Você está na página 1de 10

ANALISIS PEMBATASAN AKSES SIMPANG PRIORITAS

BERVOLUME RENDAH DI JALAN MARTOLOYO KOTA


TEGAL

Abstract
Junction is the most potential accident spot. Many conflicts that occur as a result of vehicles movement. The
number of access on arterial roads is a problem that we often encounter. This study will discuss the
restrictions on entry into the arterial road on the Martoloyo road, Seram road, and Flores road at Tegal City
by considering the volume of vehicle and traffic conflicts. From this research it is known that the volume of
vehicles on the Seram road for 2 hours is very low volume with a volume of 23 vehicles. While the conflict
that occurs in the intersection are merging, diverging and crossing to the seriousness of 75.8%. According to
the table crash reduction factor of Australia, with a proposal to divert low volume have access intersection
crash reduction factor of 70%.
Keywords: intersection, conflict, reduction, restrictions access

Abstrak
Persimpangan merupakan daerah yang paling potensial mengalami kecelakaan. Banyak konflik yang terjadi
akibat dari berbagai macam pergerakan kendaraan. Banyaknya akses pada jalan arteri merupakan suatu
permasalahan yang sering kita jumpai. Penelitian ini akan membahas mengenai pembatasan akses masuk ke
jalan arteri pada jalan Martoloyo, jalan Seram, dan jalan Flores Kota Tegal dengan mempertimbangkan
volume kendaraan dan konflik lalu lintas. Dari penelitian ini diketahui bahwa volume kendaraan pada jalan
seram selama 2 jam pengambilan data diperoleh volume yang sangat rendah dengan volume 23 kendaraan.
Sedangkan yang terjadi berupa konflik merging,diverging dan crossing dengan tingkat keseriusan 75,8%.
Berdasarkan tabel factor reduksi kecelakaan dari Australia, dengan usulan untuk mengalihkan akses simpang
bervolume rendah memiliki faktor reduksi kecelakaan sebesar 70%.
Kata Kunci : persimpangan, konflik, reduksi, pengalihan akses

PENDAHULUAN
Persimpangan merupakan daerah yang paling potensial mengalami kecelakaan. Banyak
konflik yang terjadi akibat dari berbagai macam pergerakan kendaraan. Studi konflik lalu
lintas adalah salah satu metode preventif dalam menganalisis tingkat kecelakaaan. Dengan
studi konflik lalu lintas, berbagai upaya peningkatan keselamatan jalan dapat dievaluasi
dan dinilai serta dapat membantu dalam mengidentifikasi permasalahan penyebab
kecelakaan di suatu persimpangan (Tanan, 2008). Banyaknya akses menjadi suatu
permasalahan pada jalan arteri. Pengalihan akses masuk secara berdayaguna merupakan
salah satu cara untuk mengurangi jumlah akses masuk ke jalan arteri.
Tujuan penelitilan ini untuk mengetahui berapa konflik yang tereduksi dengan adanya
penutupan akses masuk ke jalan arteri secara berdayaguna dalam mengurangi konflik lalu
lintas pada persimpangan.

1
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

LANDASAN TEORI
Persimpangan
Persimpangan merupakan suatu daerah dimana arus lalu lintas dari berbagai arah bertemu
atau bersilangan, baik yang terdiri dari pertemuan tiga ruas jalan maupun yang terdiri lebih
dari tiga ruas jalan. Dilihat dari bentuk pertemuannya, persimpangan dapat dibedakan
menjadi persimpangan sebidang (intersection), persimpangan tidak sebidang (interchange),
dan persilangan. Persimpangan sebidang adalah persimpangan dengan kaki-kaki simpang
yang mengalami pertemuan arus dari masing-masing kaki simpang pada elevasi yang sama
di suatu bidang.
Jalan
Menurut PP No. 34 Tahun 2006 tentang jalan, Jalan arteri adalah jalan yang
menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Dengan kriteria lebar 11 meter kecepatan
paling rendah 60 km/jam untuk arteri primer dengan akses jalan masuk ke jalan arteri
dibatasi secara berdayaguna.
Konflik Lalu Lintas
Dalam Swedish Traffic Conflict Techniques konflik lalu lintas dibedakan menjadi dua,
yaitu serious conflict and non serious conflict. Penentuannya berdasarkan Time to
Accident (TA) yaitu waktu yang dihitung dari dilakukannya upaya pengelakan sampai
dengan waktu akan terjadinya tabrakan jika tidak dilakukan upaya pengelakan atau upaya
pengelakan gagal, jarak antara pengguna jalan (d), dan kecepatan kendaraan (v).
(Departemen of Lund University, 1970). Tabel.1 untuk menentukan nilai Time to Accident
(TA) konflik lalu lintas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1 Nilai Time to Accident


Sumber: Swedish Traffic Conflict Technique Observer Manual

2
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Rekayasa Keselamatan Jalan


Pelaksanaan kegiatan perekayasaan keselamatan jalan bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan jalan khususnya di lokasi rawan kecelakaan dengan cara mengembangkan
tindakan pencegahan terpadu dengan biaya murah namun manfaatnya banyak bagi
pengguna jalan.
Untuk memperoleh persentase kemungkinan pengurangan kecelakaan akibat tindakan
pencegahan, dibutuhkan Tabel Faktor Reduksi Kecelakaan. Profesional keselamatan jalan
di Indonesia belum cukup berpengalaman dalam hal perbaikan lokasi blackspot untuk
menghasilkan Tabel Faktor Reduksi Kecelakaan di Indonesia. Beberapa negara lain sudah
memiliki Tabel semacam itu, satu di antaranya dari Australia.

Tabel 1 Faktor Reduksi Kecelakaan (Australia) (Direktorat Jenderal Bina Marga, 2012)
Penanganan Faktor Usia
Reduksi Penanganan
Tabrakan
PERSIMPANGAN
Bundaran baru 85% 20
Modifikasi bundaran (defleksi pada jalur 55% 20
pendekat)
APILL baru 45% 20
Mengubah simpang APILL ke bundaran 30% 20
Dua simpang T berdekatan untuk volume rendah 70% 20
Memindahkan persimpangan Y 85% 20
Membuat pulau lalu lintas/median di kawasan 45% 20
pedesaan volume rendah
Pengecatan marka garis untuk menjelaskan jenis 10% 5
pengaturan simpang
Memperbaiki jarak pandang (hilangkan/relokasi 50% 20
objek yang menghalangi)
Pita penggaduh pada pendekat 30% 5
Menempatkan rambu berhenti 30% 15
Menempatkan rambu-rambu yang diperlukan 30% 15
Mengubah menjadi rambu berhenti 5% 15

3
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini kami melakukan beberapa survey untuk mendapatkan data. Survey
yang telah dilakukan yaitu survey inventarisasi jalan, dan survey konflik, kami juga
mengumpulkan data tentang LHRT dan kecepatan rata-rata . Survey dilaksanakan mulai
tanggal 07 juni 2015 pada jam sibuk yaitu jam 06.30 WIB sampai jam 08.30 WIB dengan
pertimbangan volume lalu lintas dapat mewakili volume lalu lintas pada hari-hari normal.
Ruang lingkup penelitan ini kami batasi pada ruas jalan Martoloyo, jalan Seram, dan jalan
Flores Kota Tegal.
Data Primer:
1. Data Inventarisasi Jalan
Latar
2. Data Volume Kendaraan
Belakang 3. Data Kecepatan Rata-rata
4. Konflik lalu lintas

Identifikasi Pengumpulan
Pengolahan Data
Masalah Data Analisis

Data Sekunder:
Kesimpulan
1. Peta Rencana Sistem Jaringan
Prasarana Transportasi Kota Tegal

Gambar 2 Bagan Alir Penelitian

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Inventarisasi Jalan
Tabel 2 Hasil Survey Inventarisasi Jalan
Nama Jalan Tipe Lebar Jenis Perkerasan
Jalan Jalan
Jalan Seram 1/1 UD 2.8 m Flexible Pavement
Jalan Flores 2/2 UD 5.3 m Flexible Pavement
Jalan Martoloyo 4/2 UD 15.2 m Rigid Pavement

Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk jalan seram memiliki lebar jalan sebesar 2,8 meter
untuk jalan flores memiliki lebar 5,3 meter dengan tipe jalan 2/2 UD dan jalan martoloyo
dengan lebar 15,2 meter dengan tipe jalan 4/2 UD.

4
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Jalan Flores
Jalan Seram

Jalan Martoloyo

Gambar 3 Lokasi penelitian


Volume Lalu Lintas
Tabel 3 Data Volume Kendaraan Jalan Martoloyo
Waktu Mobil Motor Bus Kecil Bus Sedang
06.30 - 06.45 30 45 16 30
06.45 - 07.00 51 30 20 28
07.00 - 07.15 139 241 10 24
07.15 - 07.30 146 273 17 20
07.30 - 07.45 122 221 17 23
07.45 - 08.00 137 256 12 34
08.00 - 08.15 113 240 20 22
08.15 - 08.30 102 205 13 24
Tabel 4 Data Volume Kendaraan Jalan Seram
Waktu Mobil Motor Bus Kecil Bus Sedang
06.30 - 06.45 0 4 0 0
06.45 - 07.00 0 6 0 0
07.00 - 07.15 0 0 0 0
07.15 - 07.30 0 5 0 0
07.30 - 07.45 0 1 0 0
07.45 - 08.00 0 4 0 0
08.00 - 08.15 0 0 0 0
08.15 - 08.30 0 3 0 0

5
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Dari data tersebut, diketehui bahwa volume lalu lintas pada jalan seram sangatlah
rendah.untuk itu diperlukannya perlakuan atau rekayasa untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan potensi terjadinya kecelakaan pada simpang jalan seram dan jalam
martoloyo.
Konflik Lalu Lintas
Tabel 5 Data Konflik Lalu Lintas
No Jenis konflik Jumlah % Peringkat
1 Merging 15 45,5 1
2 Diverging 10 30,3 2
3 Crossing 8 24,2 3
4 Weaving 0
Total konflik 33

Dari tabel3 diatas menunjukan bahwa konflik yang terjadi pada simpang jalan seram dan
jalan martoloyo terdiri dari 15 konflik merging, 10 diverging, dan crossing 8 konflik.
Konflik tertinggi merupakan konflik merging sebesar 15 konflik atau 45,5% dari
keseluruhan konflik.

Serious Conflict

Non- Serious
Conflict

Gambar 4 Grafik Tingkat Keseriusan Konflik

6
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Tabel 6 Tingkat Keseriusan Konflik

Jumlah Konflik Serius (%) Non serius (%)


33 75,8 24,2

Dari gambar diatas, konflik lalu lintas pada simpang prioritas 3 lengan berdasarkan
penilaian konflik dari swedia, menunjukan bahwa tingkat keseriusan konflik dari
keselruhan konflik 75,8% serius konflik dan 24,2% non serius konflik (tabel 6). Hal
tersebut dapat terlihat dilapangan dengan adanya tindakan pengereman yang dilakukan
oleh kendaraan sehingga terjadi penurunan kecepatan secara signifikan hingga kendaraan
bermanuver untuk mengindari terjadinya kecelakaan.
Berikut merupakan gambaran potensi konflik dan konflik yang terjadi di lapangan.

Gambar 5 Konflik dilapangan

7
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Gambar 7 Konflik Setelah Diberi Rekomendasi

Untuk memperoleh persentase kemungkinan pengurangan kecelakaan terhadap usulan


penanganan yang ada, digunakan tabel faktor reduksi dibawah ini.
Penanganan Faktor Reduksi Tabrakan
Bundaran baru 85%
Modifikasi bundaran (defleksi pada jalur pendekat) 55%
APILL baru 45%
Mengubah simpang APILL ke bundaran 30%
Dua simpang T berdekatan untuk volume rendah 70%
Memindahkan persimpangan Y 85%
Membuat pulau lalu lintas/median di kawasan 45%
pedesaan volume rendah
Pengecatan marka garis untuk menjelaskan jenis 10%
pengaturan simpang
Memperbaiki jarak pandang (hilangkan/relokasi 50%
objek yang menghalangi)
Pita penggaduh pada pendekat 30%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kemungkinan penurunan angka tabrakan
akan berkurang sebesar 70%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa jalan
persimpangan jalan seram merupakan persimpangan prioritas 3 lengan yang memiliki

8
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

volume lalu lintas sangat rendah dengan volume kendaraan 23 kendaraan/2jam. Tingkat
keseriusan konflik yang terjadi pada simpang prioritas 3 lengan yaitu didominasi oleh
serius konflik dengan presentase sebesar 75,8%. Jalan martoloyo merupakan sebuah jalan
pantura dengan kecepatan rata-rata yang tinggi akan sangat berbahaya apabila terjadi
konflik lalu lintas. Untuk rekayasa keselamatan lalu lintas berdasarkan tabel faktor reduksi
kecelakaan dari Australia memiliki persentase kemungkinan pengurangan kecelakaan
sebesar 70% yaitu dengan memindahkan/ mengalihkan akses dari simpang T bervolume
rendah menuju jalan yang memiliki volume lebih besar. Untuk itu, akses menuju jalan
martoloyo dari jalan seram dialihkan menuju jalan flores dimana pada jalan flores
persimpangan antara jalan flores dengan jalan martoloyo diatur menggunakan APILL.
Saran
Kami menyarankan agar seluruh pihak yang berwenang dalam bidang keselamatan lalu
lintas jalan untuk mempertimbangkan rekomendasi ini guna meningkatkan angka
keselamatan khususnya di jalan martoloyo kota tegal.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada Allah Azza Wa Jalla, yang telah memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan penulisan paper ini, dan kepada para Taruna dan Taruni Politeknik Keselamatan
Transportasi Jalan Angkatan 3 jurusan MKTJ yang memberikan tenaga dan sumbangan pemikiran
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2004. Geometri Jalan Perkotaan. Jakarta
Direktorat Jenderal Bina Marga. 2012. Serial Rekayasa Keselamatan Jalan: Panduan Teknis 1
Rekayasa Keselamatan Jalan. Jakarta
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Jakarta
Malkamah. Siti. 2005. Analisis Konflik Lalu Lintas dan Audit Keselamatan Jalan.
Department of Lund University. 1970. Swedish Traffic Conflict Technique Observer
Manual.

9
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

LAMPIRAN

Gambar. Kondisi Eksisting

Gambar Hasil Rekomendasi

10

Você também pode gostar