Você está na página 1de 3

Nama: Ezra Hans Soputra

NIM: 04011281419137
Kelas: Alpha 2014
Tutorial A Blok 27

Analisis Masalah

1. Tn. Badu, 40 tahun, pekerjaan petani sawah, saat ini sedang musim hujan.
sejak 6 hari yang lalu menderita demam tinggi terus menerus disertai sakit
kepala, nyeri otot terutama otot betis, mual, mata merah dan pengelihatan
silau. BAB dan BAK biasa.
1.6. Apa penyebab dan mekanisme dari mata merah dan pengelihatan silau
(konjungtiva injection dan fotofobia)?
Penyebab terjadinya mata merah adalah oleh vaskulitis pada mata yang terjadi
pada penderita leptospirosis. Vaskulitis yang terjadi disebabkan oleh endotoksin,
hemolisin dan lipase yang dihasilkan oleh leptospira. Vaskulitis dapat ditandai
dengan adanya edema endotelial, nekrosis, dan infiltrasi limfositik. (Gompf et al.,
2017)
2. Sejak 2 hari yang lalu mata dan seluruh badan berwarna kuning, BAB biasa, BAK
berkurang dan warna nya teh tua. Demam masih ada.
2.1. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme mata dan seluruh badan berwarna
kuning?
Ikterik disebabkan oleh kerusakan sel sel hati yang ringan, pelepasan bilirubin
darah dari jaringan yang mengalami hemolisis intravaskular, kolestasis intrahepatik
sampai berkurangya sekresi bilirubin.
Kekuningan pada kasus disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin direk tn.
Badu. Leptospira merusak jaringan hepar yang menyebabkan bilirubin direk dalam
darah meningkat. Bilirubin tersebut kemudian masuk ke jaringan sehingga
menimbulkan manifestasi klinis kekuningan pada mata dan seluruh tubuh.
6. Hasil Laboratorium
6.1. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas dari:
c. Trombosit
Nilai normal trombosit: 150.000 450.000/mm3
Kasus: 250.000/mm3
Interpretasi: Normal
d. Ureum
Kadar normal ureum: 7-20 mg/dl (2.5-7.1 mmol/L)
Kasus: 70 mg/dl
Interpretasi: Meningkat
Mekanisme: leptospira masuk ke dalam tubuh leptospira melepaskan
toksin yang dapat merusak endotel kapiler iskemia ginjal, tubular
nekrosis akut gagal ginjal urin tidak diproduksi peningkatan BUN.

7. Template
7.1. Etiologi
Leptospirosis disebabkan oleh genus leptospira, famili treponemataceae,
suatu mikroorganisme spirocheata. Secara sederhana, genus leptospira terdiri atas
dua spesies yaitu L.interrogans yang patogen dan L. biflexa yang hidup bebas (non
patogen atau saprofit). Spesies L.interrogans dibagi menjadi beberapa serogrup dan
serogrup ini dibagi menjadi banyak serovar menurut komposisi antigennya.
7.2. Epidemiologi
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang tersebar di seluruh dunia,
disemua benua kecuali Antartika, namun terbanyak didapati didaerah tropis.
Penularan leptospirosis pada manusia ditularkan oleh hewan yang terinfeksi kuman
leptospira. Kuman leptospira mengenai sedikitnya 160 spesies mamalia, seperti
anjing, babi, lembu, kuda, kucing, marmut, dan sebagainya. Binatang pengerat
terutama tikus merupakan vektor yang paling banyak. Tikus merupakan vektor
utama dari L. icterohaemorrhagica penyebab leptospirosis pada manusia. Dalam
tubuh tikus kuman leptospira akan menetap dan membentuk koloni serta
berkembang biak di dalam epitel tubus ginjal tikus dan secara terus dikeluarkan
melalui urin saat berkemih.

Penyakit ini bersifat musiman, didaerah beriklim sedang masa puncak


insidens dijumpai pada musim panas dan musim gugur karena temperatur adalah
faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup kuman leptospira, sedangkan
didaerah tropis insidens tertinggi terjadi selama musim hujan.

International Leptospirosis Society menyatakan Indonesia sebagai Negara


dengan insidens leptospirosis tinggi dan peringkat ketiga dunia untuk mortalitas.
Di Indonesia leptospirosis ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Pada Kejadian Banjir Besar Di
Jakarta tahun 2002, dilaporkan lebih dari 100 kasus leptospirosis dengan 20
kematian. Epidemi leptospirosis dapat terjadi akibat terpapar oleh genangan /luapan
air (banjir) yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi.

Você também pode gostar