Você está na página 1de 4

PERAN ENTOMOLOGI FORENSIK DALAM PERKIRAAN SAAT KEMATIAN

DAN OLAH TEMPAT KEJADIAN PERKARA SISI MEDIS


(INTRODUKSI ENTOMOLOGI MEDIK)

1
Erwin Kristanto
2
Sunny Wangko
2
Sonny J.R. Kalangi
1
Johannis F. Mallo

1
Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
e-mail: gk_erwin@yahoo.com

Abstract: Scrutinized and devoted efforts are needed to unveil mysteries of forensic cases. A
variety of methods may be needed, methods that are accountable in court. During the flow of time,
some evidence, especially human tissues will degrade and eventually vanish. Albeit, to forensic
entomologists, the degradation of human remains will bring other new evidence which is
scientifically accountable in court. Just as in life, after death the tissues of humans are still
attractive to a variety of insects. Different insects are attracted at different stages of decomposition
of the body. These insects follow certain set patterns of development in or on the body.
Identification of the types of insects present, and their stages of development, in conjunction with
the knowledge of the rates of their development, can be used to determine approximately how long
a body has been dead. In addition, this identification might indicate whether a body has been
moved from one area to another.
Keywords: forensic cases, methods, insects

Abstrak: Dibutuhkan dedikasi dan ketelitian dalam mengungkap berbagai misteri di balik kasus-
kasus forensik. Berbagai metode akan amat dibutuhkan dalam menjawab berbagai pertanyaan
terkait kasus-kasus tersebut, dan sudah menjadi keharusan bahwa bukti atau kesaksian ahli ini
dapat dipertanggungjawabkan. Dengan berjalannya waktu, beberapa barang bukti, terutama
jaringan tubuh manusia akan mengalami proses degradasi dan akhirnya hilang. Namun demikian,
bagi seorang ahli entomologi forensik, kerusakan dan hilangnya jaringan tubuh tadi dapat
membawa bukti-bukti baru. Bukti yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah di
pengadilan. Seperti saat hidup, jaringan tubuh manusia setelah kematian tetap menarik bagi
berbagai jenis serangga. Jenis serangga yang berbeda akan tertarik pada tahap yang berbeda pula
dari tahapan-tahapan pembusukan jaringan tubuh manusia. Serangga-serangga ini mengikuti suatu
pola perkembangan. Terkait dengan pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
mereka, hal ini dapat digunakan untuk membuat suatu perkiraan berapa lama tubuh tadi telah mati.
Sebagai tambahan, identifikasi hal di atas juga akan dapat mengindikasikan apakah mayat telah
dipindahkan dari satu area ke area yang lain.
Kata kunci: kasus forensik, metode, serangga

41
42 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009 hlm. 41-44

PERKIRAAN SAAT KEMATIAN mayat seseorang melalui serangga yang


ditemukan pada tempat kejadian perkara.1,2
Perkiraan saat kematian dalam suatu
kasus forensik adalah hal yang penting, se-
hingga hampir selalu dicantumkan dalam se- AKTIVITAS SERANGGA
buah kesimpulan autopsi forensik. Perkiraan
saat kematian membantu pihak kepolisian Serangga yang tertarik pada mayat,
dalam konfirmasi alibi seseorang, yang pada secara umum dapat dikategorikan menjadi
gilirannya akan mempersempit daftar ter- tiga kelompok : pertama, spesies nekro-
sangka di tangan kepolisian. Tersusunnya fagus, yang memakan jaringan tubuh mayat;
daftar tersangka yang tajam dan tepat akan kedua kelompok predator dan parasit, yang
menghemat waktu, tenaga dan dana dalam memakan serangga nekrofagus dan kelom-
suatu penyidikan.1 pok ketiga adalah kelompok spesies omni-
Dalam ilmu kedokteran, memperki- vora yang memakan baik jaringan tubuh
rakan saat kematian tidak dapat dilakukan mayat maupun serangga yang lain. Dari tiga
dengan satu metode saja, gabungan dari dua kelompok ini, kelompok spesies nekrofagus
atau lebih metode akan memberikan hasil adalah kelompok spesies yang paling pen-
perkiraan yang lebih akurat dengan rentang ting dalam membantu membuat perkiraan
bias yang lebih kecil. Beberapa metode yang saat kematian. Bergantung pada waktu dan
lazim digunakan dalam membuat perkiraan spesies dari serangga, serangga dapat men-
saat kematian adalah pengukuran penurunan datangi, makan dan berkembang biak segera
suhu tubuh, interpretasi lebam dan kaku setelah kematian. Sejalan dengan proses
mayat, interpretasi proses dekomposisi, pembusukan, beberapa gelombang generasi
pengukuran perubahan kimia pada vitreous, serangga dapat menetap pada tubuh mayat.
interpretasi isi dan pengosongan lambung Berbagai faktor seperti derajat pembusukan,
serta interpretasi aktivitas serangga (entomo- penguburan, terendam dalam air, proses mu-
logi forensik).1 mifikasi dan kondisi geografi dapat menen-
Entomologi forensik mengevaluasi tukan kecepatan kerusakan tubuh mayat, dan
aktivitas serangga dengan berbagai teknik berapa banyak jenis serangga serta berapa
untuk membantu memperkirakan saat kema- generasi serangga yang dapat ditemukan.2
tian dan menentukan apakah jaringan tubuh Lalat adalah serangga yang paling
atau mayat telah dipindah dari satu lokasi ke umum diasosiasikan dengan pembusukan.
lokasi lain. Dewasa ini entomologi tidak Lalat cenderung menempatkan telurnya da-
hanya bergelut dengan biologi dan histologi lam orifisium tubuh atau pada luka terbuka.
artropoda, namun entomologi dalam metode Kecenderungan ini kemudian akan mengaki-
metodenya juga menggeluti ilmu lain batkan berubahnya bentuk luka atau bahkan
seperti kimia dan genetika. Telah dilakukan hancurnya daerah sekitar luka. Telur lalat
berbagai penggunaan pemeriksaan DNA da- umumnya terdeposit pada mayat segera sete-
lam entomologi forensik. Saat ini juga se- lah kematian pada siang hari. Bila mayat ti-
dang diteliti kemungkinan mengidentifikasi dak dipindahkan dan hanya telur yang dite-
DNA jaringan tubuh yang berkontak atau mukan pada mayat, maka dapat diasumsikan
dimakan oleh serangga. Dengan makin ba- bahwa waktu kematian berkisar antara satu
nyak variasi dan makin kecilnya marker sampai dua hari. Angka ini sedikit bervaria-
DNA yang digunakan untuk identifikasi ma- si, tergantung pada suhu, kelembaban dan
nusia, maka kemungkinan terdeteksinya spesies lalat. Setelah menetas, larva ber-
akan semakin besar. Hal ini memungkinkan kembang lebih besar hingga akhirnya men-
untuk mengidentifikasi jaringan tubuh atau capai tahap pulpa. Tahap ini dapat memakan
Kristanto, Wangko, Kalangi, Mallo: Peran Entomologi Forensik 43

waktu 6 sampai 10 hari pada kondisi tropis yang dinamainya Ten basic rules for
biasa. Lalat dewasa keluar dari pupa setelah collection4
12 sampai 18 hari. Perlu diperhatikan bahwa 1. Ambil foto close-up dari semua lokasi
banyak variabel yang mempengaruhi per- pengambilan artropoda.
kembangan serangga, oleh karenanya opini 2. Karena larva umumnya tidak terlihat
para penulis adalah suatu usaha memper- saat penggunaan blitz, usahakan untuk
kirakan saat kematian dengan menggunakan tidak menggunakan blitz, terutama pada
metode dari entomologi, harus dibantu oleh foto digital.
seorang ahli entomologi medik.2 3. Selalu sertakan alat ukur dalam setiap
Dalam perkembangannya dari telur foto yang diambil untuk menjelaskan
menjadi dewasa, terdapat jenis serangga ukuran larva atau bentuk serangga lain.
yang menjalani metamorfosis lengkap, tetapi 4. Kumpulkan kira-kira satu sendok makan
ada pula yang menjalani metamorfosis tidak penuh serangga dari minimal tiga lokasi
lengkap. Pada metamorfosis tidak lengkap, berbeda dari tempat kejadian perkara
versi kecil dari serangga dewasa menetas dan untuk serangga dari tubuh mayat,
dari telur. Serangga kecil ini secara bertahap kemudian letakkan pada tiga wadah ber-
matang menjadi bentuk dewasa. Pada meta- tutup yang bening.
morfosis lengkap, serangga menetas dari te- 5. Jangan memasukkan serangga ke dalam
lur sebagai larva yang memiliki bentuk yang isopropil atau formalin, sebagai peng-
amat berbeda dengan bentuk dewasanya. Se- ganti digunakan etanol 98% bagi sete-
telah beberapa waktu, larva memasuki fase ngah dari jumlah serangga yang kita
istirahat, yang disebut pupa. Dari pupa akan kumpulkan.
keluar sebagai serangga telah terbentuk se- 6. Matikan serangga dengan air panas
suai anatomi dan histologi serangga dewa- sebelum meletakkannya dalam etanol.
sa.2,3 7. Masukkan setengah jumlah spesimen
dalam pendingin.
8. Lengkapi setiap wadah sampel dengan
METODE label yang dilengkapi dengan informasi
Di dunia dewasa ini metode pene- tanggal, inisial, waktu dan lokasi.
rapan entomologi dalam bidang medik ba- 9. Konsultasikan dengan entomolog foren-
nyak melibatkan bidang medikolegal, ter- sik yang berpengalaman untuk setiap
utama dalam hal penentuan interval post- pertanyaan yang timbul saat pengum-
mortem; bidang entomologi forensik urban, pulan sampel dan pemrosesannya.
yang menentukan kelayakan penggunaan 10. Identifikasi dan analisa harus dilakukan
pestisida dalam tempat tinggal; dan ento- dengan bantuan seorang entomolog.
mologi forensik di bidang produk, yang
menentukan kelayakan penyimpanan produk Metode mutakhir yang saat ini umum
makanan sehubungan dengan investasi digunakan dalam analisis bidang entomologi
serangga.3 adalah Scanning electron microscopy
Bagi seorang entomolog, pengum- (SEM), yaitu sebuah metode yang meneliti
pulan sampel adalah hal yang amat penting morfologi telur dan larva de-ngan seksama
dan harus dilakukan dengan benar. Pengum- di bawah mikroskop elek-tron. Melalui
pulan sampel dan prosedur hukum tiap nega- sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun
ra mungkin berbeda, namun Mark Benecke 2007, telah dibuktikan bahwa SEM dapat
telah membuat suatu pedoman umum me- membuat identifikasi secara array morfologi
ngenai pengumpulan sampel entomologi serangga hingga penentuan spesies menjadi
44 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009 hlm. 41-44

jauh lebih akurat. Penentuan spesies ini akan dalam pengawasan bidang kedokteran untuk
amat membantu dalam membuat perkiraan menjamin terpenuhinya kebutuhan masyara-
saat kematian yang lebih akurat, serta me- kat. Walau di Indonesia bidang ini belum se-
nentukan penanganan yang tepat pada kasus populer cabang ilmu medik lainnya, namun
entomologi forensik urban dan bidang dengan era informasi dan globalisasi saat
produk.5 ini, trend entomologi medik diharapkan a-
Pada kasus entomologi forensik sering kan sepopuler disiplin entomologi di bagian
juga digunakan hewan coba untuk me- dunia yang lain.
rekonstruksi kembali kondisi tempat ke-
jadian perkara. Dengan menggunakan babi
SARAN
serta lingkungan sekitar yang dimodifikasi
agar sesuai dengan tempat kejadian perkara, Dengan berkembangnya metode-
pembusukan diamati dan serangga kemudian metode mutakhir dalam entomologi medik
dikumpulkan sebagai sampel untuk diana- dan menyadari peran serta manfaat
lisis dengan teknik-teknik entomologi foren- entomologi forensik, maka diharapkan akan
sik.4,5 dapat menggugah para ilmuwan untuk lebih
Pemeriksaan DNA telah dilakukan mendalami dan mencintai bidang ini
dengan beberapa teknik, antara lain peme- sehingga pemecahan berbagai misteri di
riksaan mitokondria DNA umum dilakukan balik kasus-kasus forensik akan lebih akurat,
untuk penentuan spesies serangga saat sam- bermutu, dan dapat dipertanggungjawabkan
pel yang diperoleh tidak dapat dispesifikasi di pengadilan.
berasal dari serangga pada tahap perkem-
bangan tertentu. Pemeriksaan DNA dengan
metode-metode baru terus berkembang, baik DAFTAR PUSTAKA
untuk tujuan menganalisis spesies serangga 1. Idries AM, et all. Peran Ilmu Kedokteran
maupun untuk identifikasi bagian lain dari Forensik dalam proses penyidikan.
serangga, seperti apa yang dimakan oleh Jakarta : Sagung Seto, 2008. Page : 190
serangga kelompok nekrofagus.5 210.
Sangat diharapkan dengan berkem- 2. DiMaio VJ, DiMaio D. Forensic Patho-logy.
bangnya metode-metode mutakhir dalam en- 2nd Edition. Philadelphia : CRC Press;
tomologi medik, pemecahan masalah dalam 2001 : page 11 51.
mengungkap berbagai misteri di balik kasus- 3. Wikipedia. Forensic entomology. Available
from URL http://en.wikipedia. org/wiki/
kasus forensik akan dapat menampilkan
Forensic_entomology.htm. Last
bukti dan kesaksian ahli yang lebih akurat modified 22 February 2009.
dan dapat dipertanggung-jawabkan di peng- 4. Brundage, Adrienne. Collection, Preser-
adilan. vation, and Rearing of Dipteran
Samples. Forensic Entomology Class
Lecture. Texas A&M University,
KESIMPULAN College Station. 27 Feb. 2008.
Entomologi medik, termasuk di dalam- 5. Mendona, Paloma Martins. "Identifi-cation
of fly eggs using scanning electron
nya entomologi forensik terus berkembang
microscopy for forensic investigations."
pesat, dan jasa entomolog medik amat dibu- 2008. Micron. 13 March 2008.
tuhkan. Keahlian tenaga entomolog dibutuh-
kan dalam penyidikan, di peradilan maupun

Você também pode gostar