Você está na página 1de 33

PAPER

ANGGARAN PRODUKSI
Studi Kasus Pabrik Gula Madukismo
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Dr. I Wayan Kandi Wijaya, SE, Ak, MM, CA

Oleh :
I Wayan Pustawan 2014 004 2058
I Ketut Budeyasa 2014 004 2059
Ni Nengah Susanti 2014 004 2063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NGURAH RAI
2016 / 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya paper yang berjudul
Anggaran Produksi ini dapat disusun tepat pada waktunya. Penulis menyadari
bahwa dalam penyajian dan penyusunan paper ini masih jauh dari sempurna. Dan
penulis juga berterima kasih kepada Bapak Dr. I Wayan Kandi Wijaya, SE, Ak,
MM, CA selaku dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah memberikan
tugas ini.
Penulis sangat berharap paper ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan paper ini, agar
menjadi lebih baik dan berpotensi dikemudian hari.
Sebagai akhir kata, penulis berharap betapa pun kecil dan sederhana paper
ini, Semoga paper sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan paper ini di waktu yang akan datang.

Denpasar, 27 Juni 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar belakang......................................................................................... 1

1.2 Pokok bahasan......................................................................................... 2

1.3 Tujuan penulisan..................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 3


2.1 Biaya....................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Biaya....................................................................... 3
2.1.2 Penggolongan Biaya.................................................................. 3
2.2 Biaya Produksi........................................................................................ 4

2.3 Anggaran................................................................................................. 5

2.3.1 Pengertian Anggaran................................................................. 5

2.3.2 Jenis Anggaran.......................................................................... 6

2.3.3 Fungsi Anggaran....................................................................... 8

2.3.4 Kelemahan-Kelemahan Anggaran............................................ 9

2.3.5 Penyusunan Anggaran............................................................... 10

2.3.6 Prosedur Penyusunan Anggaran................................................ 11

2.3.7 Faktor-Faktor Penyusunan Anggaran........................................ 12

2.3.8 Anggaran Penjualan.................................................................. 14

2.3.9 Anggaran Produksi.................................................................... 14

2.3.10 Anggaran Biaya Bahan Baku.................................................... 14

2.3.11 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung.................................. 15

2.3.12 Anggaran Biaya Overhead Pabrik............................................ 15

BAB III PEMBAHASAN................................................................................. 17

3
3.1 Tujuan Menyusun Anggaran Perusahaan................................................ 17

3.2 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi PG Madukismo.......... 19

BAB IV PENUTUP........................................................................................... 28
4.1 Kesimpulan............................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 29

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula
dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar,
perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Pengaruh dari banyak
berdirinya perusahaan ini adalah semakin kompleksnya masalah-masalah
yang dihadapi oleh perusahaan dan semakin ketatnya persaingan yang
dihadapinya. Untuk menghadapi kondisi seperti ini para pengusaha
dituntut untuk lebih cermat lagi supaya dapat mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya.
Perencanaan dan pengendalian perlu dilaksanakan dalam
menjalankan kegiatan perusahaan. Tanpa adanya perencanaan akan
mengakibatkan kurangnya koordinasi dan kerjasama diantara masing-
masing bagian dalam perusahaan sehingga akan mengganggu kelancaran
jalannya perusahaan. Kegagalan melaksanakan salah satu kegiatan akan
berakibat terhadap kegiatan lainnya.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang (sektor)
industri tebu (gula), mereka akan berlomba-lomba memproduksi dan
memasarkan produk tersebut kepada konsumen dan masyarakat. Akan
tetapi, dalam memasarkan gula mereka harus menghadapi tekanan-
tekanan yang terjadi. Untuk menghadapi dan mengantisipasi tekanan-
tekanan dan untuk memenangkan persaingan, tugas perusahaan bukan
sekedar memproduksi dan memasarkan produknya, namun
mempertimbangkan besar kecilnya biaya yang akan terjadi untuk
meningkatkan efisiensi. Efisiensi digunakan sebagai alat pengukur untuk
mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tingkat efisiensi tertentu
dapat dilaksanakan dengan cara penekanan biaya produksi yang
mengakibatkan rendahnya harga pokok produksi.
Kegiatan produksi adalah kegiatan mengolah bahan baku menjadi
produk jadi. Barang produksi tersebut dikelompokkan menjadi tiga

1
2

elemen biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik. Dengan perencanaan dan pengendalian biaya
produksi tersebut, diharapkan akan diperoleh suatu efisiensi biaya.
Adapun yang dimaksud dengan efisiensi biaya adalah terhindar dari
pemborosan atau penyimpangan, sehingga setiap biaya dikeluarkan
adalah biaya produksi yang sesungguhnya.

Setelah biaya standar ditetapkan, maka pada akhir periode dapat


dilakukan perbandingan antara biaya produksi standar dengan biaya
produksi sesungguhnya terjadi. Jika terjadi perbedaan antara biaya
produksi standar dan biaya sesungguhnya terjadi dapat dilakukan suatu
analisis yang meliputi selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead ipabrik. Dalam hal ini perusahaan harus
dapat menyusun anggaran biaya produksi secara tepat dan
mengendalikan biaya produksi yang dikeluarkan seeifsien mungkin.

1.2 Pokok Bahasan


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan pokok
bahasan sebagai berikut :
a. Mengapa perusahaan menyusun anggaran?
b. Bagaimana penyusunan anggaran produksi Pabrik Gula
Madukismo Yogyakarta?
1.3 Tujuan Penullisan
Dari pokok bahasan diatas, dapat disimpulkan tujuan dari penulisan
paper ini adala sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui mengapa perusahaan perlu menyusun anggaran.
b. Untuk mengetahu penyusunan angaran biaya produksi Pabrik Gula
Madukismo Yogyakarta.
c. Untuk memenuhi syarat mata kuliah Akuntansi Manajemen.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Biaya
2.1.1 Pengertian Biaya
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan
satuan uang yang terjadi untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi,
1993:14).
2.1.2 Penggolongan Biaya
a. Penggolongan biaya berdasarkan perilaku biaya yaitu :
a) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan,
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau
aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
b) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau
aktivitas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
c) Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sesuai dengan perubahan velome kegiatan atau
aktivitas tetapi tingkat perubahannya tidak sebanding.
Misalnya biaya listrik, biaya telepon, dan biaya reparasi. Ini
berarti biaya semi variabel mempunyai karakteristik yang
bersifat tetap maupun variabel. Untuk memisahkan biaya
semi variabel kedalam unsur biaya tetap dan biaya variabel,
ada beberapa metode yang dapat dipakai, yaitu (Munandar,
1986:236-239):
i. Metode regresi
Metode ini beranggapan bahwa biaya semi variabel
dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya
variabel denga memakai data masa lalu
ii. Metode maksimum dan minimum

3
4

Metode ini menentukan bahwa unsur biaya variabel dapat


diperkirakan dengan cara membandingkan antara
besarnya biaya semi variabel pada aktivitas maksimum
yang pernah dicapai dengan besarnya biaya semi
variabel pada aktivitas minimum yang pernah dicapai.
Selisih antara biaya semi variabel dengan biaya
variabel merupakan biaya tetap.
iii. Metode biaya berjaga (standby cost method)
Menentukan biaya tetap suatu biaya semi variabel
dengan cara menghentikan aktivitas perusahaan selama
jangka waktu tertentu. Unsur biaya yang masih tetap
harus dibayar oleh perusahaan selama perusahaan tidak
mengadakan aktivitas merupakan unsur biaya tetap,
sedang selisih biaya semi variabel dengan unsur biaya
tetap merupakan unsur variabelnya.
iv. Metode taksiran langsung
Sama dengan metode biaya berjaga yaitu dengan
mengandaikan perusahaan mengentikan aktivitasnya
selama jangka waktu tertentu.
b. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya :

a) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya


dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya
tertentu, biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa
obyek atau pusat biaya.

2.2 Biaya Produksi


Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam
hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi
yang terbagi dalam tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Mulyadi, 1994:14)
Menurut sugiyono, ketiga elemen biaya produksi tersebut masing-
masing didefinisikan sebagai :
a. Biaya bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah
menjadi produk selesaidan pemakaiannya dapat didefinisikan
5

secara langsung, atau diikuti jejaknya, atau merupakan bagian


internal dari produk tertentu.
b. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh
perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejaknya manfaatnya
dapat didefinisikan pada produk tertentu.

c. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan


baku dan biaya tenaga kerja langsung, misalnya biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya depresiasi,
biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya listrik dan air, biaya
asuransi dan sebagainya.

2.3 Anggaran
2.3.1 Pengertian Anggaran
Perusahaan dapat dikatakan efisien apabila dapat memberikan hasil
yang optimal dengan menekan biaya yang serendah mungkin tetapi tetap
memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan. Untuk memberikan
hasil yang optimal maka perusahaan harus membuat perencanaan yang
tepat. Cara untuk membuat perencanaan itu dengan menetapkan anggaran
perusahaan. Dengan anggaran diharapkan perusahaan mampu mengotrol
dan mengendalikan biaya produksi.
Anggaran dapat didefenisikan antara lain :
a. Anggaran merupakan rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif, diukur dalam satuan moneter dan satuan ukur lainnya
yang mencakup jangka waktu 1 tahun (Mulyadi, 1993:44).
b. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam
satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode tertentu
(Munandar, 1986:11).
c. Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara
format dalam ukuran kuantitatif,biasanya dalam satuan uang untuk
menunjukkan perolehan atua penggunaan sumber-sumber suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu biasanya 1 tahun.
6

Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan sebagai rencana yang


disusun secara sistematis yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan
yang diukur dalam satuan uang dan berlaku dalam jangka waktu tertentu.

2.3.2 Jenis Anggaran


a. Menurut bentuk (Form)
Anggaran menurut bentuk atau bagiannya dibagi menjadi 2 yaitu
sesuai dengan waktu anggaran dan sesuai dengan kegunaan
(Hartanto, 19987:137) :
a) Sesuai dengan waktu anggaran
Anggaran menurut jangka waktu akan disesuiakan dengan
kadaan dan sifat perusahaan, pada perusahaan yang tidak
dapat dibuat setiap triwulan, karena banyak mengalami hal-
hal yang tidak pasti. Akhirnya, dalam hubungan dengan
waktu, anggaran harus disusun dengan memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut :
i. Kemungkinan untuk mendapat informasi yang dapat
dipercaya.
ii. Sifat pasaran dan barang-barang yang dihasilkan
misalnya public utility mempunyai pasaraan yang
relatif stabil.
iii. Posisi pasar terhadap saingannya.
iv. Dalam keadaan perekonomiaan pada umumnya.
b) Anggaran menurut kegunaan
i. Appropriation Budget
Anggaran ini memberikan batas jumlah maksimum
pengeluaran yang boleh dilaksanakan untuk suatu hal
tertentu (sifatnya kaku, tidak luwes).
ii. Performance Budget
Anggaran yang didasarkan atas fungsi kegiatan dan
proyek. Pada anggaran ini, perhatian ditujukan pada fungsi
dan kegiatan yang harus dilakukan, sehingga
memungkinkan dibuatnya penilaian dari biaya yang
dihadapkan pada hasil yang dicapai, sehingga penilaian
atas efisiensi dilakukan.
iii. Fixed Budget
7

Anggaran ini dibuat untuk satu tingkatan kegiatan selama


jangka waktu tertentu. Fixed berarti tetap, bahwa anggaran
tidak disesuaikan dengan volume yang sesungguhnya dan
bersifat tetap.
iv. Flexible Budget
Prinsip anggaran ini adalah bahwa setiap tingkatan
kegiatan harus terdapat norma-norma untuk biaya yang
diperlukan. Pada anggaran ini, diperhitungkan adanya
biaya tetap dan biaya variabel yang proporsional dengan
pengubahan jumlah unit yang diproduksi.
b. Menurut ruang lingkup
a) Anggaran komprehensif
i. Anggaran operasional, yaitu anggaran yang berarti
taksiran-taksiran tentang kegiatan perusahaan dalam
jangkat waktu tertentu dimasa yang akan datang.
ii. Anggaran finansial, yaitu anggara yang berari taksiran-
taksiran tentang keadaan finansial perusahaan pada saat
tertentu dimasa yang akan mendatang.
iii. Anggaran untuk keputusan khusus, yaitu anggaran ini
meliputi analisis Break Event Point (BEP) dan studi
kelayakan.
b) Anggaran parsiil
i. Anggaran strategis, yaitu anggaran yang berlaku untuk
jangka waktu tertentu melebihi periode satu tahun.
ii. Anggaran taktis, yaitu anggaran yang berlkau untuk
jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau
kurang.
c. Menurut Fleksibelitas
a) Anggaran statis
Anggaran yang dibuat oleh perusahaan dalam satu tingkat
kegiatan yang diharapkan akan terjadi pola pada satu periode
tertentu. Anggaran statis dapat menjadi alat pengendalian
yang baik apabila tingkat kegiatan yang ditetapkan dalam
anggaran.
b) Anggaran fleksibel
8

Anggaran ini mempunyai konsep dasar bahwa biaya


mempunyai hubungan dengan tingkat kegiatan. Dalam
penyusunan anggaran ini dibagi kedalam volume bermacam-
macam dan bukan atas dasar satu volume khusus. Anggaran
ini disusun untuk menunjukkan biaya yang seharusnya terjadi
pada berbagai tingkat kegiatan dan oleh karena itu besar
biaya untuk tiap kegiatan dapat dihitung dengan mudah.

2.3.3 Fungsi Anggaran


Fungsi atau manfaat anggaran bagi perusahaan menurut Munandar
(1986:10):
a. Sebagai pedoman kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman dan memberi arah serta
memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-
kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar
semua bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat
saling menunjang dan bekerja sama dengan baik untuk menuju
sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran
jalannya perusahaan akan lebih dijamin.
c. Sebagai alat pengawas kerja

Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat


pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan nanti.
Dengan membandingkan antara apa yang tertuang didalam
anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan,
dapatlah dinilai apakah perusahaan telah suskes bekerja atau
kurang sukses dalam bekerja. Dari perbandingan tersebut dapat
pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan
realisasi sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan yang sangat
9

berguna untuk menyusun rencana-rencana selanjutnya secara lebih


optimal, matang, dan akurat.

2.3.4 Kelemahan-Kelemahan Anggaran


Meskipun begitu ada manfaat/fungsi yang diperoleh dengan
menyusun anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan-
kelemahan yang membatasi anggaran. Kelemahan-kelemahan tersebut
antara lain:
a. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru
berhasil apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
b. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya.
c. Kondisi yang terjadi tidak selalu 100% sama dengan yang
diramalkan sebelumnya karena kondisi yang dihadapi perusahaan
setiap waktu berbeda-beda.

d. Memerlukan komitmen yang tinggi dalam pelaksanaannya agar


tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.3.5 Penyusunan Anggaran


Penyusunan anggaran yang baik dan tepat sangat diperlukan
didalam kegiatan perusahaan. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat
mengendalikan biaya untuk proses produksi sehingga dapat tercapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan penting dan
melibatkan berbagai pihak, baik manajer tingkat atas, maupun manajer
tingkat bawah. Manajer berperan didalam mempersiapkan dan
mengevaluasi berbagai alternatif baru tujuan anggaran, dimana anggaran
selalu dijadikan tolok ukur terbaik kinerja manajer.
Penyusunan anggaran disuatu perusahaan dimulai dari anggaran
penjualan. Anggaran penjualan dibuat berdasarkan ramalan penjualan
yang disusun atas dasar situasi perusahaan dan kemungkinan terjadinya
perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Kerena anggaran yang
dipergunakan oleh perusahaan saling berhubungan antara anggaran yang
10

satu dengan yang lain maka jika terjadi kesalahan penyusunan anggaran
penjualan akan mempengaruhi anggaran-anggaran yang lainnya.
Setelah anggaran penjualan tersusun kemudian dapat disusun
anggaran produksi. Jumlah unit produk yang akan dijual oleh perusahaan
belum tentu sama dengan jumlah unit yang akan diproduksi, karena
jumlah persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal. Setelah
anggaran produksi disusun baru disusun anggaran biaya bahan baku,
anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran overhead pabrik.
Anggaran biaya bahan baku menyangkut dua hal yaitu keperluan
bahan baku utuk proses produksi dan keperluan bahan baku yang akan
dibeli, dimana kedua hal itu belum tentu sama jumlahnya karena
sebagian kebutuhan bahan baku telah tersedia dalam bentuk persediaan
awal bahan baku, jadi yang dibeli adalah sebesar ukurannya.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung menyangkut dua hal yaitu


jangka waktu yang ditargetkan untuk menyelesaikan proses produksi
selama satu periode tersebut dan besarnya upah. Untuk penyusunan biaya
overhead pabrik dilakukan dengan menentukan tarif biaya overhead
pabrik. Anggaran biaya overhead pabrik (BOP) merupakan semua jumlah
biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2.3.6 Prosedur Penyusunan Anggaran


Dalam suatu perusahaan pihak yang paling berwenang dan
bertanggung jawab atas penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan
adalah pimpinan tertinggi perusahaan. Akan tetapi tugas untuk
menyiapkan dan menyusun anggaran dapat dideligasikan kepada bagian
yang ada dalam perusahaan. Tetapi siapa atau bagaimana yang akan
diserahi tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran, hal itu
tergantung pada struktur organisasi dan besar kecilnya masing-masing
perusahaan.
Tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan
kepada (Munandar, 1986:17):
a. Bagian administrasi (bagi perusahaan kecil atau sedang)
11

Tugas penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu


bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan dan tidak perlu
banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-baigan yang ada di
dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan
perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dan ruang lingkup
yang terbatas. Penunjukkan bagian administrasi ini dilakukan
dengan pertimbangan bahwa di bagian administrasi ini terkumpul
semua data-data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, baik dibidang pemasaran, produksi, pembelanjaan
maupun bidang personalia.
b. Panitia anggaran (bagi perusahaan besar)

Bagian adiminstrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk


menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-
bagian lain dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena kegiatan-
kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam dengan
ruang lingkup yang cukup luas. Oleh sebab itu tugas menyusun
anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua
bagian yang ada didalam perusahaan yang duduk didalam panitia
anggaran. Biasanya tim ini diketuai oleh salah seorang pimpinan
perusahaan dengan anggota-anggota yang mewakili bagian
pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan serta bagian
personalia. Anggaran yang tersusun merupakan kesepakatan
bersama yang sangat penting, agar pelaksanaan anggaran benar-
benar didukung oleh seluruh bagian yang ada didalam perusahaan.
Sehingga memudahkan terciptanya kerjasama yang saling
menunjang dan terkoordinasikan dengan baik. Anggaran yang
disusun oleh bagian administrasi maupun yang disusun oleh
panitian anggaran baru merupakan rancangan anggaran. Rancangan
anggaran inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi
perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai anggaran yang
definitif. Setealah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan,
12

maka rancangan anggaran tersebut telah menjadi anggaran definitif,


yang akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat
pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.

2.3.7 Faktor-Faktor Penyusunan Anggaran


Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran, yaitu:
a. Faktor-faktor internal merupakan data, informasi, dan pengalaman
yang terdapat didalam perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut
antara lain :
a) Penjualan tahun lalu.
b) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan
masalah harga jual, pemilihan saluran distribusi dan
sebagainya.
c) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
d) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya
(kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya
(kualitatif).
e) Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
f) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
g) Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik dibidang
produksi, dibidang pembelanjaan, dibidang administrasi
maupun dibidang personalia.
b. Faktor-faktor eksternal merupakan data, informasi, dan pengalaman
yang terdapat di luar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut
antara lain berupa :
a) Keadaan persaingan.
b) Tingkat pertumbuhan penduduk.
c) Tingkat penghasilan masyarakat.
d) Tingkat pendidikan masyarakat.
e) Tingkat penyebaran masyarakat.
f) Agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat.
g) Barbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang politik,
ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan.

h) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional,


kemajuan teknologi dan sebagainya.
13

2.3.8 Anggaran penjualan

Anggaran penjualan adalah titik awal dalam penyusunan anggaran


induk, berbagai anggaran antara lain biasanya tergantung pada anggaran
penjualan. Jika anggaran penjualan jelek, maka anggaran induk menjadi
tidak bermanfaat dan memboroskan waktu serta usaha. Titik kritis
penyusunan anggaran penjualan adalah membuat ramalan penjualan,
karena anggaran penjualan didasarkan pada ramalan penjualan. Anggaran
penjualan dapat ditentukan dengan cara mengalikan harga jual perunit
dengan penjualan dalam unit yang diharapkan.

2.3.9 Anggaran produksi


Setelah anggaran penjualan selesai kemudian disusun anggaran
produksi. Anggaran produksi dalam arti luas berupa penjabaran dari
rencana produksi, sedangkan dalam arti sempit suatu perencanaan pada
tingkat atau volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar
sesuai dengna volume atau tingkat penjualan yang telah direncanakan
(Gunawan Adisaputro, 1996:181).
Anggaran produksi didapat dengan :
Anggaran penjualan dalam unit xxx
Unit persediaan akhir produksi selesai yang diinginkan xxx
Unti produk yang diperlukan xxx
Unit persediaan awal produk selesai xxx
Anggaran produksi dalam unit xxx
2.3.10 Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran biaya bahan baku menunjukkan besarnya bahan baku
yang diperlukan untuk mengolah produk yang dianggarkan. Besarnya
biaya bahan baku ditentukan dengan dua langkah yaitu :
a. Menentukan kauntitas bahan baku yang dipakai untuk proses
produksi.
b. Mengendalikan kuantitas bahan baku yang dipakai dengan harga
bahan baku perunit yang dianggarkan (Supriyono, 1989:115).
Membuat anggaran pembelian bahan baku unit dengan rumus :
Kebutuhan bahan baku untuk diproduksi xxx
Persediaan akhir bahan baku yang diinginkan xxx
Total kebutuhan bahan baku xxx
Persediaan awal bahan baku xxx
14

Anggaran pembelian bahan baku xxx


2.3.11 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung dikembangkan dari
anggaran produksi:
a. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja pabrik yang secara
langsung terlibat pada proses produksi dan biasanya dilakukan pada
biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan.
b. Tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak
terlibat secara langsung pada proses produksi dan biasanya
dikaitkan pada BOP.
2.3.12 Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran BOP meliputi anggaran biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang tidak dapat ditelusuri
pada produk dan kegiatan tertentu. BOP terdiri dari bahan pembantu,
tenaga kerja tidak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya misalnya
premi asuransi, pemeliharaan, penyusutan, dan lain-lain.
Anggaran BOP dibagi menjadi (Supriyono, 1991:120):
a. Perilaku BOP kedalam BOP tetap dan BOP variabel selanjutnya
ditentukan dengan besarnya tarif BOP pada awal periode anggaran.

b. Biaya kas dan buka kas yang bermanfaat untuk menempuh


penyusunan anggaran kas dan pembuatan keputusan.

Penyusunan anggaran BOP akan dilaksanakan dengan jalan


menentukan besarnya tarif BOP per unit produk serta jumlah unit
produksi yang akan diselenggarakan maka besarnya BOP selama satu
tahun anggaran tersebut akan dapat diperhitungkan pula (Ahyari,
1988:25).
15

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tujuan Menyusun Anggaran perusahaan


Mengapa perusahaan menyusun anggaran, Untuk melukiskan
anggaran dan proses penyusunan anggaran diibaratkan seorang arsitek
yang akan membangun sebuah Gedung berlantai tiga puluh. Untuk
membangun gedung tersebut diperlukan waktu selama 3 tahun, gedung
tersebut dibangun berdasarkan blue print (cetak biru). Begitu juga dalam
suatu perusahaan/organisasi Manajeman puncak menyusun semacam
blue print tentang kondisi yang hendak dicapai oleh perusahaan dalam
jangka panjang. Blue print ini berupa program jangka panjang, yang
mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian,
keuangan, citra perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya
perusahaan, dan lain sebagainya.

15
16

Skema Penganggaran Didalam Perencanaan

Perencanaan Pengendalian

Rencana Strategis Pemantauan Aktivitas Aktual

Tujuan Jangka Panjang

Tujuan Jangka Panjang

Tujuan Jangka Pendek

Rencana Jangka Pendek

Perbandingan Hasil Aktual Dengan Yang Direncanakan

Anggaran

Umpan Balik Investigasi

Tindakan Koreksi
17

3.2 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi PG. Madukismo


Pabrik Gula (PG) Madukismo adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha pembuatan gula. Perusahaan ini memproduksi gula
dengan klasifikasi SHS I (Superior Head Sugar I) atau sering disebut
dengan gula kristal putih I yang mempunyai standar warna diatas 25
Hollands Standard.
Tahap pertama yang harus dilakukan perusahaan yaitu menyusun
anggaran, karena Pabrik Gula Madukismo menghadapi pasar yang tidak
bersaing, dalam arti bahwa penawaran produk yang dihasilkan
perusahaan tersebut lebih kecil daripada permintaan produk itu dipasar,
maka anggaran produksi disusun lebih dahulu daripada anggaran
penjualan. Dalam menyusun anggaran biaya produksi diperlukan data-
data untuk menghitung anggaran biaya produksi yaitu data tentang luas
areal tanaman, hasil tebu per Ha, volume produksi, kecepatan/kapasitas
giling per etmal, dan lama giling.
Berikut dasar-dasar yang dipakai oleh Pabrik Gula Madukismo
dalam menyusun anggaran perusahaan:
18

Tabel 3.1
Dasar anggaran perusahaan tahun 2006-2010
Pabrik Gula Madukismo
Tahun Luas Tebu Hasil Tebu Rendeme Produks Kecepata Lama
Areal per (Ku) n rata-rata i SHS I n Giling Gilin
Tanaman Ha (%) (Ku) g
(Ha) (Ku) (Hari)
2006 10.090 650 6.562.500 7 459.380 43.472 125
2007 9.707 650 6.309.850 7 441.690 40.404 125
2008 8.092 650 5.259.800 7 368.213 37.863 125
2009 8.980 650 5.837.000 7 408.634 38.312 125
2010 9.463 650 6.150.950 7 430.591 38.480 125

Pabrik Gula Madukismo dalam menyusun anggaran biaya produksi


mempertimbangkan barbagai asumsi berikut ini :
a. Tersedianya lahan yang cukup untuk menanam tebu, sehingga
bahan baku (tabu) mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
produksi.
b. Kapasitas mesin sesuai dengan yang diharapkan (mampu
berproduksi secara maksimal).
c. Terbukanya peluang raw sugar.
d. Pabrik gula berhak menjual produknya secara bebas.
e. Laju inflasi yang terjadi berdampak pada anggaran dan
realisasinya.
Langkah awal yang dilakukan Pabri Gula Madukismo dalam
menyusun anggaran adalah dengan membuat rencana produksi.
Berdasarkan data-data pada tabel 4.1 dapat disusun rencana produksi per
bulan, Pabrik Gula Madukismo mulai produksi pada bulan Mei sampai
bulan September. Berikut ini rencana produksi bulanan anggaran
persuahaan tahun 2006-2010.

Tabel 4.2
Rencana Produksi Bulanan Tahun 2006-2010
Pabrik Gula Madukismo
19

Tahun
Bulan
2006 2007 2008 2009 2010
Mei 89.590,35 86.731,70 83.634,00 85.945,00 87.784,50
Juni 102.456,20 101.698,00 70.381,80 90.856,45 102.852,10
Juli 101.082,40 100.811,00 76.494,10 95.002,10 100.045,05
Agustus 100.894,00 100.653,05 77.604,10 95.002,10 100.327,40
September 65.357,05 51.796,15 60.099,00 41.828,35 39.580,05
Sumber data: PT. Madubaru (Skripsi Cornelia Widayanti)

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rencana produksi tahu 2006-
2010 dapat diperoleh dari mengalikan antara luas areal tanaman (Ha),
tebu per Ha, dan rendemen rata-rata.
Langkah kedua yaitu menyusun rencana penjualan, dalam
menyusun rencana penjualan, persediaan akhir ditentukan sebesar 15%
dari rencana produksi dan persediaan awal berasal dari persediaan akhir
tahun sebelumnya. Berikut ini data rencana penjualan tahun 2006-2010:
20

Tabel 4.3
Rencana Penjualan Tahun 2006-2010
Pabrik Gula Madukismo
Persediaa Persediaa
Rencana Jumlah Rencana
Tahun n n
Produksi Produksi Penjualan
Akhir Awal
459.380,0 390.473,0 456,163,2
2006 68.970,00 65.690,20
0 0 0
441.690,0 375.436,5 444.343,5
2007 66.253,50 68.907,00
0 0 0
368.213,0 312.981,0 379.234,5
2008 55.232,00 66.253,50
0 0 0
408.634,0 347.338,9 402.570,9
2009 61.295,10 55.232,00
0 0 0
430.591,0 366.002,3 427.297,4
2010 64.588,70 61.295,10
0 0 0
Sumber data: PT. Madubaru (Skripsi Cornelia Widayanti)
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bawha rencana penjualan tahun
2006-2010 diperoleh dari rencana penjualan dikurangi persediaan akhir
yang telah ditentukan 15% dari rencana produksi, kemudian ditambah
dengan persediaan awal dari persediaan akhir tahun sebelumnya.
Langkah keempa yaitu menyusun anggaran biaya produksi, yang
terdiri dari :
a. Anggaran biaya bahan baku
Anggaran biaya produksi terdiri dari anggaran bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead
pabrik. Anggaran biaya bahan baku menunjukkan besarnya biaya
bahan baku yang diperlukan untuk mengolah produk yang
dianggarkan. Besarnya biaya bahan baku ditentukan dengan tiga
langkah yaitu menentukan anggaran kuantitas bahan baku yang
dipakai untuk proses produksi, menentukan harga bahan baku yang
dianggarkan, dan mengalihkan anggaran kuantitas bahan baku
dengan harga bahan baku yang dianggarkan.
21
22

a) Anggaran Kuantitas Bahan Baku


Data anggaran kuantitas bahan baku yang di pakai Pabrik Gula
Madukismo untuk memproduksi gula adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4
Anggaran Pemakaian Bahan Baku Tahun 2006-2010
Pabrik Gula Madukismo

Tahun Tebu
2006 6.564.540,20
2007 6.311.750,10
2008 5.261.763,80
2009 5.830.379,90
2010 6.153.145,40
Sumber data: PT. Madubaru (Skripsi Cornelia Widayanti)

Dari data anggaran pemakaian bahan baku kemudian dihitung


rata-rata kuantitas per unit dengan membagi anggaran kuantitas
bahan baku dengan volume produksi, perhitungannya sebagai
berikut :
Tabel 4.5. Pemakaian Rata-rata bahan baku tahun 2006-2010
Pabrik Gula Madukismo
Kuantitas Tebu Rata-rata Tebu
Tahun Produksi (Ku)
(Ku) (Ku)
2006 6.564.540,20 459.380,00 14,29
2007 6.311.750,10 441.690,00 14,29
2008 5.261.763,80 368.213,00 14,29
2009 5.830.379,90 408.634,00 14.29
2010 6.153.145,40 430.591,00 14.29
Sumber data: PT. Madubaru (Skripsi Cornelia Widayanti)
23

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa standar pemakaian


bahan baku yang ditetapkan Pabrik Gula Madukismo untuk
memproduksi satu Ku gula pada tahun 2006-2010 membutuhkan
14,29 Ku tebu. Jadi besarnya kebutuhan bahan baku adalah sebagai
berikut :

Tabel 4.6 Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2006-2010


Pabrik Gula Madukismo
Bulan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
Mei 1.071.828,1 1.066.451,21 789.005,00 965.008,31 1.061.462,2
0 3
Juni 1.401.200,0 1.391.665,03 1.187.332,5 1.219.631,0 1.318.764,11
8 7 5
Juli 1.597.982,0 1.596.982,00 1.401.633,1 1.497.444,0 1.556.897,0
1 2 0 2
Agustus 1.597.982.0 1.596.982.,0 1.401.633,1 1.497.444,0 1.556.897,0
1 0 2 0 2
Sepetembe 695.547,00 659.669,86 482.099,99 650.852,54 659.125,02
r
Sumber data: PT. Madubaru (Skripsi Cornelia Widayanti)
b) Standar Harga Bahan Baku
Standar harga bahan baku adalah harga bahan baku perunit
yang seharusnya terjadi didalam pembelian bahan baku. Tabel
standar harga bahan baku adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7
Standar Harga Bahan Baku Tahun 2006-2010
Pabrik Gula Madukismo

Tahun Tebu (Rp/Ku)


2006 7.400
2007 7.725
2008 7.950
2009 8.150
2010 8.475
24

Sumber data: PT. Madubaru (Skripsi Cornelia Widayanti)

Setelah standar kuantitas dan harga bahan baku ditentukan


maka dapat dicari anggaran biaya bahan baku. Tabel anggaran
biaya bahan baku adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Anggaran Biaya Bahan Baku Tahun 2006-2010


Pabrik Gula Madukismo
Bulan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
Mei 7.943.936.000 8.315.400.000 8.761.540.000 9.004.225.100 9.126.445.200
Juni 10.005.200.00 10.570.615.30 10.815.000.00 10.713.825.00 11.032.176.400
0 0 0 0
Juli 10.423.221.00 11.491.131.200 11.683.450.500 12.121.500.40 12.349.100.00
0 0 0
Agustus 10.423.221.00 11.491.131.200 11.683.450.500 12.121.500.40 12.349.100.00
0 0 0
Sepetembe 5.016.963.000 5.000.249.300 6.125.891.000 6.411.986.100 69.913.800.40
r 0
Sumber data: PT. Madubaru (Skripsi Cornelia Widayanti)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa anggaran biaya bahan


baku tahun 2006-2010 diperoleh dari anggaran kebutuhan bahan
baku pada tabel 4.6 dengan standar harga bahan baku pada tabel
4.7.

b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsug, perusahaan
menentukan jam kerja yang diperlukan untuk mengolah satu Ku
gula dan tarif upah tiap jam kerja
a) Standar Tarif Upah Langsung
Standar tarif upah langsung adalah tarif upah langsung yang
seharusnya terjadi untuk setiap satuan pengupahan (upah per
jam). Data mengenai tarif upah langsung adalah sebagai
berikut :
25
26

Tabel 4.9. Standar Tarif Upah Langusng Tahun 2006-2010


Pabrik Gula Madukismo

Tahun Satuan Tarif Upah


(Rp/Jam)
2006 6.275,50
2007 7.450,25
2008 8.525,75
2009 9.750,50
2010 10.500,00
Sumber data: PT. Madubaru (Skripsi Cornelia Widayanti)

b) Standar Jam Kerja Langsung


Untuk menetapkan standar jam kerja langsung digunakan
rata-rata jam kerja langsung yang diperlukan untuk
menghasilkan 1Ku gula, Pabrik Gula Madukismo
menetapkan jam kerja standar sebesar 24 jam sehari. Data
mengenai jam kerja langsung adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Standar Jam Kerja Langsung Tahun 006-2010


Pabrik Gula Madukismo
Jumlah Produk
Jam Kerja
Tahun Standar per Hari Jkl/Ku
Langsung per Hari
(Ku)
2006 24 3.159,91 0,0075
2007 24 3.243,24 0,0074
2008 24 3.380,28 0,0071
2009 24 3.428,57 0,0070
2010 24 3.478,26 0,0069
Sumber data: PT. Madubaru (Skripsi Cornelia Widayanti)

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa jam kerja langsung per
kuintal diperoleh dari jumlah jam pergari dengan jumlah
produk standar perhari.

c. Anggaran Biaya Overhead Pabrik


Pentuan biaya overhead pabrik dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
27

a) Pada awal periode disusun anggaran tiap elemen Overhead


pabrik yang digolongkan dalam biaya tetap dan variabel.
b) Tarif overhead parbrik dihitung sebesar anggaran biaya
overhead pabrik dibagi tingkat kapasitas yang dipakai.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Untuk melukiskan anggaran dan proses penyusunan anggaran


diibaratkan seorang arsitek yang akan membangun sebuah Gedung
berlantai tiga puluh. Untuk membangun gedung tersebut diperlukan
waktu selama 3 tahun, gedung tersebut dibangun berdasarkan blue print
(cetak biru). Begitu juga dalam suatu perusahaan/organisasi Manajeman
puncak menyusun semacam blue print tentang kondisi yang hendak
dicapai oleh perusahaan dalam jangka panjang. Blue print ini berupa
program jangka panjang, yang mencakup pangsa pasar, produk dan
teknologi produksi, kepegawaian, keuangan, citra perusahaan, sistem
informasi manajemen, budaya perusahaan, dan lain sebagainya.
Pabrik Gula Madukismo dalam menyusun anggaran biaya produksi
mempertimbangkan barbagai asumsi berikut ini :
a. Tersedianya lahan yang cukup untuk menanam tebu, sehingga
bahan baku (tabu) mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
produksi.
b. Kapasitas mesin sesuai dengan yang diharapkan (mampu
berproduksi secara maksimal).
c. Terbukanya peluang raw sugar.
d. Pabrik gula berhak menjual produknya secara bebas.

28
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 1996. Anggaran Perusahaan.
Yogyakarta: BPFE
Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian
Biaya (edisi ketiga). Yogyakarta: BPFE
Munandar, M. 1996. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
Penawaran Kerja. Yogyakarta: BPFE.
Supriyono, R.A. 1991. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya
Serta Data Relevan Untuk Pembuatan Keputusan.
http://www.google.com/Penganggaran+Perusahaan.

29

Você também pode gostar