Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
AKTIVITAS
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
1. Luka Dekubitus
Daerah kemerahan, luka pada kulit diatas tulang prominence
2. Penyakit Saraf
C. FISIOLOGI
5. Urinary
Pengaruh gaya gravitasi kecil menghalangi pengosongan urin di
ginjal dan kandung kemih secara komplit urinary statis
media berkembangnya bakteri infeksi tract urinary.
Retensi urinary, distensi kandung kemih, incontinence.
Resiko terjadinya Renal calculi karena kenaikan tingkat kalsium
dalam urin.
6. Eliminasi
Motilitas kolon dan peristaltik turun sphincter kontriksi :
konstipasi.
Kelemahan otot skeletal akan mempengaruhi otot abdomen dan
perineal yang digunakan untuk defikasi.
7. Integumen
Elastisitas kulit turun
Ischemia dan nekrosis jaringan superfisial : luka dekubitus
8.. Neurosensory
Ketidakmampuan merubah posisi hambatan dalam input sensory .
Perasaan lelah,viritable, persepsi tidak realitik, bingung.
Mobilitas
Ca darah meningkat
Ca tulang menurun
Lansia
Resiko Fraktur
Penurunan aktivitas/olahraga
Kekuatan
Perdarahan
Otot menurun Mobilitas Bedrest total Infasi
imun Keterbatasan gerak
patogen
G3 istirahat tidur
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
G. PENATALAKSANAAN
1. Sistem Muskuloskeletal
Memperbaiki posisi tubuh :
Body alignment yang benar pada setiap posisi.
Buat jadwal perubahan posisi tiap 1 atau 2 jam : ajarkan pada
klien secara bertahap.
Isotonic/ Dinamic exercise :
Meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot, meningkatkan fs.
Cardio respirasi dengan meningkatkan aliran darah ke seluruh
bagian tubuh. Contoh : active rom.
Isometric/static exercise :
Meningkatkan HR dan C.O ringan.
Active ROM :
Klien menggerakan tiap sendi dalam tubuh melalui gerakan
komplit.
Secara maximal mengencangkan semua otot.
Meningkatkan kekuatan ketahanan otot.
Mmebantu mempertahankan fs. Cardio respirasi
Pasive ROM :
Klien dibantu perawat membantu menggerakan sendi.
2. Sistem Cardiovaskular
Gerakan dan latihan :
Ambulasi dini, latihan aktif, kemandirian dalam ADL.
Meningkatkan fs. Cardiovaskular, memperbaiki vasokonstriksi perifer,
meningkatkan tonus otot dan mencegah trombus.
Anjurkan klien untuk ambulasi secara perlahan-lahan.
Ukur tekanan darah dan heart rate setiap klien berubah posisi.
3. Sistem repirasi
Meningkatkan ekspansi alveolar, mencegah tertahannya sekret,
mempertahankan jalan nafas, meningkatkan pertukaran gas.
Pemberian O2 2-4 1/menit.
Latihan nafas dalam dan batuk.
Postuiral drainage.
Perkusi dada dan vibrasi.
4. Metabolisme dan nutrisi
Pemberian obat antipiretik dan kompres dingin untuk menurunkan suhu
tubuh yang meningkat.
Atsi nyeri dengan morfin 2,5-5 mg IV atau petidin 25-50 mg IM.
Diet tinggi kalori dan protein serta serat.
Pemberian vitamin dan mineral.
Total parenteral nutrition.
5. Sistem urinary
Merubah posisi dan latihan
Membantu pengosongan ginjal dan kandung kemih secara komplit.
Meningkatkan hidrasi : Anjurkan klien minum 2000 cc/lebih per hari guna
mengurangi resiko batu ginjal dan infeksi tract urinarius.
Menjaga kebersihan perineal
Katerisasi urinary jika klien tidak bisa b.a.k normal.
Mencegah incontinence urinary :
- Anjurkan klien minum banyak pada siang hari dan batasi pada
malam hari.
- Bantu b.a.k setiap 2 jam.
6. Eliminasi Fecal
Meningkatkan tonus dan kekuatan otot abdomen dan
perinela yang digunakan untuk defekasi.
Meningkatkan tonus otot polos : meningkatkan peristaltik.
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Sistem Muskuloskeletal
o Kaji masa otot : atrofi
o Perubahan struktur sendi : nyeri jika bergerak, menurunnya
kekuatan otot dan gangguan koordinasi.
2. Sistem cardiovaskular
o Kaji heart rate dan tekanan darah. Naiknya HR dan turunnya TD
jika berubah posisi, indikasi oathostatic hipotensi.
o Kaji gangguan sirkulasi perifer. Kekuatan nadi perifer turun, kulit
dingin terutama pada tangan dan kaki.
o Kaji adanya thrombus. Nyeri jika bergerak.
3. Sistem Respirasi
o Auskultasi suara nafas.
o Cek kualisasi gas darah : rendahnya PO2, naiknya PCO2 ..
o Kaji gerakan dinding thorax.
o Kali adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, nyeri
setiap respirasi : pneumenia.
4. Metabolisme dan Nutrisi
o Kaji intake protein dan kalori : jumlah dan jenis makanan.
o Ukur berat badan setiap minggu.
o Menurunnya serum protein : penyembuhan luka lambat.
5. Sistem Urinary
o Kaji status hidrasi : intake dan out put dalam 24 jam.
o Kaji diatas simphisis pubis, keluhan tidak nyaman pada abdomen
bagian bawah, retansi urin, retensi kandung kemih.
o Test lab : leukosit dan bakteri dalam urin. Keluhan sering kencing
dengan jumlah sedikit, disuria, demam, pusing : infeksi tract urinaria.
o Kaji adanya batu pada urinary : keluhan nyeri abdomen darah pada
urin, batu pada urin.
6.. Eliminasi fecal
o Kaji intake dan output makanan berserat.
o Kaji pola b.a.b normal.
7. Sistem Integumen
o Kaji status dehidrasi : meningkatnya gangguan pada kulit, mudah
pecah.
8. Sistem Monosensory
o Kaji perubahan sensory dan persepsi.
9. Pengkajian psikologis.
o Perubahan emosi. Perasaan tidak berharga, tidak berdaya,
kesepian, apatis, menarik diri.
o Ketidakmampuan konsentrasi, membuat keputusan.
Metabolik :
- Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d anoreksia.
- Gangguan keseimbangan cairan b/d anoreksia sekunder.
Cardiovaskular
- Gangguan dalam cardiac output b/d immobilitas.
- Pot injuri : jatuh b/d orthostatic hipotensi
Muskuloskeletal
- Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri sekunder terhadap
pembedahan.
- Gangguan mobilitas fisik b/d trauma spinal cord.
- Activity intolerance b/d menurunnya tonus dan kekuatan otot.
- Self care deficit b/d menurunnya kekuatan dan fleksibilitas otot.
Eliminasi Urinary
- Retensi urin b/d imobilitas yang lama.
- Incontinensia urin b/d gangguan mobilitas fisik.
- Pot infeksi tract urinarius b/d urinary statis.
Respirasi
- Tidak efektifnya pola nafas b/d terbatasnya ekspansi dada.
- Tidak efektifnya jalan nafas b/d tidak efektifnya batuk dan
penumpukan sekret.
- Gangguan pertukaran gas b/d menurunnya gerakan respiratory.
Eliminasi Fecal
- Gangguan eliminasi fecal : konstipasi b/d imobilitas.
- Gangguan eliminasi fecal : konstipasi b/d kurangnya intake cairan
sekunder terhadap anoreksia.
Psikososial
- Tidak efektifnya koping individu b/d imobilitas.
- Gangguan konsep diri : harga diri rendah b/d imobilitas.
Gangguan interaksi sosial b/d imobilitas
Nama Pasien :
Umur : ...
No Reg : ...
6.
meningkatkan
stabilitas
menurunkan
kemungkinan
gangguan
posisi.
7.
mempertahanka
n mobilitas otot
yang sakit dan
memudahkan
resolusi pada
jaringan yang
cedera.
8. aspirin
bekerja sebagai
anti-inflamasi
dan efek
analgesic yang
ringan dan
menghilangkan
kontraktur dan
meningkatkan
mobilisasi.
Nama Pasien:.....
Umur :......
No Reg ;......