Você está na página 1de 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS AKUN LAIN DALAM SIKLS AKUISISI DAN PEMBAYARAN


Banyak akun khusus yang terkait dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
Jenis aktiva, beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda terutama yang
berkecimpung dalam industry selain ritel, grosir, dan manufaktur. Masalah yang berkaitan
dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus ini akan dibahas terutama audit atas:
Property, pabrik dan peralatan
Beban dibayar dimuka
Kewajiban lainnya
Laba dan akun beban
B. AUDIT ATAS PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN
Properti, pabrik, dan peralatan adalah aktiva yang memiliki umur yang diharapkan lebih dari
satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Tujuan
penggunaan aktiva sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan umur yang diharapkannya
yang lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang signifikan yang membedakan aktuva
tersebut dengan persediaan, beban dibayar di muka, dan investasi. Table 20-2 menjukkan
contoh klasifikasi akun property, pabrik, dan peralatan yang umum. Akuisisi property, pabrik,
dan peralatan dilakukan melalui siklus akuisisi dan pembayaran.
Akun yang umumnya digunakan untuk peralatan manufaktur diilustrasikan pada gambar 20-
2. Pendebetan ke peralatan manufaktur berasal dari siklus akusisi dan pembayaran. Karena
sumber debet akun aktiva adalah jurnal akuisisi. Akan tetapi karena penambahan peralatan
tidak sering dilakukan, sering kali berjumlah besar, dan terkena pengendalian khusus, seperti
persetujuan dewan direksi, auditor dapat memutuskan untuk tidak terlalu bergantung pada
pengujian tersebut sebagai bukti pendukung penambahan aktiva tetap.
Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan manufaktur dengan akun aktiva lancar
karena tiga alasan:
1. Biasanya akuisisi peralatan manufaktur jarang dilakukan pada periode berjalan
2. Jumlah setiap akuisisi biasanya material
3. Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akunansi selama beberapa
tahun.
4. Karena perbedaan tersebut, audit atas peralatan manufaktur lebih menekankan pada
verifikasi akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun yang dibawa
dari tahun sebelumnya
Meskipun pendekatan dalam verifikasi peralatan manufaktur berbeda dengan yang digunakan pada
asset biasa, beberapa akun asset diverifikasi dengan cara yang sama. Hal ini termasuk juga pada
paten, hak cipta, biaya catalog, dan seluruh akun asset tetap dan peralatan. Dalam audit peralatan
manufaktur dan akun terkait, pengujian akan dimudahkan jika dipisah menjadi beberapa kategori:
Dalam audit atas peralatan manufaktur dan akun-akun yang terkait, auditor harus
memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut:
Melaksanakan prosedur analitis
Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
Memverifikasi saldo akhir akun aktiva
Memverifikasi beban penyusutan
Memverufikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Melaksanakan prosedur Analitis
Jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi klien. Sebagian prosedur analitis yang
tipikal menilai kemungkinan salah saji yang material dalam beban penyusutan dan akumulasi
penyusutan.
Bandingkan beban penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya.
Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun
sebelumnya.
Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban perlengkapan, beban peralatan kecil
tahunan dengan tahun sebelumnya.
Bandingkan biaya peralatan manufaktur kotor.
Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar karena aktiva
memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan. Auditor menggunakan tujuh
dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka referensi bagi
pengujian atas rincian saldo: eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas,
detail tie-in, serta hak dan kewajiban.
Pengujian audit aktual dan ukuran sampel sangat tergantung pada salah saji yang dapat
ditoleransi, risiko inheren, dan penilaian risiko pengendalian. Salah saji yang dapat
ditoleransi merupakan hal yang penting untuk memverifikasi penambahan tahun berjalan
karena transaksi tersebut bervariasi dari jumlah yang tidak material dalam beberapa tahun
hingga sejumlah besar akuisisi yang signifikan dalam tahun lainnya.
Skedul yang tipikal memuat daftar setiap penambahan secara terpisah dan mencantumkan
tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah barang tersebut baru atau bekas, umur
aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau bekas, umur aktiva untuk
tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau harga perolehannya. Pengujian audit
yang paling umum untuk memverifikasi penambahan adalah memeriksa faktur vendor.
Auditor harus waspada terhadap kemungkinan kelalaian klien untuk mencantumkan biaya
transportasi dan instalasi yang material sebagai bagian dari biaya akuisisi aktiva, serta
kelalaian untuk mencatat dengan benar tukar tambah peralatan yang ada. Jika kebijakan kilen
adalah membebankan akuisisi yang lebih kecil dari jumlah secara otomatis, seperti $1000,
auditor harus memverifikasi bahwa kebijakan tersebut ditaati pada tahun berjalan. Auditor
juga harus memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut ketepatan klasifikasinya.
Dalam beberapa kasus, jumlah yang tercatat sebagai peralatan manufaktur harus
diklasifikasikan sebagai peralatan kantor atau sebagai bagian dari bangunan. Pengendalian
internal yang buruk terhadap pembuatan dokumen, dapat menimbulkan misklasifikasi
transaksi pengeluaran yang signifikan.
Biasanya klien mencantumkan transaksi yang harus dicatat sebagai aktiva dalam beban
reparasi dan pemeliharaan, beban lease, perlengkapan, peralatan kecil, dan akun-akun serupa.
Slah saji dapat saja berasal dari kurangya pemahaman terhadap prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima umum atau keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan. Jika auditor
menyimpulkan jenis salah saji yang material ini mungkin terjadi, mereka harus
memvouching jumlah yang lebih besar yang didebet ke akun beban.
Tujuan audit terkait saldo:
Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas induk yang
terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besar.
Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada
Perolehan yang ada telah dicatat
Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat
Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat
Verifikasi Pelepasan TPerolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang benar
Klien memiliki hak kepemilikan dan perolehan tahun berjalan
Memverifikasi Pelepasan Tahun berjalan
Transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan manufaktur sering kali disalahsajikan apabila
pengendalian internal perusahaan tidak memiliki metode formal. Jikla klien lalai mencatat
pelepasan, biaya awal akun peralatan manufaktur akan dinyatakan terlalu tinggi, dan nilai
buku bersih akan dinyatakan terlalu tinggi hingga aktiva telah disusutkan sepenuhnya.
Metode formal untuk menelusuri pelepasan dan provisi menyangkut otorisasi yang tepat atas
penjualan atau pelepasan peralatan manufaktur lainnya akan membantu mengurangi risiko
salah saji. Juga harus ada verifikasi internal yang memadai atas pelepasan yang tercatat untuk
memastikan bahwa aktiva telah dihapus dengan benar dari catatan akuntansi.
Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi catatan tentang
pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal kapan aktiva dilepas atau
dibuang, nama orang atau perusahaan yang mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal,
tanggal akuisisi, dan akumulasi penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat
pelepasan diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke
pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan akumulasi
penyusutan pelepasan ke file induk properti.
Prosedur berikut seringkali digunakan untuk memverifikasi pelepasan:
Mereview apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada
o Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva dan pendapatan
rupa-rupa yang diterima dari pelepasan aktiva
o Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak properti, atau
cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan
o Melakukan tanya-jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aktiva
Ketika suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan aktiva pengganti,
keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file
induk properti. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan yang ada
dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat dalam jurrnal umum serta menghitung
kembali keuntungan atas kerugian atas pelepasan aktiva. Jika terjadi tukar tambah aktiva
dengan aktiva pengganti, auditor harus memastikan bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dan
aktiva yang digantikan dihapus secara layak dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai
buku aktiva yang ditukar tambah dan biaya tambahan aktiva yang baru.
Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aktiva
Dua tujuan auditor mengaudit peralatan manufaktur termasuk menentukan bahwa:
1. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
Ketika merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, pertama auditor
mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan manufaktur. Auditor
mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat untuk memungkinkannya bergantung
pada saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya. Pengendalian yang penting meliputi
penggunaan file induk untuk setiap aktiva tetap, pengendalian fisik yang memadai terhadap
aktiva yang mudah dipindahkan penulisan nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta
perhitungan fisik periodik atas aktiva tahu departemen akuntansi tentang semua pelepasan
aktiva tetap juga merupakan pengendalian yang penting.
Langkah audit yang pertama berkenaan dengan tujuan detail tie-in: Peralatan manufaktur,
seperti yang tercantum dalam file induk, sama dengan buku besar. Memeriksa printout file
induk untuk melihat bahwa totalnya sama dengan slado buku besar. Setelah menilai risiko
pengendalian untuk tujuan eksistensi, auditor memutuskan apakah perlu memverifikasi
eksistensi setiap item peralatan manufaktur yang tercantum dalam file induk. Jika terdapat
kemungkinan yang besar bahwa aktiva tetap yang hilang sampel dari file induk dan
memeriksa aktiva aktual.
Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aktiva tetap yang dicatat
pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit sebelumnya kadang mungkin
memiliki peralatan manufaktur di tangan yang tidak lagi digunakan dalam operasi. Jika
jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai
realisasi bersih (tujuan nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai
peralatan nonoperasi.
Pertimbangan utama dalam memverifikasi pengungkapan yang terkait dengan aktiva tetap
adalah kemungkinan adanya rintangan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode
untuk menentukan apakah peralatan manufaktur terbebani, termasuk:
Membaca syarat-syarat dalam perja njian pinjaman dan kredit
o Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi
pemberi pinjaman lainnya
o Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat hukum
Memverifikasi Beban penyusutan
Jika beban penyusutan berjumlah material, akan diperlukan lebih banyak pengujian yang
terinci atas beban penyusutan ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi melalui
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah keakuratan. Dalam
menentukan hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan empat aspek:
1. Umur manfaat akuisisi periode berjalan
2. Metode penyusutan
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan penyusutan aktiva dalam tahun akuisisi dan disposisi
Kebijakan klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang berwenang dan
membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file permanen auditor. Dalam
memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aktiva yang baru saja diakuisisi,
auditor harus memperttimbangkan umur fisik aktiva, umur yang diharapkan, dan kebijakan
perusahaan yang ditetapkan menyangkut pertukaran peralatan.
Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur analitis atas
kelayakan yang dilakukan dengan mengalikan aktiva tetap yang belum disusutkan dengan
tingkat penyusutan tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan tersebut, auditor harus
membuat penyesuaian yerhadap penambahan dan pelepasan tahun berjalan, aktiva dengan
umur yang berbeda, dan aktiva dengan metode penyusutan yang berbeda.
Jika pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya diperlukan
pengujian yang lebih terinsi. Auditort akan menghitung kembali beban penyusutan atas aktiva
tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang benar dan
konsisten. Agar relevan, perhitungan yang terinci harus dikaitkan dengan perhitungan total
penyusutan dengan memfooting beban penyusutan pada file ninduk properti dan
merekonsiliasi totalnya ke buku besar umum.
Auditor membandingkan informasi yang diperoleh melalui pengujian audit atas akun beban
penyusutan dengan informasi yang diungkapkan dalam catatan kaki guna memastikan
informasi yang disajikan konsisten dengan metode aktual dan asumsi yang digunakan untuk
menghitung serta mencatat penyusutan. Pendebetan ke akumulasi penyusutan biasanya diuji
sebagai bagian dari audit atas pelepasan aktiva, sementara kredit diverifikasi sebagai bagian
dari beban penyusutan.
Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan
adalah:
1. Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku
besar umum. Tujuai ini dapat dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan dalam
file induk properti dan menelusuri totalnya ke buku besar umum
2. Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat
C. AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aktiva berwujud . Hal tersebut
termasuk:
Sewa dibayar dimuka
Biaya organisasi
Pajak dibayar di muka
Paten
Asuransi dibayar dimuka
Merek dagang
Beban yang ditangguhkan
Hak cipta
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat dibagi menjadi tiga
kategori:
1. Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi,
Pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan
pembayaran. Konsisten dengan prosedur yang didiskusikan dalam siklus tersebut, otorisasi yang
tepat untuk kebijakan asuransi baru dan pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian
penting.

2. Pengendalian terhadap register asuransi,


Register asuransi adalah pencatatan kebijakan asuransi dan masa berlaku masing-masing kebijakan.
Auditor menggunakan register asuransi untuk mengidentifikasi kebijakan sehubungan dengan
akun asuransi dibayar di muka. Jangka waktu dan jumlah pembayaran untuk mengidentifikasi
kebijakan dimasukkan dalam register. Oleh karena jangka waktu dan jumlah menjadi dasar
penentuan jumlah asuransi dibayar di muka, maka auditor secara independen melakukan
verifikasi jangka waktu dan jumlah tersebut ke kebijakan asuransi atau kontrak yang
mendasarinya.
3. Pengendalaian terhadap penghapusan beban asuransi.
Perusahaan kadang-kadang mempunyai jurnal standar bulanan untuk mengklasifikasikan asuransi
dibayar di muka sebagai beban asuransi. Jika terdapat jurnal berjumlah material yang diharuskan
menyesuaikan saldo asuransi dibayar di muka pada akhir tahun, maka artinya terjadi potensi salah
saji dalam pencatatan akuisisi asuransi selama tahun tersebut atau dalam klasifikasi saldo akhir tahun
dalam ausransi dibayar di muka.
Pengujian Audit
Pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup prosedur analitis dan
pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan beban asuransi berasal dari kredit
asuransi dibayar di muka, prosedur analitis yang biasa dilakukan oleh auditor:
1. Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya,
2. Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya,
3. Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari
klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis tertentu atau
perubahan cakupan asuransi,
4. Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun berjalan
atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai pengujian terhadap
kesalahan perhitungan,
5. Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di muka
dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut kememadaian
cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi pemahaman auditor mengenai
akuntansi dan penilaian aktiva sangat diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak
diasuransikan terlalu rendah.
Prosedur audit lainnya, yang hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus untuk
melakukannya. Pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva, pembahasannya:
1. Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka memang ada dan polis yang ada
telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan),
2. Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka
(hak),
3. Jumlah dibayar di muka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah dijumlahkan
dengan benar serta sama dengan buku besar umum (keakuratan dan detail tie-in),
4. Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar di muka telah
diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi),
5. Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas)

Dalam banyak audit, tidak terdapat tambahan prosedur substantif yang diperlukan kecuali
jika hasil penilaian risiko pengendalian mengindikasikan kemungkinan besar terjadi salah saji
material. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya, perlu dilakukan hanya jika
ada alasan khusus. Pembahasan untuk pengujian tersebut menggunakan tujuan audit-terkait
saldo untuk melakukan pengujian perincian saldo aset (nilai realisasi tidak diterapkan).

Polis Auransi Terdapat dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka dan Polis Asuransi yang Ada
Telah Didaftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.
2. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor
biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien karena pedekatan
ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan pengujian bukti transaksi dan
konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100 persen.

Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka
(Hak)
Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai
pihak yang memiliki hak. Biasanya, penerima klaim yang tertulis dalam polis adalah klien,
tetapi apabila ada hipotek atau kewajiban lain, maka klaim asuransi bisa saja terutang kepada
kreditur. Telaah atas polis asuransi yang klaimnya dimiliki pihak lain selain klien merupakan
pengujian yang kuat atas tidak tercatatnya utang dan aset yang dijaminkan.

Jumlah Dibayat di Muka pada Skedul adalah Akurat dan Totalnya Ditambahkan
dengan Benar dan Sesuai dengan Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian)
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka juga
meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi atas
asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas polis tertentu dan masa berlakunya dapat
diverifikasi bersamaan dengan memeriksa faktur premi atau konfirmasi dari agen asuransi.
Setelah keduanya diverifikasi, perhitungan klien atas asuransi yang belum jatuh tempo dapat
diuji melalui perhitungan ulang. Skedul asuransi dibayar di muka dapat dijumlahkan dan
totalnya ditelusuri ke buku besar untuk melengkapi kecocokan perinciannya.

Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka Diklasifikasikan dengan


Benar (Klasifikasi)
Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah
sebagai pengujian laporan laba/rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban yang benar jelas
terlihat karena jenis asuransinya, seperti polis untuk mengasuransikan sebuah peralatan.
Dalam kasus lain, alokasi perlu dilakukan. Misalnya, asuransi kebakaran atas bangunan
memerlukan alokasi ke beberapa akun yang berbeda, termasuk biaya-biaya tak langsung atas
manufaktur (manufacturing overhead). Pembebanan pada akun yang benar dan konsistensi
dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam evaluasi klasifikasi.

Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas)


Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis tidak
banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas untuk akuisisi
asuransi, maka mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas untuk utang
dagang.

D. Audit Kewajiban Akrual


Kewajiban akrual merupakan estimasi kewajiban yang belum dibayar atas jasa dan manfaat
yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Kewajiban akrual diantaranya seperti:
1. Gaji akrual,
2. Pajak gaji akrual,
3. Bonus pejabat akrual,
4. Komisi akrual,
5. Fee profesional akrual,
6. Sewa akrual,
7. Bunga akrual.
Gambar diatas mengilustrasikan akun-akun yang umumnya digunakan oleh perusahaan
untuk mengakrualkan pajak properti. Penekanan dalam pengujian harus diberikan pada
kewajiban pajak properti akhir dan pembayaran. Berikut dua hal yang terpenting adalah:
1) Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak.
2) Pajak properti telah dicatat secara akurat.

Audit atas Pajak Properti Akrual


Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, maka pembayaran pajak properti sudah
diuji melalui pengujian transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Dengan biaya asuransi,
saldo biaya pajak properti merupakan jumlah residual yang dihasilkan dari saldo awal dan
saldo akhir dalam pajak properti akrual dan pembayaran pajak properti. Oleh karena itu,
penekanan dalam pengujian harus dilakukan atas saldo akhir utang dan pemberian pajak
properti. Saat auditor melakukan verifikasi pajak properti akrual, keseluruhan delapan tujuan
audit terkait saldo adalah relevan kecuali nilai realisasi. Dua hal di bawah ini merupakan hal
penting, yaitu :
1. Properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam skedul akrual. Kesalahan
salam memasukkan properti dimana pajak seharusnya dihitung akrual akan terjadi kurang saji
pada utang pajak properti (kelengkapan). Salah saji material dapat terjadi, misalnya jika pajak
properti tidak dibayarkan sebelum tanggal neraca dan tidak termasuk sebagai pajak properti
akrual.
2. pajak properti akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan konsistensi
perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi).
Auditor menggunakan dua pengujian utama yang memasukkan seluruh akrual. Auditor
melakukan verifikasi akrual bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti tahun
berjalan. Dalam audit, hanya terdapat sedikit pembayaran pajak properti, tetapi setiap
pembayaran sering kali material, sehingga bisa diverifikasi satu sama lain. Auditor juga
membandingkan akrual dengan tahun-tahun sebelumnya.
Auditor biasanya memulai pekerjaannya dengan membuat skedul pembayaran pajak properti
dari klien dan membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk
menentukan apakah seluruh pembayaran dimasukkan dalam skedul klien. Skedul aset tetap
juga harus diperiksa bila terjadi penambahan dan penghentisn aset yang bisa memengaruhi
pajak properti akrual. Seluruh properti dipengaruhi oleh aturan pajak properti lokal
seharusnya termasuk dalam skedul, bahkan jika pembayaran pajak tidak dilakukan.
Setelah auditor menemukan bahwa seluruh pajak properti telah dimasukkan dalam skedul
klien, mereka mengevaluasi kewajaran pajak properti pada setiap properti yang digunakan
klien untuk mengestimasi akrualnya. Dalam banyak hal, jumlah total sudah disusun oleh
otoritas pajak dan dikirimkan kepada klien, sehingga memungkinkan untuk diverifikasi
jumlahnya. Hal ini diperoleh dengan membandingkan jumlah dalam skedul denggan tagihan
pajak. Dalam kasus lain, total pembayaran tahun berikutnya harus disesuaikan dengan
peningkatan tarif pajak properti.
Auditor dapat melakukan verifikasi pajak properti akrual dengan menghitung kembali porsi
total pajak yang diaplikasikan pada tahun berjalan untuk setiap properti. Bahan pertimbangan
utama adalah dengan menggunakan porsi yang sama untuk setiap pembayaran pajak atas
akrual yang digunakan dalam tahun sebelumnya, kecuali jika ada kondisi perubahan khusus.
Setelah pajak properti akrual dan beban pajak properti untuk setiap properti sudah dihitung
kembali, total harus ditambahkan dan dibandingkan dengan buku besar. Dalam banyak kasus,
pajak properti dibebankan ke lebih dari satu akun. Dalam kasus ini, auditor harus menguji
benar tidaknya klasifikasi dengan mengevaluasi apakah sudah dibebankan dengan jumlah
yang benar.

E. Audit Akun Pendapatan dan Beban


Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan sudah
disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masing-masing dari
total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan laba bersih tanpa
salah saji material.
Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban merupakan hal penting dalam
mempertimbangkan tujuan laporan laba/rugi:
1. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang
benar.
2. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk
perbandingan.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan dalam pencatatan masing-masing transaksi dan
penggabungan akun buku besar dalam penyajian laporan.

Pendekatan Audit atas Akun Pendapatan dan Beban


Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan bagian terpisah
dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan audit pada bagian lain.
Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah:
Prosedur Analitis.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Pengujian perincian saldo.

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak simultan
terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya, pengendalian dan salah
saji yang tidak memadai dapat ditemukan melalui pengujian pengendelian dan pengujian
substantif atas trasaksi dan mengindikasikan kemungkinan salah saji baik pada laopran
laba/rugi maupun neraca.
Tujuan terpenting dalam melakukan verifikasi akun laporan laba/rugi dalam setiap siklus
transaksi adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal dan
pengujian terkait pengendalian dan substantive atas transaksi.

Pengujian Perincian Saldo Akun-Analisis Beban


Auditor harus menganalisis jumlah yang termasuk dalam akun laporan laba/rugi meskipun
pengujian telah dilakukan. Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor terhadap
dokumen pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total akun beban
Jenis dokumen tersebut sama dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai
bagian dari pengujian transaksi akuisisi, yaitu terdiri atas faktur, laporan penerimaan, pesanan
pembelian, dan kontrak.
Dalam anlisis beban dan akun laporan laba/rugi lainnya, auditor melakukan verifikasi
transaksi dalam akun yang spesifik untuk menentukan apakah transaksi tersebut benar,
diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat secara akurat.

Pengujian Perincian Saldo-Alokasi


Beberapa akun beban dihsilkan dari alokasi atau akuntansi, bukan transaksi riil. Contohnya
adalah beban depresiasi, deplesi, dan amortisasi hak cipta dan biaya catalog. Alokasi biaya
overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh jenis lain
dari alokasi yang memengaruhi beban. Jika klien salah dalam mengikuti GAAP atau salah
menghitung alokasi, maka laporan keuangan bisa salah saji secara material.
Dua prosedur audit terpenting dalam audit alokasi adalah pengujian untuk keseluruhan
kewajaran dengan prosedur analitis dan perhitungan kembali atas hasil perhitungan klien.
Auditor biasanya melakukan penh=gujian tersebut sebagai bagian dari audit aset dan utang
terkait. Hal ini meliputi verifikasi beban depresiasi sebagai bagian dari audit asset tetap.
Pengujian amortisasi sebagai bagian dari verifikasi paten atau penghentian yang lama, dan
verifikasi alokasi antara persediaan dan harga pokok penjualan sebagai bagian dari audit
persediaan.

1. KESIMPULAN
Bisa di simpulkan bahwa mengenai akun dan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
Agar audit atas sejumlah besar akun yang berkaitan dengan siklus ini memadai, auditor harus
memahami
akun akun kunci,
kelas transaksi,
fungsi bisnis,
dokumen serta
catatan yang berhubungan dengan transaksi siklus akuisisi dan pembayaran.
Banyak dari akun akun tersebut, seperti
* utang usaha,
* properti,
* pabrik dan
* peralatan,
* beban penyusutan,
* serta beban dibayar dimuka,
memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara auditor memngumpulkan bukti yang
mencukupi tentang saldo akun yang terkait. Dan terakhir keterkaitan diantara pengujian audit
yang berbeda dalam siklus akuisisi akuisisi dan pembayaran dapat menyediakan dasar bagi
verifikasi auditor atas banyak akun laporan keuangan.
Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA
https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/06/08/menyelesaikan-pengujian-dalam-siklus-akuisisi-
dan-pembayaran-verifikasi-akun-terpilih/
https://ikarosalia.wordpress.com/2012/06/04/menyelesaikan-pengujian-dalam-siklus-akuisisi-dan-
pembayaran-verifikasi-akun-tertentu/

Você também pode gostar