Você está na página 1de 11

Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 Tinjauan Pustaka


No. Telp (021) 5694-2061

Analisis Terhadap Gangguan Mekanisme


Purin
Rionaldo Sanjaya P
102012022
C5
rionaldosanjaya@rocketmail.com
Pendahuluan
Protein merupakan salah satu senyawa yang sangat penting bagi tubuh kita, salah satu
protein tersebut yaitu purin dan pirimidin. Kedua nukleotida ini berfungsi sebagai zat
monomer dari asam ribonukleotida ( RNA ) dan asam deoksi ribonukleat ( DNA ).
Di dalam bahan pangan, purin terdapat dalam asam nukleat berupa nukleoprotein.
Nucleoprotein ini kemudian akan diubah menjadi mononukloetida baru kemudian diabsorbsi
atau dapat diubah menjadi basa purin atau pirimidin. Basa purin ini kemudian dapat diubah
menjadi asam urat yang akan diabsorbsi maupun dieksresikan dalam urin.
Asam urat ini dibentuk dengan bantuan enzim xantin oksidase, padaa keadaan
fisiologis pembentukan asam urat dapat dihambat dengan Jalur Penyelamatan Purin dimana
hasil akhir purin akan berupa AMP ataupun GMP, sehingga kadar asam urat dapat menurun.
Seperti pada scenario, dimana seorang ibu dengan asam urat tinggi menunjukkan
bahwa jalur penyelamatan purin ini terganggu. Sehingga, kadar asam urat dalam darah
meningkat. Ketika asam urat mulai banyak meningkat maka darah akan semakin asam
sehingga kadar asam urat serum melebihi batas kelarutannya, dan terjadi kristalisasi natirum
urat di jaringan lunak dan sendi.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas mekanisme sistem metabolisme purin
dan pirimidin, peranan / fungsi purin, sumber purin, proses pembentukan asam urat, dan
hormon yang berpengaruh dalam proses tersebut.

1
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui mekanisme sistem metabolisme
purin dan pirimidin, peranan / fungsi purin, sumber purin, proses pembentukan asam urat,
dan hormon yang berpengaruh dalam proses tersebut.

Rumusan Masalah
Seorang ibu dengan kadar asam urat darah tinggi

Hipotesis
Terdapat gangguan jalur penyelamatan purin pada ibu tersebut

Mind Map

Gambar 1, Mind Map

2
Pencernaan Nukleotida Purin dan Pirimidin
Sebagian besar asam nukleat makanan dimakan dalam bentuk nucleoprotein dari
mana asam nukleat dibebaskan dalam usus oleh fungsi enzim proteolitik. Getah pancreas
mengandung enzim- enzim ( nuclease ) yang akan memecah asam nukleat menjadi
nukleotida. Nuclease ini spesifik untuk 2 jenis asam nukleat yaitu ribonukleas ( RNA ) dan
deoksiribonuklease. Enzim enzim usus (polinukleotidase atau fosfoesterase) membantu
fungsi nuclease pancreas dalam membentuk mononukleotida dari asam nukleat.
Mononukleotida selanjutnya dihidrolisis menjadi nukleosida oleh berbagai nukleotidase dan
fosfataase dan bermacam-macam nukleosida yang dibentuk demikian dapat langsung diserap
atau dipecahkan lebih lanjut oleh fosforilase usus menjadi basa purin atau pirimidin bebas.
Basa tersebut dapat dioksidasi, misalnya, guanine dapat diubah menjadi xantin dan kemudian
menjadi asam urat, atau adeonsin dapat diubah menjadi inosin, hipoxantin, dan kemudian
menjadi asam urat. Asam urat dapat diabsorbsi melalui mukosa usus dan diekskresi dalam
urin. Pada manusia ternyata bahwa sebagian besar purin dalam asam nukleat yang dimakan
langsung diubah menjadi asam urat tanpa lebih dulu digabungkan ke dalam asam nukleat.2

Sintesis Nukleotida Purin

Pada manusia dan mamalia lainnya,


nukleotida purin disintesis untuk
memenuhi kebutuhan organisme akan
prazat monomer asam nukleat dan untuk
fungsi fungsi lain.
Langkah pertama dalam sintesis
purin ribose -5- fosfat dengan bantuan
enzim pirofosforibosafosfatase yang
merupakan enzim regulator dan
memerlukan ATP dan membentuk
pirofosforibosil-5-fosfat.
Pirofosforibosil-5-fosfat bereaksi
dengan glutamine dengan dikatalisis

Gambar 2. Biosintesis Purin

3
oleh enzim fosforibosilfosfat amidotransferase untuk membentuk 5-fosforibosilamin disertai
oleh pemindahan pirofosfat dan pembentukan asalm glutamate. 5- fosforibosilamin kemudian
bereaksi dengan glisin untuk membentuk glisinamid ribosil fosfat dengan bantuan enzim
glisinamid kinosintase yang memerlukan ATP. N7 glisinamid ribosilfosfat kemudian
mengalami formilasi, yang memerlukan N5, N10-meteniltetrahidrofosfat formiltransferase
untuk memindahkan gugus C1 menjadi C8 basa purin. Pada reaksi 5, sekali lagi glutamine
sebagai amida, amidasi terjadi pada C4 formilglisinamid ribosilfosfat, dikatalisis oleh
formilglisinamidin ribosilfosfat sintase, yang memerlukan ATP di samping glutamine. N
amida menjadi posisi 3 dalam purin.
Penutupan cincin imidazol dikatalisis oleh enzim aminoimidazol ribosilfosfat sintase,
yang juga memerlukan ATP dan yang membentuk aminoimidazol ribosilfosfat. Sintesis
berlangsung terus sampai aminoimidazol karboksilat ribosil fosfat dengan penambahan gugus
karbonil kepada senyawa prazat; sumber gugus karbonil adalah CO2 pernapasan. Sumber
nitrogen pada posisi 1 adalah gugus alfa-amino aspartat, bagian sisanya dinyatakam sebagai
bagian dari suksinil dari aminoimidazol suksinilkarboksamid ribosilfosfat, disingkat sebagai
SAICAR. Pada reaksi 9, gugus suksinil SAICAR dipecah sebagai asam fumarat.
Aminoimidazol karboksamid ribosil\fosfat, yang tertinggal, kemudian diformilasi (reaksi 10)
oleh N10-formiltetrahidrofolat untuk membentuk amidoimidazol karboksamid ribosilfosfat
dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh formil transferase yang cocok. Karbon yang baru
ditambahkan, seperti dari C8 basa purin, berasal dari pool C1 melalui pengemban
tetrahidrofolat, akan menjadi C2 inti purin.penutupan cincin sekanrang terjadi melalui IMP
siklohidrolase, dan dengan demikian nukleotida, purin pertama, asam inosinat dibentuk.
Pentingnya metabolism folat dalam sintesis den novo nukleotida purin seharusnya
jelas. Dua gugus satu karbon ditambahkan kepada cincin purin pada posisi 8 dan 2 oleh
N5,N10 meteniltetrahidrofolat dan N10-formil tetrahidrofolat. Yang terahir berasal dari yang
pertama. N5,N10-meniteniltetrahidrofolat berasal dari dehidrogenasi N5,N10metilentetra
hidrofolat yang memerlukan NADP. N5,N10-meniteniltetrahidrofolat dibentuk, gugus satu
karbon hanya dapat dipindahkan ke dalam purin, dari mana gugus tersebut diberikan kepada
N10 formiltetrahidrofolat baik secara langsung maupun setelah diubah. Dengan demikian,
pengurangan pembentukan senyawa tetrahidrofolat ini akan mempunyai pengaruh yang
merugikan terhadap sintesis purin.
Selanjutnya, IMP diubah menjadi GMP. Reaksi pertama dalam rangkaian ini adalah
suatu oksidasi yang memakai NAD sebagai kofaktor dan air untuk membentuk XMP. XMP
diaminasi oleh gugus amido glutamine dalam suatu reaksi yang memerlukan ATP

4
membentuk GMP. IMP juga dapat menjadi AMP dengan bantuan enzim adnilosuksinat
sintase membentuk AMPS dan adenosine kinase membentuk AMP.2

Jalur Penyelamatan Purin

Gambar 3. Jalur Penyelamatan Purin

Penyelamatan senyawa purin yang sudah terbentuk ini dapat terjadi melalui 2
mekanisme umum. Mekanisme yang secara kwantitatif lebih penting adalah fosoribosilasi
basa purin bebas oleh enzim spesifik yang memerlukan PRPP sebgai donor fosfat ribose.
Mekanisme umum yang kedua adalah fosorilasi nukleosida purin pada gusu 5 hidroksilnya.
Terdapat 2 enzim dalam jaringan manusia yang dapat melakukan fosoribolasi basa
purin. Satu enzim mampu untuk melakukan fosforibolasi adenine dengan PRPP untungk
menghasilkan AMP yaitu adenine fosibosil transferase. Enzim kedua yaitu hipoxantin-
guanian fosforibosil transerase. Yang mampu melakukan fosforibosilasi hipoxantin dan
guanin dengan PRPP untung menghasilkan masing masing IMP dan GMP. IMP dan GMP
lebih aktif daripada pembentukan AMP dari adenine. Penyelamatan ribonukleosida purin
menjadi robonukleotida purin pada manusia hanya dilakukan oleh adenosine kinase.2

5
Pada manusia, terdapat siklus di mana IMP dan GMP serta DNAnya masing masing
diubah menjadi nukleosidanya masing-masing (inosin,guanosin ) oleh purin5 nukleotidase.
Ribonukleosida dan 2 deoksinukleosida purin ini diubah menjadi hipoxantin atau guanine
oleh purin nukleosida fosforilasi. Hipoxantin dan guanine kemudian dapat di fosforibolasi
lagi oleh PRPP menjadi IMP dan GMP untuk melengkapi siklus.
Terdapat jalan samping siklus ini yang mengikutsertakan pengubahan IMP menjadi
AMP, dengan pengubahan AMP lebih lanjut mnejadi adenosine. Yang terakhir ini mungkin
dikatalisis oleh purin 5 nukleotidase. Adenosine yang dibentuk kemudian diselamatkan
kembali secara langsung menjadi AMP melalui adenosine kinase atau diubah menjadi inosin
oleh enzim eadenosin deaminase. Secara kwalitatif fungsi ini berfungsi untuk system imun.
Penyelamatan purin bebas oleh adenine fosoribosil trasnferase tampaknya untuk
mencegah oksidasi yang diperantai oleh xantin oksidase antara adenine menjadi 2,8
dihidroksiadenin2

Sintesis Pirimidin

Gambar 4. Sintesis Pirimidin

6
Nukleotida pirimidin memiliki struktur cincin heterosiklik yang juga terdapat dalam inti
purin, nukleotida ini memiliki sifat kimia dan faal yang sama dengan nukleotida purin.
Beberapa prazat / zat antara yang diperlukan pirimidin dalam sintesisnya yaitu PRPP,
glutamine, CO2, aspartat, NAD. Sintesis cincin pirimidin dimulai dengan pembentukan
karbamoil fosfat dari glutamine, ATP dan CO2 dalam reaksi yang dikatalisis oleh karbamoil
fosfat sintase yang terdapat dalam sitosol sel. Sebaliknya, enzim karbamoil fosfat sintase
yang bertanggung jawab bagi langkah-langkah dini pada sintesis urea dalam mitokondria.
Langkah pertama yang terlibat dalam biosintesis pirimidin adalah pembentukan
karbamoil aspartat oleh kondensasi karbamoil fosfat dan aspartat, suatu reaksi yang
dikatalisis oleh enzim aspartat transkarbamoilase. Suatu struktur cincin yang kemudian dapat
dibentuk dari karbamoil asoarta oleh lenyapnya H2O yang dikatalisis oleh enzim
dihidroorotase. Pada langkah dehidrogenasi selanjutnya dikatalisis oleh dihidroorotat
dehidrogenase dan memakai NAD sebagai kofaktor, dibentuk asam orotat. Langkah
selanjutnya adalah di mana gugus ribose fosfat ditambahkan pada asam orotat untuk
membentuk orotidilat ( orotidin monofosfat, OMP ). Reaksi ini dikatalisis oleh orotat
fosforibosil transferase, suatu enzim analog dengan hipoxantn-guanin dan adenine
fosforibosil transferase yang diperlukan dalam fosforibosilasi cincin purin yang telah
terbentuk. Ribonukleotida pirimidin pertama dibentuk oleh dekarboksilasi orotidilat untuk
membentuk uridilat ( uridin monofosfat, UMP ). Jadi, hanya pada langkah kedua dari akhir
pada pembentukan UMP cincin heterosiklik yang mengalami fosforibolasi.
Enzim dihidroorotat dehidrogenase terdapat dalam mitokondria; sedangkan semua
enzim lain dalam jalan pirimidin nukleotida de novo terdapat dalam sitosol.
Pirimidin nukleosida monofosfat diubah menjadi derivate difosfat dan trifosfatnya
oleh mekanisme yang analog dengan mekanisme yang diuraikan untuk fosforilasi purin
nukleosida monofosfat. UTP mengalami aminasi menjadi CTP, suatu reaksi di mana
glutaminen memberikan gugus amino dan memerlukan ATP. Reduksi pirimidin nukleosida
difofat menjadi 2-deoksinukleosida difosfatnya masing-masing dilakukan oleh mekanisme
yang juga analog dengan yang diuraikan untuk nukleotida purin.2
Pembentukan timidilat (timidin monofosfat, TMP ) adalah reaksi satu-satunya pada
biosintesis nukleotida pirimidin yang memerlukan donor senyawa satu karbon tetrahidrofolat.
2deoksi UMP dimetilasi oleh timidilat sintase, yang menggunakan N5,N10-
meniteniltetrahidrofolat sebagai donor metal. Gugus metilen N5,N10-meniteniltetrahidrofolat,
yang ditambahkan sebagai gugus metal kepada C5 deoksi UMP, harus direduksi dalam proses

7
donasinya. Sementara metilen direduksi menjadi gugus metal, pengemban tetrahidrofolat
dioksidasi menjadi dihidrofolat, dan keadaan hasil reaksi redoks dengan demikian tidak
berubah. Metilasi deoksi-UMP menjadi TMP mengakibatkan reduksi keseluruhan gugus
hidroksi metal dari serin menjadi gugus metal dengan oksidasi tetrahidrofolat menjadi
dihidrofolat yang terjadi berbarengan.2

Jalur penyelamatan pirimidin


Karena sel mamalia tidak banyak menggunakan ulang pirimidin bebas, reaksi
penyelamatan mengubah ribonuklosida pirimidin serta deoksiribonukleosida pirimidin
menjadi nukleotida masing masing. Foforiltransferase ( kinase ) yang bergantung ATP
mengatalisis fosforilasi difosfat menjadi nukleotida trifosfat padanan masing masing. Selain
itu, orotat fosforibosiltransferase, suatu enzim pada sintesis nukleotida pirimidin,
menyelamatkan asam ortotat dengan mengubahnya menjadi orotidin monofosfat. 3

Fungsi purin
Purin memiliki fungsi utama sebagai prazat / zat antara monomerik yang membentuk
DNA dan RNA, selain itu purin juga berfungsi dalam system biologi sebagai sumber ATP,
sebagai isyarat pengatur ( cAMP dan siklik GMP ) pada berbagai macam jaringan dan
organism, dan sebagai komponen koenzim yang banyak dipakai yaitu, FAD, NAD, NADP,
dan komponen donor metil yang penting.2

Sumber Purin

8
Gambar 5. Sumber Purin
Pembentukan Asam Urat

9
Gambar 6. Proses pembentukan asam urat
Adenosin akan diubah menjadi inosin oleh adenosine deaminase. Kemudian inosin
menjadi hipoxantin, kemudian menjadi xantin. Guanosine menjadi guanine dan menjadi
xantin. Xantin dengann xantin oksidase menjadi asam urat.
Pembentukan asam urat terbanyak ditentukan oleh pH lingkungan ( misalnya darah,
urin, atau CCS ). Jadi, dalam keadaan fisiologis hanya ditemukan asam urat dan garam
mononatriumnya, natrium urat. Dalam cairan dengan pH kurang dari 5,75, jenis molekul
yang terbanyak adalah asam urat. Dalam cairan dengan pH sama dengan asam urat. Pada pH
lebih dari 5,75, natrium urat menjadi dominan dalam larutan.2
Ketika kadar asam urat serum melebihi batas kelarutannya, natrium urat akan sulit
larut dan mengendap membentuk kristal. Penimbunan Kristal natrium urat terutama pada
jaringan lunak, khususnya sendi. Endapan urat ini disebut tophi.3
Diet Purin
Bila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat serum lebih dari 10
mg/dl, penderita harus diet bebas purin. Namun, pada kenyataanya tidak mungkin
merencanakan diet tanpa purin karena hampir semua bahan makanan sumber protein
mengandung nukleoprotein.
Diet yang normal biasanya mengandung 600-1000 mg purin per hari. Oleh karena itu,
diet bagi penderita gout harus dikurangi kandungan purinnya hingga kira kira hanya
mengonsumsi sekitar 100-150 mg purin per hari.1

10
Pembahasan

Jalur penyelamatan purin sangatlah penting, pada jalur ini ada enzim yang berperan
penting yaitu Adenosin Fosoribosil Transferaase dan Hipoxantin Guanin Transferase. Ketika
terjadi gangguan pada defisiensi enzim APRT dan HGPRT maka akan terjadi pembentukan
dan ekskresi purin menjadi meningkat, sehingga hasil asam urat pun meningkat. Pada
peningkatan enzim PRPP pun dapat meningkatkan produksi dan eksresi purin melalui
peningkatan Vmax maupun penurunan Km Ribosa 5 fosfat.
Ketika produksi asam urat dalam darah meningkat, maka pH darah akan semakin
turun. Karena tinggi kadar asam urat dalam darah maka kejenuhan serum akan meningkat
sehingga natrium urat akan sulit larut dan mengendap. Natrium urat yang mengendap akan
membentuk Kristal, dan menumpuk di jaringan lunak khususnya sendi.
Pada scenario didapat seorang ibu dengan ibu jari kaki bengkak (tophus) dan nyeri
dikarenakan adanya penimbunan natrium urat pada daerah tersebut. Ibu tersebut memerlukan
diet purin sekitar 100-150mf per hari.

Kesimpulan
Hipotesis benar, bahwa pembengkakan kaki pada ibu tersebut dikarenakan tingginya
asam urat darah, dimana meningkatnya asam urat dalam darah karena adanya gangguan
enzim yang berperan dalam jalur pelenyamatan purin.

Daftar Pustaka
1. Pranaji DK. Perencanaan menu untuk penderita gangguan asam urat. Jakarta: Penebar
Swadaya;2003.p.9-11.
2. Martin DW. Biokimia ( Review of biochemistry ). Jakarta: EGC; 2004.p.391-400.
3. Rodwell VW. Biokimia harper. Jakarta: EGC; 2009.p.311-20.

11

Você também pode gostar

  • Miniproject Gabung
    Miniproject Gabung
    Documento33 páginas
    Miniproject Gabung
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Dokter Kecil
    Laporan Dokter Kecil
    Documento23 páginas
    Laporan Dokter Kecil
    maulana rifky
    Ainda não há avaliações
  • Blok 11!!
    Blok 11!!
    Documento15 páginas
    Blok 11!!
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Bab6 Gizi Kesling
    Bab6 Gizi Kesling
    Documento2 páginas
    Bab6 Gizi Kesling
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3-1
    Bab 3-1
    Documento14 páginas
    Bab 3-1
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Skripsi Dita Erlina.n
    Skripsi Dita Erlina.n
    Documento129 páginas
    Skripsi Dita Erlina.n
    irvan syahmil
    Ainda não há avaliações
  • Bab6 Gizi Kesling
    Bab6 Gizi Kesling
    Documento2 páginas
    Bab6 Gizi Kesling
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Blok 13 Guweh
    Blok 13 Guweh
    Documento20 páginas
    Blok 13 Guweh
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Blok 10!!!!!!!!!!!
    Blok 10!!!!!!!!!!!
    Documento16 páginas
    Blok 10!!!!!!!!!!!
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Bblok 24
    Bblok 24
    Documento1 página
    Bblok 24
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • BLOk 9
    BLOk 9
    Documento12 páginas
    BLOk 9
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Blok 12...................
    Blok 12...................
    Documento20 páginas
    Blok 12...................
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Blok 10!!!!!!
    Blok 10!!!!!!
    Documento17 páginas
    Blok 10!!!!!!
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Beneficence
    Beneficence
    Documento1 página
    Beneficence
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Bab IV Done
    Bab IV Done
    Documento12 páginas
    Bab IV Done
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Bagaimana Mengetahui Bahwa Dengan Visus 6
    Bagaimana Mengetahui Bahwa Dengan Visus 6
    Documento1 página
    Bagaimana Mengetahui Bahwa Dengan Visus 6
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • BAB 3 - Fix
    BAB 3 - Fix
    Documento18 páginas
    BAB 3 - Fix
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Bahan Blok 13
    Bahan Blok 13
    Documento14 páginas
    Bahan Blok 13
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • BAB I Done
    BAB I Done
    Documento7 páginas
    BAB I Done
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Bimbingan Cairan
    Bimbingan Cairan
    Documento1 página
    Bimbingan Cairan
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • BAB 2 - Submit
    BAB 2 - Submit
    Documento32 páginas
    BAB 2 - Submit
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • BAB V - Submit
    BAB V - Submit
    Documento17 páginas
    BAB V - Submit
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Bacterial Food Poisoning
    Bacterial Food Poisoning
    Documento42 páginas
    Bacterial Food Poisoning
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • b30 Status Gizi Balita Mgrs
    b30 Status Gizi Balita Mgrs
    Documento15 páginas
    b30 Status Gizi Balita Mgrs
    Fitriana Kurniasari
    Ainda não há avaliações
  • Case IPD
    Case IPD
    Documento45 páginas
    Case IPD
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Case Sulit Ablatio
    Case Sulit Ablatio
    Documento22 páginas
    Case Sulit Ablatio
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Case
    Case
    Documento34 páginas
    Case
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Case Anak 2
    Case Anak 2
    Documento10 páginas
    Case Anak 2
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações
  • Case Report
    Case Report
    Documento3 páginas
    Case Report
    Rionaldo Sanjaya
    Ainda não há avaliações