Você está na página 1de 20

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur Kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas
KB dan Kespro dengan judul ASKEB ENDOMETRITIS.

Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan serta motivasi dari
beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah dan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharap kritik dan saran untuk perbaikan dimasa mendatang.

Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi penulis
sendiri.Terima kasih.

Bukittinggi, Februari 2016

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Endometriosis paling sering terjadi pada usia reproduksi. Insidensi yang pasti
belum diketahui, namun prevalensinya pada kelompok tertentu cukup tinggi. Misalnya,
pada wanita yang dilakukan laparaskopi diagnostik, ditemukan endometriosis sebanyak
0-53%; pada kelompok wanita dengan infertilitas yang belum diketahui penyebabnya
ditemukan endometriosis sebanyak 70-80%; sedangkan pada wanita dengan infertilitas
sekunder ditemukan endometriosis sebanyak 25%. Diperkirakan prevalensi endometriosis
akan terus meningkat dari tahun ketahun. Meskipun endometriosis dikatakan penyakit
wanita usia reproduksi, namun telah ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan
pasca menopause. Oleh karena itu, untuk setiap nyeri haid baik pada usia remaja, maupun
pada usia menopause perlu dipikirkan adanya endometriosis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari endometritis?

2. Apa etiologi dari endometritis?

3. Apa klasifikasi dari endometritis?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa definisi dari endometritis?

2. Untuk mengetahui apa etiologi dari endometritis?

3. Untuk mengetahui apa klasifikasi dari endometritis?

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Endometritis
Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan
oleh infeksi bakteri pada jaringan.
Endometritis adalah infeksi pada endometrium atau lapisan dalam dari rahim.
(Manuaba,1998)
Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ
perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur)
dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus
halus dan usus besar, ureter (saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih),
kandung kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang
jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru.

B. Etiologi Endometritis
Mikroorganisme yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter
foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga dapat
diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes,
Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum. Organisme penyebab biasanya
mencapai vagina pada saat perkawinan, kelahiran, sesudah melahirkan atau melalui
sirkulasi darah.
Terdapat banyak faktor yang berkaitan dengan endometritis, yaitu retensio
sekundinarum, distokia, faktor penanganan, dan siklus birahi yang tertunda. Selain itu,
endometritis biasa terjadi setelah kejadian aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan
kelahiran sesudah melahirkan. Endometritis dapat terjadi sebagai kelanjutan kasus
distokia atau retensi plasenta yang mengakibatkan involusi uteruspada periode sesudah
melahirkan menurun. Endometritis juga sering berkaitan dengan adanya Korpus Luteum
Persisten (CLP).

2
C. Klasifikasi Endometriosis
Berdasarkan visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dari endometriosis
dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan ovarium
dan densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-nilai dari skoring
yang kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi endometriosis. Nilai 1-4
adalah minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium II), 16-40 adalah sedang
(stadium III) dan lebih dari 40 adalah berat (stadium IV).
Menurut Sarwono (2009),Endometriosis diklasifikasikan menjadi 2 bagian,yaitu
1. Endometritis Akuta
Gejalanya :

a. Demam

b. Lochea berbau(pada endometritis post abortum kadang-kadang keluar flour


yang purulent)

c. Lochea lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi

d. Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau parametrium tidak nyeri

Terapi yang diberikan :

a. Uterotonika

b. Istirahat, letak fowler

c. Antibiotika

d. Endometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus carsinoma,


dapat di beri uterotonika

3
2. Endometritis Kronika

Gejalanya :

a. Flour albus yang keluar dari ostium

b. Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi

Terapi : Perlu dilakukan kuretase

D. Gambaran Klinis Endometritis


Gambaran klinik dari endometritis yaitu :

1. Nyeri abdomen bagian bawah

2. Mengeluarkan keputihan

3. Kadang terjadi pendarahan

Endometritis dapat menyebabkan penyebaran pada :

1. Miometritis (pada otot rahim)

2. Parametritis (sekitar rahim)

3. Salpingitis (saluran otot)

4. Ooforitis (indung telur)

5. Pembentukan penahanan sehingga terjadi abses

E. Patofisiologi Endometritis
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau
saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena
penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh
wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat
mempengaruhi sistem hormonal tubuh.

4
F. Diagnosa Klinis Endometritis
Secara klinis karakteristik endometritis dengan adanya pengeluaran mucopurulen
pada vagina, dihubungkan dengan ditundanya involusi uterus. Diagnosa endometritis
tidak didasarkan pada pemeriksaan histologis dari biopsy endometrial. Tetapi pada
kondisi lapangan pemeriksaan vagina dan palpasi traktus genital per rectum adalah teknik
yang sangat bermanfaat untuk diagnosa endometritis. Pemeriksaan visual atau manual
pada vagina untuk abnormalitas pengeluaran uterus adalah penting untuk diagnosa
endometritis, meski isi vagina tidak selalu mencerminkan isi dari uterus. Flek dari pus
pada vagina dapat berasal dari uterus, cervik atau vagina dan mukus tipis berawan sering
dianggap normal. Sejumlah sistem penilaian telah digunakan untuk menilai tingkat
involusi uterus dan cervik, pengeluaran dari vagina alami.

G. Komplikasi pada Endometrisis


Komplikasi yang potensial dari endometritis adalah sebagai berikut :

1. Luka infeksi

2. Karena peritonitis

3. Parametrial phlegmon

H. Penatalaksanaan

1. Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran terpi. Evaluasi
klinis daan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri
yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.

2. Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi ditambah
terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat
mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang
memadai.

5
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY.K UMUR 30 TAHUN

DENGAN ENDOMETRIOSIS SEDANG

DI RUMAH SAKIT

No. Register : 50242

Masuk RS tanggal / Jam : 02-10-2016 / 11.00 WIB

Tempat : Rumah Sakit

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 02-10-2012

Jam : 11.00 WIB

Oleh : Bidan

1. Data Subyektif

Identitas Ibu Identitas Suami

Nama : Ny. K Nama : Tn. W

Umur : 30 thn Umur : 35 thn

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : S-1

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : PNS

6
Alasan datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya

Keluhan utama

Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan didaerah panggul dan juga nyeri saat berhubungan

Riwayat menstruasi

Menarche : 13 tahun Siklus : 25 hari

Lama : 9 hari Teratur : Tidak Teratur

Sifat darah : Cair Keluhan : Disminorhea

Riwayat perkawinan

Status pernikahan : Sah

Lama : 1 tahun

Menikah ke : Pertama

Usia menikah pertama kali : 29 Tahun

Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah /sedang diderita (menular, menurun dan menahun)

Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, seperti TBC, hepatitis B

Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis, seperti jantung

Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun, seperti asma, hipertensi

7
b. Penyakit yang pernah /sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)

Di dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menurun,seperti: DM
dan Asma

Di dalam keluarga Ibu maupun Suami tidak ada yang menderita penyakit menular, seperti:
TBC dan Hepatitis B

Di dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit kronik, seperti: penyakit
jantung

c. Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar

d. Riwayat operasi

Ibu mengatakan tidak pernah operasi

e. Riwayat alergi obat

Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat

Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Makan

Frekuensi : 3 kali / hari

Jenis : Nasi,lauk,sayur

Porsi : 1 piring

Pantangan : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

8
Minum

Frekuensi : 6 kali / hari

Jenis : Air putih, susu

Porsi : 1 gelas

Pantangan : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

b. Pola eliminasi

BAB

Frekuensi : 1 kali / hari

Konsistesi : Lembek

Warna : Kuning kecoklatan

Keluhan : Tidak ada

BAK

Frekuensi : 2-3 kali / hari

Konsistesi : Cair

Warna : Kuning jernih

Keluhan : Tidak ada

c. Pola istirahat

Tidur siang

Lama : 1 jam / hari Keluhan : Tidak ada

9
Tidur malam

Lama : 6 jam / hari Keluhan : Tidak ada

d. Personal hygiene

Mandi : 2 kali / hari

Gosok gigi : 3 kali / hari

Ganti pakaian : 2 kali / hari

Keramas : 3 kali / minggu

e. Pola Seksualitas

Frekuensi : 1 kali / minggu

Keluhan : Nyeri saat berhubungan

f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)

Ibu mengatakan melakukan aktifitas di dalam rumah seperti menyapu, mengepel, dan memasak

Ibu mengatakan setiap sore ibu jalan-jalan

g. Psikososiospiritual

Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami sangat baik

Ibu mengatakan hubungan ibu dengan keluarga sangat baik

Ibu mengatakan beragama islam dan ibu taat beribadah

Ibu mengatakan suami sebagai pencari nafkah

Ibu mengatakan pengambilan keputusan dilakukan oleh ibu bersama suami.

10
2. Data Obyektif

Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital sign : Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 370 C

Status emosional : Stabil

Tinggi Badan : 165 cm

Berat Badan : 55 kg

LILA : 24,5 cm

Pemeriksaan fisik

Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka operasi

Muka : Bentuk oval, tidak odem, tidak ada kloasma, tidak ada jerawat

Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda.

Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada polip

Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, lidah bersih

Telinga : Simetris, bersih, tidak terdapat serumen

11
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, parotis dan tidak ada

pembengkakan vena jugularis

Dada : Denyut jantung normal, pernafasan teratur, tidak ada bunyi ronchi

Payudara : Simetris, , tidak ada kelainan

Abdomen : Uterus membesar

Genetalia : Bersih, tidak ada perbesaran kelenjar bartolini

Anus : Tidak ada hemoroid

Ektremitas : Atas : Tidak terdapat odema, gerakan aktif, kuku tidak pucat

Bawah : Tidak terdapat odema dan varises, gerakan aktif

Pemeriksaan Penunjang

USG

Data Penunjang

Tidak ada

II. INTERPRETASI DATA


1. Diagnosa Kebidanan
Seorang Ibu Ny. K umur 30 tahun G1P1A0 dengan Endometriosis Sedang
2. Data Dasar
Data Subyektif
Ibu mengatakan umurnya 30 tahun
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

12
Data Obyektif

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital sign : Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 370 C

Pemeriksaan Genetalia : Tidak ada pembesaran kelenjar bartholini

3. Masalah
Ibu merasa cemas dengan keadaannya
Data Dasar : Subyektif : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
Obyektif : Pemeriksaan fisik
Perut nyeri saat di tekan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Endometriosis berat
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dr. SpOG
V. PERENCANAAN

Tanggal : 02 -10- 2016

Jam : 11.10 WIB

Oleh : Bidan

13
1. Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaan

2. Beri KIE mengenai endometriosis

3. Lakukan inform consent untuk persetujuan tindakan medik yang akan dilakukan

4. Lakukan kolaborasi dengan dokter

5. Lakukan dokumentasi

VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 02-10-2016

Jam : 11.15 WIB

Oleh : Bidan, dokter

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu menderita endometrosis


sedang

2. Memberi KIE kepada ibu bahwa endometriosis merupakan adanya jaringan dinding
rahim yang berada di luar rongga rahim. gejalanya nyeri perut bagian bawah saat
haid,nyeri ketika berhubungan seksual,menstruasi tidak teratur, saat menstruasi keluar
darah banyak. Pemeriksaannya dengan cara laparaskopi oleh dokter S.pOG

3. Melakukan inform consent kepada ibu mengenai persetujuan tindakan yang akan di
lakukan.

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter S.pOG untuk melakukan tindakan laparaskopi


dan pemberian terapi.

5. Melakukan dokumentasi tindakan

14
VII. EVALUASI

Tanggal : 02-10-2016

Jam : 12.15 WIB

Oleh : Bidan

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang menderita penyakit
endometriosis sedang.

2. Ibu sudah mengetahui tentang endometriosis,gejalanya,penanganan dari


endometriosis terbukti ibu dapat mengulang penjelasan bidan.

3. Ibu setuju untuk di lakukan laparaskopi.

4. Sudah di lakukan tindakan laparaskopi dan ibu sudah di berikan terapi.

5. Hasil sudah di dokumentasikan.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Endometritis adalah infeksi pada endometrium atau desidua, dengan ekstensi ke
dalam miometrium dan jaringan parametrial. Endometritis biasanya terjadi akibat infeksi
naik dari saluran kelamin bawah. Dari perspektif patologis, endometritis dapat
diklasifikasikan sebagai akut vs kronis. Endometritis akut ditandai dengan kehadiran
neutrofil dalam kelenjar endometrium. Endometritis kronis ditandai dengan adanya sel
plasma dan limfosit dalam stroma endometrium. Endometritis ini mempunyai dua
macam, yaitu endometritis akut dan kronis, dengan gejala-gejala yang kadang terlihat dan
kadang pula tidak terlihat, yang terlihat seperti adanya demam, kontraksi uterus yang
kurang baik, serta adanya perdarahan yang tidak normal. Endometriosis ini disebabkan
oleh karna adanya infeksi bakteri diantaranya Campylobacter foetus, Brucella sp., Vibrio
sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis yang masuk melalui proses persalinan yang
kurang menjaga kesterilannya.

B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini daapt bermanfaat sebagai salah satu bahan
ajar ataupun referensi dalam materi KB dan Kesehatan Reproduksi ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Taber, Ben-Zion. (1994). Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi.Jakarta: EGC.

Mansjoer, A. (1999). Kapita Selekta Kedokteran (Jilid 1).Jakarta: Media Aesculapius.

Varney, H. (2002). Buku Saku Bidan.Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Wiknjosastro, H. (1991). ILMU KEBIDANAN. Edisi III.Jakarta : Gramedia.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 1

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 2
B. Etiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 2
C. Klasifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
D. Gambaram Klinis. . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
E. Patofisiologis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
F. Diagnosa. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
G. Komplikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
H. Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ..... 5

BAB III TINJAUAN KASUS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 6

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 16
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........... 16

ii
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY.K UMUR 30 TAHUN

DENGAN ENDOMETRIOSIS SEDANG

DI RUMAH SAKIT

OLEH : ZEDRA FINA


1615301255

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2016/2017

Você também pode gostar