Você está na página 1de 8

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA ROUTER TP-LINK MR3220

MENGGUNAKAN FIRMWARE DEFAULT


TP-LINK DAN OPENWRT

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh
Budi Putra Ramadhan
11.11.4665

kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
1
ANALISA PERBANDINGAN KINERJA ROUTER TP-LINK MR3220
MENGGUNAKAN FIRMWARE DEFAULT
TP-LINK DAN OPENWRT
Budi Putra Ramadhan1), Kusnawi2),
1)
Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta
2)
Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : budi.ra@students.amikom.ac.id1), khusnawi@amikom.ac.id2)

adalah OpenWRT. Firmware ini memberikan kebebasan


Abstract - Internet community desperately needed a major
kepada penggunanya untuk memasang berbagai layanan tanpa
influence on the use of the router, so the router becomes an
harus membeli hardware yang berbeda-beda.
important device that supports the use of the Internet, but it
Menjawab apakah terdapat perbedaan kinerja hardware
needs more capabilities and a wide range of the router
router TP-link MR3220 yang menggunakan firmware default
constrained by the vendor or the manufacturer of the router,
pabrik dan firmware dinamis OpenWRT, maka akan diujikan
so appear openwrt aimed at freeing the user from are limited
dengan beberapa aplikasi ataupun langsung secara visual dan
in limits the ability of the router that originally static to more
akan ditarik kesimpulan terhadap pengujian yang telah
dynamic.
dilakukan.
Tests conducted have some parameters or variables in
1.2 Rumusan Masalah
testing, namely Upstream, Downstream, Packet Delay, Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
Packet Loss, Bandwidth, and Jitter. Parameters tested on maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan yang dapat
outbound and inbound network, the test also uses an dijadikan acuan yaitu, adakah perbedaan terhadap
Ethernet interface, Wireless, and USB-Modem as the Throughput, Delay, Jitter, packet loss, bandwidth,
interface to be tested. Downstream, dan Upstream pada router TP-Link MR3220
dengan menggunakan firmware yang berbeda antara
The research proves that comparative performance of firmware default dan firmware OpenWRT.
firmware original tp-link and openwrt almost no significant 1.3 Tujuan Penelitian
difference, but there is value differences seen much on Berdasarkan lata belakang masalah yang telah diuraikan diatas
comparison testing bandwidth to the wireless interface, test maka dapat diambil suatu perumusan masalah yaitu:
the bandwidth of the wireless interface has a difference of a. Melakukan instalasi OpenWRT pada TP-Link
up to 50% and show that OpenWRT decreased wide data
MR3220.
path on the wireless device.
b. Menguji dan menganalisis penggunaan firmware
KeywordsOpenWRT, MR3220, Firmware, TP-Link, Router OpenWRT, dan perbandingan untuk kerja TP-Link
MR3220 dengan firmware default TP-Link dan
1. Pendahuluan
firmware OpenWRT.
1.1 Latar Belakang
Perkembangan layanan IT memiliki dampak yang besar c. Memberikan hasil akhir analisis sebagai informasi
bagi meningkatnya kebutuhan infrastruktur perangkat yang dapat digunakan sebagai salah satu contoh
hardware jaringan, seperti halnya modem, switch, router, dan referensi dalam menentukan perlunya perubahan
sebagainya, tujuannya agar berbagai macam kondisi firmware.
pengguna jaringan dapat terpenuhi dengan baik. Peningkatan d. Mengetahui kualitas performa TP-Link MR3220
berbagai macam layanan, menyebabkan peningkatan pula dengan firmware default dan firmware OpenWRT
pada hardware dan terkadang pula hardware hanya memiliki
beberapa layanan statis, menyebabkan tidak semua layanan yang mempengaruhi beberapa aspek pengujian.
tedapat pada hardware yang dimiliki, sehingga pengguna e. Melakukan studi terhadap open source terutama pada
diharuskan membeli hardware lain sesuai layanan yang firmware OpenWRT.
dibutuhkan.
Salah satu cara untuk menambahkan layanan pada 1.4 Metode Pengumpulan Data
hardware jaringan agar dapat ditambahkannya layanan lain Dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan data dan
adalah dengan mengganti firmware hardware tersebut, analisis hasil sebagai berikut:
perubahan tersebut akan merubah firmware semula statis a. Melakukan pengujian kompatibel antar router dan
menjadi firmware dinamis. Sehingga layanan yang tidak usb modem.
terdapat pada hardware dapat ditambahkan maupun dikurangi. b. Melakukan pengujian kecepatan upload dan
Salah satu firmware yang dapat digunakan untuk merubah downlaod menggunakan usb-modem.
firmware statis dari pabrik menjadi firmware dinamis tersebut

2
c. Melakukan pengujian QOS pada interface jaringan Openwrt adalah sebuah proyek open source untuk
Ethernet dan wireless. menciptakan sebuah sistem operasi gratis yang bisa di install
(embeded) pada perangkat radio wireless[8]. OpenWRT
1.5 Tinjauan Pustaka merupakan program firmware berbasis system operasi linux
Randy Rizki Permana (2013), Analisis ke efektifan yang digunakan dalam suatu perangkat yang sudah embedded
firmware original dan firmware openwrt pada akses point TP- seperti wireless router. Dikembangkan pertama kali pada
Link TL-WA701ND. Dengan tujuan untuk Melakukan tahun 2004 oleh tim proyek OpenWRT yang terbentuk dalam
analisa kecepatan download, upload dan kesetabilan Akses rangka mengembangkan sebuah third-party firmware yang
Point TP-Link TL-WA701ND sebelum dan sesudah dilakukan jumlahnya masih sangat terbatas pada saat itu.
upgrade firmware OpenWRT. Quality of Service (QoS) merupakan metode pengukuran
Rio dkk (2013), Analisis perbandingan quality of service tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha
(QOS) firmware original TL-MR3020 dengan firmware untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat suatu service
openwrt berbasis opensource. Dengan tujuan melakukan (Ferguson & Huston, 1998). Qos digunakan untuk mengukur
analisa Quality of Services pada jaringan menggunakan suatu kinerja dari system yang telah di implementasi pada
perangkat access point TP-LINK TL-MR3020 menggunakan suatu jaringan. Komponen atau parameter QoS tediri dari
firmware TP-LINK dan firmware OpenWrt, berdasarkan jitter, bandwidth, latency/delay, throughput, packet loss.
parameter delay, packet loss, throughput dan jitter. Jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi
Ruli dkk (2013), Analisis qos pada jaringan wireless pada jaringan berbasis IP. Besarnya nilai jitter akan sangat
bridge berbasis OPENWRT. Dengan tujuan melakukan dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya tumbukan
analisa perbandingan kinerja QoS (Quality Of Service) antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan tersebut.
Wireless Bridge sistem Openwrt dengan sistem Original TP- Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan
Link mengunakan parameter pengukuran QoS berupa Delay, menyebabkan semkin besar pula peluang terjadinya
Packetloss, Throughput dan Jitter. congestion, dengan demikian nilai jitter-nya akan semakin
besar. Bila semakin besar nilai jitter akan berakibat pada nilai
1.6 Landasan Teori QoS yang semakin turun.

TP-LINK adalah penyedia dunia untuk produk jaringan Tabel 1. Kategori Jitter Versi TIPHON
SOHO dan pemegang pangsa pasar No.1 di China, dengan Kategori Degradasi Peak Jitter
produk yang tersedia di lebih dari 100 negara dengan puluhan Sangat Bagus 0 ms
juta pelanggan. Berkomitmen kuat pada R&D, produksi yang
Bagus 75 ms
efektif dan manajemen kualitas yang ketat, TP-LINK secara
berkesinambungan menyediakan produk jaringan yang Sedang 125 ms
memenangkan penghargaan dalam Wireless, ADSL, Router, Jelek 225ms
Switch, IP Camera, Adaptor Powerline, Print Server, Media
Converter dan Adaptor Jaringan untuk pengguna di seluruh
dunia.[7] Bandwidth merupakan kapasitas atau daya tamping kabel
Embedded System adalah sebuah kesatuan perangkat keras Ethernet agar dapat dilewati trafik paket data dalam jumlah
(hardware) dan perangkat lunak (software) pada suatu tertentu. Bandwidth juga bisa berarti jumlah konsumsi paket
perangkat . embedded system atau sistem tertanam adalah data per satuan waktu dinyatakan dengan bit persecond (bps)
suatu sistem berbasis mikroprosesor yang dibuat untuk (Santosa, 2004)
mengontrol fungsi-fungsi dan tidak dapat diprogram oleh end- Latency disebut juga delay. Latency adalah berapa lama
user (pengguna). Jadi, sekali sistem tersebut dibuat, maka waktu yang digunakan untuk mengirim sebuah pesan dari satu
pengguna tidak dapat menambah atau mengubah fungsi yang titik ke titik lainnya, apabila mengirimkan data sebesar 3
ada[6]. Inilah yang menjadi tantangan sebenarnya bagi para Mbyte pada saat jaringan sepi waktunya 5 menit sedangkan
pengembang embedded system. pada saat jaringan ramai bisa sampai 15 menit, hal inilah yang
Router TP-Link TL-MR3220 merupakan router dengan disebut latency, latency pada jaringan sibuk berkisar antara
harga terjangkau namun memiliki fitur dan kelengkapan yang 50-70 ms (santosa, 2004).
luar biasa antara lain mendukung kecepatan 3G/4G,
compatible dengan 200 lebih jenis modem, serta mendukung Tabel 2. Kategori Latency Versi TIPHON
jenis koneksi PPoe, IP Dinamis, IP Statis, PPTP, dan L2TP. Kategori Waktu Delay
Hampir semua kebutuhan umum akan internet terdapat dalam Sangat Bagus <150 ms
router ini, dan juga interface yang sangat mudah dikendalikan
bahkan oleh pemula sekalipun, interface yang terdapat dalam Bagus 150 - 300 ms
router ini antara lain satu antenna dengan power 5dBi, satu Sedang 300 - 450 ms
port USB 2.0, satu port WAN, empat port LAN. Router ini
Jelek >450 ms
memiliki kecepatan CPU sebesar 400 MHZ.

3
Packet loss adalah jumlah dari paket yang hilang pada
suatu pengiriman paket ke tujuan, kualitas terbaik pada saat 2.1.2 Pengujian Upstream dan Downstream
LAN/WAN jika jumlah losess paling kecil (santosa, 2004). Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil dalam faktor
Pada implementasi jaringan IP nilai packet loss diharapkan kinerja modem yang terhubung ke TP-Link MR3220.
minimum. Secara umum terdapat empat kategori penurunan Pengujian yang akan dilakukan adalah router Tp-Link akan
performansi jaringan dengan versi Telecommunications and terkoneksi pada jaringan Internet menggunakan modem dial-
Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON). up, dan Personal Komputer akan menggunakan website
speedtest.net untuk pengambilan hasil kecepatan upstream dan
Tabel 3. Kategori Packet Loss Versi TIPHON downstream Tp-Link MR3220 yang terhubung pada jaringan
Kategori Degradasi Packet Loss internet.
Sangat Bagus 0%
Bagus 3%
Sedang 15%

Jelek 25%
Gambar 2. Rancangan Pengujian Upstream dan Downstream

Troughput adalah bandwidth aktuaal yang terukur pada 2.2 Pengujian


suatu ukuran tertentu dalam satu hari menggunakan rute 2.2.1 Pengujian Jitter
internet yang spesifik ketika sedangn mendownload suatu file Pengujian ini menggunakan aplikasi iperf untuk
(dewo,2003. 2). mengetahui besarnya nilai jitter pada jalur interface ethernet
Upstream adalah kecepatan data dari router ADSL ke ISP. dan interface wireless. Pada pengujian ini dilakukan pada dua
Sementara, downstream adalah kecepatan data dari ISP ke sisi, yaitu node yang bertindak sebagai server dan node client.
router ADSL. Umumnya kecepatan yang digunakan di Pada sisi server (Personal Komputer) melakukan perintah
Indonesia adalah 384Kbps atau 512Kbps untuk downstream #iperf s u i 1. Opsi s berarti perintah sebagai server
dari ISP ke router ADSL pelanggan. Sementara dari upstream untuk melakukan listen port, -u untuk melakukan pada
dari router ADSL pelanggan ke ISP umumnya 64Kbps. protocol UDP dan i untuk mengetahui nilai setiap interval 1
detik.
2.Pembahasan Sedangkan di sisi client (Notebook) melakukan perintah
2.1 Cara Pengujian #iperf c <ip-address> b <bandwidth> -u >><nama.txt>.
Pengujian yang dilakukan dalam perbandingan firmware Opsi c berarti perintah sebagai client, ip address adalah
OpenWRT dan firmware original terdapat 2 jenis yaitu alamat server dalam hal ini Personal Komputer, -b untuk besar
pengujian yang dilakukan dalam rangka mendapatkan hasil bandwidth yang akan dikirim dalam pengujian ini akan
kinerja interface router dalam jaringan lokal dan jenis dilakukan secara bertahap dengan nilai yang berbeda, fungsi
pengujian yang kedua adalah pengujian dalam rangka symbol >> untuk langsung memasukan output yang terjadi
mendapatkan hasil kinerja router dalam jaringan internet. langsung ke dalam file dengan format .txt.
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan pengujian
pengaruh firmware terhadap peforma TP-Link MR3220. 2.2.2 Pengujian Packet Delay dan Loss
Pengujian packet delay dan packet loss dilakukan dengan
2.1.1 Pengujian Interface Ethernet dan Wireless menggunakan terminal/shell. Pengujian dilakukan untuk
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil dalam mengetahui packet yang hilang dan waktu delay pengiriman
faktor trafik TP-Link MR3220 pada interface ethernet dan packet, pengujian ini hanya dilakukan disisi server yaitu
interface wireless secara Local Area Network, pengujian personal komputer, pada sisi server melakukan perintah #ping
dilakukan pada jaringan lokal dengan media kabel UTP dan <ip-address> -c 100 >><namafile.txt>. Opsi <ip-address>
aplikasi pengambilan data menggunakan aplikasi iperf serta adalah alamat client yang akan dituju, -c adalah count yang
perintah ping menggunakan console terminal linux. Personal akan mengirimkan packet sebanyak 100 kali, >> adalah opsi
computer akan menjadi server sedangkan notebook menjadi untuk memasukan semua output ke dalam sebuah file
client, dan variable yang digunakan dalam pengujian adalah berformat.txt.
variable Qos yaitu Throughput, Delay, Jitter, packet loss, dan
bandwidth. 2.2.3 Pengujian Bandwidth
Pengujian bandwidth dilakukan menggunakan aplikasi
iperf. Pengujian dilakukan untuk mengetahui bandwidth atau
bandwidth yang tersedia pada jalur antara server dan client.
Aplikasi iperf diinstal pada kedua node tersebut. Salah satu
note berfungsi sebagai server dan node lain sebagai client.
Pada server (Personal Komputer) menjalankan aplikasi
Gambar 1. Rancangan Pengujian Ethernet dan Wireless iperf dengan perintah #iperf s, pada bagian client

4
(Notebook) menjalankan perintah #iperf c <ip-address> standar TIPHON router yang menggunakan firmware Tp-Link
>><namaf.txt>, Opsi s adalah menjalankan node sebagai dikategorikan sebagai kategori sedang pada packet loss
server dan opsi c adalah client, opsi >> untuk memasukan interface wireless Karena memiliki packet loss lebih dari 3%.
output ke dalam file berextensi .txt.
2.2.4 Pengujian Downstream dan Upstream
Pengujian Downstream dan Upstream menggunakan Tabel 6. Hasil Pengujian Packet Delay & Loss (TP-Link)
bantuan situs http://speedtest.net, pengujian dilakukan pada
Packet Delay Packet
jaringan outbound yang terhubung pada internet. Pada Interface
Loss
pengujian downstream dan upstream Personal Komputer akan Min Max Avg
membuka situs lalu memulai test. ethernet 0.259ms 0.315ms 0.300ms 0%

2.3 Analisa Pengujian wireless 2.273ms 648.430ms 24.945ms 8%


2.3.1 Pengujian Jitter
Berdasarkan hasil pengujian jitter yang telah dilakukan Modem 47,918ms 116,941ms 69,207ms 3%
terlihat bahwa kinerja ethernet pada router yang menggunakan
firmware OpenWRT tidak terdapat perbedaan signifikan Tabel 7. Hasil Pengujian Packet Delay & Loss (OpenWRT)
terhadap waktu jitter router berfirmware Tp-Link, namun
berbeda terhadap perbedaan waktu jitter pada interface Packet Delay Packet
Interface
wireless yang memberikan waktu perbedaan yang lebih Loss
Min Max Avg
signifikan.
ethernet 0.257ms 0.316ms 0.299ms 0%
Tabel 4. Hasil Pengujian Jitter (Ethernet)
Jitter (Original TP-Link) Jitter (OpenWRT) wireless 1.601ms 541.784ms 31.722ms 0%
Band
(ms) (ms)
width
Min Max Avg Min Max Avg
10Mb 0.003 0.006 0.0045 0.003 0.016 0.0067 Modem 55,985ms 121,026ms 70,912ms 0%
20Mb 0.002 0.006 0.0039 0.002 0.006 0.0032
30Mb 0.002 0.006 0.0039 0.002 0.005 0.0038
2.3.3 Bandwidth
40Mb 0.002 0.003 0.0025 0.002 0.004 0.0032
Berdasarkan hasil pengujian bandwidth antara dua jalur yaitu
50Mb 0.002 0.004 0.0030 0.002 0.004 0.0027
60Mb 0.030 0.037 0.0334 0.030 0.038 0.0337 personal komputer dan notebook diketahui bahwa router yang
70Mb 0.066 0.074 0.069 0.067 0.072 0.0694 menggunakan firmware OpenWRT tidak memiliki perbedaan
80Mb 0.084 0.089 0.0867 0.085 0.088 0.0865 pada interface ethernet, namun perbedaan terjadi pada nilai
90Mb 0.094 0.098 0.0954 0.093 0.096 0.0950 bandwidth dalam interface wireless, perbedaan yang terjadi
100Mb 0.096 0.143 0.1039 0.095 0.347 0.1237 sangat signifikan perbedaan yang terjadi hingga 50% nilai
Total 0.4062 0.4279 bandwidth router firmware original tp-link pada interface
wireless.
Tabel 5. Hasil Pengujian Jitter (Wireless)
Jitter (Original TP-Link) Jitter (OpenWRT) Tabel 8. Hasil Pengujian Bandwidth
Band
(ms) (ms) Firmware Original Firmware OpenWRT
width
Min Max Avg Min Max Avg Interface Transfer Bandwidth Transfer Bandwidth
10Mb 0.071 0.452 0.1953 0.036 0.721 0.3645 (Mbytes) (Mbits/sec) (Mbytes) (Mbits/sec)
20Mb 0.163 0.504 0.3275 0.627 0.923 0.7770 Ethernet 113 94,1 113 94,1
30Mb 0.358 0.655 0.4637 0.472 0.777 0.6108 Wireless 55,8 46,4 22,8 18,6
40Mb 0.353 0.475 0.4076 0.353 0.475 0.4076
50Mb 0.257 0.801 0.3808 0.371 1.571 0.6378
Total 1.7749 2.7977 2.3.4 Pengujian Downstream dan Upstream
Berdasarkan pengujian pada parameter downstream dan
2.3.2 Pengujian Packet Delay dan Loss upstream yang dilakukan pada jaringan outbound atau
Dari hasil pengujian packet delay dan packet loss yang terhubung pada internet, downstream dan upstream yang
telah dilakukan terlihat bahwa kinerja dari router yang didapat dari pengujian memiliki perbedaan yang tidak
menggunakan firmware OpenWRT tidak memiliki perbedaan signifikan.
yang signifikan pada bagian packet delay namun memiliki
perbedaan yang jauh bila dibandingkan dengan router Tabel 9. Hasil Pengujian Downstream dan Upstream
firmware original Tp-Link, pada faktor packet loss router Firmware Ping Downstream Upstream
firmware OpenWRT mampu menghantar packet tanpa Original 69 ms 2.38Mb/sec 1.08Mb/sec
melakukan loss, namun berbeda pada router pada firmware OpenWRT 70 ms 2.15Mb/sec 1.07Mb/sec
original Tp-Link yang memiliki kecepatan delay packet yang
singkat namun packet loss yang terjadi tinggi. berdasarkan 3. Kesimpulan

5
Berdasarkan hasil analisis, perancangan dan uji coba [4] Iwan, Sofana, Teori & Modul Praktikum Jaringan
kinerja router yang memiliki firmware berbeda yaitu Original Komputer, Bandung: Penerbit Modula.
Tp-Link dan OpenWRT pada router TP-Link MR3220 seperti [5] Ana , H. Sahrul, A. 2012, Panduan Membuat Linux
yang telah dijelaskan pada sebelumnya, maka dapat ditarik Embedded System dan Aplikasi: Penerbit Informatika.
kesimpulan sebagai berikut: [6] Jatmiko, Wisnu. 2011, Implementasi Embedded System
a. Terdapat perbedaan terhadap router yang menggunakan Beagleboard: Prototipe Sistem Pengaturan
menggunakan firmware original TP-Link dan Lampu Lalu Lintas: Penerbit Fakultas Ilmu Komputer
firmware OpenWRT yang menggunakan router TP- Universitas Indonesia.
[7] TP-LINK, 2014, Profile Perusahaan, http://www.tp-
Link MR3220, hasil pengujian yang meliputi
link.co.id/about/ (diakses pada tanggal 11 Januari 2015).
variable upstream, downstream dan variable QoS [8] Russle, J. Cohn, R. 2012, OpenWRT. Publish: Book on
yaitu Jitter, Packet Delay, Packet Loss, dan Demand.
bandwidth. [9] Jubilee. 2009, Membuat Jaringan Internet Wireless Tanpa
b. Perbedaan yang signifikan terjadi pada pengujian Bantuan Teknisi, Jakarta: Penerbit PT Elex Media
interface wireless router firmware default TP-Link Komputindo.
dengan router firmware OpenWRT yang memiliki [10] Opensource Telkomspeedy, 2015, Upstream dan
Downstream pada ADSL,
nilai selisih 50% pada perbandingan bandwidth.
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Upstrea
c. Pada pengujian jitter menunjukan bahwa firmware m_dan_Downstream_pada _ADSL (diakses pada tanggal 11
OpenWRT dapat memiliki kinerja yang sama dengan Januari 2015)
firmware original TP-Link dengan selisih yang tidak [11] Huawei Vodafone K3806, 2015, Profil Huwaei Vodafone
jauh berbeda. K3806, http://www.jakartanotebook.com/huawei-vodafone-
d. Pada pengujian packet delay dan packet loss dapat k3806-14.4mbps-usb-3g-modem-white (diakses pada tanggal
diketahui bahwa kualitas pengiriman data router 07 September 2015)
[12] Okus Info Tech, 2014, Tentang Ubuntu
firmware OpenWRT lebih unggul dari router
http://www.okusi.co.id/tentang-ubuntu.html (diakses pada
firmware Original TP-Link yang memiliki tanggal 10 September 2015)
perbandingan secara signifikan. [13] Terminal, 2015, Terminal Linux,
e. Dalam penggunaan USB-modem router dengan http://help.ubuntu.com/kubuntu/desktopguide/id/terminals.ht
firmware OpenWRT tidak memiliki perbedaan yang ml (diakses pada tanggal 07 September 2015)
jauh dengan router firmware default TP-Link. [14] OpenWRT, 2015, Profil Barrier Breaker,
http://wiki.openwrt.org/doc/barrier.breaker/ (diakses pada
4. Saran tanggal 11 Januari 2015).
pada penulisan skripsi ini tentu saja ada kekurangan yang
masih perlu diperbaiki, penulis memiliki beberapa saran Biodata Penulis
antara lain:
a. Bagi para peneliti yang akan mengambil pembahasan Reenato Gilang, memperoleh gelar Sarjana Komputer
(S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK
yang sama selanjutnya penulis berharap
AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015.
menambahkan variable pengujian yaitu ketahanan
router dengan pengujian stress testing. Kusnawi, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom),
b. untuk hasil yang lebih maksimal sebaiknya untuk Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM
firmware OpenWRT menggunakan tipe terbaru yang Yogyakarta. Memperoleh gelar S2 Magister Teknologi
release selanjutnya yaitu Chaos Calmer 15.05 dan Informasi Teknik Elektro UGM. Saat ini menjadi Dosen
firmware tersebut patut diuji coba. di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
c. Konfigurasi router selalu dibackup agar jika terjadi
kesalahan dapat direstore kembali tanpa harus
mengkonfigurasi dari awal.

Daftar Pustaka

[1] Fakultas Teknik, UNY. 2004. Instalasi Perangkat Jaringan


Lokal (LAN): Penerbit Departemen Pendidikan Nasional.
[2] Syafrizal, M. 2005. Pengantar Jaringan Komputer,
Yogyakarta: Penerbit Andi.
[3] Ariyus, D. Andri, R. 2008, Komunikasi Data, Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Você também pode gostar