Você está na página 1de 14

PENDAHULUAN mulut yang ada di kota Padang Sumatera Barat.

Universitas Baiturrahmah didirikan berdasarkan


Pada zaman sekarang semua kehidupan tidak bisa keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
terpisahkan dari lingkungan sosial maupun lingkungan No.070/D/O/1994 tanggal 16 Juli 1994 oleh Yayasan
alam. Kesehatan adalah suatu kebutuhan yang sangat Pendidikan Baiturrahmah. Yayasan ini didirikan pada
penting bagi manusia dan kesehatan sangat mahal tahun 1979 dan telah berkecimpung pada semua
harganya, keseluruhan ini tidak bisa berjalan tanpa jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak
kesadaran dari setiap perorangan maupun kelompok sampai perguruan tinggi. Yayasan Pendidikan
masyarakat agar menjaga kebersihan dan Baiturrahmah sampai sekarang ini merupakan satu-
kesehatannya. Manusia akan merujuk pada suatu satunya yayasan yang menyelenggarakan pendidikan
tempat pelayanan kesehatan, apabila masalah terjadi bidang kesehatan yang relatif lengkap di Kopertis
dalam kesehatannya. Sebagian besar masyarakat pasti wilayah X yang mencakup Propinsi Sumatera Barat,
pernah berhubungan dengan pelayanan kesehatan yaitu Riau, Jambi dan Kepulauan Riau, (Universitas
rumah sakit, atau pemulihan pengobatan , tabrakan, Baiturrahmah, 2013).
ataupun melahirkan. Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM)
Puskesmas dan Rumah sakit (RS) merupakan Baiturrahmah Padang, resmi menduduki gedung
suatu bentuk sarana pelayanan kesehatan yang dibuat barunya pada tanggal 12 September 2014, bertepatan
oleh Pemerintah RI melalui Sistem Kesehatan dengan dimulainya Bulan Kesehatan Gigi Nasional
Nasional (SKN) sebagai bagian dari pelayanan publik (BKGN) ke lima pada tanggal 12-14 September 2014
(Litbangkes, 2011). Secara umum kunjungan ke semua yang diselenggarakan oleh Pepsoden dengan bekerja
sarana pelayanan kesehatan meningkat dari 34,4% sama kepada fakultas kedokteran gigi seluruh
pada tahun 2005 menjadi 41,8% pada tahun 2007 Indonesia. Fakultas kedokteran gigi (FKG) Unbrah
(Lampiran Perpres, 2012). Permasalahan yang sering adalah salah satu pelaksana (Padang Express, 2014).
dijumpai pada pelaksanaan pelayanan kesehatan RSGM ini mempunyai gedung bertingkat tiga, pada
termasuk juga kesehatan rongga gigi dan mulut yaitu tingkat pertama terdapat bagian akademik serta
pelayanan yang belum berjalan secara efektif pada beberapa bagian lain diantaranya bagian anak-anak.
setiap daerah di Indonesia yang disebabkan oleh Tingkat kedua ada tujuh bagian yaitu Bedah Mulut
berbagai faktor. Hasil riset Kesehatan Dasar pada (Pencabutan), Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat,
tahun 2013 menunjukkan di Sumatera Barat jumlah Konservasi Gigi (Penambalan), Periodonsia (Karang
masyarakat yang ada masalah pada rongga gigi dan Gigi), Penyakit mulut, Prostodonsia (Gigi Tiruan), dan
mulut sebanyak 22,2% dan 35,3% masyarakt yang Ortodonsia (Kawat Gigi), sedangkan lantai ketiga
telah mendapatkan pelayanan dari tenaga kesehatan / didominasi untuk ruang perkuliahan. Pasien bisa
perawat gigi (Kemenkes RI, 2013). datang dan dapat langsung dilakukan perawatan baik
Berkembang pesatnya di semua bidang telah oleh mahasiswa Co-Ass, dokter gigi maupun dokter
memberi dampak kehidupan masyarakat. Pada zaman gigi spesialis. Perawatan tersebut dapat dilakukan
sekarang masyarakat semakin pintar dan teliti, baik secara umum atau melalui jalur VIP. Mayoritas
dalam fikiran ataupun tindakan. Hal ini memberi pelaksanaan layanan kesehatan rongga gigi dan mulut
ancaman dan kesempatan bagi organisasi / wadah yang dilakukan pada lantai dua gedung RSGM, pada lantai
berjalan di bidang layanan. Salah satu lembaga yang tersebut terdapat ruang perawatan dan pelayanan yang
berjalan di bidang layanan adalah Rumah Sakit Gigi telah diatur sesuai dengan kebutuhan masing-masing
dan Mulut Baiturrahmah (RSGM) Baiturrahmah perawatan yang dilengkapi dengan sarana dan
Padang yang diberikan layanan kesehatan kepada prasarana yang mendukung pelayanan kesehatan
masyarakat Padang dan sekelilingnya khususnya, serta rongga gigi dan mulut tersebut (Universitas
masyarakat Sumatera Barat pada umumnya. Pada Baiturrahmah, 2013).
zaman ini begitu kuat dalam pembangunan ataupun RSGM Baiturrahmah juga tidak lepas dari
persaingan yang ada di sekeliling kita. Tidak hanya permasalahan yang berkaitan dengan kepuasan pasien
terjadi pada dunia bisnis, melainkan persaingan seperti yang dirawat di rumah sakit tersebut. Penulis
ini juga terjadi pada setiap lembaga, dimana semua menemukan di lapangan bahwa adanya terjadi
orang bersaing dalam memberikan yang terbagus bagi pertengkaran antara keluarga pasien dengan
lembaga maupun warga yang memakai jasa atau administrasi dan perawat di rumah sakit. Hal ini
layanan pasien. dikarenakan keluarga pasien tidak puas dengan
layanan yang diberikan administrasi dan perawat.
Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Selain itu bahasa juga menjadi kendala komunikasi
Baiturrahmah merupakan salah satu contoh pelayanan antara pasien dengan perawat maupun dokter yang ada
kesehatan dalam bidang kesehatan rongga gigi dan di rumah sakit tersebut serta fasilitas laboratorium
1
yang kurang lengkap untuk mengadakan pemeriksaan 5. Bagaimanakah pengaruh komunikasi terhadap
kesehatan secara menyeluruh. kepuasan pasien di RSGM Baiturrahmah Padang?
Kepuasan pasien terhadap suatu produk 6. Bagaimanakah pengaruh kualitas pelayanan
(barang/jasa) merupakan sesuatu yang bersifat terhadap kepuasan pasien di RSGM Baiturrahmah
multifaktorial (Pohan, 2007). Berbagai faktor yang Padang?
dapat mempengaruhi kepuasan pasien, diantaranya 7. Bagaimanakah pengaruh kepuasan pasien terhadap
adalah tangible/bukti fisik baik fasilitas fisik, niat perilaku di RSGM Baiturrahmah Padang?
peralatan, personil/pegawai dan bahan-bahan 8. Apakah Pengaruh Prosedur administrasi terhadap
komunikasi; feature/karakteristik pelengkap seperti niat perilaku pada RSGM Baiturrahmah Padang
AC, sound system, dan sebagainya; melalui kepuasan pasien sebagai variabel
reliability/kemampuan memberikan pelayanan dengan intervening?
segera, akurat dan memuaskan; acces/kemudahan; 9. Apakah Pengaruh Komunikasi terhadap niat
security/keamanan dalam menggunakan produk; dan perilaku pada RSGM Baiturrahmah Padang
understanding customer/memahami kebutuhan melalui kepuasan pasien sebagai variabel
pelanggan (Pohan, 2007; Jasfar, 2009) intervening?
Niat perilaku adalah keputusan individu atau 10. Apakah Pengaruh Kualitas pelayanan terhadap niat
komitmen untuk melakukan perilaku tertentu (Ajzen & perilaku pada RSGM Baiturrahmah Padang
Fishbein, 1977). Di bidang pemasaran, niat perilaku melalui kepuasan pasien ssebagai variabel
merupakan indikator dari loyalitas pelanggan atau intervening?
retensi pelanggan; dan tiga istilah ini sering digunakan
bergantian (Chen & Tsai, 2007). Untuk tujuan
penelitian ini, niat perilaku itu digunakan karena KAJIAN TEORITIS
fenomena yang pembelian layanan medis tidak terjadi 2.1 Niat Perilaku (Behavior intentions)
pada sering dasar dalam pariwisata medis. Dalam
Behavior intentions diciptakan melalui suatu
penelitian layanan pemasaran, pembelian kembali
pilihan atau proses pengambilan keputusan dimana
(atau revisit) niat dan kesediaan untuk
merekomendasikan kepada orang lain umumnya kepercayaan tentang 2 (dua) jenis konsekwensi dan
digunakan untuk mengukur niat perilaku (Ramkissoon hubungan normal dipertimbangan dan terintegrasi
& Uysal, 2011; Som, Marzuki, Yousefi, & untuk mengevaluasi alternatif perilaku dan memilih
AbuKhalifeh, 2012). antaranya. Behavior intentions adalah suatu indikasi
Bolton (1998) Behavioral Intentions dapat bagaimana orang-orang akan sulit mencoba tentang
diartikan sebagai hasil atas pemakaian yang meliputi berapa banyak suatu usaha yang mereka rencanakan
keinginan membeli kembali dan untuk digunakan dalam rangka melaksanakan perilaku
merekomendasikannya kepada orang lain. Sedangkan itu, yang dipengaruhi oleh 3 (tiga) komponen : sikap
menurut Olloruniwo et al. (2006) Behavioral orang melakukan ke arah perilaku itu, tekanan sosial
Intentions dapat diartikan sebagai pengukuran perilaku yang dirasa, hubungan norma yang disebut dan kendali
dalam bentuk pembelian kembali, word of mount, tingkah laku (Peter dan Olson, 2002).
loyalitas, complaining behavior, dan kesensitifan
terhadap harga. Ajzen (1991) mengartikan behavioral intentions
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian yang adalah sebuah fungsi dari attitude terhadap behavioral
telah disampaikan sebelumnya, maka dapat dan subjective norm terhadap behaviour yang
dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini kemudian digunakan untuk memprediksi aktual
sebagai berikut behaviour. Sedangkan menurut Bolton (1998),
1. Bagaimanakah pengaruh prosedur administrasi Behavioral intentions diartikan sebagai hasil atas
terhadap niat perilaku di RSGM Baiturrahmah pemakaian yang meliputi keinginan membeli kembali
Padang?
dan merekomendasikannya kepada orang lain.
2. Bagaimanakah pengaruh komunikasi terhadap niat
perilaku di RSGM Baiturrahmah Padang? Behavioral intentions yang dimaksud pada
3. Bagaimanakah pengaruh kualitas pelayanan penelitian ini adalah keinginan pasien dan keluarganya
terhadap niat perilaku di RSGM Baiturrahmah untuk tetap menggunakan jasa RSGM Baiturrahmah
Padang? dalam pelayanan kesehatan di Padang.
4. Bagaimana pengaruh prosedur administrasi
terhadap kepuasan pasien di RSGM Baiturrahmah
Padang?

2
Ada lima item yang dimodifikasi dari Zeithaml et responsiveness, assurance, emphaty dan tangible
al (1996) yang digunakan untuk mengukur behavior (Jasfar, 2009).
intentions dikutip oleh Shyh-Jane Li, dkk, (2011) :
2.1.3 Prosedur Administrasi
1. I am willing to recommend this hospital to
Administrasi merupakan proses penyelenggaraan
others who seek my advice (Saya bersedia untuk
serangkaian kegiatan oleh sekelompok orang yang
merekomendasikan rumah sakit ini kepada orang lain
bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang telah
yang meminta saran saya)
dicapai sebelumnya dengan pemanfaatan sarana dan
2. I will encourage my friends and relatives to go prasarana tertentu (Siagiani, 1989). Administrasi
to this hospital ( Saya akan mendorong teman-teman mengandung paling sedikit lima unsur, yaitu proses,
untuk pergi ke rumah sakit ini) serangkaian kegiatan, sekelompok orang, sarana dan
prasarana serta tujuan (Rahayu, 2005).
3. If I need medical service in the future, I will
consider this hospital as my first choice (Jika saya Rumah sakit memerlukan beberapa tenaga
perlu pelayanan medis di masa yang akan datang, saya administrasi yang baik untuk mengelola kinerja para
akan mempertimbangkan rumah sakit ini sebagai pekerja di bidang kesehatan. Administrasi kesehatan
pilihan pertama saya) lebih menekankan pada pengaturan keuangan,
kepegawaian, penerimaan pasien, dan proses
4. If I need medical service in the future, I will administrasi rawat jalan. Dalam mengikuti kemajuan
go to the hospital more frequently (Jika saya tekhnologi dibidang kedokteran, unit pelayanan
membutuhkan pelayanan medis di masa akan datang, kesehatan yang utama yaitu Rumah Sakit, baik yang
saya akan sering pergi berobat ke rumah sakit ini) dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Selain untuk
5. If I feel sick in the next few years, I will go to tempat memberikan pelayanan kesehatan paripurna
this hospital less frequently (Jika saya merasa sakit digunakan juga untuk pencatatan atau penerapan
beberapa tahun berikutnya, saya tidak akan pergi penemuan baru cara pelayanan kesehatan.
berobat ke rumah sakit ini). Sedangkan menurut WHO (2009) dalam Andriani
2.1.2 Kepuasan Pasien (2012), admisi merupakan suatu proses formal ketika
seseorang diterima di rumah sakit sebagai pesien untuk
Menurut Kotler dan Keller (2009:138) kepuasaan menerima pengobatan dan pelayanan serta perawatan
(satisfaction) merupakan perasaan bahagia atau sedih yang telah dsediakan oleh staf Rumah sakit.
seseorang yang muncul dibandingkan kinerja yang
sudah disiapkan produk (atau hasil) terhadap Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat
ekspektasi mereka. Jika kinerja sesuai dengan (Soeprapto, 1985) administrasi rumah sakit memiliki
ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja pengertian sebagai berikut :
melebihi ekspektasi, pelanggan akan merasakan 1. Beberapa individu yang mempunyai suatu
kepuasan. Menurut Mirnawati (2014) menjabarkan keinginan atau tujuan yang sama biasanya membentuk
bahwa kepuasan adalah suatu kondisi mental yang suatu kelompok yang kecil.
menyenangkan, yang dirasakan oleh karena
terpenuhinya secara relatif semua kebutuhan secara 2. Kelompok-kelompok ini mempunyai tujuan
memadai meliputi terciptanya rasa aman, kondisi untuk mencapai tujuan yangv sama membentuk apa
lingkungan yang sangat menyenangkan, menarik yang disebut organisasi.
keadaan sosial yang baik, penghargaan, adanya
3. Tujuan yang dicapai secara individu biasanya
perasaan diri diakui dan bermanfaat dalam lingkungan.
kurang tercapai dengan baik. Bila dengan suatu
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1990, cit. organisasi tujuan yang dicapai akan lebih berhasil.
Hasan, 2014), menyatakan bahwa dalam menilai
4. Untuk mencapai tujuan yang sama diperlukan
kualitas jasa/pelayanan terdapat sepuluh ukuran yaitu :
aktivitas dan dinamika yang tidak lain merupakan
tangible, reliability, responsiveness, competence,
suatu proses.
acces, courtesy, communication, creability, security
dan understanding customer. Pada perkembangan 5. Manajemen adalah suatu proses usaha dari
selanjutnya Parasuraman, zeithaml dan Berry organisasi untuk mencapai tujaun yang sama.
merangkumkan sepuluh dimensi ini menjadi reliability,
3
6. Suatu organisasi dengan manajemen disebut merupakan proses pertukaran informasi antara dua
dengan administrasi orang atau lebih. Proses pertukaran informasi dalam
komunikasi menyangkut fungsi-fungsi manajemen,
7. Jadi administrasi bukan hanya tulis menulis seperti ; merencanakan, mengorganisasikan,
saja tetapi merupakan suatu sistem dimana mencakup : memimpin dan mengendalikan dilaksanakan.
a. Batasan dan perumusan tujuan. 2.1.4.2.1. Bentuk Komunikasi
b. Wadah dan badan dari mana dirumuskan. Menurut Istijanto (2006) bentuk komunikasi
c. Segala tindakan dan usaha dilakukan untuk ditinjau dari unsur formalitas dibagi menjadi dua
mencapai tujuan. yaitu : komunikasi formal dan komunikasi non formal.
Komunikasi formal yaitu penyebaran informasi yang
d. Pencatatan segala tindakan atau usaha yang dilakukan secara resmi dalam perusahaan atau
akan/sedang/telah dilaksanakan secara tertib dan organisasi, misalnya berupa memo inter, sedangkan
teratur. komunikasi non formal diartikan komunikasi yang
Dengan penjelasan ini, pengertian administrasi lebih bersifat pribadi dan lebih mengarah pada
rumah sakit sangat luas artinya yaitu meliputi segala komunikasi yang tidak berhubungan dengan urusan
sesuatu yang meliputi prasarana, sarana lunak dan kantor.
saran keras. Apabila dijelaskan lebih panjang, maka 2.1.5 Kualitas Pelayanan
prosedur administrasi rumah sakit mempunyai makna :
suatu sistem yang digunakan untuk mengurus rumah Kualitas erat hubungannya dengan sikap dan
sakit sebagai sarana untuk pelayanan kesehatan yang perilaku individu tertentu dalam melakukan pelayanan
meliputi pencapaian tujuan dengan perumusan banyak terhadap pelanggan dengan memuaskan kebutuhan dan
aktivitas antara lain : i) mempelajari batasan rumah keinginan. Kualitas pelayanan merupakan keseluruhan
sakit, ii) organisasi rumah sakit, iii) pengaturan staf ciri serta sifat sebuah produk atau pelayanan yang
administrasi rumah sakit (personalia, keuangan, tata berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan
buku, pelayanan dan lain-lain). kebutuhan dan keinginan yang dinyatakan atau yang
tersirat (Kotler dan Keller (2011)).
2.1.4 Komunikasi
Kualitas pelayanan yang dirasakan mengacu
Salah satu kecakapan utama yang dibutuhkan bagi penilaian pelanggan tentang keunggulan atau
seorang manajalah kemampuan untuk berkomunikasi inferioritas layanan yang diberikan oleh organisasi
secara aktif. Secara umum, komunikasi dapat (Parasuraman, Zeithaml, & Berry, 1988). Layanan
dikatakan sebagai kemampuan mengekspresikan kualitas adalah jantung dan jiwa dari setiap organisasi
dengan tepat apa yang disampaikan, memahami jasa. Ini adalah faktor yang berkontribusi terhadap
pendapat orang lain secara empati, serta membuat keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan
kesepakatan bersama melalui pendekatan persuasif. (McCain, Jang, & Hu, 2005). Dalam industri
Mathis dan Jackson (2006) mengartikan komunikasi kesehatan, menerima baik perawatan berkualitas
sebagai proses penyampaian dan pemahaman makna, adalah hak semua pasien dan menyediakan perawatan
artinya gagasan dan informasi tidak hanya dapat kesehatan yang berkualitas baik adalah etika kewajiban
dihantarkan dan ditanamkan maknanya tetapi juga semua penyedia layanan kesehatan (Zineldin, 2006).
harus dipahami. Hal ini paling penting bagi kesehatan penyedia untuk
Hovland seperti yang dikutipkan Effendy (2007) meningkatkan kualitas layanan mereka dari waktu ke
mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses waktu dengan mengambil persepsi pasien dan sharapan
mengubah perilaku orang lain. Sedangkan Hall (1982) menjadi pertimbangan.
seperti yang dikutip oleh Istijanto (2006) 2.1.5.2. Pengukuran Kualitas Pelayanan
mengemukakan bahwa komunikasi merupakan
tingkatan tempat informasi disebarluaskan diantara Dalam industri kesehatan, kualitas pelayanan
para karyawan. mampu mendorong terciptanya perilaku pasien yang
diharapkan dalam Rumah Sakit. Hai ini karena kualitas
Komunikasi menurut Hellriegel dan Solcum yang pelayanan merupakan instrumen penting yang akan
seperti yang dikutipkan oleh Djatmiko (2005), membuat pasien berperilaku positif seperti, perilaku

4
untuk mempromosikan jasa kesehatan kepada pihak dan peralatan yang dipergunakan (teknologi) serta
lain (Gounaris, Vlasiss dan Antreas, 2013) penampilan pegawainya.
Model service quality ini dikembangkan oleh Berdasarkan kajian teoritis yang telah dijelaskan
Parasuraman (1998), memgemukakan lima dimensi di atas dapat dinyatakan hipotesis Penelitian sebagai
kualitas jasa : berikut :
1. Reliabelity (ketepatan waktu) 1. Prosedur administrasi berpengaruh signifikan
positif terhadap niat perilaku (Behavioral Intentions) di
Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk RSGM Baiturrahmah Padang.
melakukan layanan yang sesuai yang dijanjikan secara
pas dan terpercaya, kinerja harus sesuai dengan 2. Komunikasi berpengaruh signifikan positif
harapan konsumen yang berarti ketepatan waktu, terhadap niat perilaku (Behavioral Intentions) di
pelayanan yang sama untuk semua konsumen tanpa RSGM Baiturrahmah Padang.
kesalahan, sikap simpati dan dengan akurasi yang
3. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
tinggi.
negatif terhadap niat perilaku (Behavioral Intentions)
2. Responssiveness (daya tanggap) di RSGM Baiturrahmah Padang.
Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan 4. Prosedur administrasi berpengaruh signifikan
para karyawan untuk membantu dan memberikan positif terhadap kepuasan pasien di RSGM
pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada Baiturrahmah Padang.
pelanggan dengan memberikan informasi yang jelas.
5. Komunikasi berpengaruh signifikan positif
Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu
terhadap kepuasan pasien di RSGM Baiturrahmah
alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif
Padang.
dalam kualitas pelayanan.
6. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
3. Emphaty (empaty)
positif terhadap kepuasan pasien di RSGM
Memberikan pengertian yang tulus dan bersifat Baiturrahmah Padang.
perorangan atau pribadi yang dilakukan kepada
7. Kepuasan pasien berpengaruh signifikan
konsumen berupa memahami keinginan konsumen.
positif terhadap niat perilaku (Behavior Intentions) di
Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki
RSGM Baiturrahmah Padang.aiturrahmah Padang.
perhatian dan pengetahuan tentang konsumen,
mengetahui kebutuhan konsumen secara spesifik serta 8. Prosedur administrasi berpengaruh signifikan
memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi positif terhadap niat perilaku pada RSGM
konsumen. Baiturrahmah Padang melalui kepuasan pasien sebagai
variabel intervening.
4. Assurance (jaminan)
9. Komunikasi berpengaruh signifikan positif
Yakni pengetahuan, perilaku dan kemampuan para
terhadap niat perilaku pada RSGM Baiturrahmah
karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa
Padang melalui kepuasan pasien sebagai variabel
percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri
intervening.
dari beberapa komponen lain : komunikasi
(communication), kridibilitas (credibility), keamanan 10. : Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
(security), kompetensi (competence) dan sopan santun positif terrhadap niat perilaku pada RSGM
(courstesy). Baiturrahmah Padang melalui kepuasan pasien sebagai
variabel intervening.
5. Tangibles (bukti fisik)
2.2. Kerangka Konseptual
Kemampuan perusahaan dalam eksistensinya
kepada pihak dalam. Penampilan dan kemampuan
Prosedur
sarana dan prasarana fisik perusahaan dan lingkungan
Administrasi
sekitarnya adalah bukti nyata dari layanan yang
diberikan oleh pemberi jasa. Yang terdiri fasilitas fisik
(gedung, gudang, dan lain sebagainya), perlengkapan
Komunikasi Kepuasan Niat
Pasien Prilaku 5
b. Kemanfaatan
c. Ketepatan waktu dalam berkomunikasi
Kualitas d. Koordinasi antar petugas dalam melaksanakan
Pelayanan tugas
Kuesioner untuk mengukur variabel komunikasi,
digunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Penley,
Gambar 1 Kerangka Konseptual et all 1985.
3.4.4.Kualitas Pelayanan (X3)
METODE PENELITIAN Kualitas pelayanan adalah aktifitas yang dilakukan
Populasi dan Sampel oleh RSGM Baiturrahmah Padang dalam upaya
Penelitian ini dilakukan di RSGM Baiturrahmah memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien dengan 5
Padang. Dengan demikian yang dijadikan unit analisis indikator yang bersumber dari Parasuraman dkk
dalam penelitian ini adalah pasien yang sudah pernah (1991) :
datang pada RSGM Baiturrahmah Padang. Populasi a. Tangibles ( Bukti fisik)
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang b. Emphaty ( Kepedulian)
datang ke RSGM Baiturrahmah padang. Pengambilan c. Reliability ( Ketepatan waktu)
sampel pada penelitian ini dilakukan metode simple d. Responsiveness ( daya tanggap)
random sampling, yaitu teknik pengambilan dilakukan e. Assurance (jaminan)
dengan memberikan kesempatan yang sama pada 3.4.5.Kepuasan Pasien (Z)
setiap anggota populasi untuk menjadi anggota Kepuasan pasien adalah perasaan senang atau
sampel (Nasution, 2003). Sampel dihitung kecewa atau tingkat perasaan yang dipersepsikan oleh
berdasarkan rumus slovin (Budiarto, 2001). Pasien seorang pasien dengan membandingkan antara
sebanyak 365 orang. harapan dan kenyataan yang diukur dengan 4 item
Defenisi operasional masing-masing variabel. pernyataan yang bersumber dari Kandampully dan
3.4.1.Niat Berprilaku (Y) Suhartanto (2002) :
Behavioral intentions yang dimaksud pada a. Pengalaman atau experience
penelitian ini adalah keinginan pasien dan keluarganya b. Bebas kesalahan
untuk tetap menggunakan jasa RSGM Baiturrahmah c. Kepuasan biaya pelayanan
Padang dalam pelayanan kesehatan di kota Padang. d. Kepuasan menyeluruh (overall satisfaction).
3.4.2.Prosedur Administrasi (X1) TEKHNIK ANALISIS DATA
Prosedur administrasi adalah proses Pengujian tahap pertama dalam penelitian ini adalah
penyelenggaraan serangkaian kegiatan oleh pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen
sekelompok orang yang bekerja bersama untuk penelitian.
mencapai tujuan yang telah dicapai sebelumnya 1.Pengujian Validitas
dengan pemanfaatan sarana dan prasarana tertentu. Uji Validitas adalah suatu uji statistik yang
a. Petugas yang terlibat langsung kegiatan digunakan untuk mengetahui apakah instrument
administrasi (angket/kuesioner yang digunakan untuk mengambil
b. Prosedur administrasi yang cepat dan tepat data dalam penelitian) yang digunakan layak atau
c. Waktu yang dibutuhkan dalam prosedur tidak digunakan untuk pengambilan data yang
administrasi dari pendaftaran sampai keruangan. selanjutnya digunakan untuk pengambilan keputusan
3.4.3. Komunikasi (X2) dalam penelitian. (Sekaran,2010)
Komunikasi efektif penting bagi semua organisasi. Uji Validitas digunakan oleh Kaiser Meyer Olkin
Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para Measure of Sampling (KMO) adalah analisa asumsi
komunikator dalam organisasi perlu memahami dan yang merupakan indeks perbandingan jarak antara
menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka. koefisien korelasi dengan koefisien korelasi parsialnya,
Indikator yang digunakan dalam komunikasi efektif ini jika jumlah kuadrat koefisien korelasi parsial di antara
adalah : seluruh pasangan variabel bernilai kecil jika
a. Kejelasan penyampaian visi dan misi dibandingkan dengan jumlah kuadrat koefisien

6
korelasi, maka akan menghasilkan nilai KMO Prosedur
mendekati 1, nilai KMO dianggap mencukupi jika lebih
Administrasi -.107 0.067
dari 0.5.
(X1)
Alat Uji yang digunakan yaitu uji Barlett. Menurut
Komunikasi
(Snedecor dan Cochran,1983) uji Barlett digunakan 0.116 0.076
untuk menguji apakah sampel k memiliki varians yang (X2)

sama. Varians yang sama di seluruh sampel disebut Kualitas


0.188 0.000
homogenitas varians. Beberapa uji statistik misalnya Pelayanan (X3)
F hitung 37.259 0.000
analisis varians, menganggap bahwa varians sama di
R2 0,312
seluruh kelompok atau sampel. Uji barlett dapat engan menggunakan program SPSS
digunakan untuk memverifikasi asumsi tersebut.
2.Pengujian Reliabilitas 1.Pengaruh Prosedur Administrasi terhadap Niat
Uji reliabililitas merupakan suatu bentuk Perilaku (Behavioral Intentions) di RSGM
pengujian pada penekanan yag ditempatkan pada Baiturrahmah Padang
koefisien alpha (Cronbach,1951) untuk mengetahui Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai
sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila koefisien regresi prosedur adminitrasi sebesar 0.-107.
dilakukan pengukuran lebih dari satu kali terhadap Hal ini berarti terdapat pengaruh negatif prosedur
gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang adminitrasi terhadap behaviour intention, apabila
sama.Uji reliabilitas dilakukan pernyataan-pernyataan prosedur adminitrasi menurun sebesar satu satuan
yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil maka behaviour intention akan menurun sebesar
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan -0.107 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel
pengukuran ulang pada kelompok yang sama dengan lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan
alat ukur yang sama. nilai signifikan 0,067>0,05, berarti Ha ditolak dan H0
Menurut Nunally (1978), dalam mencari reliabilitas diterima dengan demikian dapat dikatakan bahwa
untuk seluruh item adalah dengan mengoreksi angka tidak terdapat pengaruh antara prosedur adminitrasi
korelasi yang diperoleh dengan Rtabel. Dari hasil dengan behaviour intention pada pasien di RSGM
perhitungan pengolahan data, jika Rhitung lebih dari Baiturrahmah Padang.
0,2272 maka secara keseluruhan instrumen pun Administrasi merupakan proses penyelenggaraan
dinyatakan reliabel.Nunally (1978) merekomendasikan serangkaian kegiatan oleh sekelompok orang yang
reliabilitas 0,70 lebih baik (tapi tidak lebih jauh dari bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang telah
0,80), untuk penelitian dasar antara 0,90 dan 0,95 dicapai sebelumnya dengan pemanfaatan sarana dan
dalam kasus dimana keputusan-keputusan penting prasarana tertentu (Siagiani, 1989). Administrasi
yang harus dibuat atas dasar nilai tes. Semakin dekat mengandung paling sedikit lima unsur, yaitu proses,
cronbach alpha dengan 1, semakin tinggi keandalan serangkaian kegiatan, sekelompok orang, sarana dan
konsistensi internal (Sekaran,2006) prasarana serta tujuan (Rahayu, 2005). Rumah sakit
3.Uji Asumsi Klasik membutuhkan tenaga administrasi yang baik untuk
Merupakan pengujian yang berguna untuk mengelola kinerja para pekerja di bidang
mengetahui seberapa jauh gangguan-gangguan data kesehatan. Administrasi kesehatan lebih
yang ada dalam suatu model regresi yang ada, menekankan pada pengaturan keuangan,
sehingga nantinya dapat membiaskan hasil penelitian. kepegawaian, penerimaan pasien, dan proses
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji administrasi rawat jalan. Dalam mengikuti kemajuan
multikolinearitas, uji reliabilitas dan uji tekhnologi dibidang kedokteran, unit pelayanan
heteroskedastisita. kesehatan yang utama yaitu Rumah Sakit, baik yang
HASIL PENGUJIAN dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Selain untuk
Hasil analisis regresi bertingkat yang diolah d tempat memberikan pelayanan kesehatan paripurna
Behavior Intention (Y) digunakan juga untuk pencatatan atau penerapan
Konstanta dan
Koefisien penemuan baru cara pelayanan kesehatan.
Variabel Bebas Signifikan
Regresi
Konstanta (a)
6.867 0.000

7
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien
dilakukan oleh Hamim Asrori (2009) dengan judul regresi kualitas pelayanan sebesar 0.188. Hal ini
Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, berarti terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan
Kompetensi, prosedur administrasi dan Komunikasi terhadap behaviour intention, apabila nlai kualitas
Terhadap Kepuasan Kerja Bawahan. Hasil kajian pelayanan meningkat sebesar satu satuan maka
menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang behaviour intention akan meningkat sebesar 0.188
signifikan prosedur administrasi dengan kepuasan dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain
kerja bawahan. tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai
2.Pengaruh Komunikasi terhadap Niat Perilaku signifikan 0,000<0,05, berarti Ha ditolak dan H0
(Behavioral Intentions) di RSGM Baiturrahmah diterima dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Padang terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai behaviour intention pada pasien di RSGM
koefisien regresi komunikasi sebesar 0.116. Hal ini Baiturrahmah Padang.
berarti terdapat pengaruh positif komunikasi terhadap Kualitas pelayanan yang dirasakan mengacu
behaviour intention, apabila nilai komunikasi penilaian pelanggan tentang keunggulan atau
meningkat sebesar satu satuan maka behaviour inferioritas layanan yang diberikan oleh organisasi
intention akan meningkat sebesar 0.116 dalam setiap (Parasuraman, Zeithaml, & Berry, 1988). Layanan
satuannya dengan asumsi variabel lain tidak kualitas adalah jantung dan jiwa dari setiap organisasi
mengalami perubahan atau konstan dan nilai jasa. Ini adalah faktor yang berkontribusi terhadap
signifikan 0,076>0,05, berarti Ha ditolak dan H0 keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan
diterima dengan demikian dapat dikatakan bahwa (McCain, Jang, & Hu, 2005). Dalam industri kesehatan,
tidak terdapat pengaruh antara komunikasi terhadap menerima baik perawatan berkualitas adalah hak
behaviour intention pada pasien di RSGM semua pasien dan menyediakan perawatan kesehatan
Baiturrahmah Padang. yang berkualitas baik adalah etika kewajiban semua
Salah satu kecakapan utama yang dibutuhkan penyedia layanan kesehatan (Zineldin, 2006). Hal ini
bagi seorang manajer adalah kemampuan untuk paling penting bagi kesehatan penyedia untuk
berkomunikasi secara aktif. Secara umum, komunikasi meningkatkan kualitas layanan mereka dari waktu ke
dapat dikatakan sebagai kemampuan waktu dengan mengambil persepsi pasien dan
mengekspresikan dengan tepat apa yang disampaikan, sharapan menjadi pertimbangan.
memahami pendapat orang lain secara empati, serta Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
membuat kesepakatan bersama melalui pendekatan Agustiono dan Sumarno (2006), dalam penelitiannya
persuasif. Mathis dan Jackson (2006) mengartikan tentang analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap
komunikasi sebagai proses penyampaian dan kepuasan dan behavior intention pada pasien rawat
pemahaman makna, artinya gagasan dan informasi inap di Rumah Sakit St.Elizabeth Semarang
tidak hanya dapat dihantarkan dan ditanamkan membuktikan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan
maknanya tetapi juga harus dipahami. terhadap behavior intentions pasien.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang 4.Pengaruh Prosedur Administrasi terhadap
dilakukan oleh Hamim Asrori (2009) dengan judul Kepuasan Pasien Di RSGM Baiturrahmah Padang.
Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien
Kompetensi, prosedur administrasi dan Komunikasi regresi prosedur adminitrasi sebesar -0.037. Hal ini
Terhadap Kepuasan Kerja Bawahan. Hasil kajian berarti terdapat pengaruh negatif prosedur
menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang adminitrasi terhadap kepuasan pasien, apabila
signifikan komunikasi dengan kepuasan kerja prosedur adminitrasi menurun sebesar satu satuan
bawahan. maka kepuasan pasien akan menurun sebesar -0.037
3.Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Niat Perilaku dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain
(Behavioral Intentions) di RSGM Baiturrahmah tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai
Padang signifikan 0,388>0,05, berarti Ha ditolak dan H0
diterima dengan demikian dapat dikatakan bahwa

8
tidak terdapat pengaruh antara prosedur adminitrasi terhadap kepuasan pasien, apabila nlai kualitas
dengan kepuasan pada pasien di RSGM Baiturrahmah pelayanan meningkat sebesar satu satuan maka
Padang kepuasan pasien akan meningkat sebesar 0.179 dalam
Menurut Hall dan Dornan (1988, cit Pohan, 2007) setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak
mengatakan bahwa kepuasan pasien adalah keluaran mengalami perubahan atau konstan dan nilai
dari layanan kesehatan dan suatu perubahan dari signifikan 0,000<0,05, berarti Ha ditolak dan H0
sistem layanan kesehatan yang ingin dilakukan tidak diterima dengan demikian dapat dikatakan bahwa
mungkin tepat sasaran dan berhasil tanpa dilakukan terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap
pengukuran kepuasaan pasien. Hasil pengukuran kepuasan pada pasien di RSGM Baiturrahmah Padang.
kepuasaan pasien akan digunakan sebagai dasar untuk Brown (1990, cit. Pohan, 2007), menyatakan bahwa
mendukung perubahan sistem layanan kesehatan, kualitas merupakan fenomena komprehensif dan
perangkat yang digunakan untuk mengukur kepuasan multidimensi. Dimensi tersebut antara lain
pasien tersebut harus handal dan dapat dipercaya. kompetensi teknis, keterjangkauan/akses terhadap
5.Pengaruh Komunikasi terhadap Kepuasan Pasien Di pelayanan, efektivitas, efisiensi, kesinambungan,
RSGM Baiturrahmah Padang. keamanan, kenyamanan, informasi, ketepatan waktu
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien dan hubungan antar manusia. Kualitas erat
regresi komunikasi sebesar -0.037. Hal ini berarti hubungannya dengan sikap dan perilaku individu
terdapat pengaruh negatif komunikasi terhadap tertentu dalam melakukan pelayanan terhadap
kepuasan pasien, apabila nlai komunikasi menurun pelanggan dengan memuaskan kebutuhan dan
sebesar satu satuan maka kepuasan pasien akan keinginan. Kualitas pelayanan merupakan keseluruhan
menurun sebesar -0.037 dalam setiap satuannya ciri serta sifat sebuah produk atau pelayanan yang
dengan asumsi variabel lain tidak mengalami berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan
perubahan atau konstan dan nilai signifikan kebutuhan dan keinginan yang dinyatakan atau yang
0,717>0,05, berarti Ha ditolak dan H0 diterima dengan tersirat (Kotler dan Keller (2011).
demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat 7. Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap Behavior
pengaruh antara komunikasi terhadap kepuasan pada Intention di RSGM Baiturrahmah Padang
pasien di RSGM Baiturrahmah Padang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Koefisien
Menurut Rivai (2007) mengartikan komunikasi sebagai regresi variabel kepuasan (Z) adalah sebesar 0.530,
proses penyampaian penyampaian informasi atau artinya jika kepuasan pasien meningkat satu satuan
pengiriman kepada penerima informasi. Dengan maka behaviour intention akan meningkat sebesar
demikian penerimaan informasi harus memahami isi 0.530 dengan signifikan 0,000 atau lebih kecil dari
informasi yang diterimanya, sebaliknya apabila 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerima informasi tidak memahami informasi yang di kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
berikan oleh pemberi informasi, berarti tidak terjadi behavior intention pada pasien di RSGM Baiturrahmah
komunikasi secara efektif yang pada akhirnya dapat Padang dan kontribusi pengaruh kepuasan terhadap
menimbulkan konflik. Komunikasi sangat penting behavior intention pasien adalah 16,8%, sedangkan
dalam suatu organisasi terdiri dari sejumlah orang sisanya 83,2% merupakan kontribusi variabel lain.
yang bekerja sama atau berinteraksi satu sama lain Kepuasan pasien mengacu pada sejauh mana
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Interaksi yang harapan pasien diinginkan, tujuan, dan preferensi
harmonis diantara para anggota organisasi, baik dalam dipenuhi oleh penyedia perawatan kesehatan dan
hubungan timbal balik secara vertikal maupun dalam atau jasa (Debono & Travaglia, 2009). Menurut Kirsner
hubungan timbal balik secara horizontal adalah dan Federman (1997), kepuasan pasien dapat
dkarenakan komunikasi. dijelaskan sebagai proses interaktif yang
6.Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan mencerminkan penilaian kualitas pasien pada
Pasien di RSGM Baiturrahmah Padang pelayanan medis berpengalaman. Telah ditemukan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien bahwa kepuasan pasien adalah penting untuk layanan
regresi kualitas pelayanan sebesar 0.179. Hal ini kesehatan penyedia dalam tiga bidang berikut: (1)
berarti terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan mempertahankan hubungan mereka dengan pasien

9
yang pasien puas dikembalikan pelanggan; (2) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
mengidentifikasi area kekuatan dan kelemahan dalam komunikasi (X2) masih berpengaruh positif dan tidak
organisasi, dan (3) hubungan dengan keuntungan signifikan terhadap behavior intention (Y) karena nilai
finansial mereka (Aldaqal, Alghamdi, AlTurki, Eldeek, & signifikan sebesar 0,067> 0,05. Dengan demikian
Kensarah, 2012). Akibatnya, kepuasan pasien adalah dapat diartikan bahwa kepuasan (Z) tidak berperan
indikator kunci sukses lain untuk penyedia layanan sebagai partial intervening antara komunikasi (X2) dan
kesehatan (Pakdil & Harwood, 2005). behaviorintention (Y), sehingga hipotesis H9 tidak
8. Pengaruh Prosedur Administrasi terhadap dapat diterima. Hasil analisi intervening menunjukan
behavior intention melalui Kepuasan sebagai bahwa komunikasi tidak mempengaruhi behavior
Variabel intervening di RSGM Baiturrahmah Padang intention melalui kepuasan pasien, yang dibuktikan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Variabel dari nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil
prosedur administrasi (X1) masih berpengaruh negatif dibandingkan dengan pengaruh langsung terhadap
dan tidak signifikan terhadap behavior intention (Y) behavior intention.
karena nilai signifikan sebesar 0,083>0,05. Dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
demikian dapat diartikan bahwa kepuasan (Z) tidak
yang telah dilakukan oleh Alrubaiee & Alkaaida
berperan sebagai partial intervening antara prosedur
(2011) maupunChang, et al (2013). Nasution
administrasi (X1) dan behavior intention (Y), sehingga
hipotesis H8 tidak dapat diterima. Hasil analisi (2004:105) menyebutkan faktor-faktor yang
intervening menunjukan bahwa prosedur administrasi mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan
tidak mempengaruhi behavior intention melalui antara lain adalah pengalaman pribadi masa lalu
kepuasan pasien, yang dibuktikan dari nilai pengaruh ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan
tidak langsung lebih kecil dibandingkan dengan maupun pesaing-pesaingnya maupun pengalaman
pengaruh langsung terhadap behavior intention. dari teman-teman,dimana mereka akan
Menurut Kotler dan Keller (2009 : 138) kepuasan menceritakan kualitas produk yangakan dibeli oleh
(satisfaction) merupakan Perasaan senang atau pelanggan itu.
kecewa seseorang yang timbul karena 10. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap behavior
membandingkan kinerja yang telah dipersepsikan intention melalui Kepuasan sebagai variabel
produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika intervening di RSGM Baiturrahmah Padang
kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kualitas
tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelayanan (X3) masih berpengaruh positif dan
pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, signifikan terhadap behavior intention (Y) karena nilai
pelanggan akan sangat puas atau senang. Menurut signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian
Mirnawati (2014) menjelaskan bahwa kepuasan dapat diartikan bahwa kepuasan (Z) berperan sebagai
merupakan keadaan psikis yang menyenangkan, yang partial intervening antara kualitas pelayanan (X3) dan
dirasakan oleh karena terpenuhinya secara relatif behavior intention (Y), sehingga hipotesis H10 dapat
semua kebutuhan secara memadai meliputi diterima. Hasil analisi intervening menunjukan bahwa
terciptanya rasa aman, kondisi lingkungan yang komunikasi tidak mempengaruhi behavior intention
menyenangkan, menarik keadaan sosial yang baik, melalui kepuasan pasien, yang dibuktikan dari nilai
adanya penghargaan, adanya perasaan diri diakui dan pengaruh tidak langsung lebih kecil dibandingkan
bermanfaat dalam lingkungan. Pe-ngukuran variabel dengan pengaruh langsung terhadap behavior
kepuasan dalam penelitian ini mengadopsi dan intention.
mengembangkan indikator kepuasan yang digunakan Menurut Mirnawati (2014) menjelaskan bahwa
oleh Alrubaiee & Alkaaida (2011) yaitu biaya kepuasan merupakan keadaan psikis yang
pelayanan, pelayanan, lingkungan rumah sakit, menyenangkan, yang dirasakan oleh karena
prosedur pelayanan. terpenuhinya secara relatif semua kebutuhan secara
9.Pengaruh Komunikasi terhadap behavior intention memadai meliputi terciptanya rasa aman, kondisi
melalui Kepuasan sebagai variabel intervening di lingkungan yang menye-nangkan, menarik keadaan
RSGM Baiturrahmah Padang sosial yang baik, adanya penghargaan, adanya

10
perasaan diri diakui dan bermanfaat dalam Manajer RSGM Baiturrahmah Kota Padang untuk lebih
lingkungan. meningkatkan kepuasan pasien dengan meningkatkan
Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan kualiats pelayanan dari segala sektor.
oleh Indra Kesuma Ramlan (2012), dalam
3.Menyederhanakan dan memudahkan prosedur
penelitiannya berjudul " Pengaruh Kualitas Pelayanan,
administrasi sehingga pasien tidak mengalami
Kepercayaan, Penanganan Keluhan terhadap
kesulitan ketika melakukan pengurusan administrasi.
Behavioral Intentions Pasien RSUD H Hanafie Muara
Bungo dengan Kepuasan pasien sebagai variabel 4.Hendaknya petugas kesehatan di RSGM
intervening Membuktikan bahwa ada pengaruh Baiturrahmah Kota Padang mampu meningkatkan
kualitas pelayanan dan kepuasan pasien RSUD H. komunikasi yang baik kepada pasien, sehingga hal
Hanafie. tersebut membuat pasien merasakan kepuasan
KESIMPULAN terhadap pelayanan dan pasien berniat untuk
1.Prosedur administrasi berpengaruh negatif dan tidak melakukan kunjungan lagi jika melakukan cek
signifikan terhadap behavior intention. kesehatan.
2.Komunikasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap behavior intention. DAFTAR PUSTAKA
3.Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan Aditama T. J., 2010, Manajemen Administrasi Rumah
signifikan terhadap behavior intention. Sakit, Universitas Indonesia Press, Salemba, Jakarta,
4.Prosedur administrasi berpengaruh negatif dan tidak hal. 1-218.
signifikan terhadap Kepuasan Pasien.
5.Komunikasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan Ajzen, I. & Fishbein, M. (1980). Understanding
terhadap Kepuasan Pasien. attitudes and predicting social behavior.Cliffs, NJ:
6.Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan Prentice Hall, Englewood.
signifikan terhadap Kepuasan Pasien. Anggita, Dhita., 2012., Analisis Waktu Tunggu
7.Kepuasan pasien berpengaruh positif dan signifikan Pemberian Informasi Tagihan Pasien Pulang Rawat
terhadap behavior intention. Inap Di RS Grha Permata Ibu Tahun 2012., UI., Jakarta.
8.Prosedur administrasi berpengaruh negatif dan tidak Skripsi.
signifikan terhadap behavior intention (Y) artinya
kepuasan (Z) tidak berperan sebagai partial Arikunto S., 2002, Prosedur Penelitian Suatu
intervening. Pendekatan Praktek, PT Asdi Mahastya, Jakarta, hal.
9.Komunikasi berpengaruh positif dan tidak signifikan 74-92; 245.
terhadap behavior intention (Y) artinya kepuasan (Z)
Arma U., 2015, Wawancara RSGM Universitas
tidak berperan sebagai partial intervening.
Baiturrahmah, Aie Pacah Km 14, Padang, (31 Maret
10.Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan
2015).
signifikan terhadap behavior intention (Y) artinya
kepuasan (Z) berperan sebagai partial intervening. Bartlett, M.S., 1950., Tests of significance in factor
SARAN analysis. British Journal of Statistical. Psychology.3. 77-
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang 85.
disampaikan penulis untuk peneliti dan pembaca
Cronbach. L.J., 1951., Coeficient alpha and the internal
selanjutnya adalah sebagai berikut :
structureof tests. Phyycometrika, 16(3). 297-334.
1.Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah
Chang, Ching-Sheng, Chen, Su-Yueh and Lan, Yi-
jumlah variabel penelitian sehingga model regresi
Ting. 2013. Service quality, trust, and patient
semakin berkembang.
satisfaction in interpersonal-based medical service
2.Penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas encounters, BMC Health Services Research 2013,
pelayanan memiliki pengaruh terhadap behavior 13:22.
intention dan kepuasan pasien mampu menjadi
F. Olorunniwo, Maxwell K. Hsu, Godwin J. Udo (2006),
intervening, oleh sebab itu diharapkan kepada pihak
"kualitas layanan, pelanggan kepuasan, dan niat
11
perilaku di pabrik layanan ", Journal of Marketing Service Quality on Behavioral Intentions. Leadership in
Services. Health.

Fishbein, M., & Ajzen, I (1975). Belief, Attitude, Litbangkes, 2011, Laporan Akhir Riset Fasilitas
Intention, and Behavior: An Introduction to Theory Kesehatan Rumah Sakit, Kementrian Kesehatan
and Research. Reading, MA: Addison-Wesley. Republi Indonesia, Jakarta, hal. 25-62.

Gremler, D.D. and Brown, S.W. (1996), Service loyalty: Mirnawati, S. 2014,eJournalPsikologi,2014,
its nature, importance, and implications, in HubunganKomunikasi Interpersonal
Edvardsson, B., Brown, S.W. and Johnston, R. Perawat dengan Kepuasan Pasien
(Eds),Advancing Service Quality: A Global Perspective, Rawat Inap di Ruang Cempaka RSUD AW Service. 24
International Service Quality Association, Jamaica, NY, (2). 91 105
pp. 171-80.
Muhammad, A. 2004, Komunikasi Organisasi, Bumi
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Aksara. Jakarta.
dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan
Nor, Khasimah Aliman,. 2015. Linking Service Quality,
Penerbit Universitas Diponegoro.
Patients, Satisfaction and Behavioral Intentions : An
Hall, Mark A. Zheng, Beiyao, Dugan, Elizabeth, Investigation on Private Healthcare in Malaysia 2015.
Camacho,Fabian, Kidd, Kristin E. Mishra, Aneil & UTM. Procedia - Social and Behavioral Sciences 224.
Balkrishnan,Rajesh. 2002. Measuring Malaysia. 141-148.
PatientsTrust in Their Primary Care
Olgun, Kitapci., et all., 2014. The Impact of Service
Providers, MedicalCare Research and
Quality Dimension On Patient Satisfaction Reparchace
Review, Vol. 59 No. 3, (September 2002) 293-318.
Intentions and Word-of-Mouth Communication in The
Kaisar H.F. (1970) A second Generation Little Jiffy, Public Healthcare Industry. Procedia - Social and
Phychometrika, 35(4), 401-415. Behavioral Sciences 148. Turkiye. 161-169.

Kandampully, J. and Suhartanto, D. (2000) "Customer Olorunniwo, F., Hsu, M.K. & Udo, G., (2006),"Service
loyalty in the hotel industry: the role of customer quality, customer Satisfaction, and behavioral
satisfaction and image", International Journal of intentions in the service factory", Journal of Services
Contemporary Hospitality Management, Vol. 12, Iss: 6, Marketing, 20, pp. 59-72.
pp.346 351.
Padang Express, 2014, Bulan Kesehatan Gigi Nasional
Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar, V, Edisi 13 September 2014, Padang.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,
Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. (1985). A
hal. 110-119.
conceptual model of service quality and its
Kotler P., Keller P. L., 2012, Marketing Management, implications for future research. Journal of Marketing,
14thed, Pearson Education, Inc, New Jersey, hal. 9-12. 49(4), 44-48. http://dx.doi.org/10.2307/1251430.

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran Analisa Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L (1988).
Perencanaan dan Pengendalian, PT. Prenhallindo, SERVQUAL: A multiple-iem scale for measuring
Jakarta. consumer perceptions of service quality. Journal of
Retailing, 64, 12-40.
Lai, F., et al, (2007)," An empirical assessment and
application of SERVQUAL in mainland China's mobile Parasuraman A., Zeithaml, V.A. & Berry, l. l.,
communications industry", International Journal of (1991),"Refinement and Reassessment of the
Quality& Reliability Management, 24, pp. 244-262. SERVQUAL Scale",Journal of Retailing, Vol. 67, No. 4,
pp.420-450.
Li, S., Huang, Y & Yang, M. M. 2011. How Satisfaction
Modifies The Strenght of The Influence of Provided Parasuraman, A.Zeithaml, V.A.Leonardl.Berry, 1995. A
Conceptual Model of Service Qualit and Its

12
Implications for Future Research, Journal of consumers purchase intentions. Journal of
Marketing, Vol 12, No.3. Retailing,70(2), 163178.

Pohan I. S., 2007, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Tiara Khairani, Heru Susilo dan Riyadi., 2013.,
Dasar-Dasar Pengertian dan Pnerapan, Penerbitan Implementasi Sistem Informasi Administrasi Rumah
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 1-210. Sakit Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan (Studi pada Billing Systems RSUD Dr.Saiful
Preacher, K. J., & Hayes, A. F. (2004). SPSS and SAS
Anwar Malang)., Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol.
procedures for estimating indirect effects in simple
6 No. 2 Desember 2013.
mediation models. Behaviour Research Methods,
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id. 1-8.
Instrument, and computers, 36, 717-731.
Tjiptono, Fandy dan G. Chandra. 2000. Service,
Universitas Baiturrahmah, 2013, Buku Pedoman
Quality, & Satisfaction. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Universitas Baiturrahmah, Baiturrahmah University
Press, Padang. V. V. Desai., 2011., Patient Satisfaction And Service
Quality Dimensions: An Empirical Study. International
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
Journal of Management Research and Technology
2009 tentang Rumah Sakit.
Volume 5 Number 1., January-June 2011: 141-151.
Rambat Lupiyoadi, , 2001, Manajamen Pemasaran
http://www.emeraldinsight.com/0265-2323.htm.
Jasa -Teori dan Praktek, Salemba Empat, Jakarta
International Refereed Research Journal w ww ww
Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analisis dengan SPSS:
w. .r re es se ea ar rc ch he er rs sw wo or rl ld d. .c co
Teori,Aplikasi, Prosedur Analisis untuk Riset Skripsi,
om m Vol. II, Issue 4,Oct. 2011 [157]
Tesis dan Disertasi. Jakarta : PT Gramedia.
Wikipedia, 2013, Profil Kota Padang, {On Line} Dari :
Sekaran, U. (2006). Research method for business: A
http : //id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kota
skill building approach. John Wiley & Sons, Inc.
padang&oldid=7442887 [18 November 2013]
Shyh-Jale Li, Yu-Ying Hung, Melas M. Yang. 2011. How
Wisniewski, Mik. and Wisniewski, Hazel., (2005),
Statisfaction Modefies The Strength Of The Influence
"Measuring Service Quality in a Hospital Colposcopy
Of The Perceived Service Quality On Behavioral
Clinic", International Journal of Health Care Quality
Intentions, Leadership in Health Services. Vol. 24 No.2.
Assurance, Vol. 18, No. 3, pp. 217- 228.
2011.
Woodside, A., Frey, L., & Daly, R. (1989). Linking
Sofyan I. L., dkk. 2013,Pengaruh Fasilitas dan Kualitas
service quality, customer satisfaction and behavioral
Pelayanan Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan
intention. Journal of Health Care Marketing, 9(4), 5
Konsumen Sebagai Variabel Intervening pada Star
17.
Clean Car Wash Semarang, Diponegoro Journal of
Social and Politic, Semarang, 1-12. Zeithaml, V.A., Berry, L.L. and Parasuraman, A.
(1996),"The Behavioral Consequences of Service
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Administrasi.
Quality", Journal of Marketing, Vol. 60, April, pp. 2-22.
Alfabeta. Bandung.

Tayyaba Bashir, Akmal Shahzad, Bashir Ahmad Khilji


and Rabia Bashir. 2011. Study of Patients Satisfaction
and Hospital Care in Pakistan: Case Study of Madina
Teaching Hospital University Faisalabad. World Applied
Sciences Journal 12 (8. ISSN 1818-4952. IDOSI
Publications. Pakistan. 1151-1155.

Taylor, S.A., & Baker, T.L. (1994). An assessment of


relationships between service quality and customer
satisfaction in the formation of
13
14

Você também pode gostar