Você está na página 1de 4

Selai atau selei (bahasa Inggris: jam, bahasa Perancis: confiture) adalah salah satu jenis makanan

awetan berupa sari buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental
atau berbentuk setengah padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan untuk dioleskan di atas roti tawar
atau sebagai isi roti manis. Selai juga sering digunakan sebagai isi pada kue-kue seperti kue Nastar atau
pemanis pada minuman, seperti yogurt dan es krim.
Selai yang di dalamnya masih ditemukan potongan buah dalam berbagai ukuran
disebut preserve atau conserves, sedangkan selai yang dibuat dari sari buah dan kulit buah
genus Citrus disebut marmalade.
Pektin yang dikandung buah-buahan atau sari buah bereaksi dengan gula dan asam membuat selai
menjadi kental. Buah-buahan dengan kadar pektin atau keasaman yang rendah perlu ditambahkan pektin atau
asam agar selai bisa menjadi kental. Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tetapi
tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah-buahan yang umum dijadikan selai,
misalnya: stroberi, blueberi, aprikot, apel, anggur, pir, dan fig. Selain itu, selai bisa dibuat dari sayur-
sayuran seperti wortel dan seledri.

GAMBAR SELAI
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SELAI
Berdasarkan hasil observasi, konsumen yang biasa mengkonsumsi selai. Selai yang disukai konsumen
adalah :
Segi Warna : sesuai dengan warna buah yang diolah menjadi selai
Segi Tekstur : kental, tidak terlalu encer
Segi Aroma : wangi khas buah yang diolah
Segi Rasa : manis, tetapi tidak menghilangkan rasa asli dari buah aslinya
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode PDSA didapat :

1. PLAN
Phase 1 : Identify the Opportunity
Pada fase ini yang dimaksud ada menganalisis peluang dimana kita sebagai produsen
harus melihat apa yang diingikan oleh konsumen. Seperti menurut konsumen selai yang baik itu,
yang mereka harapkan jika mengkonsumsi selai mulai dari rasa, tekstur, aroma dan warna.
Phase 2 : Analyze the Process
Pada fase ini adalah menganalisis permasalahan dengan menganalisis dari prosesnya.
Kita misalkan permasalahan yang terjadi adalah dari segi rasa yang terlalu manis dan tekstur
yang terlalu encer. Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi kita dapat menganalisis pada
proses mana kita dapat memperbaiki permasalahan yang terjadi. Lalu didapatkan kesimpulan
dimana proses yang harus diperbaiki adalah pada proses penimbangan, pencampuran dan
pemanasan.
Phase 3 : Develop the Optimal Solution
Pada fase ini setelah kita mengetahui pada proses mana yang harus diperbaiki maka pada
fase inilah kita harus mengembangkannya. Proses yang harus diperbaiki adalah
1. Penimbangan : mungkin kesalahan yang terjadi rasa dari selai terlalu manis dapat
disebabkan oleh tidak akuratnya hasil dari penimbangan.
2. Pencampuran : pada saat pencampuran, mungkin tidaklah tercampur dengan
merata, ketika ditambahkan dengan gula pencampuran yang tidak merata inilah yang
dapat menyebabkan di sebagian produk rasanya manis dan sebagian lagi tidak manis.
3. Pemanasan : pada proses pemanasan yang seharusnya 15 menit
mungkin saja pada saat produksi dilakukan kurang dari 15 menit yang menyebabkan
produk selai terlalu encer karena kandungan air belum menguap semuanya.

2. DO
Phase 4 : Implementation
Pada fase inilah setelah kita menganalisis proses yang harus di perbaiki, maka pada fase
ini kita lakukan, misalnya :
1. Penimbangan : sebelum memulai penimbangan maka kita cek terlebih dahulu,
apakah timbangan tersebut akurat atau tidak.
2. Pencampuran : kita harus memastikan sudah tercampur merata atau belum.
3. Pemanasan : pada saat pemanasan, kita harus memastikan apakah selai sudah
cukup kental atau belum dan waktu yang digunakan sebaiknya jangan kurang dari 15
menit.

3. STUDY
Phase 5 : Study the Result
Pada fase ini setelah kita mengimplementasikan kita pelajari apakah proses yang kita
lakukan itu berhasil atau tidak.

4. ACT
Phase 6 : Standarization the Solution
Pada fase ini tindakan untuk men-standarisasi-kan cara ataupun praktek terbaik yang
telah dilakukan , Tindakan Standarisasi ini dilakukan jika hasilnya mencapai target yang telah
ditetapkan.
5. PLAN
Phase 7 : Plan for the Future
Pada fase ini kita dapat merencakan produk untuk kedepannya, terdapat 2 kemungkinan
yang terjadi pada fase ini
1. Jika langkah- langkah yang kita lakukan telah berhasil, maka kita harus merencakan
bagaimana cara untuk mempertahankan agar produk yang telah kita buat akan
memiliki kualitas yang selalu baik dan diterima oleh konsumen.
2. Jika langkah-langkah yang kita lakukan belum berhasil, maka kita harus
menganalisis kembali pada proses mana yang harus diperbaiki kembali dan
mengulang langkah- langkahnya kembali

Você também pode gostar