Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Alhamdulillah, Puji Syukur Kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas
KB dan Kespro dengan judul ASKEB ENDOMETRITIS.
Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan serta motivasi dari
beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah dan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharap kritik dan saran untuk perbaikan dimasa mendatang.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi penulis
sendiri.Terima kasih.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Endometriosis paling sering terjadi pada usia reproduksi. Insidensi yang pasti
belum diketahui, namun prevalensinya pada kelompok tertentu cukup tinggi. Misalnya,
pada wanita yang dilakukan laparaskopi diagnostik, ditemukan endometriosis sebanyak
0-53%; pada kelompok wanita dengan infertilitas yang belum diketahui penyebabnya
ditemukan endometriosis sebanyak 70-80%; sedangkan pada wanita dengan infertilitas
sekunder ditemukan endometriosis sebanyak 25%. Diperkirakan prevalensi endometriosis
akan terus meningkat dari tahun ketahun. Meskipun endometriosis dikatakan penyakit
wanita usia reproduksi, namun telah ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan
pasca menopause. Oleh karena itu, untuk setiap nyeri haid baik pada usia remaja, maupun
pada usia menopause perlu dipikirkan adanya endometriosis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Endometritis
Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan
oleh infeksi bakteri pada jaringan.
Endometritis adalah infeksi pada endometrium atau lapisan dalam dari rahim.
(Manuaba,1998)
Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ
perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur)
dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus
halus dan usus besar, ureter (saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih),
kandung kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang
jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru.
B. Etiologi Endometritis
Mikroorganisme yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter
foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga dapat
diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes,
Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum. Organisme penyebab biasanya
mencapai vagina pada saat perkawinan, kelahiran, sesudah melahirkan atau melalui
sirkulasi darah.
Terdapat banyak faktor yang berkaitan dengan endometritis, yaitu retensio
sekundinarum, distokia, faktor penanganan, dan siklus birahi yang tertunda. Selain itu,
endometritis biasa terjadi setelah kejadian aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan
kelahiran sesudah melahirkan. Endometritis dapat terjadi sebagai kelanjutan kasus
distokia atau retensi plasenta yang mengakibatkan involusi uteruspada periode sesudah
melahirkan menurun. Endometritis juga sering berkaitan dengan adanya Korpus Luteum
Persisten (CLP).
2
C. Klasifikasi Endometriosis
Berdasarkan visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dari endometriosis
dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan ovarium
dan densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-nilai dari skoring
yang kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi endometriosis. Nilai 1-4
adalah minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium II), 16-40 adalah sedang
(stadium III) dan lebih dari 40 adalah berat (stadium IV).
Menurut Sarwono (2009),Endometriosis diklasifikasikan menjadi 2 bagian,yaitu
1. Endometritis Akuta
Gejalanya :
a. Demam
a. Uterotonika
c. Antibiotika
3
2. Endometritis Kronika
Gejalanya :
2. Mengeluarkan keputihan
E. Patofisiologi Endometritis
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau
saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena
penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh
wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat
mempengaruhi sistem hormonal tubuh.
4
F. Diagnosa Klinis Endometritis
Secara klinis karakteristik endometritis dengan adanya pengeluaran mucopurulen
pada vagina, dihubungkan dengan ditundanya involusi uterus. Diagnosa endometritis
tidak didasarkan pada pemeriksaan histologis dari biopsy endometrial. Tetapi pada
kondisi lapangan pemeriksaan vagina dan palpasi traktus genital per rectum adalah teknik
yang sangat bermanfaat untuk diagnosa endometritis. Pemeriksaan visual atau manual
pada vagina untuk abnormalitas pengeluaran uterus adalah penting untuk diagnosa
endometritis, meski isi vagina tidak selalu mencerminkan isi dari uterus. Flek dari pus
pada vagina dapat berasal dari uterus, cervik atau vagina dan mukus tipis berawan sering
dianggap normal. Sejumlah sistem penilaian telah digunakan untuk menilai tingkat
involusi uterus dan cervik, pengeluaran dari vagina alami.
1. Luka infeksi
2. Karena peritonitis
3. Parametrial phlegmon
H. Penatalaksanaan
1. Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran terpi. Evaluasi
klinis daan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri
yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.
2. Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi ditambah
terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat
mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang
memadai.
5
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI RUMAH SAKIT
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 02-10-2012
Oleh : Bidan
1. Data Subyektif
6
Alasan datang
Keluhan utama
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan didaerah panggul dan juga nyeri saat berhubungan
Riwayat menstruasi
Riwayat perkawinan
Lama : 1 tahun
Menikah ke : Pertama
Riwayat kesehatan
7
b. Penyakit yang pernah /sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Di dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menurun,seperti: DM
dan Asma
Di dalam keluarga Ibu maupun Suami tidak ada yang menderita penyakit menular, seperti:
TBC dan Hepatitis B
Di dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit kronik, seperti: penyakit
jantung
d. Riwayat operasi
a. Pola nutrisi
Makan
Jenis : Nasi,lauk,sayur
Porsi : 1 piring
8
Minum
Porsi : 1 gelas
b. Pola eliminasi
BAB
Konsistesi : Lembek
BAK
Konsistesi : Cair
c. Pola istirahat
Tidur siang
9
Tidur malam
d. Personal hygiene
e. Pola Seksualitas
Ibu mengatakan melakukan aktifitas di dalam rumah seperti menyapu, mengepel, dan memasak
g. Psikososiospiritual
10
2. Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 370 C
Berat Badan : 55 kg
LILA : 24,5 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka operasi
Muka : Bentuk oval, tidak odem, tidak ada kloasma, tidak ada jerawat
11
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, parotis dan tidak ada
Dada : Denyut jantung normal, pernafasan teratur, tidak ada bunyi ronchi
Ektremitas : Atas : Tidak terdapat odema, gerakan aktif, kuku tidak pucat
Pemeriksaan Penunjang
USG
Data Penunjang
Tidak ada
12
Data Obyektif
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 370 C
3. Masalah
Ibu merasa cemas dengan keadaannya
Data Dasar : Subyektif : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
Obyektif : Pemeriksaan fisik
Perut nyeri saat di tekan
Oleh : Bidan
13
1. Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaan
3. Lakukan inform consent untuk persetujuan tindakan medik yang akan dilakukan
5. Lakukan dokumentasi
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 02-10-2016
2. Memberi KIE kepada ibu bahwa endometriosis merupakan adanya jaringan dinding
rahim yang berada di luar rongga rahim. gejalanya nyeri perut bagian bawah saat
haid,nyeri ketika berhubungan seksual,menstruasi tidak teratur, saat menstruasi keluar
darah banyak. Pemeriksaannya dengan cara laparaskopi oleh dokter S.pOG
3. Melakukan inform consent kepada ibu mengenai persetujuan tindakan yang akan di
lakukan.
14
VII. EVALUASI
Tanggal : 02-10-2016
Oleh : Bidan
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang menderita penyakit
endometriosis sedang.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Endometritis adalah infeksi pada endometrium atau desidua, dengan ekstensi ke
dalam miometrium dan jaringan parametrial. Endometritis biasanya terjadi akibat infeksi
naik dari saluran kelamin bawah. Dari perspektif patologis, endometritis dapat
diklasifikasikan sebagai akut vs kronis. Endometritis akut ditandai dengan kehadiran
neutrofil dalam kelenjar endometrium. Endometritis kronis ditandai dengan adanya sel
plasma dan limfosit dalam stroma endometrium. Endometritis ini mempunyai dua
macam, yaitu endometritis akut dan kronis, dengan gejala-gejala yang kadang terlihat dan
kadang pula tidak terlihat, yang terlihat seperti adanya demam, kontraksi uterus yang
kurang baik, serta adanya perdarahan yang tidak normal. Endometriosis ini disebabkan
oleh karna adanya infeksi bakteri diantaranya Campylobacter foetus, Brucella sp., Vibrio
sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis yang masuk melalui proses persalinan yang
kurang menjaga kesterilannya.
B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini daapt bermanfaat sebagai salah satu bahan
ajar ataupun referensi dalam materi KB dan Kesehatan Reproduksi ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Taber, Ben-Zion. (1994). Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi.Jakarta: EGC.
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 1
A. Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 2
B. Etiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 2
C. Klasifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
D. Gambaram Klinis. . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
E. Patofisiologis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
F. Diagnosa. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
G. Komplikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
H. Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ..... 5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 16
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........... 16
ii
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY.K UMUR 30 TAHUN
DI RUMAH SAKIT