Você está na página 1de 86

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk

memberikan pelayanan obstetrik yang bermutu dan menyeluruh. Di

Indonesia AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,

namun demikian upaya untuk menunjukkan tujuan pembangunan

kesehatan masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus

menerus.

Menurut data World Health Organisation (WHO), sebanyak 99

persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi

di negara-negara berkembang (WHO, 2007). WHO memperkirakan

jumlah kematian ibu mencapai 500 orang pada tahun 2008 dan tahun

2009 sejumlah 440 orang ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan

dan nifas. (Fajar, diakses tanggal 26 Juni 2010)

Survey Demogratif Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009,

angka kematian maternal di Indonesia mencapai 307/100.000

kelahiran hidup, berarti 100,000 kelahiran hidup masih ada sekitar 307

ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.

1
WHO menyatakan bahwa anemia merupakan penyebab penting

dari kematian ibu saat hamil ataupun melahirkan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa persentase kematian ibu saat melahirkan akibat

anemia adalah 70% dan sekitar 19,7% akibat hal lain. Anemia pada

kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya angka kesakitan

ibu saat melahirkan (Nova Fridalni, diakses tanggal 26 Juni 2010 ).

Sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah

70%, atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia (Karin J, diakses

tanggal 26 Juni 2010).

Adapun jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 yaitu

mengalami penurunan menjadi 121 orang atau 85,17 per 100.000

kelahiran hidup dan pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 118 orang

atau 78,84 per 100.000 kelahiran hidup. Makassar sendiri angka

kematian ibu tahun 2009 mencapai 4/100.000 kelahiran. (Profil

DinKes, Diakses tanggal 12 Juni 2010). Sedangkan data yang

diperoleh di Puskesmas Mamajang Makassar pada periode Januari

sampai Desember 2010, jumlah ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya adalah 452 orang dan terdapat 202 orang yang

menderita anemia, yang terdiri dari anemia berat dengan Hb < 7 gr%

sebanyak 9 orang, anemia sedang dengan Hb 7-8,9 gr% sebanyak 70

orang dan anemia ringan dengan Hb 9-10,9 gr% sebanyak 123 orang.

2
Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu

hamil pemerintah Depkes RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan

suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di

Puskesmas, posyandu, pustu, maupun poskesdes dengan

mendistribusikan tablet tambah darah sebanyak 90 tablet selama

kehamilan. Namun, frekuensi anemia dalam kehamilan masih cukup

tinggi, berkisar antara 10 % dan 20 %. Karena defisiensi makanan

memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia

maka dapat dipahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negeri-

negeri yang sedang berkembang dibandingkan dengan negeri-negeri

yang sudah maju. Wanita hamil dengan Hemoglobin (Hb) 12 gr/ 100

ml atau lebih sebanyak 23,6%; Hb rata-rata 12,3g/ml dalam trimester I,

11,3g/100ml dalam trimester III.

Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi hal yang

makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan sehingga frekuensi

anemia dalam kehamilan meningkat pula. (Wiknjosatro, 2006 : 450).

Berdasarkan data pada Latar belakang Karya Tulis Ilmiah ini,

maka penulis tertarik untuk mengkaji dan menerapkan asuhan

kebidanan dengan prinsip-prinsip manajemen kebidanan khususnya

anemia ringan yang diuraikan dalam 7 langkah di Puskesmas

Mamajang Makassar.

3
B. Ruang Lingkup Penulisan

Adapun ruang lingkup pembahasan dalam karya tulis ini adalah

penerapan manajemen kebidanan studi kasus pada anemia ringan

dalam kehamilan 28 minggu 3 hari di Puskesmas Mamajang Makassar

tanggal 07, 17 Juni 2011.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Ny.S kehamilan 28

minggu 3 hari dengan anemia ringan di Puskesmas Mamajang

Makassar tanggal 07 Juni 2011

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian Asuhan Kebidanan Ny.S

kehamilan 28 minggu 3 hari dengan anemia ringan di

Puskesmas Mamajang Makassar tanggal 07 Juni 2011

b. Dapat melaksanakan identifikasi diagnose/masalah aktual

Asuhan Kebidanan Ny.S kehamilan 28 minggu 3 hari

dengan anemia ringan di Puskesmas Mamajang Makassar

tanggal 07 Juni 2011

4
c. Dapat melaksanakan identifikasi diagnose/masalah

potensial Asuhan Kebidanan Ny.S kehamilan 28 minggu 3

hari dengan anemia sedang di Puskesmas Mamajang

Makassar tanggal 07 Juni 2011.

d. Dapat melaksanakan tindakan segera/kolaborasi Asuhan

Kebidanan Ny.S kehamilan 28 minggu 3 hari dengan

anemia ringan di Puskesmas Mamajang Makassar tanggal

07 Juni 2011 jika ada indikasi.

e. Dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan Ny.S

kehamilan 28 minggu 3 hari dengan anemia ringan di

Puskesmas Mamajang Makassar tanggal 07 Juni 2011.

f. Dapat melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan Ny.S

kehamilan 28 minggu 3 hari dengan anemia ringan di

Puskesmas Mamajang Makassar tanggal 07 Juni 2011.

g. Dapat mengevaluasi Asuhan Kebidanan Ny.S kehamilan

28 minggu 3 hari dengan anemia ringan di Puskesmas

Mamajang Makassar tanggal 07 Juni 2011.

h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan

Asuhan Kebidanan Ny.S kehamilan 28 minggu 3 hari

dengan anemia ringan di Puskesmas Mamajang Makassar

tanggal 07 Juni 2011.

5
D. Manfaat Penulisan

Dengan adanya karya tulis ini diharapkan memberikan suatu

manfaat yang berarti kepada:

1. Manfaat praktis

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir

program dan penerapan ilmu yang telah didapatkan pada

jenjang pendidikan Diploma III Jurusan Kebidanan.

2. Manfaat pelayanan kesehatan

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi tenaga bidan

khususnya pada bagian yang terkait dalam meningkatkan

kualitas pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan

kesehatan yang actual dan potensial pada masyarakat.

3. Manfaat akademik (institusi)

Sebagai bahan masukan institusi pendidikan dalam penerapan

proses manajemen kebidanan dengan kasus anemia ringan.

4. Manfaat bagi penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi

penulis dalam penerapan proses manajemen kebidanan

dengan kasus anemia ringan.

6
E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dakam penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini adalah :

1. Studi Kepustakaan

Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari referensi

yang relevan dengan kasus yang dibahas yakni ibu hamil yang

mengalami anemia dari beberapa buku dan informasi dari

internet.

2. Studi Kasus

Melaksanakan studi kasus Ny.S dengan menggunakan

pendekatan asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian data,

merumuskan diagnose/masalah actual maupun

potensial,melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi

terhadap asuhan kebidanan pada klien dengan anemia ringan

serta mendokumentasikan.

7
Untuk mengumpulkan data dalam pengkajian data dapat

menggunakan metode :

a. Anamnese

Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami, dan

keluarga yang dapat membantu memberikan informasi yang

dibutuhkan.

b. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien

mulai dari kepala sampai kaki dengan tekhnik inspeksi,

palpasi, auskultasi, perkusi serta ditunjang dengan

pemeriksaan laboratorium.

3. Studi Dokumentasi

Studi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien

yang bersumber dari catatan dokter, bidan, maupun sumber

lain yang menunjang seperti hasil pemeriksaan diagnostic.

4. Diskusi

Penulis mengatakan diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu

bidan yang menangani langsung klien tersebut serta diskusi

dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah.

8
F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan dalam pemahaman Karya Tulis ini,

penulis menyusun dalam BAB sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan yang meliputi

Latar Belakang Masalah, Ruang Lingkup Penulisan, Tujuan

Penulisan :

1) Tujuan Umum.

2) TujuanKhusus, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan,

sitematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Konsep Dasar Tentang Kehamilan :

1) Pengertian kehamilan

2) Perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan

a) Perubahan Anatomi Fisiologi,

b) Perubahan Psikologi,

3) Diagnose kehamilan.

Konsep dasar tentang antenatalcare yaitu

pengertian, tujuan, antenatal care, kebijakan program,

jadwal kunjungan antenatal, kebutuhan dasar ibu hamil.

Konsep dasar tentang manajemen kebidanan

terdiri dari Pengertian Manajemen Kebidanan, Proses

9
Manajemen Kebidanan, Pendokumentasian asuhan

Kebidanan.

4) Tinjauan kasus dengan anemia ringan

BAB III Tinjauan Kasus

Penerapan Manajemen kebidanan pada kasus anemia

ringan pada kehamilan.

BAB IV Pembahasan

BAB V Kesimpulan Dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari

bulan ketujuh sampai Sembilan. (Saifuddin, 2006 : 89)


Lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi sampai partus adalah

kira-kira 280 hari (40 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut

kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu

disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu

disebut kehamilan prematur. (Wiknjosastro, 2005 :125)


Kehamilan merupakan proses yang alamiah (normal) dan bukan

proses patoligis, tetapi kondisi normal dapat menjadi

patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan

tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali

ada indikasi. (Kusmiyati, 2009 :1)


2. Diagnosis Kehamilan
Kehamilan didiagnosis dengan mengevaluasi tanda berikut:
a. Tanda dugaan Kehamilan
1) Menstruasi berhenti

11
2) Nyeri pada payudara dan kesemutan
3) Keletihan
4) Pembesaran payudara
5) Pigmentasi kulit berubah, termasuk dipayudara, linea nigra
6) Mual dan muntah
7) Peningkatan frekuensi berkemih
8) Merasakan gerakan janin
9) Wanita yakin dirinya hamil. (Sinclair, 2010 :15)
b. Tanda Kemungkinan Kehamilan
1) Perubahan uterus
a) Teraba Balotement
Ukuran janin yang lebih kecil dibandingkan banyaknya air

ketuban pada bulan keempat dan kelima, jika rahim

didorong dengan sekoyong-koyong atau digoyangkan,

janin akan melenting di dalam janin.

b) Tanda Piscaseck
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian

uterus yang dekat dengan implantasi plasenta.


c) Tanda Hegar
Tanda hegar diketahui melalui pemerikasaan bimanual

pada usia pada usia kehamilan 6-8 minggu. Pada

pemeriksaan ini akan didapatkan konsistensi rahim,

terutama pada bagian isthmus uteri teraba lunak.


d) Tanda Goodells
Tanda Goodells diketahui melalui pemeriksaan bimanual.

Pada pemeriksaan ini serviks akan teraba lebih lunak.

Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan

dampak ini.
e) Tanda Chadwick

12
Pada pemeriksaan ini didapatkan warna selaput lendir

vulva dan vagina terlihat menjadi ungu karena

hipervaskularisasi.
f) Tanda McDonald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan

satu sama lain dan bergantung pada lunak atau tidaknya

jaringan isthmus.

2) Terjadi pembesaran abdomen


3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Walaupun pada pemeriksaan ini hasilnya positif, kemungkinan

positif palsu tetap ada. (Hidayati, 2009 :33)


c. Tanda Pasti Kehamilan
1) Teraba bagian-bagian janin, palpasi yang dilakukan sudah

dapat diraba bagian-bagian dari janin.


2) Mengidentifikasi posisi janin, pemeriksaan yang

berpengalaman juga bisa membedakan antara pergerakan

tangan dan kaki.


3) Denyut Jantung Janin (DJJ) sudah dapat didengar.
4) Pemeriksaan dengan USG terlihat kerangka janin. (Hidayati,

2009 :37)
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan
a. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
1) Sistem Reproduksi
a) Vagina dan Vulva
Akibat pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva

mengalami perubahan. Sampai minggu ke-8 terjadi

hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva

tampak lebih merah, agak kebiruan (livide) tanda ini

disebut tanda chatwick, warna portio pun tampak livide.

13
Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain

menyebabkan peningkatan sensitivitas yang menyolok.

Peningkatan sensivitas dapat meningkatkan keinginan dan

bangkitan seksual, khususnya triwulan II. Hormon

kehamilan mempersiapkan vagina supaya ditensi selama

persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang

tebal, jaringan ikat longgar, hipertropi otot vagina dan

pemanjangan vagina. Deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel

vagina yang kaya akan glikogen terjadi akibat stimulasi

estrogen. Sel-sel yang tanggal membentuk rabas vagina

yang kental dan berwarna keputihan disebut leukore

(rabas mukoid berwarna agak keabuan dan berbau tidak

enak). Selam hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam,

keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan pH

membuat wanita hamil lebih rentang terhadap infeksi

vagina khususnya jamur. Diet yang mengandung gula

dalam jumlah besar membuat lingkungan vagina cocok

infeksi jamur. (Kusmiyati, 2009 : 53)


b) Servik uteri
Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan

karena hormone estrogen. Jika korpus uteri lebih banyak

mengandung otot, maka servik uteri lebih banyak

mengandung jaringan ikat, jaringan ikat lebih banyak

14
mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat

dan dengan adanya hipervaskularisasi serta meningkatnya

suplai darah maka konsistensi serviks menjadi lunak

disebut tanda Goodell. Selama minggu pertama awal

kehamilan peningkatan aliran darah uterus dan limfe

mengakibatkan oedema dan kongesti panggul. Akibatnya

uterus, serviks dan ithmus melunak secara progresif dan

serviks menjadi kebiruan (tanda Chadwick, tanda

kemungkinan hamil), perlunakan ithmus menyebabkan

antefleksi uterus berlebihan selama tiga bulan pertama

kehamilan. Sedangkan pada triwulan II konsistensi serviks

menjadi lunak dan kelenjer-kelenjer di serviks akan

berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih

banyak. (Kusmiyati, 2009 : 53)


c) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di

bawah pengaruh hormone estrogen dan progesterone.

Pembesaran pada dasarnya disebabkan oleh adanya

peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,

hyperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis

baru) dan hipertropi (pembesaran serabut otot dan

jaringan fibroelastis yang sudah ada), perkembangan

desidua. Hipertropi otot polos uterus dan serabut-serabut

15
kolagen yang menjadi higroskopik akibat meningkatnya

kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti

pertumbuhan janin. Selain uterus bertambah besar uterus

juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi.

Dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus serviks

mudah fleksi. Pada kehamilan 8 minggu uterus dan serviks

melunak dan membesar sehingga fundus menekan

kandung kemih mengakibatkan wanita hamil sering

berkemih. Dimana kehamilan 8 minggu membesar sebesar

telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu sebesar telur

angsa. Pada saat itu fundus uteri telah dapat diraba dari

luar di atas sympisis. (Kusmiyati, 2009 : 52)

Gambar 2.1 Perubahan Uterus

16
(Winkjosastro, 2006 : 158)

d) Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan

mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone.

(Sulistyawati, 2009: 61)


e) Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh hormone estrogen terjadi

hipervaskularisasi pada vagina dan vulva, sehingga pada

bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi

ini disebut dengan tanda Chadwick. (Sulistyawati, 2009:

61)
f) Payudara

17
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi

mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah

jalan lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh

ibu adalah sebagai berikut:


(1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang

dan berat
(2) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertrofi kelenjar

alveoli
(3) Bayangan vena-vena lebih membiru
(4) Hiperpigmentasi pada aerola dan putting susu
Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum)

berwarna kuning. (Sulistyawati, 2009 : 65)


2) System kardiovaskular
Selama kehamilan jumlah darah yang dipompa oleh

jantung setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah

jantung (cardiac output) meningkat sampai 30-50%.

Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu

dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu.

Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut

jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan

normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit.


Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung

agak menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang

membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan,

curah jantung meningkat sebesar 30% setelah persalinan

18
curah jantung menurun sampai 15-25% di atas batas

kehamilan lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.


Peningkatan curah jantung selama kehamilan

kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran

darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh, menyebabkan darah

lebih banyak di kirim ke rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan,

rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.


Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun

tetapi akan kembali normal pada trimester tiga. Selama

kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai

50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen

hanya meningkat sebesar 25-30%. (Sulistyawati, 2009 : 61)


3) System urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal

menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50%

atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24

minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini

aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang

membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika

berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin

menguat pada saat kehamilan, karena wanita hamil sering

merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk

berbaring/tidur.

19
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang

lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur

miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang

membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran

darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan

curah jantung. (Sulistyawati, 2009: 62)


4) System gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum

dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau

konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot di

dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone.


Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada

(heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena

makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena

relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang

memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke

kerongkongan. (Sulistyawati, 2009 : 63)


5) System metabolisme
Akibat pengaruh hormone estrogen, pengeluaran asam

lambung meningkat yang dapat menyebabkan morning

sickness dan salvias. Tonus otot traktus digestivus menurun

akibat makanan dalam lambung lebih lama dan apa yang

dicerna lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik

20
untuk resorbsi namun akan menimbulkan obstipasi.

(Winkjosastro, 2006 : 97)


6) Kulit
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-

bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.

Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling putting susu,

sedangkan di perut bagian tengah biasanya tampak garis

gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang

memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, dan

biasanya di atas pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil

yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.


Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan

menyebabkan robeknya serabut elastic di bawah kulit,

sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae livide. kulit

perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut

line nigra. Adanya vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah

berkeringat. (Sulistyawati, 2009 : 65)


7) System Pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya

ruang rahim dan pembentukan hormone progesterone

menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari

biasanya. Wanita hamil bernapas lebih cepat dan dalam

karena memerlukan lebih banyak oksogen untuk janin dan

untuk dirinya. (Sulistyawati, 2009 : 69)


8) Kenaikan berat badan

21
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB

dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-

12 kg. (Kusmiyati, 2009 : 65)

b. Perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan

1) Triwulan I (Periode Penyesuaian)

a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan

kehamilannya.

b) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan

kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak

hamil saja.

c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-

benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan

dirinya.

d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

mendapat perhatian dengan seksama.

e) Oleh karena perutnya yang masih kecil, kehamilan

merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan

diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin

dirahasiakannya.

f) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda tiap

wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

22
2) Triwulan II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar

hormon yang tinggi.


b) Ibu sudah biasa menerima kehamilannya.
c) Merasakan gerakan anak.
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhwatiran.
e) Libido meningkat.
f) Menuntut perhatian dan cinta.
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan

bagian dari dirinya.


h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya

atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.


i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,

kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.


3) Triwulan III (Periode Penantian Penuh Kewaspadaan)
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,

aneh, dan tidak menarik.


b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat

waktu.
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada

saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.


d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan

khawatirannya.
e) Merasa sedih karena akan pisah dari bayinya.
f) Merasa kehilangan perhatian.
g) Perasaan mudah terluka (sensitif).
h) Libido menurun. (Sulistyawati, 2009 : 75)

23
B. Tinjauan Tentang Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan sedikitnya 4 kali

pelayanan kepada ibu hamil untuk memantau ibu dan janin sehingga

dapat menilai perkembangan apakah berlangsung normal. (Mufdlilah,

2009 :1)

Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui

keadaan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai

kehamilan, mengakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan

menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan, dan

resiko tinggi). (Manuaba, 2008 : 25)

Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa

observasi, pendidikan, konseling dan penanganan medis atau

pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kehamilan kepada ibu

hamil oleh tenaga kesehatan untuk memperoleh suatu proses

kehamilan dan persalinan yang bersih, sehat, dan aman. (Suriani,

2008 : 40)

2. Pelayanan Antenatal Care

24
Pelayanan antenatal merupakan salah satu kegiatan dari program

kesehatan ibu dan anak, pelayanan ini bisa dilaksanakan oleh bidan di

Poliklinik, BPS, dan Rumah sakit.

Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan oleh

Depertemen Kesehatan RI (2003) meliputi:

a. Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali

pada triwulan I, 1 kali pada triwulan II, 2 kali pada triwulan III.

b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran

lingkar lengan atas (LILA).

c. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus

dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini

terjadinya Preeklamsi.

d. Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi

secara dini terhadap berat badan janin.

e. Melakukan palpasi abdominal untuk mengetahui usia kehamilan,

letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan janin tunggal

atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin untuk

menentukan asuhan selanjutnya.

f. Pemberian iminisasi toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali

dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari

terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan

nifas.

25
g. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada

kehamilan 30 minggu.

h. Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan .

i. Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa)

pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).

j. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil,

perawatan payudara, gizi ibu selama hamil dan tanda-tanda

bahaya kehamilan.

k. Bicarakan tentang persiapan persalinan kepada ibu hamil,

suami/keluarga pada triwulan III.

l. Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik

dan dapat digunakan, obat-obatan yang diperlukan, waktu

pencatatan kehamilan dan mencatat semua temuan pada KMS ibu

hamil untuk menetukan tindakan selanjutnya. (Mufdlilah, 2009 : 3)

3. Tujuan Antenatal Care

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

26
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kehamilan bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

(Saifuddin, 2006 : 90)

4. Jadwal Kunjungan Ulang

a. Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk:

1) Penapisan dan pengobatan anemia

2) Perencanaan persalinan

3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

b. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)

dilakukan untuk:

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

2) Penapisan preeklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan

saluran dan perkemihan

3) Mengulang perencanaan persalinan.

c. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir):

1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

3) Memantapkan rencana persalinan

27
4) Mengenali tanda-tanda persalinan. (Saifuddin, 2006 : 98)

C. Tinjauan Tentang Anemia Dalam Kehamilan

1. Pengertian Anemia

a. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb

dibawah 11 gr% pada Triwulan I dan 3 atau kadar < 10,5 gr% pada

triwulan II. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi

wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada

triwulan II. (Saifuddin, 2006 : 281)


b. Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah

atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah.

(Varney, 2006 : 623)


c. Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau

penurunan konsetrasi hemoglobin dalam darah sirkulasi dimana

Hb kurang dari 12 gr % pada wanita tidak hamil dan kurang dari 10

gr % pada wanita hamil. (Kriebs, 2009 : 275)

d. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dalam

darahnya kurang dari 12 gr% (Winkjosastro, 2005 : 448)

e. Anemia ditandai dengan rendahnya konsistensi hemoglobin (Hb)

atau hematokrit nilai ambang batas (referensi) yang disebabkan

oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb,

meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau kehilangan

28
darah yang berlebihan. (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2007 : 201)

f. Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau

menurunnya hemoglobin. (Ayurai.2009/4/5.Wordpress anemia

dalam kehamilan, Diakses tanggal 12 Juni 2010)

2. Klasifikasi Anemia

Berdasarkan penyelidikan anemia dalam kehamilan dapat dibagi

sebagai berikut :

a. Anemia Defisiensi Besi

Anemia dalam kehamilan yang paling sering ditemukan ialah

anemia akibat kekurangan besi, yang disebabkan karena kurang

masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan

resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlamapu

banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.

(Wiknjosastro, 2005 : 451)

b. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena

defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B 12,

hal ini berhubungan erat dengan defisiensi makanan.

(Wiknjosastro, 2005 : 453)

29
c. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik pada wanita hamil disebabkan karena

sumsung tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.

(Wiknjosastro, 2005 : 456)

d. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik dapat disebabkan karena penghancuran sel

darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita

dengan anemia homolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka

anemia biasanya bertambah berat. (Wiknjosastro, 2005 : 457)

3. Etiologi Anemia

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya

asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil

dan menyusui (kebutuhan fisiologis), dan kehilangan banyak darah

saat menstruasi.

a. Asupan Fe yang tidak memadai

Kecukupan intake Fe tidak hanya dipenuhi oleh konsumsi

makanan sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dll), tetapi

dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe. Yang membentuk 90 %

Fe dari makanan nondaging (termasuk biji-bijian, sayuran, buah,

telur) tidak mudah diserap oleh tubuh.

30
b. Peningkatan kebutuhan fisiologi

Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi

kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk

menyediakan Fe bagi janin dan plasenta, dan untuk menggantikan

kehilangan darah saat persalinan.

c. Kehilangan banyak darah

Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor

darah. Pada wanita kehilangan darah terjadi melalui menstruasi

dan wanita hamil mengalami perdarahan saat dan setelah

melahirkan. Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah

satu predictor kejadian anemia setelah melahirkan. Perdarahan

patologi akibat penyakit/infeksi parasit seperti cacingan dan

saluran pencernaan berhubungan positif terhadap anemia.

Perdarahan gastrointestinal oleh adanya luka di saluran

gastrointestinal (gastritis, tukak lambung. Kanker kolon dan polip

pada kolon). (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007 :

205)

Sebagian besar anemia adalah anemia defesiensi Fe yang dapat

disebabkan oleh konsumsi Fe dan makanan yang kurang atau terjadi

perdarahan menahun akibat parasit. Berdasarkan fakta tersebut dapat

dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada ibu hamil adalah

31
kemiskinan dan tidak mampu memenuhi standar makanan 4 sehat 5

sempurna dan lingkungan yang buruk sehingga masih terdapat

penyakit parasit, seperti ankilostomiasis. (Manuaba, 2007 : 38)

4. Patofisiologi Anemia

Normalnya, terjadi punurunan kadar Hb dalam kehamilan

(penurunan ringan dikaitkan dengan peningkatan berat badan dan

kesejahteraan janin) karena volume plasma bertambah lebih cepat

daripada volume sel darah merah sehingga terjadi pengenceran

(terutama pada kehamilan multipel). Defisiensi zat besi lazim terjadi

pada kehamilan akibat peningkatan kebutuhan zat besi karena

peningkatan sel darah merah, pembentukan jaringan baru (misal:

miometrium) dan kebutuhan janin. Laktasi menyebabkan peningkatan

kebutuhan zat besi, dan dikaitkan dengan suatu angka kejadian

anemia yang lebih tinggi diperiode pascapartum. (Datta, 2010 : 6)

Darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut

hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah

kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi

pengenceran darah. Perbandingannya tidak seimbang yakni plasma

bertambah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara

fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil oleh

32
karena pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus

bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia

cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas

darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan

darah tidak naik.

Kemudian, pada perdarahan waktu persalinan banyaknya unsur

besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan apabila darah itu tetap

kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak

kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam

kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Winkjosastro, 2005 : 448).

5. Tanda dan Gejala Anemia

Walaupun lebih sering tidak diserta gejala akan tetapi anemia dapat

disertai tanda dan gejala sebagai berikut :

a. Merasa lelah dan sering mengantuk oleh karena rendahnya Hb

dan kurangnya oksigen, sehingga kurang transport untuk

metabolisme dalam tubuh.

b. Merasa pusing dan lemah (dizness dan weaknes) oleh kurangya

oksigen dan energi menyebabkan ibu merasa lemah dan capek.

c. Mengeluh sakit kepala

d. Merasa tidak enak badan (malaise) dan nafas pendek karena

menurunnya suplay darah.

33
e. Perubahan mood dan kebiasaan tidur.

f. Mengeluh lidah mudah luka (lecet)

g. Pucat pada membrane mukosa dan konjungtiva

h. Kulit pucat

i. Pucat pada kuku jari.

j. Ikterus.

k. Takipnea, dispnea saat beraktivitas.

l. Nafsu makan kurang perubahan dalam kesukaan makanan.

m. Kebiasaan akan makanan yang aneh-aneh atau mengidam (pica).

(varney, 2006 : 127)

6. Pengaruh Anemia Terhadap Ibu dan Janin

a. Pengaruh terhadap kehamilan


1) Bahaya selama kehamilan
a) Dapat terjadi abortus
b) Persalinan prematures
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
d) Mudah terjadi infeksi.
e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6gr%)
f) Molahidatidosa
g) Hiperemesis gravidarum.
h) Perdarahan antepartum
i) Ketuban pecah dini (KPD).
2) Bahaya saat persalinan
a) Gangguan his, kekuatan mengejan.
b) Kala pertama berlangsung lama dan terjadi partus terlantar.
c) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan

dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.


d) Kala tiga dapat diikuti retensio placenta, dan pendarahan

postpartum sekunder dan atonia uteri.

34
e) Kala empat, dapat terjadi pendarahan post partum

sekunder dan atonia uteri.


3) Pada masa nifas.
a) Terjadi subinvolusio uteri yang menimbulkan pendarahan

postpartum.
b) Memudahkan infeksi dan sepsis puerperium.
c) Pengeluaran ASI berkurang.
d) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan.
e) Anemia kala nifas.
f) Mudah terjadi infeksi mammae.
b. Pengaruh terhadap janin.
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan

dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan metabolisme

tubuh akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia pada janin antara

lain :
1) Abortus
2) Kematian intra uteri.
3) Persalinan prematuritas tinggi.
4) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
5) Kelahiran dengan anemia.
6) Dapat terjadi cacat bawaan.
7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
8) Intelegensi rendah. (Manuaba, 2007 : 38)

7. Diagnosis Anemia

Untuk menegakkan diagnosa anemia pada kehamilan, dapat

dilakukan anamnesis dimana akan didapatkan keluhan cepat lelah,

sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah

yang lebih hebat pada kehamilan muda.

35
Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan,

yaitu pada triwulan I dan triwulan III, dengan pertimbangan bahwa

sebagian besar ibu hamil mengalami anemia. Dari hasil pemeriksaan

Hb dengan alat sahli, kondisi Hb dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Normal : 11 gr% atau lebih


b. Anemia ringan : 9 10,9 gr%
c. Anemia sedang : 7 8,9 gr%

d. Anemia Berat : < 7 gr% . (Manuaba, 2007: 38)

Menurut DepKes RI tahun 2000, klasifikasi anemia sebagai berikut:

a. Anemia ringan : Hb 10-11 gr% / dl

b. Anemia sedang : Hb 8-10 gr% / dl


c. Anemia berat : Hb < 8 gr% / dl
Anemia menurut WHO digolongkan sebagai berikut:
a. Normal : > 11 gr %
b. Anemia Ringan : 8-11 gr %
c. Anemia Berat : < 8 gr %

8. Pencegahan dan Pengobatan

a. Pencegahan

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil

melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum hamil sehingga dapat

diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut.

Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium

termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi

parasit. (Manuaba, 2007 : 39)

36
Di daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi

sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfas ferrosus atau glukonas

ferrosus, cukup satu tablet sehari. Selain itu wanita dinasehatkan

pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang

mengandung banyak mineral serta vitamin. (Wiknjosastro, 2006 :

453)

b. Pengobatan
1) Anemia ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10,9 gr% masih dianggap

ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari

dan 50 g asam folat per oral sekali sehari. Hb dapat

dinaikkan sebanyak 1 g% per bulan. (Saifuddin, 2006 : 282)


2) Anemia sedang
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per os.

Biasanya diberikan garam besi sebanyak 600-1000 mg sehari,

seperti sulfas-ferrosus atau glukonas ferrosus. Hb dapat

dinaikkan sampai 10 g/100 ml atau lebih asal masih ada cukup

waktu sampai janin lahir. (Winkjosastro, 2006 : 452)


3) Anemia berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran

sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/im pada

gluteus, dapat meningkatkan Hb relative lebih cepat yaitu 2 gr

%. Transfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam

37
kehamilan sangat jarang diberikan (walaupun Hbnya kurang

dari 6 g%), apabila terjadi perdarahan. ( Saifuddin, 2006 : 282)

Bagan 2.1 Tata Laksanan Anemia

ANEMIA PADA KEHAMILAN


Anamnese kehamilan Pemeriksaan
1. Cepat lelah 1. Pemeriksaan fisik
2. Mata berkunang-kunang 2. Pemeriksaan
3. Sering pusing laboratorium dasar
4. Makan berkurang Sebab anemia 3. Pemeriksaan faal
5. Keluhan hamil bertambah 1. Defisiensi zat besi
Lever, Ginjal,
Hemopoitisis
2. Anemia infeksi
Anemia paling banyak
3. Kekurangan asam folat
Defisiensi besi
4. Gangguan Hb
Mengatasinya sulit
Anemia ringan
Anemia sedang Hbs kr 9-10 gr% Anemia berat
Hbs kr 7-8 gr% Hbs kr 6 gr%
Pengobatan
Pengobatan
1. Zat besi 1. Peningkatan gizi
2. Kesling diperbaiki 2. Suplemen zat besi
3. Transfusi darah
4. Peningkatan gizianemia
Komplikasi
1. Pada trimester I berkaitan 3. Inpartu
dengan abortus a. Gangguan kerja sama 3
2. Trimester I III b. Persalinan dengan
a. Perdarahan prematur tindakan
(Manuaba,b.2007 : 39) antepartum
Perdarahan 4. Pasca partum
D. Tinjauan c. Tentang
BBLR Manajemen Kebidanan a. Infeksi Puerperium
d. Gestosis dekompesasio b. Perlukaan sukar
e. IQ rendah sembuh : perdarahan
1. Pengertian manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara

sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Mufdlilah, 2009 :74)

38
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberi asuhan

kebidanan. Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan

menggambarkan alur pola berpikir dan bertindak bidan dalam

pengambilan keputusan klinis untuk mengatasi masalah. (Salmah,

2006 :17)

2. Langkah-langkah manajemen kebidanan

Menurut Varney, proses manajemen kebidanan terdiri dari 7

step/langkah. Dalam proses manajemen kebidanan akan diuraikan

rangkaian-rangkaian pemikiran dan gagasan yang logis untuk

kepentingan klien dan bidan serta dapat menggambarkan perilaku

klien yang diharapkan oleh dokter dan bidan melalui beberapa langkah

antara lain:

a. Langkah I. Pengumpulan data dasar / Identifikasi data dasar

Identifikasi data dasar merupakan langkah awal dari

manajemen kebidanan, langkah yang merupakan intelektual dalam

mengidentifikasi dan menganalisa masalah klien, pemeriksaan

fisik, tarmasuk pemeriksaan panggul atas indikasi tertentu, serta

hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain.

b. Langkah II. Merumuskan diagnose/masalah aktual

Mengidentifikasi data dasar secara khusus (spesifik) ke dalam

suatu rumusan diagnostik kebidanan dan problem. Diagnose lebih

39
sering diidentifikasi oleh Bidan dengan difokuskan pada apa yang

akan dialami atau dirasakan oleh seseorang, secara individual,

sedangkan masalah lebih sering dihubungkan dengan bagaimana

seseorang menguraikan suatu kenyataan yang ia rasakan atau

dialami sebagai suatu masalah. Diagnose adalah hasil analisa dan

perumusan masalah yang diputuskan dalam menetapkan

diagnose, bidan menggunakan pengetahuan professional sebagai

dasar atau arahan untuk mengambil tindakan.

c. Langkah III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial

Pada tahap ini, mengantisipasi masalah potensial yang

mungkin akan terjadi atau yang akan dialami oleh klien bila tidak

dapat penanganan yang adekuat, yang dilakukan melalui

pengamatan cermat, observasi secara akurat dan persiapan untuk

segala sesuatu yang mungkin terjadi.

d. Langkah IV. Melakukan tindakan segera dan kolaborasi

Melakukan intervensi yang harus langsung segera dilakukan

oleh bidan maupun dokter kebidanan, hal ini terjadi pada penderita

dengan kegawat daruratan. Kolaborasi dan konsultasi dengan

tenaga kesehatan lain yang lebih ahli sesuai keadaan klien.

40
Pada tahap ini bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai

kewenangannya, kolaborasi maupun konsultasi untuk

menyelamatkan ibu dan janin.

e. Langkah V. Perencanaan tindakan asuhan kebidanan

Mengembangkan rencana sesuai komprehensif yang didasari

atas dasar rasional tindakan yang relevan dan diakui oleh bidan.

Rencana tindakan ini harus berdasarkan rasional dan teorikal.

Untuk efektifnya (infoment consent) dan bidan atas kesepakatan

antara keduanya. Oleh karena itu, setiap tindakan yang telah

direncanakan harus didiskusikan dengan klien.

f. Langkah VI. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan

Langkah implementasi atau pelaksanaan di dalam manajemen

kebidanan dilaksanakan oleh bidan ataupun kerja sama dengan

tenaga kesehatan lain berdasarkan rencana yang telah ditetapkan,

Bidan juga harus memonitor kemajuan kesehatan klien.

g. Langkah VII. Evaluasi asuhan kebidanan

Langkah akhir dari manajemen kebidanan adalah evaluasi,

namun sebenarnya evaluasi ini dilakukan pula setiap langkah

manajemen kebidanan. Pada tahap akhir, Bidan harus mengetahui

41
sejauh mana keberhasilan usaha kebidanan yang diberikan

kepada klien. (Varney 200: 26)

3. Pendokumentasian asuhan kebidanan

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang

dapat mengomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang

telah dilakukan dan yang akan dilakukan pada seorang klien, yang

didalamnya teriset proses berpikir yang sistematis seorang bidan

dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah dalam

proses manajemen kebidanan.

Menurut Helen Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien

meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh

seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan

dalam bentuk SOAP, yaitu:

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

klien melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

klien, hasil laboratoriun dan uji diagnostik lain yang dirumuskan

42
dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkan I

Varney.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:

Diagnosis/masalah, Antisipasi diagnosis/masalah potensial,

Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,

konsultasi/kolaborasi atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4

Varney.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan

evaluasi perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah

5, 6, dan 7 Varney. (Salmah, 2006 : 172)

Berdasarkan alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentasian.

1. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan perkembangan

informasi yang sistematis yang mengorganisasi penemuan dan

konklusi anda menjadi suatu rencana asuhan.


2. Metode ini merupakan intisari dari proses penatalaksanaan

kebidanan untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.


3. SOAP merupakan urutan yang dapat membantu bidan dalam

mengorganisasi pikiran dan memberi asuhan yang menyeluruh.

(Salmah, 2006:172)

43
Bagan 2.2 7 langkah Varney

Alur Pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses Pendokumentasian
Manajemen Asuhan
Kebidanan Kebidanan
44
5 Langkah
7 Langkah (Varney) (Competensi
Bidan)

Data Data

Assesment/
Masalah/Diagnosa
Diagnosa

Antisipasi masalah
potensial/Doagnos
a
Lain

Menetapkan
kebutuhan segera
untuk konsultasi,
kolaborasi

Perencanaan Perencanaan

Implementasi Implementasi

Evaluasi
Evaluasi

Catatan SOAP

45
Subjektif
Objektif

Assesment
(Pengkajian/Diagnosa)

Planning (Rencana):
- Konsul
- Tes Diagnostik/lab
- Rujukan
- Pendidikan/konseling
- Tindak lanjut.

(Salmah,2006:173)

BAB III

STUDI KASUS
Asuhan kebidanan Ny.S kehamilan 28 minggu 3 hari dengan
anemia ringan di Puskesmas Mamajang Makassar tanggal 07 juni 2011

No. Register :

Tanggal Kunjungan : 07 Juni 2011, Pukul 10.30 Wita

Tanggal Pengkajian : 07 Juni 2010, Pukul 10.35 Wita

Langkah I. Identifikasi data dasar

A. Identitas Istri/Suami

46
Nama : Ny. S / Tn.B

Umur : 26 Tahun / 27 Tahun

Agama : Islam / Islam

Suku : Jawa / Jawa

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Status Pernikahan : Pertama 1 tahun

Alamat : Jl.Stadion.No.23

B. Riwayat Kehamilan Sekarang

1. Ibu hamil pertama (GI P0 A0)

2. HPHT tanggal 22 November 2010, TPL tanggal 29 Agustus 2011

3. Ibu merasa umur kehamilannya 7 bulan.

4. Ibu merasakan pergerakan janinnya di mulai sejak awal bulan April

2011 dan lebih sering di sisi kiri perut ibu.

5. Ibu mendapatkan imunisasi TT1, tablet Fe, Vitamin C dan B kompleks

di Puskesmas Mamajang pada tanggal 07 Juni 2011.

6. Mengeluh cepat lelah dan capek bila beraktivitas.

7. Sering merasa pusing terutama jika setelah duduk lalu berdiri.

8. Pekerjaan rumah dikerjakan sendiri. [

9. Tidak ada riwayat mual dan muntah

C. Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang

47
1. Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, malaria, jantung, ashma, DM,

PMS dan hepatitis.

2. Tidak pernah menderita penyakit kulit dan kelamin

3. Tidak ada riwayat alergi obat-obatan dan minuman alkohol

4. Tidak ada riwayat keturunan kembar baik dari ibu maupun suami

5. Tidak ada riwayat alergi makanan

D. Riwayat Menstruasi

1. Menarche : Umur 15 tahun

2. Siklus haid : 28-30 hari

3. Lamanya : 5-7 hari

4. Dismenorhea : Tidak ada

E. Riwayat Psikososial, Spritual dan Ekonomi

1. Ibu dan keluarga sangat bahagia dengan kehamilannya

2. Keluarga selalu memberikan dukungan kepada ibu.

3. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.

4. Biaya pengobatan dan perawatan di tanggung oleh suami.

5. Ibu menganggap bahwa kehamilan merupakan anugerah Tuhan.

6. Ibu dan keluarga rajin shalat.

7. Ibu bersyukur dengan kehamilannya dan selalu berdoa agar

kehamilannya berlangsung normal sampai persalinan.

F. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1. Kebutuhan nutrisi

48
Makan 3 kali sehari, jenis makan seperti nasi, lauk pauk, sayuran,

kadang buah dan segelas susu setiap hari. Minum air putih 7 gelas

perhari.

2. Pola eliminasi

Frekuensi BAK 5-6 kali sehari, berwarna kuning, berbau pesing. BAB

teratur setiap hari, konsintensi lunak dan berwarna kecoklatan.

3. Personal Hygiene

Penampilan ibu tampak bersih, mandi 2x sehari, keramas 3x

seminggu, gosok gigi 2x sehari, ganti pakaian 1x sehari dan

mengganti pakaian dalam setiap lembab.

4. Kebutuhan istirahat

Tidur siang teratur 1 jam setiap hari dan malam 7-8 jam sehari.

G. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum baik

2. Kesadaran Composmentis

3. Tinggi badan : 156 cm

4. BB sebelum hamil : 48 kg

5. BB sekarang : 56 kg

6. Lila : 25 cm

7. Tanda-tanda Vital :

a. Tekanan Darah : 100/80 mmHg

49
b. Nadi : 80 x/menit

c. Suhu : 36,5 oC

d. Pernapasan : 20 x/menit

8. Kepala

a. Kulit kepala bersih

b. Rambut tidak mudah rontok

c. Tidak ada massa.

9. Wajah

a. Ekspresi wajah tenang

b. Tidak ada oedema, tidak pucat

10. Mata

Konjungtiva pucat, sclera putih.

11. Mulut/gigi

a. Gigi tampak bersih

b. Tidak ada caries

c. Tidak ada pembengkakan gusi.

12. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjer tyroid, limfe dan vena jugularis.

13. Payudara

a. Simetris kiri dan kanan, putting susu terbentuk

b. Tidak ada massa dan nyeri tekan payudara

50
c. Belum ada kolostrum saat putting dipencet.

14. Abdomen

a. Tidak ada luka bekas operasi

b. Tonus otot perut tampak tegang

c. Tampak linea dan striae livide

d. Palpasi menurut Leopold:

Leopold I : 3 jari atas pusat(Tfu : 27 cm, Lp : 83 cm) teraba

bokong pada fundus.

Leopold II : Situs memanjang dan punggung kanan

Leopold III : Kepala

Leopold IV : BAP

TBJ : 2241 gram

e. Teraba pergerakan janin dan tidak ada nyeri tekan pada saat

palpasi

f. Auskultasi : DJJ terdengar jelas diperut sebelah kanan perut ibu,

kuat dan teratur 130 x/menit.

15. Panggul

a. Distansia spinarum : 24 cm

b. Distansia Kristarum : 27cm

c. Distansia posterior : 11 cm

d. Boudologue : 19 cm

16. Genetalia

51
a. Tidak ada pengeluaran lendir dan darah

b. Tidak ada keputihan

c. Tidak varices

17. Tungkai bawah

a. Tidak ada oedema dan varises

b. Reflex patella (+) kiri dan kanan

18. Pemeriksaan penunjang/laboratorium tanggal 07 Juni 2011

a. Darah (Hb) : 10 gr %

b. Urine : - Albumin (-)

- Reduksi (-)

Langkah II. Identifikasi diagnosa / masalah aktual

GI PO AO, umur kehamilan 28 minggu 3 hari, punggung kanan, situs

memanjang, letak kepala, bergerak atas panggul, intra uterine, tunggal,

hidup, keadaan janin baik, ibu dengan anemia ringan.

1. GI PO AO

a. Data Subjektif

1) Kehamilan yang pertama

2) HPHT tanggal 22 november 2011

b. Data Objektif

1) Tonus otot perut masih tegang dan Nampak membesar

52
2) Tampak linea nigra dan striae livide

3) Tampak hiperpigmentasi pada areola mammae.

4) Teraba bagian janin pada saat dipalpasi

c. Analisis dan Interpretasi data

1) Tonus otot perut masih tegang karena belum pernah hamil

sebelumya. Linea nigra pada kehamilan berwarna hitam, adanya

striae livide dan hiperpingmentasi pada mammae disebabkan

oleh terdapatnya deposit pigmen dan hiperpigmentasi pada kulit

yang disebabkan oleh melanophore stimulating hormone (MSH)

yang meningkat, dimana kulit perut seolah-olah retak-retak dan

warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut

striae livide. (Wiknjosastro, 2005: 97)

2) Teraba bagian janin pada saat palpasi, dimana teraba tahanan

keras, lebar dan datar seperti papan yang merupakan punggung

janin disisi kanan perut ibu. Sedangkan pada sisi kanan perut ibu

teraba bagian-bagian kecil yaitu tangan dan kaki.

2. Umur kehamilan 28 minggu 3 hari

a. Data Subjektif

1) HPHT tanggal 22 November 2010

2) Umur kehamilan 7 bulan

b. Data Objektif

1) TPL tanggal 29 Agustus 2011

53
2) Leopold I : 3 jari atas pusat (Tfu: 27 cm)

3) Lingkar perut 83 cm

c. Analisis dan Interpretasi data

1) Menurut rumus naegele dri HPHT tanggal 22 November 2010

sampai dengan tanggal pengkajian 07 Juni 2011 terhitung usia

kehamilan 28 minggu 3 hari. (Wiknjosasto 2005, hal: 155)

2) Menurut Leopold tinggi fundus uteri Leopold I diperoleh 3 jari atas

pusat menandakan umur kehamilan 28 minggu. (Wiknjosastro,

2005: 156)

3) Menurut Mc Donald tinggi fundus uteri dari sympisis ke fundus

diperoleh 27 cm x 8/7 = 30,8 (durasi kehamilan dalam minggu)

3. Punggung kanan

a. Data Subjektif

Ibu merasakan pergerakan janinnya lebih sering dan kuat pada perut

sebelah kiri.

b. Data Objektif

1) Palpasi Leopold II teraba punggung janin di sebelah kanan perut

ibu

2) Bagian-bagian janin teraba lebih jelas disebelah kiri perut ibu

3) DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan bawah perut ibu, kuat

dan teratur 130 x/i

c. Analisis dan Interpretasi Data

54
1) Pada saat palpasi teraba kokoh, datar, panjang merupakan

punggung janin, posisi punggung janin pada abdomen

menunjukkan posisi janin membujur. Sedangkan posisi kiri teraba

bagian kecil, menonjol, bentuk tidak teratur dan bergerak jika

ditekan yaitu tangan, kaki, lutut, dan siku. (Hani, 2010 : L-5)

2) Dari letak janin dapat didengarkan bunyi jantung janin dimana

disesuaikan dengan sikap janin. (Wiknjosastro, 2006 : 158)

4. Situs memanjang, letak kepala

a. Data Subjektif : -

b. Data Objektif :

1) Pada palapasi Leopold I teraba bokong pada fundus

2) Palpasi leopold II teraba punggung janin disebelah kanan perut

ibu

3) Pada palpasi Leopold III teraba kepala

c. Analisis dan Interpretasi Data

1) Pada palpasi Leopold I teraba difundus bagian lunak dan besar

menandakan bokong, Leopold II teraba tahanan keras, lebar dan

datar seperti papan merupakan punggung janin sebelah kanan

perut ibu dan memanjang sesuai sumbu tubuh ibu.sedangkan

pada sisi kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu tangan,

kaki, lutut dan siku dan pada Leopold III teraba bagian keras,

bulat menandakan presentasi kepala.

55
5. Bergerak atas panggul

a. Data Subjektif : -

b. Data Objektif

Palpasi Leopold IV teraba kepala bergerak atas panggul.

c. Analisis dan Interpretasi Data

Leopold IV ujung jari dari kedua tangan masih bertemu (convergen)

dan bagian ternedah janin (kepala) masih dapat digerkkan. Hal ini

menunjukkan bahwa kepala masih bergerak atas panggul. (Mufdillah,

2009 : 42)

6. Intra uterine

a. Data Subjektif

Janin bergerak kuat dan tidak pernah merasakan nyeri perut yang

hebat selama hamil

b. Data Objektif

1) Pada palpasi teraba bagian-bagian janin dan ibu tidak merasa

nyeri pada saat palpasi.

2) Umur kehamilan 28 minggu 3 hari

c. Analisis dan Interpretasi Data

1) Pada kehamilan intra uterine perkembangan uterus sesuai dengan

umur kehamilan, adanya gerakan janin, ibu tidak pernah

56
mengalami nyeri perut, hal ini menunjukkan intra uterine.

(Wiknjosastro, 2006 : 129)

2) Umur kehamilan bias mencapai 28 minggu 3 hari, bagian-bagian

janin dapat diraba pada saat palpasi menandakan jain intra

uterine.

7. Tunggal

a. Data Subjektif :
Ibu merasakan pergerakan janin sangat kuat terutama pada perut

sebelah kiri

b. Data Objektif :
1) Pada pemeriksaan Leopold teraba 2 bagian janin yang besar yaitu

1 kepala dan 1 bokong

2) DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan bawah perut ibu, kuat

dan teratur 130 x/i.

c. Analisa Dan Interpretasi Data :


Saat palpasi teraba 2 bagian besar janin, lokasi yang teraba pada

bagian kepala pada daerah bawah perut ibu dan bokong pada

daerah atas perut ibu, dan DJJ hanya terdengar pada satu tempat

yaitu sebelah kanan yang menandakan janin tunggal.(Wiknjosastro,

2006 : 129)

8. Hidup dan keadaan janin baik

a. Data Subjektif :

57
Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat terutama di sebelah kiri

perut ibu.
b. Data Objektif :
1) DJJ terdengar jelas, kuat, teratur dengan frekuensi 130x/menit.
2) Pada palpasi teraba pergerakan janin.
c. Analisis Dan Interpretasi Data :
1) Salah satu tanda pasti kehamilan adalah janin bergerak pada

usia kehamilan diatas 16 minggu dan menandakan janin hidup


2) Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur dan

frekuensinya antara 120-160x/menit. (Wiknjosastro, 2006: 129)

9. Ibu dengan anemia ringan

a. Data Subjektif

1) Ibu mengeluh cepat lelah dan capek bila beraktivitas

2) Ibu sering merasa pusing terutama jika setelah duduk lalu berdiri

3) Badan terasa lemah dan kurang nafsu makan

b. Data Objektif

1) Konjungtiva pucat

2) Hb: 10 gr %

c. Analisis dan Interpretasi Data

Peningkatan volume darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan

plasma bukan akibat peningkatan jumlah sel darah merah. Walaupun

ada peningkatan jumlah sel darah merah di dalam sirkulasi, tetapi

jumlah tidak seimbang dengan peningkatan volume plasma.

58
Ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk penurunan kadar

Hb. Dimana pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat oleh

karena berkurangnya darah, dan pemeriksaan penunjang yaitu Hb 10

gr % menandakan anemia ringan. (Varney, 2006 : 623)

Langkah III. Identifikasi diagnosa / masalah potensial

Potensial terjadi anemia sedang

1. Data Subjektif

a. Ibu mengeluh cepat lelah dan capek bila beraktivitas

b. Ibu sering merasa pusing terutama jika setelah duduk lalu berdiri

c. Badan terasa lemah dan kurang nafsu makan

2. Data Objektif

a. Konjungtiva pucat

b. Hb: 10 gr %

3. Analisa dan Interpretasi data

Wanita dengan kadarhaemoglobin kurang dari 10 gr% harus segera

diberi tambahan zat besi, dan asam folat dalam jumlah yang besar.

Penurunan kadar Hb yang terus menerus tanpa diimbangi dengan

59
pemberian zat besi dan asupan makanan yang bergizi dapat

menyebabkan anemia ke tingkat yang lebih berat. (Varney, 2006: 624)

Langkah IV. Perlunya tindakan segera / kolaborasi

Tidak ada data yang mendukung untuk perlunya tindakan segera / kolaborasi

Langkah V. Rencana asuhan kebidanan

A. Tujuan

1. Kehamilan dapat berlangsung normal sampai aterm

2. Keadaan ibu dan janin baik

3. Anemia teratasi.

B. Kriteria

1. TFU sesuai dengan umur kehamilan

2. Usia kehamilan mencapai 37-42 minggu

3. Tanda-tanda Vital dalam batas normal

a. TD : Systole tidak meningkat > 30 mmHg

Dystole tidak meningkat > 15 mmHg

b. Nadi : 60 -100 x/menit

c. Pernapasan : 18 24 x/menit

60
d. Suhu : 36-37 oC

4. Keadaan janin sehat dengan kriteria

a. DJJ dalam batas normal yaitu 120-160 x/menit

b. Pergerakan janin 10 kali dalam sehari

5. Hb dalam batas normal 11 gr %

6. Konjungtiva tidak pucat

7. Tidak terdapat tanda-tanda bahaya kehamilan.

8. Keluhan rasa pusing dan mudah lelah berkurang atau hilang.

C. Rencana Tindakan

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan tindakan selanjutnya.

Rasional : Dengan menyampaikan dan menjelaskan mengenai

keadaan yang dialami maka ibu akan mengerti

sehingga ibu bersifat kooperatif terhadap tindakan

yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan.

2. Berikan pendidikan kesehatan tentang:

a. Gizi seimbang untuk memenuhi tambahan kebutuhan kalori 300

kkal, karbohidrat 250 gr/hari, setara dengan 1-2 piring nasi,

protein 30 gr/hari, mineral dan vitamin, makanan berserat seperti

sayur dan buah-buahan, minum susu dan minum air 6-8

gelas/hari.

61
Rasional : Makanan dengan sumber karbohidrat sebagai sumber

energi, lemak sebagai sumber zat pembangun, vitamin

sebagai zat pengatur serta minum air putih yang

banyak dapat memenuhi kebutuhan cairan. Dimana

diharapkan makanan tersebut mengandung zat besi

yang dapat mengatasi anemia.


b. Istirahat yang cukup selama hamil yaitu pada siang hari 1-2 jam

dan malam hari 7-8 jam.


Rasional : Dengan istirahat bisa mengurangi beban kerja jantung

yang mengalami peningkatan karena kehamilan, juga

dapat mengurangi dan menghambat penggunaan

energi yang meningkat terutama pada saat menjelang

persalinan kelak.
c. Personal Hygiene yaitu mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali

seminggu, gosok gigi 2 kali sehari, dang anti pakaian dalam tiap

kali mandi atau tiap kali terasa lembab.


Rasional : Keadaan yang bersih akan membantu ibu merasa

nyaman dan mencegah masuknya mikroorganisme

kedalam tubuh.

3. Jelaskan pada ibu pentingnya pemeriksaan antenatal

Rasional : Pemeriksaan antenatal yang teratur membantu seoptimal

mungkin terhadap kehamilannya sebagai bekal persiapan

62
menghadapi persalinan dan nifas serta dapat memantau

adanya komplikasi.

4. Jelaskan pada ibu tentang 9 tanda bahaya dalam kehamilan

Rasional : Dengan memberi tahu ibu tentang 9 tanda bahaya dalam

kehamilan maka ibu dapat mengerti dan melaksanakan

anjuran bidan jika mengalami salah satu dari 9 tanda

bahaya tersebut segera kepelayanan kesehatan yang

terdekat.

5. Penetalaksanaan pemberian Fe, Vitamin C dan B kompleks

a. Fe

Rasional : Suplemen zat besi direkomendasikan sebagai dasar

yang rutin karena banyak ibu yang tidak

mengkunsumsi makanan yang mengandung zat besi

dan dapat meningkatkan kadar Hb dan meningkatkan

cadangan zat besi dalam tubuh.

b. Vitamin C

Rasional : Vitamin C membantu proses penyerapan Fe

c. Vitamin B kompleks

Rasional : Vitamin B kompleks merangsang relaksasi otot-otot

polos dan memperlancar aliran darah sehingga

membantu metabolism termasuk saluran cerna.

63
6. Diskusikan tentang persiapan persalinan dan kelahiran terutama jika

terjadi kegawat daruratan.


Rasional : Dengan diskusi diharapkan persiapan ibu akan lebih

maksimal baik fisik maupun psikologis sehingga ibu

dapat menghadapi persalinan tanpa rasa cemas yang

berlebihan dan tahu apa yang harus dilakukan bila timbul

kegawat daruratan atau komplikasi serta ibu dan

keluarga dapat mengambil keputusan untuk

mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat.

7. Anjurkan pada ibu untuk datang kembali ke Puskesmas Mamajang

Makassar tanggal 24 Juni 2011.

Rasional : Dengan adanya kesepakatan kunjungan berikutnya maka

ibu akan kembali untuk memeriksakan keadaannya

sehingga dapat diketahui perkembangannya dan bidan

dapat merencanakan tindakan selanjutnya sehingga

tujuan asuhan dapat tercapai secara efektif dan efesien.

Langkah VI. Pelaksanaan asuhan kebidanan

Tanggal 07 Juni 2011, Pukul 11.00-11.50 Wita

64
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan tindakan selanjutnya,

bahwa kehamilan berlangsung normal namun ibu mengalami anemia

ringan dengan Hb 10 gr %.

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang :


a. Gizi seimbang untuk memenuhi tambahan kebutuhan kalori 300 kkal,

karbohiodrat 250 gr/hari, setara dengan 1-2 piring nasi, protein

gr/hari, mineral dan vitamin, makanan berserat seperti sayur dan

buah-buahan, minum susu dan minum air 6-8 gelas/hari, agar kondisi

ibu cepat pulih.


b. Istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam

selama hamil.
c. Personal hygiene selama kehamilan yaitu mandi 2x sehari, keramas

3x seminggu, gosok gigi 2x sehari, dang anti pakaian dalam tiap kali

mandi atau tiap kali terasa lembab.

3. Menjelaskan pada ibu pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal di

bidan atau dokter yang dipercaya untuk mendapatkan pemantauan yang

optimal terhadap kehamilannya sebagai bekal persiapan menghadapi

persalinan dan nifas nantinya.

4. Memberikan penjelasan tentang 9 tanda bahaya dalam kehamilan

a. Adanya nyeri kepala yang hebat dan menetap

b. Wajah dan tungkai bengkak

c. gangguan dan perubahan pada penglihatan

d. Perdarahan dari jalan lahir sebelum waktunya

65
e. Pergerakan janin berkurang

f. Pengeluaran air dari jalan lahir

g. Nyeri perut hebat sebelum waktunya

h. Kejang

i. Demam

5. Penatalaksanaan pemberian obt:

a. Fe 1 x 200mg sehari

b. Vitamin C 3 x 500mg sehari

c. Vitamin B kompleks 3 x 500mg sehari

6. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan dan kelahiran terutama jika

terjadi kegawat daruratan.

7. Menganjurkan ibu datang kembali ke Puskesmas Mamajang Makassar

tanggal 24 juni 2011 untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan

janin serta keadaan ibu. Ibu bersedia datang sesuai dengan jadwal yang

telah ditentukan.

Langkah VII. Evaluasi asuhan kebidanan

Tanggal 07 Juni 2011, Pukul 12.00 Wita

1. Umur kehamilan mencapai 28 minggu 3 hari

2. Keadaan ibu anemia ringan ditandai dengan Hb 10 gr % dan janin baik,

ditandai dengan:

66
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal

1) Tekanan darah: 100/80 mmHg


2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36,50C
4) Pernapasan : 20 x/menit
b. Kondisi janin sehatv ditandai dengan DJJ 130 x/menit dan bergerak

pada saat palpasi.

Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan Ny.S kehamilan 28


minggu 3 hari dengan anemia ringan di Puskesmas Mamajang Makassar
tanggal 07 juni 2011

No. Register :

Tanggal Kunjungan : 07 Juni 2011, Pukul 10.30 Wita

Tanggal Pengkajian : 07 Juni 2011, Pukul 10.35 Wita

Identitas Istri/Suami

Nama : Ny. S / Tn.B

Umur : 26 Tahun / 27 Tahun

Alamat : Jl.Stadion.no23

Data Subjektif (S)

1. Ibu hamil pertama

2. HPHT tanggal 22 November 2010, TPL tanggal 29 Agustus 2011

3. Ibu merasa umur kehamilannya 7 bulan

4. Ibu merasakan pergerakan janinnya di mulai sejak awal bulan April 2011.

67
5. Ibu merakan pergerakan janinnya kuat dan lebih sering di sisi kiri perut

ibu.

6. Ibu mendapatkan imunisasi TT1 di Puskesmas Mamajang Makassar pada

tanggal 07 Juni 2011, tablet Fe, Vitamin C dan B complex.

7. Mengeluh cepat lelah dan capek bila beraktivitas

8. Sering merasa pusing terutama jika setelah duduk lalu berdiri.

9. Pekerjaan rumah dikerjakan sendiri

Data Objektif (O)

1. Keadaan umum baik

2. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan Darah : 100/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Suhu : 36,5 OC

d. Pernapasan : 20 x/menit

3. Tidak ada oedema pada wajah

4. Konjungtiva pucat, sclera putih

5. Gigi tidak ada karies

6. Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis

7. Payudara simestris kiri dan kanan, belum ada kolostrum saat putting

dipencet, tidak ada massa pada payudara.

8. Otot perut tampak tegang

9. Tampak striae livide dan linea nigra

68
10. Palpasi abdomen (Leopold):

Leopold I : 3 Jari diatas Pusat (Tfu : 27 cm), teraba bokong

difundus.

Leopold II : Punggung Kanan

Leopold III : Kepala

Leopold IV : Bergerak Atas Panggul (BAP)

Lp : 83 cm

TBJ : 2241 gram

11. Auskultasi DJJ (+) terdengar jelas dan teratur pada perut sebelah kanan

dengan frekuensi 130 x/menit

12. Genetalia, tidak ada pengeluaran lendir dan darah, keputihan serta tidak

varices.

13. Tungkai bawah simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema dan varices,

reflex patella (+) kiri dan kanan.


14. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10 gr%
Albumin : Negative (-)

Reduksi : Negative (-)

Assessment (A)

GI PO AO, umur kehamilan 28 minggu 3 hari, punggung kanan, situs

memanjang, letak kepala, bergerak atas panggul, intra uterine, tunggal,

hidup, keadaan janin baik, ibu dengan anemia ringan

69
Planning (P)

Tanggal 07 Juni 2011, Pukul 10.30-11.00 Wita

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa kehamilan

berlangsung normal dengan umur kehamilan 28 minggu 3 hari namun ibu

mengalami anemia ringan dengan Hb 10 gr %.

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang :


a. Pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan

tambahan kalori sebanyak 300 kalori/hari


b. Istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam

sehari.
c. Personal hygiene yang baik, menjaga kebersihan terutama daerah

lipatan kulit.
d. Mengajarkan cara menghitung gerak janin, dengan cara menghitung

gerakan janin setiap 1 jam.


e. Mendiskusikan tanda bahaya kehamilan yaitu keluarnya darah dari

jalan lahir sebelum waktunya.


f. Mendiskusikan tentang kesiapan menghadapi komplikasi dengan

mengingat BERDOA (Bersama Donor, Ongkos dan Angkutan)

3. Menjelaskan pada ibu pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal

untuk mendapatkan pemantauan yang optimal terhadap kehamilannya.

4. Penatalaksanaan pemberian obat :

a. Fe : 1 x 200 mg sehari

b. B. comp : 3 x 500 mg sehari

70
c. Vit. C : 3 x 500 mg sehari

5. Anemia dalam kehamilan belum dapat dievaluasi tetapi janin dalam

kondisi sehat ditandai DJJ 130 x/I dan pergerakan kuat.

6. Menyampaikan bahwa bidan akan datang dirumah ibu tanggal 17 juni

2011 untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin serta

keadaan ibu

71
Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan Ny.S kehamilan 29
minggu 6 hari dengan anemia ringan tanggal 17 juni 2011

No. Register :

Nama : Ny. S

Data Subjektif (S)

1. Perasaan cepat lelah dan capek mulai berkurang.

2. Ibu minum obat secara teratur.

3. Keluhan pusing sudah hilang.

Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 110/70 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Pernafasan : 20 x/menit

d. Suhu : 36,5 OC

3. Tidak ada oedema pada wajah

4. Konjungtiva agak pucat

5. Palpasi abdomen

72
a. Leopold I : pst-px (Tfu : 29 cm, Lp : 84 cm)

b. Leopold II : Punggung kanan

c. Leopold III : Kepala

d. Leopold IV : BAP

6. Auskultasi DJJ (+), terdengar jelas dan teratur pada perut sebelah kanan

dengan frekuensi 138 x/menit

Assessment (A)

GI PO AO, Umur kehamilan 29 minggu 6 hari, situs memanjang, punggung

kanan, letak kepala, BAP, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik, ibu

dengan anemia ringan.

Planning (P)

Tanggal 17 Juni 2011, Pukul 16.00- 17.30 Wita

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa umur kehamilan 29

minggu 6 hari.

2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi

seimbang.

3. Memberi health Education tentang:

a. Istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam.

Ibu mau melakukannya.

b. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan seperti pengeluaran darah dari

jalan lahir, nyeri perut, dll.

73
4. Menganjurkan ibu tidak melakukan pekerjaan yang berat/mengurangi

aktifitas berat.

5. Menganjurkan pada ibu untuk melanjutkan minum obat oral yaitu Fe,

Vitamin C dan B kompleks.

6. Follow up untuk mengetahui perkembangan janin tanggal 24 Juni 2011.

74
Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan Ny.S kehamilan 30
minggu 3 hari dengan anemia ringan di Puskesmas Mamajang Makassar
tanggal 24 juni 2011

No. Register :

Nama : Ny. S

Data Subjektif (S)

1. Ibu minum obat secara teratur

2. Keluhan cepat lelah dan capek sudah hilang

Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Pernafasan : 18 x/menit

d. Suhu : 36,5 OC

3. Tidak ada oedema pada wajah

4. Konjungtiva merah muda

75
5. Palpasi abdomen

a. Leopold I : 3jrbpx (Tfu : 30 cm)

b. Leopold II : Punggung kanan

c. Leopold III : Kepala

d. Leopold IV : BAP

6. Auskultasi DJJ (+), terdengar jelas dan teratur pada perut sebelah kanan

dengan frekuensi 140 x/menit.

7. Hb : 11 gr %

Assessment (A)

GI PO AO, Umur kehamilan 30 minggu 6 hari, situs memanjang, punggung

kanan, letak kepala, BAP, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin

baik.

Planning (P)

Tanggal 24 Juni 2011, Pukul 09.00-11.00 Wita

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa umur kehamilan 30

minggu 6 hari dan anemia sudah teratasi ditandai dengan Hb 11 gr %.

2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi

seimbang.

3. Menganjurkan ibu Istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1-2 jam dan tidur

malam 7-8 jam. Ibu mau melakukannya

76
4. Menganjurkan ibu tidak melakukan pekerjaan yang berat/mengurangi

aktifitas berat.

5. Menganjurkan pada ibu untuk melanjutkan minum obat oral yaitu Fe,

Vitamin C dan B kompleks.

6. Memberi Health Education tentang :

a. ASI eksklusif dan manfaat ASI bagi bayi serta keuntungan-

keuntungan menyusui bagi ibu. Ibu berencana ingin memberi bayinya

ASI Eksklusif
b. Persipan melahirkan
7. Follow up untuk mengetahui perkembangan janin tanggal 19 Juli 2011.

77
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil

tinjauan kasus pada pelaksanaan asuhan kebidanan antenatal pada Ny.S

kehamilan 28 minggu 3 hari dengan anemia ringan diruang antenatal di

Puskesmas Mamajang Makassar tanggal 07 Juni 2011 dengan tinjauan

pustaka.

Pembahasan ini disusun dengan pendekatan manajemen kebidanan

menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah antara lain:

A. Langkah I. Identifikasi Data Dasar

Data yang diambil oleh penulis dilakukan secara terfokus pada

masalah yang dialami klien sehingga intervensi yang dilakukan dapat

terfokus pada masalah yang diangkat. Dimana klien dan keluarganya

serta bidan yang ada diruangan Antenatal Care dapat memberikan

informasi secara terbuka sehingga mempermudah dalam pengambilan

data.

78
Menurut Konsep, ibu hamil dikatakan anemia bila ditemukan keluhan-

keluhan sebagai berikut: badan terasa lemah, cepat merasa lelah,

pusing, pucat, kurang nafsu makan dan Hb 11 gr % sedangkan pada

kasus yaitu melalui pengkajian dan pemeriksaan fisik ditemukan

keluhan badan terasa lemah, cepat lelah, pusing, kurang nafsu makan,

konjungtiva pucat, dan hasil pemeriksaan Hb 10 gr %.

Dengan demikian apa yang dijelaskan pada konsep dasar teori dan

pada tinjauan studi kasus secara garis besar tampak ada persamaan

seperti badan terasa lemah, cepat lelah, pusing dan pucat.


B. Langkah II. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

Berdasarkan konsep dasar bahwa dalam menegakkan diagnose

harus berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan diagnostik

penunjang (Laboratorium). Menurut Varney, dikatakan bahwa diagnosa

lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang difokuskan kepada apa yang

dialami oleh klien, sedangkan problem lebih sering dihubungkan dengan

bagaimana klien menguraikan keadaan yang ia rasakan.

Dari hasil pengumpulan data Ny.S penulis mengidentifikasi

diagnosa masalah actual yaitu G I PO AO, umur kehamilan 28 minggu 3

hari, situs memanjang, punggung kanan, letak kepala, bergerak atas

79
panggul, keadaan janin baik, keadaan ibu anemia ringan yang didukung

oleh dan beberapa data subjektif dan objektif.

Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan yang berarti

antara tinjauan kasus pada Ny.S dengan tinjauan pustaka dimana dapat

dilihat dari gejala dan tanda yang didapatkan pada Ny.S memiliki

persamaan dengan gejala dan tanda pada tinjauan pustaka.

Berdasarkan literature-literatur yang relevan dijelaskan bahwa

Anemia Ringan yaitu keadaan dimana kadar Hb 9-10,9 gr %, sedangkan

pada kasus Ny.S didapatkan jumlah kadar Hb yaitu 10 gr % sehingga

ibu termasuk anemia ringan.

C. Langkah III. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian adalah tidak

ditemukan adanya kesenjangan / perbedaan antara masalah potensial

yang terdapat pada landasan teori dengan masalah potensial yang

ditemukan pada kasus. Adapun masalah potensial terjadi anemia sedang

karena mengingat proses hemodilusi puncaknya pada usia kehamilan 32-

36 minggu.

Pengaruh anemia pada kehamilan yaitu: abortus, partus premature,

hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, BBLR, kematian janin

dalam rahim dan dapat menyebabkan anemia yang lebih berat lagi, oleh

80
karena itu pada kasus ibu hamil dengan anemia perlu penanganan yang

adekuat sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap gangguan

tumbuh kembang, kelahiran, BBLR, dll. Dengan penanganan maksimal

anemia dapat dicegah sehingga tidak mengarah ke masalah potensial.

D. Langkah IV. Tindakan segera dan Kolaborasi

Dalam kasus ini penulis tidak menemukan indikasi untuk melakukan

tindakan segera dan kolaborasi dengan alasan tidak ada data yang

ditemukan yang dapat mengancam nyawa ibu.

E. Langkah V. Rencana Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan manajemen kebidanan, perencanaan adalah proses

penyusunan suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah

yang didapat dan antisipasi diagnosa / masalah potensial yang mungkin

terjadi. Perencanaan tindakan harus berdasarkan tujuan yang akan

dicapai dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

Rencana asuhan yang diberikan pada Ny.S adalah memberikan

pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang dalam kehamilan dan

pelaksanaan pemberian obat-obatan Fe, Vitamin C dan B kompleks serta

kalsium. Pada kasus Ny.S asuhan diberikan adalah asuhan tentang

anemia ringan.

Namun di tinjauan pustaka sebaiknya ibu hamil dengan anemia

sebaiknya memeriksakan tinja untuk mengetahui adanya infeksi parasit,

81
tetapi pemeriksaan dilakukan sesuai kebijakan Puskesmas Mamajang

Makassar. Melihat kenyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ada

kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan rencana tindakan yang

diberikan.

F. Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan manajemen kebidanan telah dilaksanakan sesuai

dengan rencana tindakan yang selalu berorientasi pada rencana tindakan

dengan mengadakan kerjasama antara petugas kesehatan lain dan atas

persetujuan klien.

Dalam tahap ini penulis tidak menemukan hambatan atau masalah

yang berarti karena seluruh tindakan sudah berorientasi pada kebutuhan

klien, sehingga tujuan dapat dicapai. Hal ini ditunjang pula oleh klien

yang kooperatif dalam menerima semua saran dan tindakan yang

diberikan serta adanya dukungan, bantuan ada arahan dari pembimbing

di lahan praktek.

G. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Dimana evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses

manajemen kebidanan kebidanan dimana pada tahap ini untuk menilai

adanya kemajuan dan keberhasilan dalam mengatasi masalah yang

dihadapi oleh klien.

82
Evaluasi penulis tidak menemukan permasalahan atau kesenjangan.

Evaluasi dari asuhan yang telah diberikan menunjukkan adanya

kemajuan yang dapat dilihat pada tanggal 24 Juni 2011 yaitu kadar Hb

ibu meningkat dari 10 gr % menjadi 11 gr %.

83
BAB V

PENUTUP

Setelah membahas dan menguraikan tentang Manajemen Asuhan

Kebidanan pada Ny.S kehamilan 28-30 minggu dengan Anemia Ringan di

Puskesmas Mamajang Makassar Tanggal 07, 17 Juni dan 24 Juli 2011, maka

dalam bab ini penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai

berikut :

A. Kesimpulan

1. Dari data Subyektif dan obyektif yang didapatkan pada Ny.S, maka

ditegakkan diagnosa/masalah aktual dan potensial ; G I, P 0, A 0,

kehamilan 28 minggu 3 hari, situs memanjang, punggung kanan,

presentase kepala, BAP, intra uterine, tunggal, hidup, keadaan janin

dan ibu baik.

2. Penyebab utama anemia adalah kurang memadainya asupan

makanan sumber Fe. Dimana didapatkan data pada Ny.S

kurangnya pemahaman tentang makanan yang mengandung zat besi

dan kurang mengkonsumsi tablet Fe, disebabkan karena ibu jarang

memeriksakan kehamilannya.

84
3. Setelah dilakukan intervensi maka evaluasi akhir Hb meningkat

menjadi 11 gr%.

4. Rencana asuhan di buat berdasarkan dengan diagnosa yang telah

ditegakkan dan pelaksanaanya mengacu pada rencana asuhan pada

Ny.S.

B. Saran

1. Saran untuk pasien

a. Disarankan kepada Ny.S untuk memeriksakan kehamilannya

sesering mungkin untuk mengantisipasi komplikasi dalam

kehamilan.

b. Ny.S hendaknya membiasakan diri untuk mengkonsumsi

makanan yang tinggi kandungan zat gizinya guna memenuhi

kebutuhan ibu dan janinnya dan hendaknya mengkonsumsi Fe 90

tablet selama hamil.

c. Menyarankan pada Ny.S agar dapat memperoleh makanan yang

berkualitas dibutuhkan satu cara mengelolah dan menyajikan

makanan secara sempurna dan sehat yaitu : pilih sayuran, buah-

buahan, daging/ikan yang masih segar dan dalam memasak

sayuran jangan terlalu matang dan panci dalam keadaan tertutup.

85
d. Disarankan pada Ny.S dilakukan pemeriksaan kadar Hb tanggal

07 juni 2011 dan pemeriksaan tinja untuk mendeteksi adanya

infeksi parasit.

86

Você também pode gostar