Você está na página 1de 20

LAPORAN PENDAHULUAN

AKTIVITAS

A. DEFINISI

Aktivitas adalah gerakan yang dihasilkan oleh makhluk dengan


menggunakan mekanisme neuromuskulernya
Aktivitas adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas, mudah teratur, dan mempunyai tujuan dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup sehat
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup
Mobilitas adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas, mudah, teratur, dan mempunyai tujuan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidup sehat.
Immobilitas adalah ketidak mampuan untuk bergerak secara aktif,
secara bebas akibat berbagai penyakit atau imparment atau
gangguan alat atau organ tubuh yang bersifat fisik atau mental.

B. ETIOLOGI
1. Luka Dekubitus
Daerah kemerahan, luka pada kulit diatas tulang prominence

Terjadi akibat terhambatnya sirkulasi darah kejaringan sehingga


menyebabkan terjadinya iskemi local

Sel kekurangan O2 dan nutrient serta tertumpuknya sisa hasil metabolisme


Jaringan akan mati akibat anoxia

2. Penyakit Saraf

Otak mempunyai berat 2% dari berat tubuh total. Dalam keadaan


istirahat otak 1\6 dari curah jantung otak mempergunakan 20% dari
oksigen tubuh. Bila terjadi iskemia serebral, neuron mengalami
perubahan metabolic dalam waktu 3-10 menit neuron mungkin tidak
menjadi aktif total. Kurangnya oksigen menyebabkan neuron
kehilangan fungsi akan diikuti oleh dikstruksi neuron sehingga arteri
stenosis mengakibatkan aliran darah otak dan lumen pembuluh darah
mengecil sampai 80%.

3. Fraktur\ gangguan sendi dan tulang

Susunan tulang ada 3 jenis: osteoblas, osteosis, dan osteoplas.


Ostoblas yang ketiganya mempunyai fungsi dalam membangun atau
pertumbuhan tulang dengan bentiuk kolagen jaringan
osteid. Metabolisme tulang diatur oleh beberapa hormone yaitu
paratiroid jaringan osteid. Metabolisme tulang diatur oleh
beberapa hormon yaitu hormon paratiroid apabila kelenjar
paratirod Ca darah meningkat ca tulang menuru
tidak cukup menetralisir tulang Osteid yang tidak
mengapur > 6-10 hari resiko fraktur dan peningkatan
kelejar tiroid peningkatan aktivitas okteoklas deminiralisasi
meningkat Ca serum meningkat batu ginjal.

4. Penyakit jantung dan pernafasan


seperti gangguan pernafasan dapat mengurangi aktivitas manusia
yang menyebabkan statisnya aliran pembuluh darah, karena
kurangnya suplai O2 dalam darah yang mengakibatkan kadar Hb
seseorang menurun.

C. FISIOLOGI

Pergerakan merupakan rangkaian terintegrasi antara sistem muskuloskeletal dan


sistem persarafan..
Sistem skeletal berfungsi sebagai :
1. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh.
2. Melindungi bagian tubuh tertentu, seperti hati, ginjal, otak dan
paru-paru.
3. Tempat melekatnya otot dan tendon.
4. Sumber mineral seperti garam dan posfat.
5. Tempat produksi sel darah.

Faktor yang mempengaruhi Body Alignment dan pergerakan


1. Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuromoskuler
dan tubuh secara proposional, postur, pergerakan dan refleks akan
berfungsi secara optimal.
2. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan immobilisasi akan mempengaruhi
pergerakan tubuh.
3. Keadaan Nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan
obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.
4. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh
seseorang. Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan
semangat yang kemudian dimanifestasikan dengan kurangnya
aktivitas.
5. Kelemahan neuromuskuler dan skeletal
Adanya abnormal postur sepeti skoliosis, lordosis, dan kifosis
dapat berpengaruh terhadap pergerakan.
6. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas bila
dibandingkan dengan petani atau buruh.

Faktor yang mempengaruhi kurangnya pergerakan atau immobilisasi


1. Gangguan muskuloskeletal
a. Osteoporosis
b. Atrofi
c. Kontraktur
d. Kekakuan dan sakit sendi.
2. Gangguan Kardiovaskular
a. Postural Hipotensi
b. Vasodilatasi Vena
c. Peningkatan penggunaan Valsava manuvet
3. Gangguan sistem respirasi
a. Penurunan gerak pernapasan
b. Bertambahnya sekresi paru.
c. Atelektasis.
d. Hipostasis pneumonia.

D. TANDA DAN GEJALA

Respon fisiologis terhadap immobilitas


1. Muskuloskeletal
Kekuatan otot menurun.
Penurunan masa otot/atrofi ; jika otot tidak berkontraksi.
Disuse osteoporosis : akibat menurunnya aktivitas otot, gangguan
endokrin dan metabolisme.
Contracture
Antropi otot, menurunnya kekuatan otot dan keterbatasan daya
tahan mengganggu koordinasi pada ekstermitas atas dan
bawah. membatasi kemampuan klien melaksanakan aktivitas
sehari-hari, mengganggu keseimbangan dan kemampuan berdiri
dan berjalan.
2. Cardiovaskular
Beban kerja jantung naik : Heart rate, cardiac output, dan stroke
volume naik.
Resiko pembentukan trombus naik.
Hipotensi orthostatic ( postural ) refleks neurovascular
vasokonstriksi darah terkumpul pada vena bagian bawah tubuh
aliran darah ke sistem sirkulasi pusat terlambat.
3. Respiratory
Ventilasi paru terganggu. Pergerakan dada dan expansi pari
terbatas :Ventilasi paru terganggu. Pergerakan dada dan expansi pari
terbatas: pernapasan dangkal.
Aliran darah ke paru-paru terganggu : pertukaran gas
menurun. Lemahnya oksigenasi dan retensi CO2 dalam darah :
asidosis respiratory .
Sekresi mukus lebih kental dan menempel sepanjang tract
respiratory. Kelemahan otot thorax, ketidakmampuan inhalasi
maksimal. Gerakan ciliary menurun mekanisme betuk terganggu
mukus menjadi statis media berkembangnya bakteri : infeksi
tract respiratory bagian bawah .

4. Metabolik dan Nutrisi


BMR turun : kebutuhan energi dari tubuh, motilitas
gastrointestinal, dan sekresi kelenjar digestive turun.
Ketidakseimbangan proses anabolisme dan katabolisme
nitrogen dieksresikan berlebihan negative nitrogen balance.
Anorexia : intake kalori protein rendah malnutrisi.

5. Urinary
Pengaruh gaya gravitasi kecil menghalangi pengosongan urin di
ginjal dan kandung kemih secara komplit urinary statis
media berkembangnya bakteri infeksi tract urinary.
Retensi urinary, distensi kandung kemih, incontinence.
Resiko terjadinya Renal calculi karena kenaikan tingkat kalsium
dalam urin.
6. Eliminasi
Motilitas kolon dan peristaltik turun sphincter kontriksi :
konstipasi.
Kelemahan otot skeletal akan mempengaruhi otot abdomen dan
perineal yang digunakan untuk defikasi.
7. Integumen
Elastisitas kulit turun
Ischemia dan nekrosis jaringan superfisial : luka dekubitus
8.. Neurosensory
Ketidakmampuan merubah posisi hambatan dalam input sensory .
Perasaan lelah,viritable, persepsi tidak realitik, bingung.

Respon psikososial terhadap imobilitas


Perubahan sosial, emosional, intelektual :
o Menurunnya input sensory dan lingkungan baru, pengalaman menakutkan
dan mencemaskan..
o Perubahan dalam konsep diri dan persepsi peran terjadi jika individu
menyadari ketergantungan.
o Perasaan tidak berharga, tidak berdaya, kesepian diekspresikan dengan
hostilitas, bingung, menarik diri, apatis.
Kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah menurun
E. PATOFISIOLOGI DAN POHON MASALAH

Mobilitas

Ketidakmampuan Tingkat Energi Usia


Gaya Hidup

Kelenjar tiroid meningkat

Ca darah meningkat

Ca tulang menurun

Osteid tidak mengapur > 6-10 hari

Lansia
Resiko Fraktur
Penurunan aktivitas/olahraga

Kekuatan
Perdarahan
Otot menurun Mobilitas Bedrest total Infasi
imun Keterbatasan gerak
patogen

Terjadi terus- atrofi otot& kelemahan perubahan ketahanan primer


Menerus kelemahan fisik fisik posisi menurun

Kadar Hb menurun Mengganggu perawatan penekanan kompensasi


Koordinasi diri kulit tubuh
Kadar O2
Dalam darah ekstermitas G3 Ph sirkulasi leukosit
Menurun darah tinggi
Cyanosis membatasi terganggu
Keb.gerak proses
G3 pemen uhan iskemia inflamasi
keb 02 G3 pemenuhan ADL pd kulit merangsang
hypotalamus
nekrosis resiko
tinggi
ulkus dekubitus hipertermia infeksi

Resiko kerusakan integritas kulit pengeluaran


reseptor
nyeri

G3 rasa nyaman nyeri

G3 istirahat tidur
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan dada dengan sinar X ( Rontgen ). Rontgen berguna untuk


menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma.
2. Scan tulang, tomogram, scan CT/MRI berguna untuk memperlihatkan fraktur,
juga dapat digunakan untuk pengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
3. Pemeriksaan Darah
Ht mungkin meningkat ( hemokensentrasi )/ menurun ( perdarahan
bermakna pada sisi fraktur / organ jauh pada trauma multiple. Peningkatan jumlah SDP
adalah respon stres normal setelah trauma.
HB Pria N 13-16 g/dl
Wanita N 12-14 g/dl
Leukosit N 5000-10000/UI
Trombosit N 150000-400000/ UI
Eritrosit Pria N 4,5-5,5 Juta /UI
Wanita N 4-5 juta/UI

G. PENATALAKSANAAN

1. Sistem Muskuloskeletal
Memperbaiki posisi tubuh :
Body alignment yang benar pada setiap posisi.
Buat jadwal perubahan posisi tiap 1 atau 2 jam : ajarkan pada
klien secara bertahap.
Isotonic/ Dinamic exercise :
Meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot, meningkatkan fs.
Cardio respirasi dengan meningkatkan aliran darah ke seluruh
bagian tubuh. Contoh : active rom.
Isometric/static exercise :
Meningkatkan HR dan C.O ringan.
Active ROM :
Klien menggerakan tiap sendi dalam tubuh melalui gerakan
komplit.
Secara maximal mengencangkan semua otot.
Meningkatkan kekuatan ketahanan otot.
Mmebantu mempertahankan fs. Cardio respirasi
Pasive ROM :
Klien dibantu perawat membantu menggerakan sendi.

2. Sistem Cardiovaskular
Gerakan dan latihan :
Ambulasi dini, latihan aktif, kemandirian dalam ADL.
Meningkatkan fs. Cardiovaskular, memperbaiki vasokonstriksi perifer,
meningkatkan tonus otot dan mencegah trombus.
Anjurkan klien untuk ambulasi secara perlahan-lahan.
Ukur tekanan darah dan heart rate setiap klien berubah posisi.
3. Sistem repirasi
Meningkatkan ekspansi alveolar, mencegah tertahannya sekret,
mempertahankan jalan nafas, meningkatkan pertukaran gas.
Pemberian O2 2-4 1/menit.
Latihan nafas dalam dan batuk.
Postuiral drainage.
Perkusi dada dan vibrasi.
4. Metabolisme dan nutrisi
Pemberian obat antipiretik dan kompres dingin untuk menurunkan suhu
tubuh yang meningkat.
Atsi nyeri dengan morfin 2,5-5 mg IV atau petidin 25-50 mg IM.
Diet tinggi kalori dan protein serta serat.
Pemberian vitamin dan mineral.
Total parenteral nutrition.
5. Sistem urinary
Merubah posisi dan latihan
Membantu pengosongan ginjal dan kandung kemih secara komplit.
Meningkatkan hidrasi : Anjurkan klien minum 2000 cc/lebih per hari guna
mengurangi resiko batu ginjal dan infeksi tract urinarius.
Menjaga kebersihan perineal
Katerisasi urinary jika klien tidak bisa b.a.k normal.
Mencegah incontinence urinary :
- Anjurkan klien minum banyak pada siang hari dan batasi pada
malam hari.
- Bantu b.a.k setiap 2 jam.
6. Eliminasi Fecal
Meningkatkan tonus dan kekuatan otot abdomen dan
perinela yang digunakan untuk defekasi.
Meningkatkan tonus otot polos : meningkatkan peristaltik.

H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Sistem Muskuloskeletal
o Kaji masa otot : atrofi
o Perubahan struktur sendi : nyeri jika bergerak, menurunnya
kekuatan otot dan gangguan koordinasi.
2. Sistem cardiovaskular
o Kaji heart rate dan tekanan darah. Naiknya HR dan turunnya TD
jika berubah posisi, indikasi oathostatic hipotensi.
o Kaji gangguan sirkulasi perifer. Kekuatan nadi perifer turun, kulit
dingin terutama pada tangan dan kaki.
o Kaji adanya thrombus. Nyeri jika bergerak.

3. Sistem Respirasi
o Auskultasi suara nafas.
o Cek kualisasi gas darah : rendahnya PO2, naiknya PCO2 ..
o Kaji gerakan dinding thorax.
o Kali adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, nyeri
setiap respirasi : pneumenia.
4. Metabolisme dan Nutrisi
o Kaji intake protein dan kalori : jumlah dan jenis makanan.
o Ukur berat badan setiap minggu.
o Menurunnya serum protein : penyembuhan luka lambat.
5. Sistem Urinary
o Kaji status hidrasi : intake dan out put dalam 24 jam.
o Kaji diatas simphisis pubis, keluhan tidak nyaman pada abdomen
bagian bawah, retansi urin, retensi kandung kemih.
o Test lab : leukosit dan bakteri dalam urin. Keluhan sering kencing
dengan jumlah sedikit, disuria, demam, pusing : infeksi tract urinaria.
o Kaji adanya batu pada urinary : keluhan nyeri abdomen darah pada
urin, batu pada urin.
6.. Eliminasi fecal
o Kaji intake dan output makanan berserat.
o Kaji pola b.a.b normal.
7. Sistem Integumen
o Kaji status dehidrasi : meningkatnya gangguan pada kulit, mudah
pecah.
8. Sistem Monosensory
o Kaji perubahan sensory dan persepsi.
9. Pengkajian psikologis.
o Perubahan emosi. Perasaan tidak berharga, tidak berdaya,
kesepian, apatis, menarik diri.
o Ketidakmampuan konsentrasi, membuat keputusan.

Pengkajian ROM ; Gerakan maksimal yang dapat dilaksanakan pada


setiap persendian tubuh.
Pengkajian ADL : Kaji tingkat ketergantungan klien dalam melaksanakan
ADL.

I. KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG AKAN


MUNCUL

Metabolik :
- Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d anoreksia.
- Gangguan keseimbangan cairan b/d anoreksia sekunder.
Cardiovaskular
- Gangguan dalam cardiac output b/d immobilitas.
- Pot injuri : jatuh b/d orthostatic hipotensi
Muskuloskeletal
- Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri sekunder terhadap
pembedahan.
- Gangguan mobilitas fisik b/d trauma spinal cord.
- Activity intolerance b/d menurunnya tonus dan kekuatan otot.
- Self care deficit b/d menurunnya kekuatan dan fleksibilitas otot.
Eliminasi Urinary
- Retensi urin b/d imobilitas yang lama.
- Incontinensia urin b/d gangguan mobilitas fisik.
- Pot infeksi tract urinarius b/d urinary statis.
Respirasi
- Tidak efektifnya pola nafas b/d terbatasnya ekspansi dada.
- Tidak efektifnya jalan nafas b/d tidak efektifnya batuk dan
penumpukan sekret.
- Gangguan pertukaran gas b/d menurunnya gerakan respiratory.
Eliminasi Fecal
- Gangguan eliminasi fecal : konstipasi b/d imobilitas.
- Gangguan eliminasi fecal : konstipasi b/d kurangnya intake cairan
sekunder terhadap anoreksia.
Psikososial
- Tidak efektifnya koping individu b/d imobilitas.
- Gangguan konsep diri : harga diri rendah b/d imobilitas.
Gangguan interaksi sosial b/d imobilitas

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 1

Nama Pasien :
Umur : ...
No Reg : ...

DX.KEPERAWA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


TAN STANDART
1. Gangguan Jangka a. Subyektif 1. BHSP 1. Lokasi nyeri
Rasa pendek: -Klien tidak dilakukan dapat di
Nyaman Nyeri Setelah mengeluh dengan cara gunakan untuk
b\d dilakukan nyeri. komunikasi mengetahui
Pengkapuran tindakan terpeutik, yaitu macam
tulang keperawatan b. obyektif dengan gangguan yang
rasa nyeri - Ekspresi memperkenalka sedabg terjadi
klien wajah cerah. n diri kepada pada tempat
berkurang. - klien tidak klien dan nyeri, sifat, dan
Jangka meringis keluarga. intensitas nyeri.
panjang: kesakitan.
Rasa nyeri - klien tampak 2. Ajarkan 2. Tekhnik
klien teratasi lebih segar. tekhnik relaksasi
setelah - klien dapat relaksasi dan dengan nafas
dilakukan istirahat tekhnik dalam dapat
tindakan dengan relaksasi. mengurangi
keperawatan. tenang. rasa nyeri
3. Tinggikan karena
ekstermitas perhatian klien
yang cidera akan beralih
kecuali di pada
kontraindikasi. perorangan
otot2 saat
4. Lakukan melakukan
massage ringan nafas dalam.
pada daerah
sekitar luka. 3. Peningkatan
ekstermitas
5. Berikan yang cedera
kompres dingin dapat mencegah
ketika oedem dan
dibutuhkan. dapat
mengurangi
6. pertahankan nyeri karena
tirah baring sirkulasi darah
sesuai indikasi. berkurang.

7. Lakukan dan 4. Dengan


awasi latihan massage aliran
rentang gerak. darah akan
Pasif\aktif. mengalami vaso
dilatasi yang
8. kolaborasi menyebabkan
dalam aliran darah
pemberian obat lancer.
anti nyeri
Aspirin, 5. Rasa dingin
NSAID lainya dapat
missalnya, menghilangkan
Ibuprofen. rasa nyeri dan
bengkak pada
selama periode
akut.

6.
meningkatkan
stabilitas
menurunkan
kemungkinan
gangguan
posisi.

7.
mempertahanka
n mobilitas otot
yang sakit dan
memudahkan
resolusi pada
jaringan yang
cedera.

8. aspirin
bekerja sebagai
anti-inflamasi
dan efek
analgesic yang
ringan dan
menghilangkan
kontraktur dan
meningkatkan
mobilisasi.

DX. TUJUAN KRITERIA INTERVENS RASIONAL


KEPERAWATA STANDART I
N
2. Gangguan Klien dapat - klien dapat 1. perhatikan 1. edema dapat
aktivitas fisik menunjukan beraktivitas. sirkulasi mempengaruhi
ADL b\d aktivitas\ - klien akan gerakan dan sirkulasi pada
Keterbatasan mobilisasi secara fisik sensasi jari ekstermitas
gerak dampak fisik menerima secara sering. beresiko nekrosis
dan penurunan adekuat hasil yang jaringan\terjadiny
kekuatan otot setelah diharapkan. 2. lakukan a ekstermitas.
dan nyeri. dilakukan - klien latihan
tindakan mapmu rentang 2. akan lebih
keperawata menyatakan gerak secara mudah dalam
n. dan konsisten membuat
menunjukan diawali gerak partisipasi bilaa
keinginan pasif klien menyadari
berpartisipa kemudian kemungkinan
si dalam gerak aktif. adanya
aktivitas. 3. instuksikan peyembuhann.
dan Bantu
klien dalam 3. mencegah
mobilisasi secara progretif
seperti pengencangan
penggunaan jaringan perut
tongkat dan kontraktur,
secara tepat. meningkatkan
pemeliharaan
4. beri fungsi otot atau
bantuan dan sendi dan
dukungan menurunkan
keluarga kehilangan Ca
pada latihan dari tulang.
rentang
gerak. 4. meningkatkan
keamanan
5. ambulasi.
kolaborasika Mengikut
n dengan ahli sertakan keluarga
fisik dan untuk aktif dalam
okupasi perawatan klien
untuk dan memberikan
merancanaka terapi lebih
n latihan dan constant \
program konsisten.
aktivitas
kondusif 5. konsultasi
untuk memungkinkan
meningkatka evaluasi dan
n rentang intervensi ahli
gerak diperkuat untuk
ekstermitas mempertahankan
yang sakit. posisi fungsi dari
pada posisi
6. lanjutkan kenyamanan
pembebatan untuk ekstermitas
ekstermitas yang sakit.
yang sakit
sesuai ajuran
terapi.

3. Gangguan Jangka Melaksanaka 1. kontak 1.dengan kontak


pemenuhan pendek: n aktivitas dengan klien sesering mungin
kebutuhan - kebutuhan mandi pada sesering dan perlakukan
personal Hygiene akan tingkat mungkin dan perawat yang hangt
b\d kelemahan kebersihan optimal yang perlakukan akan membantu
fisik. \PH klien diharapkan. pasien dalam
terpenuhi. - klien dapat sehangat mempermudah rasa
melaporkan mungkin. percaya klien.
Jangka rasa puas
panjang: dengan 2. pertahankan 2. untuk
Gangguan pencapayan kehangatan menghindari
konsep diri pemenuhan suhu air untuk penurunan suhu
pada klien PH meskipun mandi antar tubuh klien.
tidak terjadi dengan 43,5-45 C.
setelah kebetsihan 3. untur
dilanjutkan tubuh. 3. berikan menghindar rasa
pemenuhan - ekspresi seluruh malu klien| body
kebutuhan wajah klien perlengkapan image.
Personal ceria. mandi dalam
Hygiene. batasan yang 4. untuk memenuhi
mudah kebutuhan PH
dicapai. klien secara
mandiri.
5. berikan
keamanan 5.untuk
dalam kamar menghindari hak-
mandi. hak yang tidak
diinginkan seperti
6. ajarkan klien jatuh dikamar
kepada mandi.
keluarga
tentang 6. keluarga dapat
pengetahuan membantu klien
PH. dalam memenuhi
PH.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 2

Nama Pasien:.....
Umur :......
No Reg ;......

DX TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN STANDAR
4. Resiko Suolai O2 dan - keadaan 1.observasi
terjadinya ulkus nutrisi dalam umum cukup lokasi
dekubitus b\d darah klien dimana TTV: terjadinya
suplai O2 dan dapat - TD: 100\80- ulkus.
nutrisi menurun. tercukupi 110\90 mmHg 2. berikan
setelah - N: 70-100x \ posisi yang
dilakukan mnt nyaman dengan
tindakan - S: 36,5-37,5 latihan mika-
keperawatan C mika tiap 2 jam
2x 24 jam -R: 16- sekali.
24x\mnt 3. berikan
- klien makan kompres hangat
3x sehari pada daerah
- minum 8 yang terjadi
gls\hari penekanan.
- kulit tidak 4. berikan
pucat kamper spiritus
- ulkus dan melakukan
dekuibetus daerah masase
teratasi pada daerah
-kebutuhan yang tertekan
nutrisi dan 5. ajarkan pada
cairan cukup. keluarga untuk
melakukan
kompres hangat
sesering
mungkin pada
klien
6. kolaborasi
dengan tim gizi
dalam
penetapan
program diet.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 3


Nma Pasien:...
Umur :...
No Reg :...

DX TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATA STANDAR
N T
Gangguan system Japen: setelah - keadaan 1. Observasi 1. memantau
- kekebalan tubuh dilakukan umum klien dan timbang perkembangan
b\d kerusakan tindakan cukup berat badan tiap pemasangan
system imun keperawatan 2x - klien tidak hari makanan yang
sekunder terhadap 24 jam system lemah dan 2. tekanan dekuat dan
penurunan imun klien pucat pentingnya untuk melihat
kekebalan . kembali - wajah mempertahanka perkembangan
normal\meningk klien cerah n nutrisi
at. - kekuatan keseimbangan \ 2. pentingnya
- Japan: otot klien pemasangan masukan nutrisi
kekebalan tubuh tidak nutrisi yang untuk
kembali normal menurun adekuat mempertahanka
setelah dilakukan - klien 3. periksa n kesehatan
tindakan melakukan kulit \ membra 3. kondisional,
keperawatan 2x perubahan mukosa oral KS, herpes dan
24 jam. gaya hidup terhadap bercak Cryptocorcus
terhadap puti lesi adalah penyakit
situasi 4. kolaborasi yang terjadi dan
kehidupan dengan ahli diet memberikan
sekarang. 5. memantau efek pada
- kekebalan nilai membrane
tubuh klien laboraturium kulit.
meningkat miss: HT, HB, 4. memberikan
sehingga Albumin, bantuan dalam
proteksi Kalium, merincikan
dapat Natrium. dalam
melawan merencanakan
penyakit diet nutrisi
- klien akan untuk
mengalami memenuhi
perbaikan kebutuhan
tinggi energi individu
- 5. meskipun
menunjukan masukan nutrisi
nilai lab adekuat terjadi
dalam batas fluktuasi dan
normal pemberian
makanan
tambahan
ataupun
vitamin
mungkin
diperlakukan
untuk
mencegah
penyimpangan
lebih lanjut

Você também pode gostar

  • 555
    555
    Documento16 páginas
    555
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • LP Melena
    LP Melena
    Documento21 páginas
    LP Melena
    Bagas Andreas
    Ainda não há avaliações
  • 18_NOVANSA TRI RAMADHANI
    18_NOVANSA TRI RAMADHANI
    Documento9 páginas
    18_NOVANSA TRI RAMADHANI
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • 3333
    3333
    Documento9 páginas
    3333
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • GangguanPertukaranGas
    GangguanPertukaranGas
    Documento25 páginas
    GangguanPertukaranGas
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Typus
    Typus
    Documento17 páginas
    Typus
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Sivil - Ditjen Dikti Kemdikbud
    Sivil - Ditjen Dikti Kemdikbud
    Documento1 página
    Sivil - Ditjen Dikti Kemdikbud
    Aswin Bahar
    Ainda não há avaliações
  • 2. tugas 2
    2. tugas 2
    Documento1 página
    2. tugas 2
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Agama Kel 1
    Makalah Agama Kel 1
    Documento9 páginas
    Makalah Agama Kel 1
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • FR - Alviolaris Maxilla Sinistra
    FR - Alviolaris Maxilla Sinistra
    Documento11 páginas
    FR - Alviolaris Maxilla Sinistra
    Edwin Tri Nugraha
    Ainda não há avaliações
  • 5107 12728 2 PB PDF
    5107 12728 2 PB PDF
    Documento9 páginas
    5107 12728 2 PB PDF
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Seminar Kasus
    Seminar Kasus
    Documento31 páginas
    Seminar Kasus
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • estr
    estr
    Documento1 página
    estr
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Dosis Obat
    Daftar Dosis Obat
    Documento7 páginas
    Daftar Dosis Obat
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • DHF
    DHF
    Documento9 páginas
    DHF
    Gus Wid Like
    Ainda não há avaliações
  • Askep Asma Bronchial
    Askep Asma Bronchial
    Documento11 páginas
    Askep Asma Bronchial
    Nur Afni Apriliani
    Ainda não há avaliações
  • Penyuluhan 2
    Penyuluhan 2
    Documento11 páginas
    Penyuluhan 2
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • ANALISIS
    ANALISIS
    Documento15 páginas
    ANALISIS
    Nophienyagigghz Luphmoepolephel Anyun'nyuntama
    0% (1)
  • Satuan Acara Bermain
    Satuan Acara Bermain
    Documento12 páginas
    Satuan Acara Bermain
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Resume Kegiatan RW
    Resume Kegiatan RW
    Documento11 páginas
    Resume Kegiatan RW
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Pendahuluan Pencernaan 1
    Pendahuluan Pencernaan 1
    Documento3 páginas
    Pendahuluan Pencernaan 1
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • ABTRAK
    ABTRAK
    Documento2 páginas
    ABTRAK
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Tahun 2017 PNC
    Tahun 2017 PNC
    Documento7 páginas
    Tahun 2017 PNC
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Askep Paripurna Sip
    Askep Paripurna Sip
    Documento69 páginas
    Askep Paripurna Sip
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Imunisasi Pada Bayi
    Imunisasi Pada Bayi
    Documento3 páginas
    Imunisasi Pada Bayi
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Format Pengkajian Keperawatan
    Format Pengkajian Keperawatan
    Documento23 páginas
    Format Pengkajian Keperawatan
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Di Prin 4
    Di Prin 4
    Documento1 página
    Di Prin 4
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • Api 3
    Api 3
    Documento7 páginas
    Api 3
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações
  • COVER
    COVER
    Documento1 página
    COVER
    Ardi Crisna
    Ainda não há avaliações