Você está na página 1de 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini perhatian terhadap janin yang mengalami ganguan janin sangat
meningkat, hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal,
neonatal yang dilahirkan BBLR. Kalaupun ia menjadi dewasa ia akan
mengalami gangguan pertumbuhan baik fisik maupun mental. Frekwensi BBLR
di negara maju berkisar antara 10-34% rasio antara negara maju atau
berkembang adalah 1 : 4. (1)

Di Indonesia kematian bayi sebanyak 47% meninggal pada masa neonatus.


Penyebabnya kematian neonatal di Indonesia adalah BBLR (19%) asfiksia
(27%)dan sisanya tetanus neonatorum infeksi lahir dan kelahiran congenital. (2)

Angka kematian perinatal di Indonesia tidak diketahui dengan pasti karena


belum ada survey yang menyeluruh. Angka yang ada ialah angka kematian
perinatal di rumah sakit besar pada umumnya merupakan refferal hospital.
Angka kematian perintal di rumah sakit pada umumnya berkisar 77,3 sampai
137,7 per 1.000. Sebab utama kematian perinatal tersebut antara lain karena :

a. Lebih separuh dari kematian perinatal adalah bayi lahir mati (still
birt ).
b. Angka kematian perinatal bayi BBLR ( Low Birth Weight ) lebih dari
pada dua kali angka kematian bayi cukup bulan .
c. Angka kematian dalam 24 jam pertama kira-kira 73% dari anggota
kematian neonatus ini (early neonatal death ) (3)
Salah satu sasaran yang ditetapkan pada tahun 2010 adalah menurunkan
angka kematian neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup . untuk mencapai
sasaran tersebut di tetapkan 4 strategi utama dan azas-azas pedoman
operasionalisasi strategi. Antara strategi tersebut antara lain bahwa MPS
memusatkan perhatiannya pada pelayanan neonatal yang baku ,cos effective, dan
berdasarkan bukti pada semua tingkat pelayanan dan rujukan kesehatan, baik di
sector pemerintah maupun swasta.keluaran yang di harapkan dari strategi ini
adalah terselenggarakannya pelayanan kesehatan dan neonatal emergenci dasar
di rumah sakit kabupaten /Kota dan Rumah Sakit Profinsi,sehingga penurunan
angka kematian neonatal yang menjadi sasaran tahun 2010 dapat terwujud.(5)

Angka kejadian BBL di Rumah sakit Dr. M. Ashari - Pemalang Tahun 2008
terdapat 2.117 bayi dengan BBL normal 1782 bayi dan BBLR terdapat 165 bayi
dan sisanya dengan asfiksia. Maka penulis tertarik dan menjadikan kasus BBLR
sebagai pembahasan laporan klinik kebidanan dengan judul Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. T Dengan Berat Badan Lahir Rendah yang
dilakukan pada tanggal 23 Maret 30 Mei 2009.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi
Ny. K dengan BBLR di RS Santa Maria Pemalang Tahun 2010 dengan
menggunakan pola pikir varney dan mendokumentasikannya secara SOAP.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data pada bayi Ny.
K dengan bayi berat badan lahir redah di RS Santa Maria Pemalang
Tahun 2010.
b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data untuk
menentukan diagnosa masalah serta kebutuhan pada bayi Ny. K dengan
bayi berat badan lahir redah di RS Santa Maria Pemalang Tahun 2010.
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial
pada bayi Ny. K dengan bayi berat badan lahir redah di RS Santa Maria
Pemalang Tahun 2010.
d. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi tindakan segera atau
kolaborasi pada bayi Ny. K dengan bayi berat badan lahir redah di RS
Santa Maria Pemalang Tahun 2010.
e. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada
bayi Ny. K dengan bayi berat badan lahir redah di RS Santa Maria
Pemalang Tahun 2010.
f. Mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan / implementasi dari
perencanaan asuhan pada bayi Ny. K dengan bayi berat badan lahir redah
di RS Santa Maria Pemalang Tahun 2010.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
dilakukan pada bayi Ny. K dengan bayi berat badan lahir redah di RS
Santa Maria Pemalang Tahun 2010.
C. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan studi kasus menggunakan tehnik:
1. Wawancara

Dengan metode ini penulis mengumpulkan data melalui komunikasi secara


lisan dengan klien dan keluarga.
2. Studi Pustaka

Yaitu dengan cara mempelajari buku-buku dan materi dari berbagai sumber
untuk mendapatkan dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan penulisan
studi kasus ini.
3. Observasi

Penulis melakukan observasi dan pemeriksaan secara langsung serta


melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh kepada klien sebagai upaya
penulis untuk mendapatkan data subjektif dan objektif.
4. Dokumentasi

Yaitu melakukan pencatatan data-data yang telah didapatkan di RS dan yang


baru di dapat.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang dipakai dalam penyusunan makalah studi kasus
ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN : Meliputi latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA : Meliputi konsep medis dan konsep
asuhan kebidanan.
BAB III TINJAUAN KASUS : Meliputi pendokumentasian dengan
menggunakan SOAP.
BAB IV PEMBAHASAN : Meliputi pendekatan manajemen Varney
BAB V PENUTUP : Meliputi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis
1. Definisi
a. Bayi baru lahir Bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. (5)
b. Bayi baru lahir Bayi dengan kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan
berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (4)
c. Bayi baru lahir Bayi baru lahir dari rahim seorang ibu dengan kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu melalui persalinan normal dengan berat badan
2500 4000 gram tanpa cacat bawaan. (1)
d. Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
(7)

e. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah suatu istilah yang dipakai
bagi bayi premature, atau low birth weight, atau sering disebut bayi dengan
berat badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan tidak semua bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram bukan bayi premature. (3)
f. Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2.500 gram dan umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan
lahir rendah dari semestinya sekalipun umur cukup atau karena kombinasi
keduanya. (4)

2. Klasifikasi BBLR(7)
Berat badan lahir rendah (BBLR) dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Berat badan lahir rendah (BBLR) murni disebut juga prematuritas murni
adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang
bulan.
b. Berat badan lahir rendah (BBLR) disebut juga dismatur yaitu bayi lahir
yang berat badannya kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan. Dismaturitas dapat terjadi dalam preterm, dan pots term. Dismatur
ini disebut juga neonatus kurang bulan, kecil untuk masa kehamilan.
3. Etiologi (5)
Menurut penyebab kelahiran bayi premature dapat dibagi :

a. Faktor ibu

1) Penyakit yang berhubungan langsung dengan


kehamilan

Toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan


psikologis atau penyakit lain seperti : diabetes mellitus.

2) Usia

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia dibawah 20 tahun


dan pada multigravida, yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat.

3) Keadaan social ekonomi rendah

b. Faktor janin

Hidramnion, kehamilan ganda, umumnya akan mengakibatkan BBLR.


4. Patofisiologi (5)
Kehamilan

Faktor-faktor Predisposisi

Faktor Ibu Faktor Kehamilan Faktor Janin

Cacat bawaan Infeksi dalam


Usia Sosial Gaya hidup Hidramnion Kehamilan Preeklampsia KPD
rahim
ekonomi ganda

Cadangan Kelainan Virus TORCH


Pertumbuhan Aliran darah nutrisi dan kromosom masuk
Terlalu Terlalu Kurang Kebiasaan dan Suplai mengecil air ketuban
muda tua pengetahuan merokok Perkembangan makanan berkurang
berkurang berkurang Pertumbuhan Imun janin
Gangguan janin terganggu
suplai nutrisi Asupan nutrisi terhambat
berkurang
Pertumbuhan
BBLR janin
terhambat

BBLR
BBLR
Keterangan patofisiologi :
Faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR adalah sebagai berikut :
a. Faktor Ibu
1) Usia
Jika usia ibu terlalu muda ataupun terlalu tua hal ini akan
mempengaruhi sistem reproduksi seseorang dan akibatnya akan
terjadi keadaan dimana bayi lahir dengan berat badan rendah.
2) Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi sekarang sangat mempengaruhi tingkat
pengetahuan, jika seorang ibu hamil tingkat pengetahuannya
kurang, maka untuk melakukan ANC pun akan kurang, sehingga
mengakibatkan kekurangan gizi yang akhirnya mempengaruhi
pertumbuhan janin.
3) Gaya hidup
Seorang ibu hamil yang mempengaruhi kebiasaan merokok
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin,
karena di dalam rokok mengandung nikotin yang dapat
mengganggu aliran darah sehingga kadar karbonmonoksida
dalam darah meningkat, infertilitaspun berkurang dan akan
terjadi BBLR.
b. Faktor Kehamilan
1) Hidramnion
Dimana air ketuban jumlahnya lebih banyak dari ukuran normal
sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin berkurang dan
menyebabkan BBLR.
2) Kehamilan ganda
Dimana pembagian suplai makanan lebih dari satu sehingga
terjadi ketidaksamaan pembagian sirkulasi darah dan
kemungkinan pertumbuhan janin berkurang dan bisa
mengakibatkan berat badan lahir rendah.
3) Preeklampsia
Mengecilnya aliran darah menuju retroplesenter sirkulasi
sehingga terjadi gangguan suplai nutrisi dan akan terjadi BBLR.
4) KPD
Berkurangnya cadangan nutrisi dan air ketuban dapat
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi sehingga menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat.
c. Faktor Janin
1) Cacat bawaan
Terjadi kelainan pada kromosom (sindrom downs turner)
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dapat
mengakibatkan BBLR.
2) Infeksi dalam rahim
Dimana virus TORCH masuk kedalam rahim sehingga terjadinya
gangguan imunologi pada janin dapat menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat dan mengakibatkan BBLR.

5. Gejala Klinik (1)


a. Sebelum Bayi Lahir
1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus,
partus prematurus dan lahir mati.
2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
3) Pegerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan
janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai.
5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau
bisa pula dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada
hamil lanjut dengan toxemia gravidarum atau perdarahan
antepartum.
b. Setelah Bayi Lahir
1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intra uterin secara
klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini
adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, kulit tipis,
kering, berlipat-lipat, dan mudah diangkat, abdomen cekung atau
rata, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek
dan berwarna kehijauan.
2) Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu.
Jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak
mudah bergerak, muka seperti boneka, abdomen buncit, tali
pusat tebal dan segar, menangis lemah, kulit tipis merah dan
transparan.
3) Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan
intra uterin.
4) Bayi prematur kurang sempurna, pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan,
infeksi, trauma kelahiran dan hipotemi dan sebagainya. Pada
bayi kecil untuk masa kehamilan alat-alat dalam tubuh lebih
berkembang, dibandingkan dengan bayi prematur berat badan
sama karena itu lebih mudah hidup diluar rahim, namun tetap
lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan dengan
bayi matur dengan berat badan normal.

6. Tanda-tanda BBLR(5)
Gambaran bayi berat badan lahir rendah terantung dari umur
kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi atau
makin muda kehamilan makin nyata. sehingga gambaran umum dapat
dikemukakan bahwa BBLR membpunyai karakteristik :
a. BB < dari 2500 gr, PB < dari 45 cm, LK kurang dari 33cm,
LD < dari 30 cm
b. Masa gestasi, kuang dari 37 minggu.
c. Kepala lebih besar dari pada badan
d. Kulit tipis transparan
e. Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terutama pada dahi,
pelipis, telinga, dan lengan.
f. Lemak subcutan kurang
g. Ubun-ubun dan sutura kurang
h. Genetalia belum sempurna, labia minor belum tertutup oleh
labia mayor (pada wanita). Pada laki-laki testis belum turun.
i. Pembulu darah kulit banyak terlihat, peristaltic usus dapat
terlihat.
j. Rambut tipis halus teranyam
k. Tulang rawan dan daun telinga imatur (elastic daun telinga
masaih kurang sempurna).
l. Putting susu belum terbentuk dengan baik.
m. Bayi kecil, posisi masih posisi fetal.
n. Pergerakan kurang dan lemah
o. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan
sering mengalami serangan Apnea.
p. Otot masih hipotonik.
q. Reflek tonus lemah, reflek menghisap dan menelan serta
reflek batuk belum sempurna.
r. Kulit Nampak mengkilat dan licin.

7. Pencegahan (2)
Upaya pencegahan terjadinya persalinan prematuritas atau BBLR
lebih penting dari menghadapi kelahiran dengan berat yang rendah
yaitu :
a. Upayakan agar melakukan antenatal care yang baik, segera
melakukan konsultasi, merujuk penderita bila dapat kelainan.
b. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah
terjadinya persalinan dengan BBLR.
c. Tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana.
d. Anjurkan lebih banyak istirahat.
e. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih
mendapat kepercayaan masyarakat.

8. Penatalaksanaan Medis (2)


a. Pengaturan suhu lingkungan
Terapi incubator dengan pengaturan suhu untuk bayi dengan
berat badan kurang dari 2 kg adalah 35 C dan untuk bayi dengan
BB 2 2,5 kg adalah 34 C, agar bayi dapat mempertahankan suhu
tubuh sekitar 37 C. suhu incubator dapat diturunkan 1 C per
minggu untuk bayi dengan BB 2 kg dan secara berangsur angsur
bayi dapat diletakan didalam tempat tiur dengan suhu lingkungan
27 C 29 C.
b. Makanan bayi
Umumnya reflek menghisap belum sempurna, kapasitas
lambung masih kecil dan daya enzim pencernaan (lipase) masih
kurang pemberian makanan dilakukan mengunakan pipet sedikit
namun sering, perhatiakan kemungkinan terjadinya pneumonia
aspirasi.
B. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas

Nama bayi : Untuk mengetahui identitas bayi


Umur bayi : Untuk menyesuaikan terapi yang diberikan pada
bayi.
Tgl/jam lahir : Untuk mengetahui kapan bayi lahir.
Jenis kelamin : Untuk membedakan antara laki-laki dan
perempuan.
Berat badan : Untuk mengetahui apakah bayi tersebut BBLR
atau tidak. Pada BBLR berat badan bayi kurang
dari 2500 gram sedangkan normalnya lebih dari
2500 gram.
Panjang badan : Untuk mengetahui proporsional tubuh dari BB dan
PB, keadaan yang kurang dijumpai PB dalam
BBLR, yaitu kurang dari 45 cm.
Nama Ibu : Agar diketahui orang tua dan tidak tertukar dengan
bayi lainnya.
Umur : Umur orang tua dapat mempengaruhi itu normal
atau tidak. Usia yang normal untuk kehamilan,
persalinan, nifas yaitu antara umur 20-30 tahun.
(Prawirohardjo, 1999:23)
Agama : Agar dapat memberikan dukungan emosional
sesuai kepercayaannya.
Suku/Bangsa : Untuk menentukan adat istiadat atau budayanya
serta mempermudah dalam berkomunikasi.
Pendidikan : Untuk menentukan bagaimana kita memberikan
konseling tentang bayinya.
Pekerjaan : Untuk mengetahui status sosial,
ekonominya dan juga beban pekerjaanya.
Alamat : Untuk mengetahui keadaan lingkungan tempat
tinggalnya.

2) Anamnesa
Untuk mendeteksi komponen yang terjadi pada bayi, untuk
mempelajari kebiasaan kehamian sekarang, persalinan dan nifas
yang lalu, kesehatan umum dan kondisi sosial ekonomi.
a) Riwayat penyakit kehamilan
Untuk mengetahui apakah ada penyakit yang sedang diderita
ibu sewaktu hamil yang mungkin mempengaruhi janinnya,
seperti toxemia gravidarum, perdarahan antepartum dan
diabetes melitus.
b) Kebiasaan waktu hamil
(1) Makanan : Kebiasaan yang sering dilakukan
pasien dari segi kualitas dan kuantitas, misalnya makanan
dengan prinsip 4 sehat 5 sempurna.
(2) Obat-obatan : kebiasaan yang selalu dilakukan
yang bisa berdampak buruk bagi diri dan janin, misalnya
mengkonsumsi obat tidur atau jamu.
c) Riwayat persalinan sekarang
(1) Jenis persalinan : untuk mengetahui riwayat
persalinan ibu
(2) Ditolong oleh : persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan atau tidak
(3) Lama persalinan : untuk mengetahui lama ibu
dalam proses persalinan yang dapat menimbulkan
kegawatan pada janin.
Kala I : pada primipara 12 jam dan pada multipara 8 jam
Kala II: pada primipara 2 jam dan multipara 1 jam
(4) Ketuban pecah : untuk mengetahui kapan
pecahnya ketuban dan sudah berapa lama, jika ketuban
bercampur mekoneum dan berbau maka dapat
menyebabkan terjadi asfiksia pada bayi.
(5) Komplikasi dalam persalinan : untuk mengetahui
komplikasi apa yang bisa menyebabkan kegawatdaruratan.
(6) Penilaian : penilaian janin untuk
mendetaksi dini terhadap suatu hal yang mungkin akan
terjadi, BBL tidak bernapas atau megap-megap, kulit
berwarna merah atau biru, tonus otot lemah, penilaian ini
dilihat sejak inpartu dilihat dari ketuban.

b. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum
bayi saat
dilakukan observasi apakah bayi dalam
keadaan baik atau buruk.
2) Kesadaran : Untuk mengetahui kesadaran bayi
apakah
sadar penuh (Compos mentis), somnolen,
apatis, semikoma atau koma.
3) Tanda-tanda vital

Nadi : normalnya > 100x/menit


Suhu : untuk menetahui apakah bayi tersebut mengalami
hipotermi atau tidak. Suhu normal adalah 36,5-
37,5C
Hipotermi ringan :
Hipotermi sedang :
Hipotermi berat :
Pernafasan : normal 20-40 x/menit
4) Pemeriksaan sistematis
Kepala : untuk mengetahui apakah ada kelainan seperti
cepal hematom, caput sucsedaneum.
Ubun-ubun : untuk mengetahui keadaan ubun-ubun apakah
cekung/cembung dan sutura lebar atau tidak.
Muka : oedim ada atau tidak, pucat atau tidak.
Mata : konjungtiva merah muda atau pucat, Sklera putih
atau kuning.
Hidung : bersih atau tidak, terdapat polip atau tidak.
Telinga : untuk mengetahui letak, bentuk telinga bayi. Ada
serumen atau tidak.
Mulut : untuk mengetahui ada labiopallatoschiziz atau
tidak
Leher : ada pembesaran dan pembengkakan kelenjar limfe
dan thyroid.
Dada : untuk mengetahui bentuknya simetris atau tidak.
Ada atau tidak wheezing dan ronchi pada paru-
paru dan bunyi reguler atau irreguler pada jantung.
Perut : untuk mengetahui ada kelainan pada perut atau
tidak. Untuk mengetahui tali pusat terdapat
perdarahan, infeksi, sudah lepas atau belum dan
apakah ada pembesaran disekitar talipusat saat
menangis atau tidak.
Kulit : apakah warna kulit kemerahan, biru, pucat atau
keriput.
Punggung : untuk mengetahui apakah ada kelainan seperti
pada spina bifida.
Ekstremitas : untuk mengetahui apakah ada kelainan polydactili
dan syndactili.
Genetalia : untuk mengetahui jenis kelamin juga
memperlihatkan kesempurnaan genetalia pada
masing-masing jenis kelamin. Jika bayi laki-laki
matur maka testis sudah turun dan pada bayi
perempuan labia mayor sudah menutupi labia
minor.
Anus : untuk mengetahui apakah anus berlubang atau
tidak. Terdapat hiscprung atau tidak.
Reflek :
Reflek Moro : kuat atau lemah
Reflek Rooting : kuat atau lemah
Reflek Walking : kuat atau lemah
Reflek Grasping : kuat atau lemah
Reflek Sucking : kuat atau lemah
Reflek Tonic neck : kuat atau lemah
Antopometri :
Lingkar kepala : 34-35 cm
Lingkar dada : 30-35 cm
Lila : 10-11 cm
Berat badan : < 4000 gram
Panjang badan : 45-54 cm
Eliminasi :
Miksi : urine bayi pada 24 jam pertama 15-20 cc
berangsur meningkat. Dapat mencapai 200 cc pada hari ke
enam. Bila dalam 24 jam urine (-) selidiki anuri.
Mekoneum : tinja yang dikeluarkan bayi biasanya 1-2
jam post partum, bila 10 jam mekoneum (-) selidiki kelainan
konginetal, biasanya mekoneum keluar dalam 24 jam
pertama.

2. Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap


diagnosa atau masalah kebutuhan klien berdasarkan inter pretasi data
yang benar atas data-data yang telah di dapat.
Diagnosa : Bayi baru lahir dengan BBLR

3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap


diagnosa atau masalah potensial. Masalah apa yang ditemukan,
kemudian dibuat diagnosa yang mungkin dapat terjadi (Diagnosa
potensial)
Diagnosa potensial : hipotermi

4. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera atau


Kolaborasi

Pada langkah ini dilakukan identifikasi kebutuhan akan tindakan


segera atau kolaborasi. Pada kasus patologi, setelah muncul diagnosa
potensial, mengidentifikasi perlu tindakan segera oleh bidan
berkolaborasi dengan dokter SpA.

5. Merencanakan Asuhan Menyeluruh


a. Observasi tanda-tanda vital
b. Keringkan, Bersihkan badan dari darah, lendir dan
mengikat tali pusat
c. Timbang BB dan ukur PB
d. Hangatkan bayi dalam inkubator
e. Berikan salep mata
f. Lakukan perawatan tali pusat
g. Berikan bayi ASI
h. Batasi kunjungan terhadap bayi untuk mencegah terjadinya
penularan infeksi
i. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPA Kolaborasi
sudah dilakukan

6. Pelaksanaan atau Implementasi

a. Mengobservasi tanda-tanda vital


b. Mengeringkan, membersihkan badan dari darah, lendir dan
mengikat tali pusat
c. Menimbang dan mengukur BB
d. Menghangatkan bayi dalam inkubator
e. Memberikan salep mata gentamisin
f. Melakukan perawatan tali pusat
g. Memberikan bayi ASI, bila tidak bias menelan cukup tetesi
saja
h. Membatasi kunjungan terhadap bayi untuk mencegah
terjadinya penularan infeksi
i. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPA

7. Evaluasi

a. K/U baik, nadi : 134 x/menit, suhu : 360C, pernafasan : 32


x/menit.
b. Badan bayi sudah dibersihkan, tali pusat diikat dan bayi
badan dibungkus dengan kain.
c. BB 2400 gram, PB 41 cm.
d. Bayi dihangatkan dalam inkubator dengan suhu 330C.
e. Salep mata gentamisin sudah diberikan pada mata kanan
dan kiri
f. Tali pusat bersih, tidak ada infeksi
g. Bayi sudah ditetesi ASI
h. Penularan infeksi dapat dicegah dengan terbatasnya
pengunjung
i. Kolaborasi sudah dilakukan

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2009


Jam : 10.50 WIB
Tempat : RS Santa Maria Pemalang

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama bayi : Bayi Ny. K
Tgl / jam lahir : 4 Februari 2010 Pukul 15.04 WIB
Jenis kelamin : laki-laki
Berat badan : 2400 gram
Panjang badan : 45 cm
Nama Ibu : Ny. K Nama Ayah : Tn. J
Umur : 31 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : penggarit 3/1-PML Alamat : penggarit 3/1-PML
3.1.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Sekarang
a. Riwayat kehamilan
1. Riwayat kehamilan
HPHT : 17 04- 2009, HPL : 24 01 -2010. Selama hamil ibu rutin
memeriksakan kehamilannya di bidan atau jika ada posyandu, dan jika
ibu merasa ada keluhan yang diderita.
2. Imunisasi
Mendapat imunisasi TT 2 kali selama kehamilan, TT1 usia kehamilan 5
bulan, TT2 usia kehamilan 6 bulan di Puskesmas.
3. Penyakit yang diderita selama kehamilan
Selama kehamilan ibu tidak pernah menderita penyakit berat dan tidak
pernah dirawat di RS.
b. Riwayat persalinan
Ibu mengatakan ini merupakan proses persalinannya yang pertama dengan
umur kehamilan 28 minggu.
Bayi lahir spontan dan langsung menangis pukul 09.50 WIB dengan apgar
score 7/8/9, berat badan 2000 gram, panjang badan 41 cm dengan jenis
kelamin perempuan dan ditolong boleh bidan di Ruang IPKR RSUD Dr. M.
Ashari Pemalang. Tidak ada komplikasi dalam kehamilan dan persalinan.

3.2 Data Objektif


3.2.1 Antropometri
a. Berat badan : 2000 gram
b. Panjang badan : 41 cm
c. Lingkar lengan : 7 cm
d. Lingkar kepala : 29 cm
e. Lingkar dada : 28 cm
3.2.2 Reflek
a. Reflek moro : (+) Lemah
b. Reflek sucking : (+) Lemah
c. Reflek graphs : (+) Lemah
d. Reflek rooting : (+) Lemah
3.2.3 Menangis : Lemah
3.2.4 Tanda-tanda vital
a. Suhu : 360 C
b. Nadi : 134 x/menit
c. Pernafasan : 64 x/menit
3.2.5 Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Rambut tipis halus, ubun-ubun / sutura lebar.
b. Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, reflek membuka mata
masih lemah.
c. Hidung :Pernafasan teratur.
d. Mulut : Reflek menghisap masih lemah.
e.Telinga : Bentuk simetris.
f. Leher : Pergerakan masih lemah.
g. Dada: : Bentuk simetris, puting susu belum menonjol.
h. Perut : Bentuk normal, tidak ada kelainan.
i. Tali pusat : Masih basah dan bersih.
j. Kulit : Tampak licin dan mengkilat, banyak rambut
lanugo.
k. Punggung : Bentuk normal, tidak ada kelainan
l. Ekstremitas : Gerakan kaki dan tangan masih lemah.
m. Genetalia : Jenis kelamin perempuan, Labia
mayor belum menutupi labia minor
n. Anus : Lubang anus : ada

3.3 Assesment
Diagnosa : NKB KMK usia 1 jam dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Potensial : Hipotermi, dehidrasi, penyakit infeksi, hipoglikemia.

3.4 Planning
3.4.1 Mengobservasi tanda-tanda vital K/U baik, nadi : 134 x/menit, suhu : 360C,
pernafasan : 32 x/menit.
3.4.2 Mengeringkan, membersihkan badan dari darah, lendir dan mengikat tali
pusat Badan bayi sudah dibersihkan, tali pusat diikat dan bayi badan dibungkus
dengan kain.
3.4.3 Menimbang dan mengukur BB BB 2000 gram, PB 41 cm.
3.4.4 Menghangatkan bayi dalam inkubator Bayi dihangatkan dalam
inkubator dengan suhu 330C.
3.4.5 Memasang selang oksigen untuk membantu pernafasan bayi bayi sudah
dipasang selang oksigen
3.4.6 Memberikan salep mata Salep mata gentamisin sudah diberikan pada
mata kanan dan kiri
3.4.7 Melakukan perawatan tali pusat tali pusat bersih, tidak ada infeksi
3.4.8 Memberikan bayi ASI, bila tidak bias menelan cukup tetesi saja bayi
sudah ditetesi ASI
3.4.9 Membatasi kunjungan terhadap bayi untuk mencegah terjadinya
penularan infeksi Penularan infeksi dapat dicegah dengan terbatasnya
pengunjung.
3.4.10 Melakukan kolaborasi dengan dokter SPA Kolaborasi sudah
dilakukan

Tanggal 13 Mei 2009 Pukul 09.50 WIB


3.1 Data subjektif
-
3.2 Data Objektif
3.2.1 Keadaan Umum : Sedang
3.2.2 TTV
a. ND : 135 x/menit
b. Pernafasan : 68 x/menit
c. BB : 2000
d. Suhu : 36,10 C
e. Reflek hisap : (+) Lemah
f. Reflek menelan : (+) Lemah
g. Reflek moro : (+) Lemah
h. Reflek sucking : (+) Lemah
2 Reflek graphs : (+) Lemah
3 Reflek rooting : (+) Lemah

3.2.3 Tali pusat : Masih basah, terikat, bersih, tidak ada perdarahan.

3.3 Assesment
NKB KMK 1 hari dengan BBLR.

3.4 Planning
3.4.1 Mengobservasi tanda-tanda vital Suhu 36,10 C, ND : 135 x/menit BB :
2000 gram Pernafasan : 68 x/menit.
3.4.2 Mengobservasi keadaan umum Keadaan umum sedang, reflek hisap dan
menelan masih lemah.
3.4.3 Memperhatikan kehangatan bayi Bayi ditempatkan dalam inkubator dan
dalam keadaan hangat.
3.4.4 Menimbang bayi Berat bayi 2000 gram
3.4.5 Memasang selang oksigen untuk membantu pernafasan bayi selang
oksigen masih terpasang
3.4.6 Memasang sonde untuk memenuhi kebutuhan nutrisi diberikan PASI 3
cc/ jam Bayi sudah diberikan PASI 3 cc/jam
3.4.7 Melakukan perawatan tali pusat tali pusat bersih, dan tidak ada infeksi
3.4.8 Melakukan kolaborasi dengan dokter SPA hasil kolaborasi
memberikan terapi sesuai dengan advis dokter (pemberian supramox 3 x 0,25
ml).

Tanggal 14 Mei 2009 Pukul 09.50 WIB


3.1 Data Subjektif
-

3.2 Data Objektif


3.2.1 Keadaan umum : sedang
3.2.2 Tanda-tanda vital
3.1 Nadi : 140 x/menit
3.2 Pernafasan : 65 x/menit
3.3 Suhu : 36 C
3.2.3 Reflek hisap : (+) Lemah
3.2.4 Reflek menelan : (+) Lemah
3.2.5 Reflek moro : (+) Lemah
3.2.6 Reflek sucking : (+) Lemah
3.2.7 Reflek graphs : (+) Lemah
3.2.8 Reflek rooting : (+) Lemah
3.2.9 BB sekarang : 2000 gram
3.2.10 Tali pusat : Kering, tidak ada perdarahan.

3.3 Assesment
Dasar : NKB KMK 2 hari dengan BBLR.
Potensial : Hipotermi, infeksi.

3.4 Planning
3.4.1 Mengobservasi tanda-tanda vital Suhu 36 0C, ND : 140 x/menit BB :
2000 gram
3.4.2 Menjaga bayi tetap hangat Bayi terbungkus kain bersih.
3.4.3 Memperhatikan kehangatan bayi Bayi ditempatkan dalam inkubator dan
dalam keadaan hangat.
3.4.4 Menimbang bayi Berat bayi 2000 gram
3.4.5 Memasang selang oksigen untuk membantu pernafasan bayi selang
oksigen masih terpasang
3.4.6 Memasang sonde untuk memenuhi kebutuhan nutrisi diberikan PASI 3
cc/ jam Sonde masih terpasang dan bayi sudah diberikan PASI 3 cc/jam
3.4.7 Melakukan perawatan tali pusat tali pusat bersih, dan tidak ada infeksi
3.4.8 Segera mengganti popok bayi jika sudah basah agar tidak kedinginan
popok basah sudah diganti dengan yg bersih dan kering
3.4.9 Melakukan kolaborasi dengan dokter SPA hasil kolaborasi
memberikan terapi sesuai dengan advis dokter (pemberian supramox 3 x 0,25
ml).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. T dengan BBLR penulis
menarik kesimpulan :
Pada bayi baru lahir Ny. T dikatakan BBLR karena pada saat lahir berat badan
2000 gram dan umur kehamilan 28 minggu.
Pada asuhan yang dilakukan telah berkolaborasi dengan SPA, dan tindakan yang
dilakukan sesuai konsep, tidak terjadi komplikasi seperti hipoglikemia, penyakit
infeksi, dehidrasi, apneu, dan asfiksia. Setiap jam perkembangan bayi terus
dipantau, ND 135 x/menit, Pernafasan 65 x/menit, Suhu 36 C, reflek menelan dan
menghisap lemah. Asuhan yamg dilakukan selama dilapangan sudah sesuai konsep
yang ada di asuhan bayi dengan BBLR. Tetapi ada sebagian yang tidak sesuai
dengan konsep.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mochtar, Rustam; (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.


2. Prawirohardjo, Sarwono; (2001). Buku Acuan. Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP SP.
3. Prawirohardjo, Sarwono; (1999). Ilmu kebidanan. Jakarta : YBP SP
4. Manuaba, Ida Bagus Gde; (1998). Ilmu Kesehatan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
5. Prawirohardjo, Sarwono; (2005). Buku Acuan. Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP SP.
6. Sastrawinata, Sulaiman; (1983). Kapita Selekta. Edisi I, Jakarta : Media
Asculaptius
7. FKUI. 1991
8. Varney, Helen; (2002). Buku Suku Bidan. Jakarta : EGC
9. Ilyas,Jumiarni.1995.Asuhan Keperawatan Perinatal.Jakarta:YBP-SP.
10 Saefuddin, Abdul bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta : Tridasa Printer

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah hasil belajar
lapangan yang berjudul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. T
Dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSUD DR. M. ASHARI Pemalang tahun
2009.
Dalam menyusun makalah ini penulis memperoleh bimbingan, arahan dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Drs. H. E. Djumhana Cholil, MM, selaku Ketua YASRI Cirebon.
2. M. Sadli, SKM, selaku Ketua STIKes Cirebon.
3. Bd. Rahayu Widiarti, SKM, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes
Cirebon sekaligus pembimbing akademik.
4. Dr. Humartono, selaku Direktur RSUD Dr. M. Ashari Pemalang
5. Sri Ati, Amk, selaku kepala ruangan Kasuari
6. Solati, Amd.keb, selaku pembimbing lapangan
7. Seluruh CI dan staf RSUD Dr. M. Ashari Pemalang
8. Bayi Ny. T selaku pasien BBLR
9. Orang tua yang selalu memberikan dukungan materil dan spirituil
10. Reka-rekan yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam
menyelesaikan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang telah dibuat oleh penulis ini bermanfaat bagi kita semua
khususnya mahasiswa kebidanan.

Pemalang, Mei 2009

Penulis

Você também pode gostar