Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh Kelompok :
1. Denok Klara K. 1411B0085
2. Eryna Pardika 1411B0086
3. Fathurrahman 1611P0010
4. Iwanri Taopan 1411B0048
5. Mokh. Arif Hidayat 1411B0063
6. Silvia Alen 1411B0077
7. Vika Maulita S. 1411B0080
A. DEFINISI
B. RENTANG RESPON
C. KLASIFIKASI
1. Demensia
Demensia adalah gangguan fungsi kognitif yang ditandai oleh
penurunan fungsi intelektual yang berat yang disertai kerusakan daya ingat ;
pemikiran abstrak dan daya nilai ; emosi dan kepribadian (Stuart dan Laraia,
1998).
Demensia adalah gangguan progresif kronik yang dicirilkan dengan
kerusakan berat pada proses kognitif dan disfunsi kepribadian serta perilaku
(Isaacs Ann, 2005). Demensia merupakan suatu sindron yang ditandai oleh
berbagai gangguanm fungsi kogniitf tanpa gangguan kesadaran.
Ganggua fungsi kognitif antara lain pada intelegansi, belajar dan daya
ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan
konsentrasi, penyesuaian, dan kemampuan bersosialisasi.
2. Delirium
Delirium adalah fungsi kognitif yang kacau, ditandai dengan
kekacauan kesadaran yang meliputi salah persepsi dan perubahan proses pikir
(Stuart dan Laraia, 1998). Umumnya gangguan ini terjadi dalam waktu
singkat (biasanya satu minggu, jarang terjadi lebih dari satu bulan). Delirium
adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang
biasanya tampak dalam bentuk hanbatan pada fungsi kognitif .
3. Amnestik
Gangguan amnestik adalah gangguan kognitif yang dicirikan dengan
kerusakan memori yang parah dan ketidakmampuan untuk mempelajari
materi baru, dapat terjadi konfabulasi dan apatisme. Yang akan dibahas
selanjutnya adalah kedua gangguan kognitif yang lasim terjadi yaitu demensia
dan delirium.
D. ETIOLOGI
Demensia Delirium
Penyakit vaskuler seperti hipertensi, Penyakit akut atau kronis seperti jantung
arterosklerosis. congestive, pneumonia, penyakti ginjal dan
Penyakit Parkinson hati, kanker dab stoke.
Gangguan genetika ; korea Huntington Faktor hormonal dan nutrisi seperti
atau penyakit pick diabetes, ketidakseimbangan adrenal atau
Infeksi virus HIV yang menyerang tiroid, malnutrisi dan dehidrasi.
system saraf pusat Kehilangan penglihatan dan pendengaran
Gangguan struktur jaringan otak seperti Obat-obatan antipsikotik, antihistamin,
tekanan normal hidrosefalus dan trauma. antidepresan, dan antiparkinson.
E. MANIFESTASI KLINIS
Demensia Delirium
Afasia ; kehilangan kemampuan Agitasi, gerakan yang tidak terarah,
berbahasa. tremor, ketakutan, kecemasan, depresi,
Apraksia ; rusaknya kemampuan euphoria, apatis dan gangguan pola tidur.
melakukan aktivitas motorik sekalipun Terdapat pula kemungkinan gangguan
fungsi sensorinya tidak mengalami bicara, inkoherensi, disorientasi, gangguan
kerusakan. memori, dan persepsi yang salah seperti
Agnosia ; kegagalan mengenali atau ilusi dan haslusinasi.
mengidentifikasi obyek atau benda umum Gangguan kesadaran dan pemahaman;
walaupun fungsi sensorinya tidak berkurangnya kemampuan untuk
mengalami kerusakan. mempertahankan perhatian terhadap
Konfabulasi ; mengisi celah-celah seautu hal.
ingatannya dengan fantasi yang diyakini Pikiran yang kacau dan percakapan yang
individu yang terkena melantur
Sundown syndrome ; membruknya Gangguan siklus tidur-bangun
disorientasi di malam hari Perubahan psikomotor (misalnya
Reaksi katastrofik ; respon takut atau hiperaktif, hipoaktif, agitasi, mengantuk)
panic dengan potensi kuat menyakiti diri
sendiri atau orang lain.
Perseveration phenomenon ; perilaku
mengulang, meliputi mengulangi kata-
kata orang lain.
Hiperoralitas ; kebutuhan untuk mecicipi
dan mengunyah benda-benda yang cukup
kecil untuk dimasukan ke mulut
Kehilangan memori ; awalnya hanya hal-
hal yang baru terjadi, dan akhirnya
gangguan ingatan masa lalu
Disorientasi waktu, tempat, dan orang
Berkurangnya kemampuan
berkonsentrasi atau mempelajari materi
baru
Sulit mengambil keputusan
Penilaian buruk ; individu ini tidak
mempunyai kewaspadaan lingkungan
tentang keamanan dan keselamatan
1. Delirium adalah gangguan akut dengan awitan cepat, yang biasanya bias
disembuhkan bila segera dibati.
2. Demensia adalah gangguan kronis dengan awitan lambat dan biasanya
berprognosis buruk
G. PENATALAKSANAAN
1. Delirium
Pengobatan difokuskan pada identifikasi dan penyembuhan penyebab utama
sambil mendukung proses fisiologik klien dalam menjaga dan meningkatkan
keselamatan. Pengobatan akut berbasis rumah sakit biasanya diindikasikan
untuk gangguan ini.
2. Demensia
Pengobatan diarahkan pada tujuan jangka panjang, yaitu mempertahakan
kualitas hidup pasien gangguan degeneratif dan progresif ini.
v Pendekatan tim multidispliner meliputi upaya kolaboratif dari profesional
Keperawatan, kedokteran, nutrisi, psikiater, psikologi, pekerja social,
farmasi, dan rehabilitasi.
v Fokus keluarga
v Penatalaksanaan berfokus komunitas ; melakukan kunjungan rumah, adult
day care service, memberikan perawatan pribadi bagi klien,
menyediakan kelompok pendukung, penyuluhan masayarakat dan
keluarga, pengumpulan dana dan aktivitas melobi untuk penelitian dan
tindakanlegislatif.
v Intervensi farmakologik
Tujuannya adalah memperlambat laju penurunan kondisdi klien dengan
obat yang meningkatkan kadar asetilkolin dan membantu
mempertahankan fungsi neuronal serta penatalaksanaan perilaku dan
gejala yang menimbulkan stress.
1. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
Biasanya disebabkan oleh gangguan fungsi biologis, dan system saraf
pusat. Factor-faktor yang mempenagruhinya antara lain :
Faktor usia, neurobiologis (gangguan suplai oksigen, glukosa, dan zat-zat
makanan yang penting untuk fungsi otak, penumpukan racun pada jaringan
otak, penyakit lever kronis, penyakit ginjal kronis, kekurangan vitamin B1,
malnutrisi, factor genetic dan gangguan genetic. Gangguan jiwa seperti
skizophrenia, gangguan bipolar, dan depresi juag dapat mempenagruhi fungsi
kognitif.
2. Faktor presipitasi
Hipoksia, gangguan metabolisme, racun pada otak, adanya perubahan
struktur otak karena tumor atau trauma, stimulus lingkungan yang kurang atau
berlebihan, respon perlawanan terhadap pengobatan.
3. Mekanisme koping
Meknsime pertahanan yang sering digunakan adalah regersi, denial
dan kopensasi.
4. Perilaku
Rasa curiga, bermusuhan, depresi, mencela/memaki dan menarik diri.
Pada klien delirium perilaku yang muncul adalah gelisah, hipersomnolen,
insomnis, hiperaktf, tremor, depresi dan perilaku merusak diri.
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
Koping individu tidak efektif
Gangguan proses berpikir
Ketakutan
Isolasi social
Risiko cedera
Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh
Konfusi akut/kronik
Perubahan sensori/persepsi
Kurang perawatan diri
Gangguan pola tidur
Risiko melakukan tindakan kekerasan pada diri sendiri/orang lain
Kerusakan komunikasi
Perubahan fungsi peran
Risiko kerusakan integritas kulit
Koping keluarga tidak efektif
3. Intervensi Keperawatan
1. Tujuan
Kriteria hasil yang diinginkan klien, pemberi asuhan dan keluarga adalah ;
2. Tindakan Keperawatan
1. Jaga Keselamatan
a. Lakukan tindakan kedaruratan sesuai kebutuhan, misalnya aspirasi,
cedera, kejang.
b. Antisipasi lingkungan dapat membahayakan pasien
c. Minimalkan risiko masalahkardiovaskuler (misalnya anemia, hipertensi,
angina) dengan diet yang tepat, medikasi, latihan fisik, dan istirahat.
d. Pantau obat-oabatan dan interaksi obat, pastikan dosis yang aman untuk
klien lansia. Beri perhatian khusus terhadap obat-obat antikolinergik.
3. Evaluasi Hasil
a. Klien menunjukkan berkurangnya ansietas dan bertambahnya
rasa aman dalam lingkungan yang terstruktur.
b. Klien mempertahankan tingkat orientasi yang maksimal sesuai
kemampuannya.
c. Klien mempertahankan kemampuan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
d. Klien menahan diri dari ekspresi perilaku yang tidak disadari
Pada bab ini dibahas mengenai pengkajian pasien yang dirawat (identitas
pasien, riwayat keperawatan, observasi dan pemeriksaan fisik, diagnostik test, data
analisis), diagnosis keperawatan, asuhan keperawatan (prioritas masalah, tujuan dan
hasil yang diharapkan, perencanaan), implementasi, dan evaluasi.
2.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan meliputi pengkajian identitas pasien,
riwayat keperawatan pemeriksaan fisik dan diagnostik test yang mendukung
pengumpulan data
Genogram :
Sholat 5 waktu dan mengikuti pengajian di panti setiap hari Jumat bersama
dengan teman-teman panti wedha dibantu oleh petugas panti werdha.
Riwayat keperawatan klien meliputi status kesehatan klien saat ini dan
status kesehatan masa lalu.
Riwayat Psikososial
Depresi Beck
Nama : Ny. U
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : -
Tanggal tes : 11 February 2013
NORMAL BECK DEPRESSION INVENTORY
Nilai Total
Tingkatan Depresi :1 10
Naik turunnya perasaan ini tergolong wajar : 11 16
Gangguan mood atau perasaan murung yang ringan :17 20
Garis batas murung yang ringan : 21 30
Depresi sedang : 31 40
Depresi parah : 40 Ke atas
Depresi ekstrim
INDEKS KATZ
1. Bathing :Mandiri
2. Dressing :Mandiri
3. Toileting : Mandiri
4. Transferring : Mandiri
5. Continence : Mandiri
6. Feeding : Tergantung
12-02-2013
Ds : siapa freestly (dalam bahasa sunda) ?
Do : : Klien tidak mampu mengingat nama perawat dengan terus menanyakan
nama perawat tiap kali bertemu, klien mampu menjawab pertanyaan pada saat
pengkajian dan menjawab secara berubah-ubah setiap harinya, tidak mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan
Ds : -
Do : Klien tidak bisa mendengar, klien tidak tahu hari dan tanggal saat ini, susah
mengingat orang, hanya mengetahui bahasa sunda dan kurang tahu bahasa
Indonesia
Masalah Keperawatan :
Klien mampu mengingat nama perawat dengan kriteria tidak menanyakan nama
perawat setelah tindakan keperawatan.
- Lakukan pendekatan kepada klien secara verbal dan tindakan
- Panggil klien dengan namanya.
- Tatap wajah klien ketika berbicara
- Tuliskan nama perawat di sebuah kertas dan di tempelkan pada salah satu
tempat yang mudah dilihat klien.
- Sebutkan nama perawat tiap bertemu dan menanyakan kembali ketika akan
berpisah
- Untuk membina hubungan terapeutik antara klien dan perawat
- Menghargai klien sesuai dengan keadaan yang ada.
- Menghormati klien sebagai pasangan bicara.
- Mengasah daya ingat klien tanpa memaksakan klien.
-Melatih kemampuan klien untuk mengingat
11 February 2013
Ds : -
Do : Klien tidak bisa mendengar, klien tidak tahu hari dan tanggal saat ini, susah
mengingat orang, hanya mengetahui bahasa sunda dan kurang tahu bahasa
Indonesia.
13 February 2013
At 12.00
S : __.
O : klien masih belum dapat berkomunikasi dengan baik, klien tidak dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mudah dijawab.
A: Masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
BAB III
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1.Hutapea, Ronald. 2005. Sehat dan Ceria Diusia Senja. PT Rhineka Cipta:
Jakarta.
2.Tjokronegroho, Arjatmo. Hendra, Utama .2003. Kecerdasan pada Usia Lanjut
dan demensia . FKUI: Jakarta.
3.Nugroho, W.2009. Keperawatan Gerontik & Geriatric. Edisi 3. EGC. Jakarta.
4.Constantinides, P, 2004. General Pathobiology. Appleton & lange.
5.Kushariyadi, 2010. Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia Dengan Demensia
Pada Pasien Home Care.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewArticle/389.
diakses tanggal 12 maret 20013.
6.Asosiasi Alzheimer Indonesia.2003 Konsesus Nasional. Pengenalan dan
Penatalaksanaan Demensia Alzheimer danDemensialainya.Edisi 1 Jakarta.
7.Stanley,Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC: Jakarta.
8.Nugroho,Wahjudi. 2004. Keperawatan Gerontik.Edisi2.Buku Kedokteran.
EGC.Jakarta
9.Boedhi-Darmojo, (2009), Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi 4.
Jakarta : FKUI.
10.Setiati, Siti. 2003. Ilmu Penyakit Dalam, jilid III, edisi IV, FKUI, Jakarta.
11.Kushariyadi.2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Salemba medika : Jakarta.