAN

Tabel 1. Data Hasil Pengukuran

Teg Teg 10 Eror 10


No A151 Teg 15 bit A101 Eror 15 bit
Input bit bit
1 0 0,0004 6,104E-08 0 0 6,1E-08 0,000
2 0,48 3131,75 0,478 98,3633 0,481 2,1E-03 0,001
3 0,96 6395,49 0,976 203,022 0,992 1,6E-02 0,032
4 1,44 9471 1,445 301,581 1,474 5,3E-03 0,034
5 1,92 12500,1 1,908 399,019 1,950 1,2E-02 0,030
6 2,4 15779,3 2,408 504,615 2,466 8,0E-03 0,066
7 2,88 18922,3 2,888 605,288 2,958 7,6E-03 0,078
8 3,36 21886,8 3,340 700,952 3,426 2,0E-02 0,066
9 3,84 25005,4 3,816 800,666 3,913 2,4E-02 0,073
10 4,32 28892,7 4,409 925,35 4,523 8,9E-02 0,203
11 4,8 31628,1 4,826 1012,87 4,950 2,6E-02 0,150
Rata-rata Eror 1,9E-02 6,7E-02

A. Codingan tegangan
clc
clear all
data=xlsread('tegangan');
x=1:11;
y1= data(:,1);
y2= data(:,2);
y3 = data(:,3);
plot(x, y1, 'o-');
hold all
plot(x,y2,'o-');
hold all
plot(x,y3,'o-');
hold all
title('Grafik Tegangan');
hleg1=legend('Standar','15 bit','10 bit');
xlabel('Pengukuran ke-');
ylabel('Nilai tegangan (V)');
axis ([0 11 0 5.5])

B. Codingan eror
clc
clear all
data=xlsread('EROR');
x=1:11;
y1= data(:,1);
y2= data(:,2);
plot(x, y1, 'o-');
hold all
plot(x,y2,'o-');
hold all
title('Grafik Error');
hleg1=legend('15 bit','10 bit');
xlabel('Pengukuran ke-');
ylabel('Nilai Error (V)');
axis ([0 11 0 0.220])
Gambar 1. Laporan Sementara

Você também pode gostar