Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
a. Tujuan :
b. Prinsip :
Pada metode ini, sampel dihidrolisis menjadi gula yang lebih sedrhana yang dapat mereduksi
Cu menjadi Cu . Ion Cu yang dihasilkan dititrasi dengan natrium tiosulfat.
c. Prosedur kerja
Menimang 5 gram
Menyaring larutan
Memanaskan kembali, megusahakan larutan mendidih dalam kurun waktu 3 menit dan mendidih
selama 10 menit
Mentirasi lagi dengan NaSO 0,1 N hingga TAT tercapai (warna biru hilang hingga terapai warna
ptih gading)
Titrasi Blanko
Memanaskan kembali, mengusahakan larutan mendidih dalam kurun waktu 3 menit dan
mendidih selama 10 menit
Pada praktikum ini, kami melakukan analisa kadar karbohidrat pada sampel biskuit.
Praktikum ini menggunakan metode Luff Schoorl sebagai uji kuantitatif yang bertujuan
menguji adanya karbohidrat dalam biskuit. Komponen utama reagen Luff Schoorl adalah
CuO. Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereaksikan atau
merduksikan Cu2+ menjadi Cu+. Sampel yang di analisa adalah biskuit keapa kokola.
Cuplikan yang ditimbang akan diidentifikasi kadar karbohidratnya. Massa sampel yang
diperoleh dari penimbangan adalah 4,9964 gram.
Metode Luff Schoorl menggunakan reagen Luff Schoorl yang komponen utamanya
adalah CuO. Untuk mereduksi CuO (dari larutan Luff Schorl) menjadi CuO karena adanya
gula reduksi (monosakarida). Larutan Luff Schoorl hanya akan bereaksi dengan sampel yang
mengandung gula pereduksi.
Jika terbentuk endapan merah bata dari CuO, ini berarti reaksi redoks gagal. Kegagalan ini
bisa disebabkan sampel terlalu pekat atau reagen Luff Schoorl yang ditambahkan terlalu
sedikit. Redoks I berhasil jika larutan biru kehijau-hujauan. Penambahan batu didih adalah
untuk meratakan panas dan mencegah letupan. Larutan diusahakan mendidih dalam waktu
3 menit agar tidak terjadi pengendapan seluruh Cu yang tereduksi menjadi Cu sehingga
tidak ada kelebihan Cu.
Titrasi dilakukan dengan larutan NaSO 0,1 N. Penamahan larutan KI dan HSO
akan menimbulkan reaksi antara sisa CuO dengan HSO dan KI
2CuI2CuI + I
Reaksi ditandai dengan tmulnya buih dan warna larutan menjadi coklat. Larutan harus
dititrasi segera dengan NaSO 0,1N untuk megindai penguapan KI. Zat oksidator kuat
(HSO) ditambah ion iodida berlebih (KI) membuat oksidator tereduksi dan membebaskan
I. I bebas kemudian dititrasi. Penambaan indikator amilum dilakukan saat sudah akan
mendekati TAT, karena jika indikator ditambahkan diawal maka akan membungkus Iod.