Você está na página 1de 19

MAKALAH

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP


PERILAKU KONSUMEN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Analisis Perilaku Konsumen

Dosen Pengampu :
H. Sholihin, M. HI

Disusun Oleh :
1. M. Faulun Z. Q.
2. Fery Suprapto
3. Kholid Lesan

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULA


(STAIM)
NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
2017

1
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN yang diajukan untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Analisis Perilaku Konsumen.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai usaha kita.

Nglawak, 09 Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Perilaku Konsumen.......................................................................................3
B. Pengertian Budaya..........................................................................................................3
C. Unsur-Unsur Budaya.......................................................................................................5
D. Budaya dan Konsumsi.....................................................................................................8
E. Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen..........................................................10
F. Pengaruh Budaya yang tidak disadari...........................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling
mendasar. Dengan kata lain faktor budaya merupakan faktor paling utama dalam perilaku
pengambilan keputusan dan perilaku pembelian. Menurut suatau analisis, lahirnya
masyarakat konsumsi pertama kali muncul di Inggris pada abad ke XVII ketika ada
bebarapa kejadian penting yang berlangsung. pengaruh budaya dapat mempengaruhi
berbagai makna budaya dalam masyarakat dalam suatu proses yang berkesinambungan
dan timbal balik yang hamper mirip dengan analisis roda konsumen. Budaya konsumsi
yang muncul juga dipengaruhi oleh strategi pemasaran, konsumsi massal meningkat
sejalan dengan semakin banyaknya orang yang memiliki pendapatan. Gambaran singakat
kejadian yang kompleks di awal terbentuknya masyarakat konsumsi modern menunjukan
pentingnya budaya dalam uapaya memahami perilaku konsumen.
Konsumen adalah makhluk social, yaitu makhluk yang hidup bersama dengan orang
lain, berinteraksi dengan sesamanya. Orang-orang sekeliling inilah yang disebut sebagai
lingkungan social konsumen. Konsumen saling berinteraksi satu sama yang lain, saling
mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai
yang dianggap penting. Salah satunya unsur lingkungan social adalah budaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perilaku konsumen?
2. Apa yang dimaksud budaya?
3. Apa saja unsur-unsur budaya?
4. Bagaimana hubungan budaya dan konsumsi?
5. Bagaiman pengaruh budaya dalam perilaku konsumen?
6. Bagaimana perilaku konsumen lintas budaya (Cross Cultural Consumer
Behavior)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku konsumen.
2. Untuk mengetahui pengertian budaya.

1
3. Untuk mengetahui unsur-unsur budaya.
4. Untuk mengetahui hubungan budaya dan konsumsi.
5. Untuk mengetahui pengaruh budaya dalam perilaku konsumen.
6. Untuk mengetahui perilaku konsumen lintas budaya (Cross Cultural Consumer
Behavior).

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Konsumen


Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah
perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan
konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa
yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya
konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.

B. Pengertian Budaya
Salah satu unsur lingkungan sosial adalah budaya. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap,
kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya buka hanya bersifat
abstrak tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah, kendaraan, peralatan

2
elektronik, pakaian, indang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan
bahasa. Menurut Peter dan Olson (1999) ,arti/makna budaya adalah jika sebagian besar
dari orang yang berada di dalam sebuah kelompok sosial memiliki pemahaman mendasar
yang sama terhadap makna tersebut.
Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara
simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu
( Wallendorf & Reilly, Mowen, 1995).
Culture is that complex whole that includes knowledge, belief, art, morals, law,
custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society
( Loudan & Della Bitta, 1993).
Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol bermakna
lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan
evaluasi sebagai anggota masyarakat (Angel, Blackwell& Miniard, 1994).
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Engel,Blackwell dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang
sangat dipengaruhi oleh budaya , yaitu :
1. Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space).
2. Komunikasi dan bahasa.
3. Pakaian dan penampilan.
4. Makanan dan kebiasaan makan.
5. Waktu dan kesadaran akan waktu.

3
6. Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah.
7. Nilai dan norma.
8. Kepercayaan dan sikap.
9. Proses mental dan belajar.
10. Kebiasaan kerja.

C. Unsur-Unsur Budaya
1. Nilai (Value)
Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang
atau suatu masyarakat., Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang
sesuai dengan budayanya. Nilai akan mempengaruhi sikap seseorang, yang
kemudian sikap akan mempengaruhi perilaku seseorang.
Contoh nilai-nilai yang dianut orang Indonesia :
a. Laki-laki adalah kepala rumah tangga.
b. Menghormati orang tua dan orang yang lebih tua.
c. Hamil diluar nikah adalah aib
Perubahan Beberapa Nilai :

Nilai yang Berubah Pengaruh Terhadap Konsumsi

Dulu sedikit wanita yang memakai jilbab, Kebutuhan akan pakaian


sekarang banyak wanita yang memakai muslimah meningkat
jilbab.

Semakin banyak wanita mulai bekerja Pemakaian kosmetik, pakaian


diluar rumah kerja, dan transportasi
meningkat

Wanita diberi kesempatan untuk Permintaan pakaiana, peralatan


melanjutkan pendidikan sekolah, transportasi meningkat

Wanita banyak memakai celana panjang Permintaan celana panjang


sebagai pengganti rok meningkat

Laki-laki banyak yang hobi kesalon dan Frekuensi ke salon meningkat

4
menggunakan anting dan permintaan perhiasan
meningkat

2. Norma (Norms)
Norma adalah aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh
dan tidak boleh dilakukan. Norma di bagi dua yang pertama norma yang disepakati
berdasakan aturan pemerintah, biasanya berbentu peraturan , undang-undang.
Norma yang kedua adalah norma yang ada dalam budaya dan bisa di pahami dan
dihayati jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang
sama.
3. Kebiasaan (Customs)
Kebiasaan adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara
budaya. Kebiasaan diturunkan dari generasi ke generasi secara turun temurun.
Beberapa Perayaan Keagamaan di Berbagai Daerah
Daerah Budaya Keterangan Pengaruh Terhadap
Konsumsi
Padang Manjalang Mengantar makanan Meningkatkan
Mintuo ke rumah mertua pembeliaan bahan
sebelum bulan puasa, makanan (beras, lauk
dalam bulan puasa, pauk)
dan saat lebaran
Riau Balimau Mandi bersama di Sarana transportasi,
kasai sungai sehari makanan, minuman,
sebelum puasa perlengkapan mandi,
ramadhan mainan anak, dan
hiburan
Aceh Rabu abek Pergi ke tempat Meningkatkan
wisata minggu pembeliaan bahan
terakhir menjelang makanan
puasa

Beberapa Perayaan Perkawinan di Berbagai Daerah


Daerah Perayaan Keterangan Pengaruh
Terhadap
Konsumsi

5
NTT Belis Persyaratan meminang Pakaian,
dengan memberikan makanan,
ternak, kain dan emas minuman,
kepada calon istri perhiasan, ternak
Manado Maso minta Acara melamar yang Meningkatkan
dilakukan pria ke wanita pembelian
sandang, pangan
dan bunga
Kalimantan, Pelangkaha Sanksi kepada adik Kerbau, sapi,
Sulawesi, n perempuan yang perhiasan,
Padang, Aceh, mendahului menikah pakaian dan
Riau dengan cara memberikan perlengkapannya
kerbau, sapi, perhiasan,
pakaian dan
perlengkapannya kepada
kakak perempuan yang
belum menikah
4. Larangan (Mores)
Larangan adalah berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral,
biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam
suatu masyarakat. Pelanggaran terhadap larangan tersebut akan mengakibatkan
sangsi sosial. Biasanya bersumber dari budaya atau nilai-nilai agama.
Beberapa Larangan yang Dijumpai di Beberapa Daerah
Larangan Alasan
Apabila istri hamil dilarang bagi Anaknya akan cacat
suami/istri melukai atau membunuh
binatang
Dilarang foto bertiga Karena nanti salah satunya akan
celaka
Anak gadis tidak boleh duduk di Nanti akan terjadi sesuatu yang
depan pintu dan tangga buruk, yang bisa berakibat susah
dapat jodoh

5. Konvensi (Conventions)

6
Konvensi menggambarkan norma dalam kehidupan sehari-hari, anjuran atau
kebiasaan bagaimana seseorang harus bertindak sehari-hari, dan biasanya berkaitan
dengan perilaku konsumen yang rutin dilakukan konsumen. Contohnya minum teh
dan kopi dengan gula, memasak menggunakan garam, anak yang menyebut orang
tuanya ayah/ibu, ayah/bunda, papa/mama, umi/abi, mami/papi.
a. Mitos
Mitos menggambarkan sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai
dan idealisme bagi suatu masyarakat. Mitos sering kali sulit di buktikan
kebenarannya. Contohnya pada masyarakat jawa mengenai raja-raja dan wali
songo.
b. Simbol
Simbol adalah segala sesuatu (benda, nama , warna, konsep) yang memiliki arti
penting lainnya ( makna budaya yang diinginkan). Contoh bendera warna
kuning yang dipasang disuatu tempat adalah simbol bahwa ada warga yang
meninggal di daerah tersebut.
c. Budaya dan Konsumsi .
Budaya mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan, budaya
adalah variable utama dalam penciptaan dan komunikasi makna didalam
produk. Persepsi konsumen terhadap sesuatu termasuk bagaimana cara berpikir,
percaya, dan bertindak ditentukan oleh lingkungan budaya sekitar konsumen itu
berada serta kelompok yang berhubungan dengan konsumen. Kebudayaan
mengimplikasikan sebuah cara hidup yang dipelajari secara total dan
diwariskan. hal ini mengandung arti bahwa kebudayaan tidak hanya mencakup
tindakan yang berlandaskan naluri tapi juga dipelajari. Kebudayaan
mempengaruhi perilaku pembelian karena budaya menyerap ke dalam
kehidupan sehari-hari. Budaya menetapkan apa yang kita dengar dan makan,
dimana kita tinggal dan kemana kita bepergian. Budaya mempengaruhi
bagaimana kita membeli dan menggunakan produk dan kepuasan kita tehadap
produk-produk tersebut.

D. Budaya dan Konsumsi


Produk mempunyai fungsi, bentuk dan arti . Ketika konsumen membeli suatu
produk mereka berharap produk tersebut menjalankan fungsi sesuai harapannya, dan
konsumen terus membelinya hanya bila harapan mereka dapat dipenuhi dengan baik.

7
Namun, bukan hanya fungsi yang menentukan keberhasilan produk . Produk juga harus
memenuhi harapan tentang norma, misalnya persyaratan nutrisi dalam makanan, crispy
(renyah) untuk makanan yang digoreng, makanan harus panas untuk steak hot plate
atau dingin untuk agar-agar pencuci mulut.Seringkali produk juga didukung dengan
bentuk tertentu untuk menekankan simbol fungsi seperti kristal biru pada detergen
untuk pakaian menjadi lebih putih. Produk juga memberi simbol makna dalam
masyarakat misal bayam diasosiasikan dengan kekuatan dalam film Popeye atau
makanan juga dapat disimbolkan sebagai hubungan keluarga yang erat sehingga resep
turun temurun keluarga menjadi andalan dalam memasak, misal iklan Sasa atau
Ajinomoto. Produk dapat menjadi simbol dalam masyarakat untuk menjadi ikon dalam
ibadat agama.
Budaya merupakan sesuatu yang perlu dipelajari, karena konsumen tidak
dilahirkan spontan mengenai nilai atau norma kehidupan sosial mereka, tetapi mereka
harus belajar tentang apa yang diterima dari keluarga dan teman-temannya. Anak
menerima nilai dalam perilaku mereka dari orang tua , guru dan teman-teman di
lingkungan mereka. Namun dengan kemajuan zaman yang sekarang ini banyak produk
diarahkan pada kepraktisan, misal anak-anak sekarang lebih suka makanan siap saji
seperti Chicken Nugget, Sossis, dan lain-lainnya karena kemudahan dalam terutama
bagi wanita yang bekerja dan tidak memiliki waktu banyak untuk mengolah makanan.
Kebudayaan juga mengimplikasikan sebuah cara hidup yang dipelajari dan
diwariskan, misalnya anak yang dibesarkan dalam nilai budaya di Indonesia harus
hormat pada orang yang lebih tua, makan sambil duduk dsb. Sedangkan di Amerika
lebih berorientasi pada budaya yang mengacu pada nilai-nilai di Amerika seperti
kepraktisan, individualisme, dan sebagainya.
Budaya berkembang karena kita hidup bersama orang lain di masyarakat.
Hidup dengan orang lain menimbulkan kebutuhan untuk menentukan perilaku apa saja
yang dapat diterima semua anggota kelompok. Norma budaya dilandasi oleh nilai-nilai,
keyakinan dan sikap yang dipegang oleh anggota kelompok masyarakat tertentu.
Sistem nilai mempunyai dampak dalam perilaku membeli, misalnya orang yang
memperhatikan masalah kesehatan akan membeli makanan yang tidak mengandung
bahan yang merugikan kesehatannya.
Nilai memberi arah pengembangan norma, proses yang dijalani dalam
mempelajari nilai dan norma disebut sosialisasi atau enkulturasi. Enkulturasi
menyebabkan budaya masyarakat tertentu akan bergerak dinamis mengikuti

8
perkembangan zaman. Sebaliknya, bila masyarakat cenderung sulit menerima hal-hal
baru dalam masyarakat dengan mempertahankan budaya lama disebut Accultiration.
Budaya pada gilirannya akan mempengaruhi pengembangan dalam implikasi
pemasaran seperti perencanaan produk, promosi ,distribusi dan penetapan harga. Untuk
mengembangkan strategi yang efektif pemasar perlu mengidentifikasi aspek-aspek
penting kebudayaan dan memahami bagaimana mereka mempengaruhi konsumen.
Sebagaimana strategi dalam penciptaan ragam produk , segmentasi pasar dan promosi
yang dapat disesuaikan dengan budaya masyarakat. Beberapa perubahan pemasaran
yang dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :
1. Tekanan pada kualitas
2. Peranan wanita yang berubah
3. Perubahan kehidupan keluarga
4. Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
5. Waktu senggang yang meningkat
6. Pembelian secara impulsif
7. Hasrat akan kenyamanan
E. Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen
Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi
budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya akan
dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen dalam
bentuk pemilikan produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian
(grooming ritual), dan pembuangan (divestment ritual).F aktor budaya memberikan
pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui
peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya
adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Berikut
contoh pengaruh kebudayaan yang mempengaruhi pembelian itu sendiri:
1. Pengaruh Budaya Terhadap Pemaknaan Sebuah Produk.
Budaya menuntun individu dan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan
maupun keinginan terhadap barang dan jasa. Tuntunan budaya tersebut dapat
berupa nilai ataupun norma. Dalam tiap-tiap kebudayaan, terdapat ciri khas
masingmasing yang membawa pemaknaan terhadap suatu produk. Contohnya :
Tuntunan budaya berupa nilai : dalam hal kuliner sayur asam, ikan asin, atau
lalapan. Orang akan memaknai produk tersebut kulinernya orang sunda. Tuntunan

9
budaya berupa norma : labelisasi Halal pada setiap produk yang dapat di konsumsi
oleh umat Islam, yang di keluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.
2. Pengaruh Budaya Terhadap Pengambilan Keputusan Individu.
Individu dalam mengambil keputusan untuk berkonsumsi, tidak dapat dipisahkan
dari pengaruh budaya. Di antaranya di pengaruhi nilai dan norma. Di dalam
masyarakat terdapat ide/gagasan mengenai, apakah suatu pengalaman berharga,
tidak berharga, bernilai, tidak bernilai, pantas atau tidak. Inilah yang di artikan
sebagai nilai. Sedangkan norma sendiri dimaknai sebagai peraturan yang ditetapkan
secara bersama-sama, yang menuntun perilaku seseorang dalam mengambil
keputusan. Contohnya : Pengambilan keputusan yang di pengaruhi oleh nilai :
Kegiatan amal yang di lakukan individu, dengan menyantuni semua anak yatim
dalam suatu panti, merupakan tindakan yang bernilai, yang akan memperoleh
pahala dan kebajikan bagi dirinya. Tetapi tidak bagi individu lain, karena dianggap
hal itu merupakan pemborosan. Pengambilan keputusan yang di pengaruhi oleh
norma : Di daerah Padang, di haruskan bagi para siswa sekolah untuk bisa
membaca Al-Quran. Namun tidak bagi daerah di Papua.
3. Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi.
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian
langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan
terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari
lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari
tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih
berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang
selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya
pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara
tersebut.
4. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan.
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya
dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam
menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode Coba dan buktikan dalam
memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya
budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita
makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan.

10
Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu
mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.

F. Pengaruh Budaya yang tidak disadari.


Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan
memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam
memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat
mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan
otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.
1. Pengaruh Budaya dapat dipelajari.
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang
memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan
kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang.
Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara
umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua
mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku.
Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru perilaku
keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri,
perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal
dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat. Misalnya dengan adanya
pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan
kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan
berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi
keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu
mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu
produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi generasi mendatang
mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.
2. Perilaku Konsumen Lintas Budaya (Cross Cultural Consumer Behavior)
Dalam melakukan pemasaran yang melintasi batas-batas negara dituntut
suatu interaksi dengan orang-orang dan lembaga-lembaga serta organisasi yang
dikelola dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda.
Memahami tingkah laku konsumen bagi perusahaan yang memasarkan
produknya dalam batas-batas suatu negara sudah cukup sulit. Pemasar
internasional harus memahami perbedaan dan menyesuaikan produk serta

11
program pemasarannya untuk memenuhi budaya dan kebutuhan unik konsumen
dalam berbagai pasar..
Perbedaan-perbedaan kultural (culture difference) sangat mempengaruhi
perilaku pasar. Supaya berhasil dikancah mancanegara, perusahaan harus
memahami kultur negara-negara tujuan dan mempelajari bagaimana
mengadaptasinya. Oleh karena itu, pemasar internasional perlu sedapat
mungkin membiasakan diri dengan sifat kultural dari setiap negara, dimana
mereka menggeluti lapangan usaha. Secara umum bahwa kebudayaan harus
memiliki tiga karateristik
a. Kebudayaan dipelajari, artinya, kkebudayaan diperoleh setiap orang
sepanjang masa melalui keanggotaan mereka di dalam suatu kelompok
yang menurunkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Kebudayaan bersifat kait-mengkait, artinya setiap unsur dalam
kebudayaan sangat berkaitan erat satu sama lain, misalnya unsur agama
berkaitan erat dengan unsur perkawina, unsur bisnis berkaitan erat
dengan unsur status sosial.
c. Kebudayaan dibagikan, artinnya prinsip-prinsip serta kebudayaan
menyebar kepada setiap annggota yang lain dalam suatu kelompok.
Dari titik pandang seorang pemasar, suatu cara memperoleh pemahaman
kebudayaan adalah menganalisis elemen-elemen kebudayaan dalam suatu
negara, sebagai berikut:
a. Kehidupan material mengacu pada kehidupan ekonomi, yakni apa yang
dilakukan oleh manusia untuk memperoleh nafkah.
b. Interaksi sosial membangun aturan-aturan yang dimainkan seseorang dalam
masyarakat, serta pola kekuasaan dan kewajiban mereka.
c. Bahasa, komunikasi terungkap melalui kata-kata, gerak-gerik, air muka, dan
gerakan tubuh lainnya. Oleh karena itu, seorang pemasar internasional harus
berhati-hati dalam menangani persoalan bahasa dalam trensaksi-transaksi
dagang, kontrak, negosiasi, reklame, dan sebagainya.
d. Estetika meliputi seni(arts), drama, musik, kesenian rakyat dan arsitektur
yang terdapat dalam masyarakat. Nilai estetika dari suatu masyarakat
tampak pada corak, bentuk, warna, ekspresi, simbol, gerak-gerik, emosi,
perawakan yang bernilai dan berkaitan dengan suatu budaya tertentu.

12
Atribut-atribut ini memiliki pengaruh pada desain/ model dan promosi
untuk produk yang berbeda.
e. Nilai dan sikap, setiap kultur mempunyai seperangkat nilai dan sikap yang
mempengaruhi hampir segenap aspek perilaku manusia dan membawa
keteraturan pada suatu masyarakat/ individu-individunya.
f. Agama dan kepercayaan, agama mempengaruhi pandangan hidup, makna
dan konsep suatu kebudayaan. Oleh karena prinsip dan sikap agama
mungkin sangat mempengaruhi pemasaran barang dan jasa, maka pemasar
internasional harus peka terhadap prinsip agama tuan rumah dimana mereka
akan melakukan pemasaran.
g. Edukasi meliputi proses penerusan keahlian, gagasan, sikap dan juga
pelatihan dalam disiplin tertentu. Salah satu fungsi edukasi adalah
mentransmisikan kultur dan tradisi yang ada ke generasi baru. Meskipun
demikian edukasi dapat pula digunakan untuk melakukan perubahan
kultural.
h. Kebiasaaan-kebiasaan dan tata karma, kebiasaan (customs) adalah praktek-
praktek yang lazim/mapan. Tata krama(manners) adalah perilaku-perilaku
yang dianggap tepat di dalam suatu masyarakat tertentu. Para manajer harus
memperhatikan perbedaan-perbedaan dalam cara produk digunakan.
i. Etika dan MoraL, pengertian dari apa yang disebut benar dan apa yang
salah didasarkan pada kebudayaan. Contoh: perbedaan perangai orang-
orang jepang dan orang-orang korea juga menggambarkan masalah etika.
Orang-orang jepang bersifat formal dan berhati-hati, sedangkan orang korea
bersifat informal dan ramah.
. Dalam pemasaran, analisis lintas budaya digunakan dalam rangka
mendapatkan suatu pengertian atas segmen-segmen pasar dalam dan di
seberang batas-batas nasional. Tujuan analisis ialah menentukan apakah
pemasaran, dapat digunakan di dalam satu atau lebih pasar asing ataukah harus
dimodifikasi untuk memenuhi kondisi lokal. Dalam pemasaran, analisis lintas
budaya sering memerlukan pengidentifikasian implikasi kultur terhadap peran-
peran pembelian keluarga, fungsi produk, desain produk, aktivitas promosi dan
penjualan, sistem saluran dan penentuan harga.
a. Misinterpretasi Penilaian Lintas Budaya

13
Secara konseptual analisis kultural itu dapat didasarkan pada yang
manapun dari ketiga pendekatan sebagai berikut:
1) Pendekatan etnosentrime, menganggap kamilah yang terbaik.
Banyak perusahaan AS salah karena menganggap bahwa apa yang baik
di tempat sendiri pasti baik juga di pasar-pasar luar negeri.
2) Pendekatan asimilasi, menganggap bahwa karena Amerika adalah
wadah percampuran budaya, maka ciri-ciri khas budaya yang tampak
di masyarakat Amerika pasti cocok di manapun.
3) Pendekatan keunggulan pandangan tuan rumah, memberi perhatian
pada keadaan pasar dan menekankan kebijakan-kebijakan yang
didasarkan pada ciri khas budaya setempat, budaya tuan rumah.
Berikut adalah garis besar analisis antar budaya mengenai tingkah
laku konsumen:
1) Menentukan motivasi yang relevan dalam suatu budaya.
2) Menentukan karateristik pola tingkah laku.
3) Menentukan bidang nilai budaya mana yang relevan dengan produk
ini.
4) Menentukan bentuk karateristik dalam membuat keputusan.
5) Mengevaluasi metode promosi yang cocok dengan budaya setempat.
6) Menentukan lembaga yang cocok untuk produk ini menurut pikiran
konsumen.
b. Adaptasi Budaya
Adaptasi budaya (cultural adaptation) mengacu pada penentuan
kebijaksanaan bisnis yang sesuai dengan ciri khas budaya suatu
masyarakat. Secara esensial, ada tiga lingkup yang tercakup dalam
adaptasi bisnis luar negeri: produk, institusi dan individu.
a. Produk dapat dipasarkan ke luar negeri, dengan dimodifikasi hingga
cocok dengan iklim, spesifikasi elektronik, preferensi warna, dan minat
luar negeri, atau produk itu dirancang ulang sama sekali agak sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat.
b. Tingkah laku institusi meliputi adaptasi organisasi dan interaksi-
interaksi bisnis untuk mencocokkan dengan perspektif negara
setempat. Misalnya: perusahaan AS di Spanyol mengizinkan para
pekerjanya untuk istirahat siang.

14
c. Adaptasi tanggapan individu terhadap situasi negara-negara setempat
harus benar-benar bebas dari SRC( berdasarkan kriteria sendiri/ self-
reference criterion). Adaptasi seperti ini dituntut dalam segala hal arti
waktu, tingkah laku sosial, interaksi dalam keluarga, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah
perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan
konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau
jasa yang ditawarkan.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kataculture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur
dalam bahasa Indonesia.
Budaya merupakan sesuatu yang perlu dipelajari, karena konsumen tidak
dilahirkan spontan mengenai nilai atau norma kehidupan sosial mereka, tetapi mereka
harus belajar tentang apa yang diterima dari keluarga dan teman-temannya. Budaya
adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

15
https://www.slideshare.net/YusniSinaga/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian-dan-
konsumsi

http://sitialfiah1194.blogspot.co.id/2015/01/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html

https://prezi.com/dnnz4exdbiyn/pengaruh-budaya-terhadap-perilaku-konsumen/

https://rozzydeguci.wordpress.com/2015/01/17/makalah-perilaku-konsumen-pengaruh-
kebudayaan-terhadap-pembelian-konsumen/

http://rukmanapsikologi.blogspot.co.id/2014/01/pengaruh-budaya-dan-subbudaya-
terhadap.html

https://wahyuherdani.wordpress.com/2015/01/27/pengaruh-kebudayaan-terhadap-perilaku-
konsumen/

http://www.rumahumkm.net/2015/06/pengaruh-budaya-dalam-perilaku-konsumen.html

16

Você também pode gostar