Você está na página 1de 10

Topik : Kesehatan

Sub Topik : Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar

Sasaran : Warga Desa Makmur Jaya, Batulicin

Hari/Tanggal : Senin, 01 Januari 2017

Tempat : Balai Desa Makmur Jaya

Waktu : Pukul 10.00-11.00 WIB

I. Tujuan Instruktusional Umum

Pada akhir penyuluhan diharapkan Bapak P dan keluarga dapat mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan pertolongan pertama terhadap luka bakar

II. Tujuan Instruktusional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Ibu P mampu:

1. Menjelaskan penyebab luka bakar

2. Mengetahui bahaya terjadinya luka bakar

3. Mengetahui cara mencegah terjadinya luka bakar

4. Mengetahui pertolongan pertama pada luka bakar

III. Materi (Terlampir)

1. Penyebab luka bakar

2. Bahaya terjadinya luka bakar

3. Cara mencegah terjadinya luka bakar

4. Pertolongan pertama pada luka bakar

IV. Metode

1. Cerama
2. Tanya jawab
V. Media

1. Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan

NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan klien

1 3 menit Pembukaan - Menjawab salam

- Memberi salam - Mendengar dan


memperhatikan
- Menyampaikan tujuan
penyuluhan

- Menjelaskan materi yang


akan diberikan

2 15 menit - Memberikan penjelasan secara - Memperhatikan


berurutan dan teratur tentang:

1. Menjelaskan penyebab luka


bakar

2. Menjelaskan bahaya terjadinya


luka bakar

3. Menjelaskan cara mencegah


terjadinya luka bakar

4. Menjelaskan pertolongan
pertama pada luka bakar

- Memberikan kesempatan warga


untuk bertanya
- Bertanya
- Memberi pujian atas pertanyaan
- Menjawab

3 5 menit Evaluasi

- meminta warga untuk - Memperhatikan


mengulang kembali penjelasan yang
diberikan - Menjawab atau
- Memberi pujian pada warga mengulang

- Mengucapkan terima kasih


atas perhatian dan waktunya

- Mengucapkan salam

- Menjawab

VII. PENGESAHAN

Batulicin, 01 Januari 2017

Ketua RT Pemberi Penyuluh

Ainurrahman Eva Norwulan Dharri

Mengetahui

Pembimbing PKL
LUKA BAKAR

A. Penyebab Luka Bakar

Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami oleh tiap orang,
terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak-anak, setelah
kecelakan. Derajatnya berbeda-beda, dari luka bakar yang paling ringan yaitu akibat sengatan
matahari, hingga yang terberat, menyebabkan kematian.Luka bakar yaitu luka yang
disebabkan oleh suhu tinggi, dapat disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air
panas, listrik seperti kabel listrik yang terbuka, petir atau bahan kimiawi seperti asam atau
basa kuat.

Gejala yang ditimbulkan, tergantung dari berat-ringannya luka bakar yang terjadi. Dari hanya
menimbulkan kemerahan di kulit, melepuh, hingga menyebabkan kerusakan parah pada
jaringan kulit. Rasa nyeri terjadi bila kerusakan pada bagian luar kulit, tapi bila kerusakannya
lebih berat malah rasa nyeri tidak timbul. Ini dikarenakan sel-sel saraf yang menghantarkan
rasa nyeri ke otak, rusak terbakar. Luka bakar yang berat umumnya membutuhkan perawatan
yang lama, mungkin memerlukan bedah kosmetik untuk menghilangkan bekas luka dan
rehabilitasi pada persendian yang sulit digerakkan.

B. Bahaya Luka Bakar

Luka bakar sangat berbahaya. Jika salah dan terlambat dalam penanganan, akan berakibat
kematian. Dan mitos2 yg beredar di masyarakat turut serta mempersulit proses pengobatan
tersebut. Karena itu perlu kita ketahui, apa saja larangan pada penderita luka bakar.

Luka bakar bukan merupakan penyakit. Tapi menjadi penyakit bila tak segera ditanggulangi.
Tak hanya api, listrik pun dapat menyebabkan luka ini. Selain terbakarnya kulit, luka bakar
bisa juga terjadi pada jaringan bawah kulit, seperti otot hingga tulang. Inhalasi asap dan
terperangkapnya udara panas saat kebakaran gedung dan rumah, menyebabkan terjadinya
proses oedema saluran, yaitu suatu keadaan yang mampu mengakibatkan pembengkakan
pernapasan pada korban, sehingga si penderita akan merasa tercekik dan tidak bisa bernapas,
lalu hilang kesadaran hingga terjadi luka bakar. Tubuh kita penuh dengan cairan. Dan akan
segera hilang akibat luka bakar yang meluas di sekujur tubuh.

C. Cara Mencegah Terjadinya Luka Bakar

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah erjadinya luka bakar bagi anak- anak di
rumah:

I. Dapur

Jauhkan anak-anak dari oven dan pemanggang. Ciptakan zona larangan di sekitarnya untuk
anak-anak
jauhkan makanan dan minuman panas dari jangkauan anak-anak. Jangan pernah membawa
makanan panas dan minuman panas dengan satu tangan dengan ketika ada anak-anak di
sekitar anda

jangan masukkan botol susu anank ke dalam mikrowave; dapat menimbulkan daerah yang
panas

cicipi setiap makanan yang akan dihidangkan

singkirkan taplak meja menjuntai ketika di rumah ada anak yang seang belajar merangkak

jauhkan dan simpan bahan kimia (pemutih, amonia) yang dapat menyebabkan luka bakar
kimia.

simpan korek api, lilin jauh dari jangkauan. Jangan pernah biarkan lilin menyala tanpa
pengawasan.

Beli alat-alat listrik dengan kabel yang pendek dan tidak mudah lepas atau menggantung.

II. Kamar mandi

Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak

Pastikan termostat pemanas air pada suhu 120F (48,8C) atau lebih rendah. Umumnya air
panas untuk anak sebaiknya suhunya tidak lebih dari 100F (37,7C).

Jangan biarkan anak bermain dengan keran atau shower.

III. Di setiap ruangan

Tutup setiap tempat yang dapat dipakai untuk menusukkan kabel listrik

Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang berapi

Pasang detektor asap dan periksa baterai minimal satu tahun/kali

D. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar

Secara sistematik dapat dilakukan 6c yaitu: clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis,


covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat
dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.

Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.

Cooling :
Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir selama 20
menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama pada anak dan orang
tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar

Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa dingin)
sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisasi

Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi)


sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko hipotermia

Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air mengalir
yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa bubuk, maka
singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.

Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan
membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko
infeksi berkurang.

Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari
superficial partial- thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi,
dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah,
riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang
dari 2 bulan

Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar.
Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka
(yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang
terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli
atau larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.

Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan penghilang
nyeri berupa : Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg Morphine (IV-intra vena)
0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg.
Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC (airway,
breathing, Circulation)

Airway and breathing

Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga (black sputum),
gagal napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah
orofaring dan leher membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke
dalam trakea/batang tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap terbuka.
Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap.
Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar untuk
perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas
luka bakar >10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan
merupakan komponen penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui
penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana
terjadi perembesan cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang
mengakibatkan timbulnya pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang
banyak dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang
dan mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-organ
tubuh.

Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal Saline).
Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi
dengan luka bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc
x berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan
adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB
untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan
setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya.
Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin yaitu
1cc/kgBB/jam.

A. Tatalaksana luka bakar minor

Pemberian pengurang rasa nyeri harus adekuat. Pada anak-anak dapat membutuhkan morfin
sebelum penilaian luka bakar dan pembalutan awal. Pada luka bakar mengenai anggota gerak
atas disarankan imobilisasi denga balut dan bidai Pemeriksaan status tetanus pasien
Pembalutan tertutup disarankan untuk luka bakar partial thickness. Cairan yang keluar dari
luka bakar menentukan frekuensi penggantian balutan. Gelembung cairan (blister) memiliki
fungsi untuk proteksi dan mengurangi rasa sakit bila tetap dibiarkan utuh selama beberapa
hari. Jika gelembung cairan kecil, tidak berada di dekat sendi dan tidak menghalangi
pembalutan maka dapat tidak perlu dipecahkan. Gelembung cairan yang besar dan yang
meliputi daerah persendian harus dipecah dan dibersihkan. Gelembung cairan yang berubah
menjadi opak/keruh setelah beberapa hari menandakan proses infeksi sehingga perlu untuk
dibuka dan dibalut.
B. Luka bakar superfisial/dangkal

Dapat dibiarkan terbuka. Pada bayi yang menunjukakan kecenderungan terbentuknya


gelembung cairan atau penggarukan dapat dittup perban untuk proteksi.

C. Luka bakar sebagian (partial thicknes)

Dilakukan pembersihan luka dan sekelilingnya dengan salin (larutan yang mengandung
garam-steril). Jika luka kotor dapat dibersihkan dengan clorhexidine 0,1% lalu dengan salin.
Luka bakar superfisial partial thickness dapat ditutup dengan kasa yang tidak menempel lalu
dibalut atau di plester Luka bakar deep partial thickness dilakukan penutupan dengan kasa
yang tidak lengket dan diberikan antimikroba krim silverdiazin. Bila luka bakar dangkal tidak
menyembuh dalam 7-10 hari, atau menunjukkan tanda-tanda terinfeksi atau ternyata lebih
dalam maka rujukan sebaiknya dilakukan. Kemungkinan timbulnya jaringan parut yang
berlebihan (scar hipertrofik) harus dipikirkan apabila dalam waktu 3 minggu luka bakar
belum juga menyembuh.

D. Luka bakar mayor

Airway and breathing (jalan napas dan pernapasan) Apabila ada tanda-tanda luka bakar pada
saluran napas atau cedera pada paru-paru maka intubasi dilakukan secepatnya sebelum
pembengkakan pad jalan napas terjadi.

E. Terapi Cairan

Jika luas area luka bakar >10% maka lakukan resusitasi cairan dan lakukan penghitungan
cairan dari saat waktu kejadian luka bakar. Pasang kateter urin jika luka bakar>15% atau luka
bakar daerah perineum NGT-pipa nasogastrik dipasang jika luka bakar>10% berupa deep
partial thickness atau full thickness, dan mulai untuk pemberian makanan antara 6-18 jam

F. Pemberian anti tetanus diperlukan pada luka-luka sebagai berikut :

Disertai patah tulang

Luka yang menembus ke dalam

Luka dengan kontaminasi benda asing (terutama serpihan kayu)

Luka dengan komplikasi infeksi

Luka dengan kerusakan jaringan yang besar (contoh luka bakar)

Luka dengan kontaminasi tanah, debu atau produk cairan atau kotoran kuda

Implantasi ulang dari gigi yang tanggal.


G. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan pada luka bakar mayor. Hal ini untuk menunjang
tatalaksana, mengingat luka bakar mayor dapat menyebabkan kerusakan yang lebih berat dan
gangguan keseimbangan metabolisme tubuh yang berat. Hal ini harus dikenali sehingga bisa
diatasi secepat mungkin.Pemeriksaan yang dapat dilakukan :Hemoglobin, hematokrit,
elektrolit, gula darah, golongan darah, kadar COHb dan kadar sianida (pada luka bakar
akiibat kebakaran di ruangan).
DAFTAR PUSTAKA

Kuliah Ilmu Bedah FKG UNAIR oleh dr. Heru, SpB. Panduan Kesehatan Keluarga Edisi
1996. diskusi dng dr. Prayudi Aji .http://rosyidi.com/penanganan-luka-bakar-yang-benar/. Tgl
browse: 29 Agustus 2008

http://www.mailarchive.com/dokter_umum@yahoogroups.com/msg01582.html. Tgl browse:


29 Agustus 2008

Você também pode gostar