Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
Judita Paat
2
Eddy Suparman
2
Hermie Tendean
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: Dithapaat@yahoo.com
Abstract: Labour process depends on 3 factors as follows: power, passanger, and passage.
Power consists of contraction of the uterus, abdominal wall muscles, and diaphragm, as well
as action of the ligaments. Passanger is the fetus itself and passage is the anatomical structures
involved in expulsion of fetus during labour. Adolescent is a transition period with physical,
emotional, and psyhological changes. In pregnant women aged less than 20 years, the uterus
and pelvis have not fully developed with a consequence of dystocia. This study aimed to
obtain the profile of dystocia among adolescent in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado
from Januari 2012 to December 2013. This was a descriptive retrospective study. The results
showed that most dystocia among adolescent occured in age group >16 years, and the most
frequent causes were the position of fetus in utero, the fetus itself, and the anatomical passage.
The most frequent treatment was sectio caesaria. Dystocia rarely causes severe complications.
Kata kunci: persalinan distosia, remaja
Abstrak: Proses persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: kekuatan mendorong janin
keluar (power) yang meliputi his (kekuatan uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi
diafragma dan ligamentum action. Faktor lainnya ialah faktor janin (passanger) dan faktor
jalan lahir (passage). Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh perubahan
fisik, emosi, dan psikis. Pada ibu berumur kurang dari 20 tahun rahim dan panggul belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa yang berakibat kemungkinan terjadinya distosia. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran persalinan distosia pada remaja di BLU RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2012 - Desember 2013 ditinjau dari umur ibu,
paritas, etiologi, tindakan dan komplikasi. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa persalinan distosia pada remaja umumnya terjadi pada usia
>16 tahun dengan penyebab yang tersering ialah faktor letak, bentuk janin, dan faktor jalan
lahir. Tindakan utama yang paling banyak dilakukan yaitu operasi seksio. Distosia jarang
menimbulkan komplikasi yang berarti.
Kata kunci: persalinan distosia, remaja
bahasa latin adolescere yang berarti ialah belakang kepala. Bila janin dalam
tumbuh kearah kematangan. Kematangan keadaan malposisi atau malpresentasi,
yang dimaksud bukan hanya kematangan maka dapat terjadi distosia. Malposisi
fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan adalah posisi abnormal ubun-ubun kecil
psikologis. Menurut BKKBN masa remaja relatif terhadap panggul ibu (misalnya
ialah 10-19 tahun.3 posisi oksipito posterior), sedangkan
Pada akhir kehamilan, agar dapat malpresentasi adalah semua letak janin
melewati jalan lahir kepala harus dapat selain letak belakang kepala. Letak janin
mengatasi tebalnya segmen bawah rahim dapat menyebabkan perpanjangan masa
dan servik yang masih belum mengalami persalinan (misalnya posisi oksipito
dilatasi. Perkembangan otot uterus didaerah posterior). Demikian juga besarnya janin.
fundus uteri dan daya dorong terhadap Janin (>4000 gr) tidak mudah dilahirkan
bagian terendah janin adalah faktor yang pervaginam, meskipun ukuran panggul
mempengaruhi kemajuan persalinan kala I. normal.7
setelah dilatasi servik lengkap, hubungan Vakum dan forcep kadang kala
mekanis antara ukuran dan posisi kepala digunakan pada persalinan normal untuk
janin (fotopelvik proporsi) serta kapasitas memudahkan melahirkan. Vakum dan
panggul dikatakan baik bila desensus janin forcep diperlukan ketika janin terganggu
sudah terjadi akibat regangan uterus atau posisinya tidak normal, ketika wanita
berlebihan dan atau partus macet. Dengan tersebut mengalami kesulitan untuk
demikian maka persalinan yang tidak mengejan, atau ketika terjadi distosia.
berlangsung secara efektif adalah Namun, jika forcep dicoba dan tidak
merupakan tanda akan adanya fotopelvik berhasil, operasi sesar dilakukan. 8
disproporsi.2 Distosia bahu merupakan kegagalan
Jika tidak terjadi pola aktivitas uterus persalinan bahu setelah kepala lahir dengan
yang normal, progresi persalinan akan mencoba salah satu metode persalinan
abnormal (biasanya memanjang). Hingga bahu. Distosia bahu merupakan kegawat-
tahun 1940-an, distosia dianggap disebab- daruratan obstetrik karena terbatasnya
kan oleh inersia uteri. Sejak saat itu waktu persalinan, terjadi trauma janin, dan
penelitian menunjukan bahwa beberapa komplikasi pada ibu. 2
pola aktivitas uterus mungkin menyebab- Persalinan percobaan adalah percobaan
kan kelambatan kelahiran anak. Pola-pola untuk persalinan pervaginam pada wanita
ini disebut aktivitas uterus yang tidak dengan panggul yang relative sempit.
efisien, yang dibagi menjadi aktivitas Persalinan percobaan hanya dilakukan pada
uterus hipoaktif dan aktivitas uterus letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan
hiperaktif yang tidak terkoordinasi.4 pada letak sunsang, letak dahi, letak muka,
Ditosia karena kelainan jalan lahir atau kelainan letak lainnya. 7
dapat disebabkan adanya kelainan pada Percepatan persalinan ialah percepatan
jaringan keras/tulang panggul, atau buatan pada persalinan yang prosesnya
kelainan pada jaringan lunak panggul tidak efektif atau terlalu lambat. Oxytocin
seperti adanya tumor-tumor. Distosia digunakan untuk percepatan persalinan. 8,9
karena kelainan alat kandungan misalnya Ekstraksi vakum maupun forceps
atresia vulva (tertutupnya vulva), adanya merupakan suatu alat yang dipakai untuk
sekat dan tumor vagina, sikatriks pada memegang kepala janin yang masih berada
serviks karena infeksi atau operasi.5 dalam jalan lahir. Forcep yang memegang
Panggul disebut sempit bila ukurannya kepala janin dari samping secara teoritis
1-2 cm kurang dari ukuran normal. member tenaga pada basis crania janin,
Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu sedangkan ekstraksi vakum memegang
atas panggul), mid pelvis (ruang tengah bagian terdepan dari kepala janin, sehingga
panggul) atau outlet (dasar panggul).6 dapat dikatakan janin ditarik keluar pada
Dalam keadaan normal, letak janin rambutnya. Vakum atau forcep digunakan
613
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015
614
Paat, Suparman, Tendean: Persalinan distosia pada remaja ...
partum dan infeksi intrapartum tidak 2. Josep HK, Nugroho MS. Catatan Kuliah
ditemukan dalam kasus.7,11 Obstetri dan Ginekologi (Obsgyn).
Jakarta: Nuha Medika, 2011; p. 247-8.
SIMPULAN 3. Widyastuti Y, Rahmawati A,
Persalinan distosia pada remaja Purnamaningrum YE. Kesehatan
umumnya terjadi pada usia >16 tahun, Reproduksi (Cetakan kedua).
Yogyakarta: Penerbit Fitramaya, 2009;
dengan penyebab yang paling sering Ialah
p. 10-12.
faktor letak dan bentuk janin, serta faktor
4. Llwellyn DJ. Dasar-Dasar Obstetri
jalan lahir. Tindakan utama yang paling
Ginekologi (Ed. 6). Jakarta: Hipokrates,
banyak dilakukan pada distosia yaitu 2001; p. 163-6.
operasi seksio setelah persalinan percobaan
5. SMF Ginekologi FK Unpad Bandung.
kemudian gagal. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar
Distosia jarang menimbulkan kompli- Offset, 1984; p. 216-7.
kasi yang berarti, oleh karena itu hasil akhir 6. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Fisiologi Jilid
dari pasien dengan distosia sangat baik. I (Ed. II). Jakarta: EGC, 1998.
7. Sastrawinata S, Wirakusumah MA. Ilmu
SARAN Kesehatan Reproduksi: Obstetri
Untuk para remaja, dianjurkan lebih Patologi (Ed. 2). Jakarta: EGC, 2004; p.
mempertimbangkan usia untuk hamil serta 121.
mempersiapkan mental dan fisik ketika 8. Achadiat CM. Prosedur Tetap Obstetri dan
hamil mengingat kehamilan pada usia Ginekologi. Jakarta: EGC, 2004; p. 70.
remaja memiliki banyak risiko. 9. Simkin P, Ancheta R. Buku Saku
Perlu adanya manajemen data agar Persalinan terjemahan. Jakarta: EGC,
pengambilan data dapat lebih teratur dan 2005.
terfokus sehingga proses pengambilan data 10. Cunningham FG, Gant NF, et al. Obstetri
menjadi lebih akurat. Williams (Ed. 21). Jakarta: EGC, 2005;
p. 487-90.
DAFTAR PUSTAKA 11. Prawirohardjo S, et al. Ilmu Kebidanan
1. Emilia O, Freitag H. Tetap Bugar dan (Ed. 4). Jakarta: PT Bina Pustaka, 2009;
Energik Selama Hamil. Jakarta: Agro p. 562, 567-9.
Media, 2010; p. 163.
616