Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NPM : 1206228872
DEPOK
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Abstrak
Merancang chassis perlu dilakukan analisis simulasi elemen hingga untuk mengetahui
kekuatan chassis pada mobil urban tim sadewa universitas indonesia pada saat driver
berada di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan hasil simulasi chassis
pada mobil urban apabila mengalami pembebanan dengan menggunakan perangkat
lunak Ansys 14.5. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap pengerjaan yaitu:
pemodelan chassis dengan perangkat lunak Aoutodesk Inventor 2013 dan simulasi
elemen hingga menggunakan perangkat lunak Ansys 14.5. Setelah melakukan simulasi
dengan beban 700 N terhadap chassis didapat defleksi maksimum = 0,96 mm, defleksi
ground clearence = 0,6415 mm, tegangan maksimum = 22,563 Mpa, regangan
maksimum = 11,65e-5 mm/mm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah efek dari
pembebanan chassis dapat diketahui melalui simulasi dengan perangkat lunak Ansys
dengan pemodelan geometry gambar yang benar.
ISI
2.1 Dasar teori
Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat kendaraan, mesin serta
penumpang. Biasanya chassis terbuat dari kerangka baja yang memegang body dan
engine dari sebuah kendaraan [1]. Saat proses manufaktur body kendaraan dibentuk
sesuai dengan struktur chassisnya. Chassis mobil biasanya terbuat dari logam ataupun
komposit. Material tersebut harus memiliki kekuatan untukmenopang beban dari
kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk menjaga agar mobil tetap rigid,kaku dan tidak
mengalami bending yang bisa mengalami tegangan bukanlah hanya makhluk hidup saja ,
akan tetapi material logam juga mengalami tegangan,Apabila beban static diberikan
pada material, maka material akan berubah bentuk (Berdeformasi). Jika kita akan
memperoleh informasi mengenai perilaku dari material,
F adalah beban yang diberikan tegak lurus terhadap potongan melintang bidang dan dinyatakan
dalam satuan beban (berat atau massa), yaitu newton atau kg. sementara Ao adalah luas
potongan melintang bidang yang tegak lurus bidang sebelum bahan di beri beban.Tegangan ()
adalah intensitas beban yang di distribusikan di dalam material yang menghambat perubahan
bentuk, dimana sesuai dengan persamaan berikut :
Satuan dari adalah MPa, dimana 1 MPa = 106 N/m2. Deformasi digunakan sebagai istilah
umum untuk perubahan bentuk dari sebuah benda atau material dan dinyatakan dalam
regangan ( ), yang mempresentasikan perubahan dari sebuah benda.
Profil Material
Profil digunakan Pada sebagian besar komponen rangka utama, yang kemudian dilubangi
pada berbagai macam sisi dengan d28mm yang bertujuan untuk mengurangi massa
kendaraan. Namun lubang tersebut tidak seolah olah menembus rangka melainkan
pelubangan dilakukan dengan selang seling dengan tujuan untuk mengurangi massa
namun kekuatan profil material sebisa mungkin tetap dijaga.
Alumunium rectangel hollow profil 25x25 mm
Profil ini digunakan pada minoritas rangka utama seperti pada bagian depan kendaraan,
pada bagian penghubung independen rangka belakang, dan pada bagian rangka tengah
tempat compartment pengemudi. Pada awalnya dengan pertimbangan untuk menahan
bobot pengemudi digunaka profil 50 x 25mm. Namun dengan input driver tentang
kenyamanan pengemudi profil ini pun diganti dengan menggunakan profil 25 x 25mm
namun dengan 2 batang alumunium. Penggunaan profil ini ada yang dilubangi terutama
pada komponen yang memiliki pembebanan minim sperti bagian depan. Namun ada
juga yang tetap dipertahankan tak dilubangi khususnya pada lokasi yang memiliki
pembebanan besar seperti lokas duduk driver dan penghubung independen rangka
belakang.
Alumunium tubular hollow d10 D16 mm
Profil ini digunakan pada beberapa komponen yakni pada Towing Hook (tiang derek yang
digunakan untuk menarik mobil), pada tuas pendorong rem, beberapa bushing pada
kendaraan (pengecualian pada bearing rangka). Bushing ini berfungsi sebagai support
gap pada kedua bearing, agar performa bearing tetap maksimal setelah bearing
mendapatkan gaya tensi , bushing ini hanya menapak pada daerah inner bearing (tidak
boleh mengenai outer bearing).
Alumunium tubular hollow d10 D15 mm
Profil ini digunakan pada batang stir utama, berbeda dari tahun tahun sebelumnya yang
menggunakan profil silinder pejal bahkan baja pada material batang stir, tahun ini
menggunakan alumunium tubular sebagai penggantinya yang bertujuan tentu saja untuk
mendapatkan bobot seminimum mungkin tanpa mengabaikan faktor beban yang
dikenakan pada komponen ini. Pemanfaatan profil ini awalnya adalah profil d10 D16
yang dilakukan proses turning untuk mendapatkan outer diameter 15, dengan tujuan
untuk menyesuaikan dengan pillow blok yang ada di pasaran. Karena perbedaan pillow
block d15 dengan d16 memiliki perbedaan bobot yang signifikan.
Penggunaan profil ini dapat dijumpi pada komponen tiang dudukan lever rem,
manufaktir awal pada rollbar yang setelahnya digantikan oleh profil 25 x 25 yang dianulir
memiliki bobot yang lebih ringan
Alumunium tubular hollow d8 D12 mm
Penggunaan profil ini terdapat pada lengan steer, dimana lengan ster tahun sebelumnya
menggunakan profil silinder pejal dengan diameter yang lebih besar, setelah mengalami
proses simulasi maka diputuskan menggunakan profil tubular hollow d8 d12 yang lebih
efisien.
Profil ini digunakan pada komponen lengan steering knuckle, dan lengan steer batang
steer. Pada tahun sebelumnya menggunakan plat tebal 8mm dan 10mm pada lengan
batang steer.
Profil ini digunakan pada komponen pedal gas dan pada pedal rem, Pedal ini juga
dilubangi dengan beberapa lubang dengan d16, semata mata untuk memperoleh massa
yang ringan.
Alumunium plat 10mm
Penggunaan profil ini terletak pada semua komponen dudunkan mounting enggine
untuk penggunaan profil ini tak berbeda dari tahun sebelumnya yang berbeda hanya
volume yang digunakan seminimal mungkin.
= -375 N * 0,0051 m
= 1.9125 Nm
( F .l 3 )
ymax = = 6.2 49 m
3 EI
ma (3 di 2 +3 do2 + 4 l 2)
I my =
48
0.5508 ( 30,006 2+30,0122 +40,12 )
=
48
0.5508 ( 0.000108+ 0.000432+ 0.04 )
=
48
= 0.0004651965 m4
R1 = V = F=375 N
M1= -F * a
= -18.75 Nm
MAB = F * (x - a)
=375 * (0,1-0,05)
=18.75 Nm
(F a2)
ymax = = 0.000812 m
(6 EI ) ( a3 l )
Diketahui :
x = location = 395 mm
l = panjang batang = 532 mm
Asumsi :
F = beban = 60 N
E = modulus elastisitas = 6,89 GPa
I = ( b4 h4) / 12
I = momen inersia = (b4 h4) / 12 dimana b = 25
mm
= 1,63 x 10-8 m3 h = 21 mm
Jawab :
Mencari nilai R1
kita ambil titik acuan di R2, dimana berlaku :
F . ( l x ) = R1 . l
60 . 137 = R1 . 532
R1 = 15,45 N
Mencari nilai R2
kita ambil titik acuan di R1, dimana berlaku :
F . x = R2 . l
60 . 395 = R2 . 532
R2 = 44,55 N
Fx
y AB = (4 x 2 3 l2 )
yAB = 0,036 mm 48 EI
Dari hasil simulasi dengan pemberian beban dan titik tumpuan maka diperoleh nilai
tengangan maksimum ( s maks) adalah 3,27 Mpa.
Analisis deformasi total struktur rangka
Dari hasil simulasi dengan pemberian beban dan titik tumpuan maka diperoleh nilai
deformasi struktur rangka adalah 0,03 mm.
Rangka Utama
Nomenclature:
( F . I 3 )
ymax = = 0,475 mm
48 EI
Dari grafik diatas diperoleh parameter yang dijadikan bahan pertimbangan untuk
mengetahui kekuatan material struktur rangka yang dirancang pada proses simulasi.
Dengan menggunakan safety faktor 1,5 untuk beban luar yang dinamis.
Struktur rangka seperti gambar 3.2 yang akan disimulasikan mempunyai parameter
seperti pemberian beban total 1500N (termasuk bobot pengendara, mesin,
transmisi,dll).
Dari hasil simulasi dengan pemberian beban dan titik tumpuan seperti pada gambar 3.2
maka diperoleh nilai tengangan maksimum ( s maks) adalah 252,35 Mpa. Apabila
dibandingkan dengan tegangan propertis material yakni 270 sehingga dapat disimpulkan
product masih dibawah zona elastis, sehingga dapat disimpulkan design aman.
Gambar 3.4 Analisis deformasi total struktur rangka
Dari hasil simulasi dengan pemberian beban dan titik tumpuan seperti pada gambar 3.2
maka diperoleh nilai deformasi struktur rangka adalah 0,67 mm.
BAB 3
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan pada perhitungan analisa tegangan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan :
1. Untuk pembebanan statik dan dinamik yang terjadi pada struktur chassis dalam
keadaan aman untuk menerima pembebanan tersebut. Terlihat bahwa tegangan
terbesar yang terjadi masih berada di bawah tegangan ijin material.
2. Pada pemberian beban statis yang sama, struktur chassis dengan tumpuan elatis
memiliki tegangan maksimum yang lebih kecil dari struktur chassis dengan tumpuan roll
biasa.
3. Tegangan tegangan kritis yang terjadi berdasarkan dari running program terlihat
bahwa tegangan terbesar terjadi pada daerah sekitar suspensi, dimana usia material
chassis pada tegangan maksimum adalah 3.8239x1027 cycles.
V.2 Saran
Tujuan dari analisa tegangan ini adalah untuk memperoleh daerah kritis pada struktur
chassis serta memprediksi jumlah cycles yang dapat ditempuh oleh material chassis.
Tidak menutup kemungkinan adanya faktor faktor yang menyebabkan hasil analisa
tidak sempurna. Namun diharapkan hal tersebut dapat menjadi manfaat dan acuan
dalam menentukan suatu standarisasi pengujian struktur chassis.
1999.
Munson, Young, Okiishi, Huebsch; Fundamentals of Fluid Mechanics, 6th Edition, John
Wiley & Sons, Inc., NJ, 2009
Log book tim sadewa Universitas Indonesia super mileage vehicle, urban concept vehicle
Wong, JY., Theory of Ground Vehicle, John Willey and Sons, New York, 1978.