Você está na página 1de 8

Edu Komputika Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edukom

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA


MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA
PELAJARAN JARINGAN DASAR

Dian Ratna Puspitasari dan Tatyantoro Andrasto

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ _______________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penggunaan metode pembelajaran ceramah dalam kelas X TKI SMK Plus Tunas Bangsa
Kebasen menyebabkan tidak terasahnya berpikir kritis siswa sehingga hasil belajar siswa
rendah. Tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis sehingga
Diterima Mei 2017 hasil belajar siswapun dapat naik pada mata pelajaran jaringan dasar melalui penerapan
problem based learning. Metode penelitian adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek memberikan penjelasan dasar dan
Disetujui menyimpulkan termasuk kategori sangat baik sedangkan membangun keterampilan
dasar, membuat penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi taktik termasuk kategori
baik. Meningkatnya berpikir kritis siswa, meningkatkan hasil belajar sebelum penelitian
dengan nilai 69,47 menjadi 73,10 pada siklus I dan 87,44 pada siklus II. Simpulan
Dipublikasikan
penelitian adalah melalui penerapan metode problem based learning dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat
pula. Saran bagi guru untuk melakukan pengawasan pada saat penyelidikan mandiri dan
________________
diskusi agar aktivitas siswa dan hasil yang diperoleh lebih optimal.
Keywords:
Problem based
learning, penelitian
Abstract
tindakan kelas, _____________________________________________________________
berpikir kritis The use of teaching methods of lectures in class X TKI SMK Plus Tunas Bangsa Kebasen
____________________ cause untrained critical thinking of students so that student learning outcomes are low.
The purpose of the research is to improve critical thinking skills so that the learning
outcomes of students can be raised on the basic network subjects through the
application of problem based learning. The research method is collaborative class action
research. The results show that the aspect of providing basic explanation and concluding
are excellent categories while building basic skills, making further explanations, and
setting tactical strategies are good. Increased critical thinking of students, improve
learning outcomes before the study with a value of 69.47 to 73.10 in the first cycle and
87.44 in second cycle. The conclusion of the research is through the application of
problem-based learning method can improve students' critical thinking skills so that
student learning outcomes also increase. Suggestions for teachers to conduct
supervision during independent inquiry and discussion so that student activities and
results obtained are more optimal
2017 Universitas
Negeri Semarang

Alamat korespondensi:
Gedung E11 Lantai 2 FT Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail:
ratnaptik@gmail.com

1
dengan persentase ketuntasan klasikal
60%. Padahal berdasarkan
Permendikbud No 104 Pasal 9
ketuntasan klasikal yang ideal dalam
satu kelas adalah 75%.
Proses pembelajaran di kelas X TKI
sesuai hasil observasi terfokus pada
pembelajaran satu arah yaitu dari guru
kepada siswa. Guru sering
menggunakan metode ceramah dimana
guru memberikan keterangan mengenai
definisi dan konsep materi sehingga
siswa hanya memiliki kemampuan
menghafal semata.
UU No. 20 Tahun 2003 menyebutkan
PENDAHULUAN bahwa pembelajaran di sekolah
SMK Plus Tunas Bangsa Kebasen kejuruan harus mengutamakan
merupakan salah satu lembaga pengembangan kemampuan siswa
pendidikan yang memiliki berbagai menjadi manusia produktif, mampu
program keahlian. Program keahlian memilih karir, dapat beradaptasi di
yang ada menyesuaikan dengan lingkungan kerja, serta memiliki
kebutuhan dunia kerja, dimana kompetensi yang sesuai dengan
lulusannya akan memiliki keterampilan program keahlian yang dipilih. Tujuan ini
dan siap unjuk kerja. Salah satu tidak relevan dengan proses
program keahlian yang banyak diminati pembelajaran yang berjalan dikelas X
adalah teknik komputer dan informatika. TKI. Hal tersebut dikarenakan
Berdasarkan hasil observasi, ketuntasan penggunaan metode pembelajaran yang
klasikal hasil belajar siswa kelas X TKI konvensional seperti ceramah hanya
SMK Plus Tunas Bangsa Kebasen pada membentuk komunikasi satu arah, dari
mata pelajaran jaringan dasar masih di guru ke siswa dan siswa hanya menjadi
bawah ketuntasan minimal yang objek penerima saja sehingga tidak ada
ditetapkan Permendikbud No 104 Pasal kesempatan bagi siswa untuk
9 yaitu 2,67 untuk kompetensi mengembangkan kemampuan
pengetahuan dan untuk kompetensi berpikirnya.
keterampilan sebesar 2,67. Hasil rata- Berdasarkan teori kontruktivisme
rata belajar siswa kelas X TKI pada oleh Vygotsky (dalam Abdullah dan
ulangan tengah semester adalah 69,47 Ridwan, 2008: 3) perkembangan

2
intelektual terjadi pada saat individu Menurut Ennis (1985: 45) siswa
berhadapan dengan pengalaman baru dianggap telah memiliki kemampuan
dan menantang dan ketika mereka berpikir kritis jika telah memenuhi lima
berusaha untuk memecahkan masalah aspek, yaitu (1) memberikan penjelasan
yang dimunculkan. Melalui suatu dasar, (2) membangun keterampilan
permasalahan yang dimunculkan dalam dasar, (3) menyimpulkan, (4) membuat
pembelajaran, terutama terkait dengan penjelasan lebih lanjut, (5) mengatur
hal yang ada di dunia nyata dan mudah strategi dan taktik. Hasil penelitian yang
mereka temui akan menarik minat dan dilakukan oleh Setyorini, Sukiswo, dan
memotivasi siswa untuk belajar dan Subali (2011: 56) disimpulkan bahwa
mencari informasi untuk pemecahan model PBL dapat meningkatkan
masalah tersebut. kemampuan berpikir kritis siswa pada
Glaser (dalam Fisher, 2001 : 3) pembelajaran GLBB. Penelitian yang
menyatakan bahwa, Berpikir kritis menggunakan true experimental design
dapat didefinisikan sebagai : (1) suatu ini menghasilkan 75% siswa memiliki
sikap mau berpikir secara mendalam kemampuan kritis, 7,5% siswa memiliki
tentang masalah-masalah dan hal-hal kemampuan sangat kritis, psikomotorik
yang berada dalam jangkauan siswa memiliki nilai rerata 82,75 dalam
pengalaman seseorang, (2) kategori sangat aktif dan afektif siwa
pengetahuan tentang metode-metode mempunyai nilai rerata sebesar 73,38
pemeriksaan dan penalaran yang logis, yang termasuk dalam kategori baik.
dan (3) semacam suatu keterampilan Berdasarkan penelitian oleh Nugroho
untuk menerapkan metode-metode (2016: 22), project based learning
tersebut. Banyak model pembelajaran memberikan hasil yang lebih baik pada
yang telah dikembangkan atau aspek kognitif dibandingkan dengan
ditemukan para ahli dan peneliti yang pembelajaran menggunakan metode
memusatkan permasalahan terutama ceramah. Metode ceramah tidak sesuai
berhubungan dengan dunia nyata dengan lingkungan belajar siswa yang
menjadi bahan pembelajaran. Salah melatih kemampuan berpikir tingkat
satunya adalah problem based learning tinggi. Baik metode problem based
atau pembelajaran berbasis masalah. learning maupun project based learning
Menurut Arends (2013 : 100), problem memiliki tujuan untuk membantu siswa
based learning merupakan suatu mempersiapkan diri menghadapi dunia
pendekatan pembelajaran melalui kerja melalui praktek pemecahan
penyajian situasi permasalahan yang masalah bukan secara teori di dalam
autentik dan bermakna sehingga kelas.
menjadi landasan penyelidikan dan Berdasarkan kenyataan di atas, siswa
inkuiri. kelas X TKI SMK Plus Tunas Bangsa

3
Kebasen memerlukan suatu upaya refleksi. Subjek penelitian ini adalah
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X TKI SMK Plus Tunas Bangsa
siswa sehingga hasil belajar mereka Kebasen. Penelitian dilakukan dengan
menjadi meningkat pula terutama dalam rancangan seperti model yang dibuat
mata pelajaran jaringan dasar. Materi oleh Kemmis dan MC Taggart (Hopkins,
jaringan dasar ini adalah salah satu 2014: 61) yaitu perencanaan,
mata pelajaran wajib dalam program pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
keahlian Teknologi Komunikasi dan Selama tatahapan perencanaan, guru
Informatika. Oleh karena itu, penulis dan peneliti mempersiapkan perangkat
bermaksud mengangkat judul Skripsi pembelajaran, instrumen penelitian, dan
Upaya Peningkatan Kemampuan melakukan uji coba instrumen tes. Pada
Berpikir Kritis Siswa Melalui tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan
Pembelajaran Berbasis Masalah metode problem based learning yang
(Problem Based Learning) Pada Mata terdiri dari 5 fase, antara lain :
Pelajaran Jaringan Dasar (Studi Kasus 1. memberikan oritentasi tentang
Kelas X TKI SMK Plus Tunas Bangsa permasalahan kepada siswa, guru
Kebasen). bertindak menjelaskan tujuan
METODE PENELITIAN pembelajaran, mendeskripsikan
Metode penelitian yang dilakukan berbagai kebutuhan logistik penting,
adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dan memotivasi siswa untuk terlibat
secara kolaboratif antara guru mata dalam kegiatan mengatasi masalah
2. mengorganisasikan siswa untuk
pelajaran jaringan dasar dan peneliti.
meneliti, guru membantu siswa untuk
Menurut Nunan (1992: 18) penelitian
mendefinisikan dan
tindakan kelas berbeda dengan
mengorganisasikan tugas-tugas
penelitian lainnya, karena penelitian ini
belajar yang terkait dengan
dilakukan dengan tujuan meningkatkan
permasalahan
serta memperbaiki metode pengajaran
3. membantu investigasi mandiri dan
yang dilakukan oleh pengajar. Ada tiga
kelompok, guru mendorong siswa
karakteristik utama dari penelitian
untuk mendapatkan informasi yang
tindakan kelas (1) dilakukan oleh
tepat, melaksanakan eksperimen
praktisi (guru kelas), (2) bersifat
untuk mendapatkan penjelasan dan
kolaboratif, dan (3) ditujukan untuk
pemecahan masalah
mengubah sesuatu. Peran guru disini 4. mengembangkan dan
adalah sebagai praktisi pembelajaran, mempresentasikan hasil karya, Guru
sedangkan penelitian sebagai membantu siswa dalam
perancang dan pengamat. Guru merencanakan dan menyiapkan
dilibatkan sejak proses perencanaan, karya yang sesuai seperti laporan,
pelaksanaan, dan pengamatan hingga rekaman video, dan model-model,

4
serta membantu untuk problem based learning. Guru
menyampaikannya kepada siswa lain memberikan arahan terlebih dahulu
5. menganalisis dan mengevaluasi
proses pembelajaran yang diharapkan.
proses pemecahan masalah, Guru
Pelaksanaan pembelajaran ditunjang
membantu siswa untuk merefleksi
dengan RPP dan lembar diskusi siswa
hasil investigasi serta proses yang
yang telah disesuaikan dengan metode
mereka gunakan
pembelajaran. Kemampuan berpikir
Kegiatan yang dilakukan dalam
kritis siswa dalam pembelajaran
tahapan observasi adalah mengamati
problem based learning dikembangkan
proses tindakan, situasi tempat
melalui kegiatan penyelidikan
tindakan, dan kendala-kendala yang
pemecahan masalah yang tertuang
muncul. Pengamatan dilakukan untuk
dalam lembar diskusi siswa yang
mengetahui kesesuaian antara rencana
direncanakan.
tindakan yang telah disusun dengan
Pada siklus I penilaian kemampuan
praktek di lapangan. Tahapan
berpikir kritis dalam materi konsep
selanjutnya adalah refleksi, peneliti
jaringan dasra menghasilkan dua aspek
mengumpulkan dan menganalisis data
yang masuk dalam kategori baik atau
yang diperoleh selama proses
sangat baik yaitu aspek memberikan
pembelajaran siklus I, yaitu data yang
penjelasan dasar dan membangun
diperoleh dari hasil pekerjaan siswa
keterampilan dasar lainnya masuk
(hasil tes akhir siklus) dan catatan
dalam kategori cukup. Dilihat dari
lapangan. Kemudian peneliti
penilaian keterampilan berpikir kritis
mendiskusikan dengan guru tentang
hanya aspek memberikan penjelasan
hasil pengamatan baik kekurangan
dasar dan membangun keterampilan
maupun ketercapaian pembelajaran dan
dasar yang masuk dalam kategori baik.
hasil tes siklus I sebagai pertimbangan
Sedangkan kemampuan siswa dalam
perencanaan pembelajaran pada siklus
memberikan menyimpulkan,
selanjutnya.
memberikan penjelasan lanjut, serta
Indikator keberhasilan pelaksanaan
mengatur strategi dan taktik masih
penelitian ini dapat dilihat dari hasil
tergolong rendah. Dari hasil belajar
pengukuran kemampuan berpikir kritis
siswa menunjukkan beberapa
yang masuk dalam kategori sangat baik
diantaranya belum mampu menjawab
atau baik dan hasil belajar yang
pertanyaan tentang suatu penjelasan
ketuntasannya sudah ideal menurut
dari peristiwa atau pernyataan yang
Permendikbud No. 104 Pasal 9.
ditunjukkan oleh soal. Selain itu, siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
juga belum sepenuhnya mampu
Pada pertemuan pertama, guru
menentukan suatu tindakan
memberikan penekanan pada jalannya
berdasarkan kondisi yang telah
proses pembelajaran dengan metode

5
ditentukan. Jadi sekalipun hasil belajar karena itu, melalui diskusi bersama
mengalami kenaikan sebesar 5,22% dengan guru pengajar, pada siklus II
tetapi ketuntasan klasikal kelas baru guru akan meningkatkan kualitas proses
mencapai 70%. Masih ada 9 siswa yang pembelajaran dengan menugaskan
hasil belajarnya di bawah KKM. penulisan laporan individu yang
Ketidakikutsertaan siswa secara aktif dikumpulkan pada akhir diskusi.
di dalam proses pembelajaran menjadi Diharapkan siswa dapat lebih mudah
salah satu alasan penyebabnya. memahami persoalan dan menjadi
Dikarenakan setiap langkah dalam tanggung jawab terhadap tugasnya
metode pembelajaran problem based dalam kelompok. Selain itu,
learning membantu siswa dalam melatih permasalahan yang akan dimunculkan
kemampuan berpikir kritisnya terutama dalam siklus II ditampilkan dalam
dalam tahap penyelidikan, selama bentuk video sehingga lebih menarik
diskusi, dan evaluasi hasil diskusi. Oleh perhatian dan minat siswa.
Tabel 1. Kemampuan Berpikir Kritis
No Aspek Berpikir Kritis Siklus I Siklus II Peningkatan
1 Memberikan penjelasan dasar 86,67 (Baik) 98,33 (Sangat Baik) 13,45%
2 Membangun keterampilan dasar 82,22 (Baik) 83,33 (Baik) 1,35%
3 Menyimpulkan 73,33 (Cukup) 90,00 (Sangat Baik) 22,73%
4 Memberikan penjelasan lanjut 71,11 (Cukup) 86,67 (Baik) 21,19%
5 Mengatur strategi dan taktik 56,67 (Cukup) 83,33 (Baik) 47,04%
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa
Perbandingan
No Kriteria
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Rata-Rata Kelas 69,47(2,78) 73,10(2,92) 87,44 (3,50)
2 Ketuntasan Klasikal 60,00% 70,00% 96,67%
3 Siswa Tidak Tuntas 12 9 1
semua aspek dalam kategori sangat
Pelaksanaan pembelajaran pada
baik atau baik sehingga hasil belajar
siklus II dalam materi topologi jaringan
juga mengalami peningkatan yaitu
telah sesuai dengan rencana
18,57% dengan ketuntasan klasikal
pembelajaran yang didasarkan refleksi
kelas mencapai 96,67%. Dengan
siklus I. Selama penyelidikan mandiri
demikian siklus II telah mencapai
dan kelompok hampir tidak ada lagi
indikator keberhasilan yang telah
siswa yang melakukan kegiatan di luar
ditetapkan dan penelitian berakhir
pembelajaran. Siswa bertambah
sampai siklus tersebut.
pemahamannya terhadap materi
pembelajaran sehingga menunjukan SIMPULAN
peningkatan berpikir kritis antara lain Berdasarkan hasil penelitian dan
mengemukakan pendapatnya di dalam pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
kelompok maupun saat presentasi. metode pembelajaran problem based
Berdasarkan hasil penilaian
learning mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis menunjukkan

6
kemampuan berpikir kritis sehingga pembelajaran PBL dalam ruang
secara otomatis hasil belajar siswa pada lingkup yang lebih luas serta faktor-
mata pelajaran jaringan dasar faktor lain yang turut berpengaruh
kompetensi dasar mengenal jaringan terhadap pembelajaran.
komputer dan topologi jaringan bagi
siswa kelas X TKI SMK Plus Tunas Bangsa UCAPAN TERIMA KASIH
Kebasen juga meningkat. Hal ini dilihat Ucapan terima kasih ditujukan
dari kemampuan berpikir kritis yang kepada Tatyantoro Andrasto, S.T.,M.T., Ir.
semua aspek penilaiannya termasuk Ulfah Mediaty Arief, M.T, Dr. Ing. Dhidik
kategori sangat baik atau baik. Hal Prastiyanto, S.T.,M.T., Drs Nur Qudus,
tersebut berdampak pada rata-rata hasil MT., Drs. Tofik, Asih Widoretno, Dian
belajar siswa pada pra siklus, siklus I Arum Perdana dan teman-teman PTIK
sampai dengan siklus II juga mengalami angkatan 2011.
peningkatan serta ketuntasan klasikal
yang telah mencapai indikator DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A.G., dan Ridwan, T. 2008.
keberhasilan. Nilai aspek pengetahuan Implementasi Problem Based
rata-rata pra siklus sebesar 69,47 Learning (PBL) Pada Proses
Pembelajaran di BPTP Bandung.
meningkat menjadi 73,10 pada siklus I Jurnal Pendidikan Teknologi
dan menjadi 87,44 pada siklus II dengan Kejuruan Vol 5 (13): 1-10.
Arends, R.I. 2013. Learning to Teach.
ketuntasan klasikal sebesar 96,67%. Ninth Edition. New York :
McGraw-Hill. Terjemahan M.F.
Yulia. 2013. Learning To Teach:
SARAN Belajar untuk Mengajar. Jakarta :
1. Guru dapat menggunakan metode Salemba Empat.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
problem based learning pada Pembelajaran. Jakarta : PT.
pembelajaran selanjutnya selama Rineka Cipta.
Ennis, R.H. 1985. A Logical Basis for
memiliki karakteristik materi yang Measuring Critical Thinking
sama Skills. Journal Educational
Leadership Vol 43 (2) : 44-48.
2. Meski guru hanya sebagai fasilitator, Nugroho, A., dan Andrasto, T. 2016.
tetapi perlu mengawasi penyelidikan Model Pembelajaran Project
Based Learning Pada Mata
mandiri dan kelompok agar kondisi Pelajaran Jaringan Dasar Untuk
kelas kondusif. Siswa Kelas X TKJ SMK N 1
Wonosobo Menggunakan Cisco
3. Perlu dilakukannya update basis
Packet Tracer. Jurnal Teknik
pengetahuan secara berkala agar Elektro Vol 8 (1): 22-23
Setyorini, U., Sukiswo, S. E., dan Subali,
memelihara keakuratan gambar.
B. 2011. Penerapan Model
4. Penelitian ini sangat terbatas pada Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan
kemampuan peneliti, maka perlu
Berpikir Kritis Siswa SMP. Jurnal
diadakan penelitian yang lebih lanjut Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7:
52-56.
mengenai penerapan model

7
Fisher, A. 2001. Critical Thinking : An
Introduction. UK : Cambridge
University Press.
Hopkins, D. 2014. Panduan Guru
Tindakan Kelas. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.
Nunan, D. 1992. Research Methods in
Language Learning. Cambridge,
UK : Cambridge University Press.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar.
.Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003. Sistem
Pendidikan Nasiona. 8 Juli 2003.

Você também pode gostar