Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Saat membeli produk pangan olahan dalam kemasan, selain membaca nama
produk salah satu informasi penting pada label kemasan adalah komposisi yang
berisi daftar bahan yang digunakan dalam produk pangan itu. Selain bahan dasar,
suatu produk pangan seringkali diberi bahan tambahan pangan (BTP) yang secara
umum berfungsi untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Salah satu jenis
BTP pangan adalah pemanis, yaitu bahan yang dapat memberikan rasa manis pada
produk pangan. Pemanis dapat dibedakan menjadi pemanis alami dan pemanis
buatan. Pemanis alami (natural sweeteners) merupakan pemanis yang dapat
ditemukan dalam bahan alam meskipun diperoleh melalui proses sintetik atau
fermentasi. Pemanis alami umumnya masih mengandung kalori dalam kadar yang
relatif rendah, misalnya sorbitol, manitol, isomalt dan silitol. Sedangkan pemanis
buatan (artificial sweeteners) merupakan pemanis yang diperoleh melalui proses
kimiawi. Pemanis buatan ini umumnya tidak mengandung kalori, misalnya
asesulfam-K, aspartam, dan sukralosa.
1
asupan kalorinya. Produk pangan yang mengandung pemanis buatan biasanya
diberi label sugar-free atau diet, misalnya pada produk minuman ringan, minuman
serbuk, susu, makanan ringan, atau permen. Namun demikian, tidak semua produk
pangan yang beredar di pasaran mencantumkan label sugar-free atau diet pada
kemasannya, oleh karena itu disarankan konsumen tetap harus membaca komposisi
pada label untuk mengetahui ada tidaknya kandungan pemanis buatan dalam suatu
produk pangan.
2
Selain JECFA dan FDA, European Commission (EC) juga menyatakan bahwa
pemanis buatan ini aman dikonsumsi dengan nilai ADI sebesar 9 mg/kg berat badan
per hari.
Terkait dengan efek kesehatan lainnya, berdasarkan pengujian pada mencit jantan
dan betina yang diberi asesulfam-K pada pakannya selama 9 (sembilan) bulan, tidak
ditunjukkan adanya aktivitas karsinogenik. Pada pengujian aktivitas mutagenisitas
terhadap mencit uji, baik secara in vitro dan in vivo yang dilakukan selama 2 (dua)
tahun, diketahui bahwa senyawa ini juga tidak bersifat mutagenik.
3
Pencegahan Efek Negatif Asesulfam-K terhadap Kesehatan
Asesulfam-K digunakan secara luas dalam berbagai produk pangan dan seringkali
ditambahkan dalam bentuk campuran dengan pemanis buatan lain, misalnya
sukralosa. Saat ini, produk pangan yang mengandung pemanis buatan, termasuk
asesulfam-K, tidak hanya dikonsumsi oleh kelompok masyarakat dengan kondisi
kesehatan tertentu saja, namun juga oleh masyarakat luas dari berbagai kelompok
usia dan kondisi kesehatan.
Daftar Pustaka
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012
tentang Bahan Tambahan Pangan.
4
2. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pemanis.
3. http://www.fda.gov/food/ingredientspackaginglabeling/foodadditivesingredients/u
cm397716.htm (Diunduh pada September 2014)
4. http://www.fao.org/ag/agn/jecfa-additives/specs/Monograph1/Additive-001.pdf
(Diunduh pada September 2014)
5. http://apps.who.int/food-additives-contaminants-jecfa-
database/PrintPreview.aspx?chemID=926 (Diunduh pada September 2014)
6. http://www.inchem.org/documents/jecfa/jecmono/v18je02.htm (Diunduh pada
September 2014)
7. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18604921 (Diunduh pada September 2014)
8. http://ec.europa.eu/food/fs/sc/scf/out52_en.pdf (Diunduh pada September 2014)
9. http://www.foodsmart.govt.nz/whats-in-our-food/chemicals-nutrients-additives-
toxins/food-additives/sweeteners/ (Diunduh pada September 2014)