Você está na página 1de 7

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No.

2 Juni 2010

GAMBARAN PENATALAKSANAAN MOBILISASI DINI OLEH PERAWAT PADA


PASIEN POST APPENDIKTOMY DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Hesti Marlitasari1, Basirun Al Ummah2, Ning Iswati3


1,2,3JurusanKeperawatan STiKes Muhammadiyah Gombong

ABSTRACT
Early mobilization is an important thing to do because it can swit the
blood flow, prevent post operation complication, prevent contracture and
accelerate the wound healing process. Commonly, the patients are still afraid of
doing early mobilization without the nurse companion and guidance. They
afraid of the effect that the wound from the surgery will damage by the
mobilization but in fact the ealy mobilization for post operation patients
theoretically is really good for vascularization and wound healing process.
The Objective of the research is to find out description of early
mobilization application system by nurses for appendectomy post operation
patients in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital. It is a non experimental
research that used descriptive observational design with Cross sectional
approach.
The research finding showed description of early mobilization application
system by nurses for appendectomy post operation patients in PKU
Muhammadiyah Gombong Hospital 17 respondents (62,96%) were in good
category and 7 respondents (25,93%) were in good enough category. There were
19 nurses who had done good early mobilization for the appendectomy post
operation patients in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital.

Keywords : appendectomy, the early mobilization

PENDAHULUAN paling sering dilakukan di Amerika


Penyakit radang usus buntu Serikat. Insiden appendiktis
ini umumnya disebabkan oleh puncaknya pada dekade pertama
infeksi bakteri, namun faktor dan kedua kehidupan, jarang terjadi
pencetusnya ada beberapa pada usia sangat muda atau tua.
kemungkinan yang sampai Namun, perforasi sering terjadi
sekarang belum dapat diketahui pada anak-anak dan umur lanjut,
secara pasti. Diantaranya faktor dimana periode ini merupakan
penyumbatan (obstruksi) pada angka tertinggi pada mortalitas. Pria
lapisan saluran (lumen) appendiks dan wanita sama-sama dapat
oleh timbunan tinja/feces yang terkena, kecuali pada umur antara
keras (fekalit), hyperplasia pubertas dan umur 25 tahun,
(pembesaran) jaringan limfoid, dimana pria dominan dengan rasio
penyakit cacing, parasit, benda 3 : 2. Insiden appendiktis cenderung
asing dalam tubuh, cancer primer stabil di Amerika Serikat selama 30
dan striktur (Arman, 2006). tahun terakhir, sementara insiden
Dengan lebih dari 250.000 appendicitis lebih rendah pada
appendiktomy dikerjakan tiap negara berkembang dan negara
tahunnya. Appendicitis merupakan terbelakang, terutama negara-
kedaruratan bedah abdomen yang negara Afrika, dan lebih jarang pada

48
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2 Juni 2010

kelompok sosioekonomi rendah. dengan istirahat adalah yang paling


Angka mortalitas di Amerika Serikat dianjurkan (Mochtar, 1998).
menurun delapan kali lipat antara RS PKU Muhammadiyah
tahun 1941 dan 1970 (Mubarak, Gombong merupakan salah satu
2008). Di Amerika Serikat ada rumah sakit di Kecamatan
penurunan jumlah kasus dari 100 Gombong, Kabupaten Kebumen.
kasus menjadi 52 kasus setiap Sesuai data yang diperoleh saat
100.000 penduduk dari tahun studi pendahuluan dan pengamatan
1975-1991. Terdapat 15-30% (30- yang dilakukan oleh peneliti pada
45% pada wanita) gambaran tanggal 4 Januari 2008, di RS ini
histopatologi yang normal pada terlaksana operasi appendiktomy
hasil appendiktomy.Appendiktomy sebanyak 17 kali operasi per 1
merupakan suatu tindakan November 2008-3 Januari 2009.
pembedahan membuang appendiks Namun mobilisasi dini post operasi
yang mengalami infeksi atau belum terlaksana secara efektif.
peradangan. Operasi ini dilakukan Standard operasional
dengan cara mencari dan perawat di RS PKU Muhammadiyah
mengeluarkan sekum (Syarifudin, Gombong belum bisa dikatakan
1997). efektif, dalam hal ini mengenai
Mobilisasi dini merupakan mobilisasi dini. Dari hasil
suatu aspek yang terpenting pada wawancara dengan petugas
fungsi fisiologis karena hal itu kesehatan, kebanyakkan mereka
essensial untuk mempertahankan hanya menganjurkan pasien untuk
kemandirian (Carpenito, mobilisasi dini secara mandiri,
2000).Mobilisasi dini merupakan misalnya miring kanan atau miring
suatu upaya mempertahankan kiri setiap 1 jam sekali tanpa
kemandirian sedini mungkin melatih langsung pasien dan
dengan cara membimbing penderita mengontrolnya. Pada kenyataannya
untuk mempertahankan fungsi pasien takut untuk melakukan
fisiologis. Konsep mobilisasi dini mobilisasi dini sendiri tanpa
mula-mula berasal dari ambulasi didampingi perawat. Selain itu,
dini yang merupakan pengembalian pasien juga takut jika luka atau
secara berangsur-angsur ke tahap jahitan akan terbuka, walaupun
mobilisasi sebelumnya untuk secara teori mobilisasi dini post
mencegah komplikasi (Roper, 1996). operasi sangat baik untuk
Mobilisasi dini menjadi hal penting memperlancar vaskularisasi dan
dilakukan karena dapat penyembuhan luka. Sehingga
memperlancar peredaran darah, anjuran yang diberikan perawat
mencegah komplikasi pasca operasi, kurang efektif bagi pasien. Dari hal
mencegah kontraktur, dan tersebut diatas yang menjadi alasan
mempercepat penyembuhan luka utama penulis tertarik untuk
(Hamilton, 1995). meneliti gambaran penatalaksanaan
Selanjutnya secara berturut- mobilisasi dini oleh perawat pada
turut, hari demi hari dianjurkan pasien post appendiktomy di RS
belajar duduk selama sehari, belajar PKU Muhammadiyah Gombong.
berjalan dan kemudian belajar Berdasarkan latar belakang
sendiri pada hari ke-3 sampai 5 tersebut diatas, maka dapat
pasca bedah. Jadi mobilisasi secara dirumuskan masalah penelitian
teratur dan bertahap serta diikuti yang akan dilakukan untuk

49
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2 Juni 2010

mengetahui Bagaimana Gambaran karakteristik/sifat yang dimiliki oleh


Penatalaksanaan Mobilisasi Dini subyek/objek itu (Sugiyono, 2006).
Oleh Perawat Pada Pasien Post Populasi merupakan keseluruhan
Appendiktomy di RS PKU sumber data yang diperlukan dalam
Muhammadiyah Gombong?. suatu penelitian. Penentuan sumber
data dalam suatu penelitian sangat
METODE PENELITIAN penting dan menentukan
Metode penelitian merupakan keakuratan hasil penelitian
keseluruhan proses pemikiran dari (Saryono, 2008).
penelitian matang tentang hal-hal Populasi dalam penelitian
yang akan dilakukan sebagai ini adalah perawat ruang rawat inap
landasan berpijak serta dapat pula (Inayah dan Barokah) RS PKU
dijadikan dasar penelitian baik Muhammadiyah Gombong sebanyak
untuk peneliti maupun orang lain 27 orang perawat. Sampel adalah
terhadap kegiatan penelitian sebagian dari populasi yang
(Arikunto, 2002).Jenis penelitian ini mewakili suatu populasi. Populasi
merupakan penelitian non yang diteliti terkadang sangat
eksperimental dengan melimpah. Adanya keterbatasan
menggunakan desain deskriptif waktu, tenaga, biaya, dan sebab
observasional (Sugiono, 2006). lain, penelitian hanya menggunakan
Dalam hal ini adalah untuk sebagian dari populasi sebagai
mengetahui gambaran sumber data (Saryono, 2008).
penatalaksanaan mobilisasi dini Metode yang digunakan dalam
pada pasien post appendiktomy di pengambilan sampel dalam
RS PKU Muhammadiyah Gombong. penelitian ini adalah dengan metode
Pendekatan yang digunakan totaly sampling yaitu semua jumlah
adalah Cross Sectional, yaitu populasi dijadikan sampel
penelitian berdasarkan data yang (Arikunto,2002). Sample yang
menunjukkan titik waktu tertentu digunakan adalah perawat ruang
atau pengumpulannya dilakukan rawat inap Inayah dan Barokah
dalam waktu yang bersamaan yang yang melakukan tindakan
bertujuan untuk menguji hubungan keperawatan yaitu mobilisasi dini
antar variabel, mencari, pada pasien post appendiktomy
menjelaskan, suatu hubungan, sebanyak 27 orang (bangsal Inayah
memperkenalkan dan menguji sebanyak 14 orang dan bangsal
berdasarkan teori yang ada Barokah sebanyak 13 orang) pada
(Arikunto, 2002). hari pertama poat operasi. Menurut
Populasi adalah wilayah Arikunto (2002) apabila subjeknya
generalisata yang terdiri atas : kurang dari 100 responden, lebih
objek/subjek yang mempunyai baik diambil semua sehingga
kuantitas dan karakteristik tertentu penelitiannya merupakan penelitian
yang ditetapkan oleh peneliti untuk populasi
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi HASIL PENELITIAN DAN
bukan hanya orang, tetapi juga BAHASAN
benda-benda alam lain. Populasi Berdasarkan hasil penelitian
bukan sekedar jumlah yang ada yang dilakukan terhadap perawat di
pada objek/subjek yang dipelajari RS PKU Muhammadiyah Gombong
tetapi meliputi seluruh yang telah melakukan tindakan

50
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2 Juni 2010

keperawatan berupa mobilisasi dini adalah penderita merasa lebih sehat


pada pasien post appendiktomy dan kuat dengan ambulasi dini
didapatkan data sebagai berikut : (early ambulation). Dengan
Perencanaan Mobilisasi dini bergerak, otot-otot perut dan
Dari hasil penelitian panggul akan kembali normal
diketahui bahwa perencanaan sehingga otot perutnya menjadi
perawat tentang pentingnya kuat kembali dan dapat mengurangi
mobilisasi dini pada pasien post rasa sakit, mempercepat
appendiktomy di RS PKU kesembuhan. Faal usus dan
Muhammadiyah Gombong sebagian kandung kencing lebih baik.
besar mempunyai kategori Baik Dengan bergerak akan merangsang
yaitu 21 responden (77,8%). peristaltik usus kembali normal.
Mobilisasi dini yang dilakukan pada Aktifitas ini juga membantu
pasien post appendiktomy di RS mempercepat organ-organ tubuh
PKU Muhammadiyah Gombong bekerja seperti semula. Mencegah
adalah untuk membantu terjadinya trombosis dan
penyembuhan pada pasien post tromboemboli, dengan mobilisasi
appendiktomy. Kategori ini diperinci sirkulasi darah normal/lancar
dengan jawaban Ya = 90%, dan sehingga resiko terjadinya trombosis
Tidak = 10%. Hal ini dikarenakan dan tromboemboli dapat
pendidikan perawat sangat dihindarkan.
mendukung dalam hal memberikan Menurut Carpenito (2000),
pendidikan kesehatan. Rata-rata dalam mobilisasi terdapat tiga
pendidikan perawat di ruang rawat rentang gerak yaitu rentang gerak
inap adalah D3 keperawatan, pasif. Rentang gerak pasif ini
namun hal itu tidak menjadi berguna untuk menjaga kelenturan
masalah karena mereka dapat otot-otot dan persendian dengan
melaksanakan instruksi kerja yaitu menggerakkan otot orang lain
dalam memberikan asuhan secara pasif misalnya perawat
keperawatan maupun tindakan mengangkat dan menggerakkan
keperawatan khususnya mobilisasi kaki pasien. Rentang gerak aktif
dini dengan cukup baik. Tujuan untuk melatih kelenturan dan
dari adanya mobilisasi dini bagi kekuatan otot serta sendi dengan
pasien post appendiktomy adalah cara menggunakan otot-ototnya
untuk memperlancar peredaran secara aktif misalnya berbaring
darah, mencegah komplikasi pasca pasien menggerakkan kakinya.
operasi seperti ateletaksis, Rentang gerak fungsional berguna
pnemonia hipostatik, gangguan untuk memperkuat otot-otot dan
gastrointestinal, dan masalah sendi dengan melakukan aktifitas
sirkulasi (tromboplebitis, dekubitus). yang diperlukan.
Oleh karena itu diharapkan pasien- Pelaksanaan Mobilisasi dini
pasien post appendiktomy di RS Dari hasil penelitian
PKU Muhammadiyah Gombong diketahui bahwa pelaksanaan
dapat segera sembuh dengan tentang pentingnya mobilisasi dini
penerapan mobilisasi dini post oleh perawat pada pasien post
operasi oleh perawat. appendiktomy di RS PKU
Manfaat mobilisasi dini, Muhammadiyah Gombong sebagian
menurut Mochtar (1995), manfaat besar mempunyai kategori Cukup
mobilisasi bagi pasien post operasi sebanyak 12 orang (44,44%).

51
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2 Juni 2010

Kategori ini diperinci dengan seperti terjadinya dekubitus,


jawaban Ya = 60%, dan Tidak = kekakuan/penegangan otot-otot
40%. Hal ini disebabkan tidak seluruh tubuh dan sirkulasi darah
semua tindakan mobilisasi dini dan pernapasan terganggu, juga
dilakukan pasien. Perawat hanya adanya gangguan peristaltik
memberikan teknik mobilisasi maupun berkemih. Sering kali
berupa miring kanan miring kiri, dengan keluhan nyeri di daerah
menggerakkan ekstremitas atas dan operasi klien tidak mau melakukan
bawah secara bergantian, serta mobilisasi ataupun dengan alasan
menganjurkan pasien untuk duduk takut jahitan lepas klien tidak
semi fowler diatas tempat tidur. berani merubah posisi. Disinilah
Sehingga hanya sebagian saja peran perawat sebagai edukator dan
teknik mobilisasi dini yang motivator kepada klien sehingga
dilakukan pasien. Faktor klien tidak mengalami suatu
pendidikan pasien juga komplikasi yang tidak diinginkan
mempengaruhi dalm pelaksanaan (Roper 2000).
mobilisasi dini. Pasien tak banyak Evaluasi Penatalaksanaan
tahu tentang pentingnya mobilisasi Mobilisasi dini
dini post operasi. Kadang pasien Dari hasil penelitian
hanya menjawab saja tanpa diketahui bahwa perencanaan
melakukan mobilisasi dini sesuai evaluasi perawat tentang
anjuran perawat. Jadi dalam hal ini pentingnya mobilisasi dini pada
sulit untuk menyalahkan pihak- pasien post appendiktomy di RS
pihak yang terkait. PKU Muhammadiyah Gombong
Pelaksanaan mobilisasi dini sebagian besar mempunyai kategori
yang dilakukan perawat dalam Baik yaitu 19 responden (70,37%),
memberikan tindakan keperawatan dan yang mempunyai kategori
berupa latihan miring kanan miring Cukup yaitu 8 responden (29,63%).
kiri sejak 6-10 jam setelah pasien Pada evaluasi yang dilakukan
sadar, latihan menggerakkan perawat tidak ada yang mempunyai
ekstremitas atas dan bawah, latihan kategori Buruk (0%). Kategori ini
pernafasan yang dpat dilakukan diperinci dengan jawaban Ya = 80%,
pasien sambil tidur telentang, dan Tidak = 20%. Hal ini
latihan duduk selama 5 menit, dikarenakan semua langkah-
latihan nafas dalam dan batuk langkah mobilisasi dini dapat
efektif, dan mampu merubah posisi dilakukan pasien dengan baik. Baik
tidur telentang menjadi setengah perawat maupun pasien saling
duduk/semi fowler (Mochtar, 1995). bekerja sama dalam kegiatan
Mobilisasi dini merupakan mobilisasi dini ini. Perawat tak
faktor yang menonjol dalam henti-hentinya selalu mengingatkan
mempercepat pemulihan pasca pasien untuk melakukan mobilisasi
bedah dan dapat mencegah dini setelah pulih dari efek anestesi.
komplikasi pasca bedah. Banyak Respon pasien pun cukup bagus
keuntungan bisa diraih dari latihan dalam pelaksanaan mobilisasi dini,
ditempat tidur dan berjalan pada walaupun ada beberapa pasien yang
periode dini pasca bedah. Mobilisasi masih enggan untuk bermobilisasi
sangat penting dalam percepatan dengan alasan takut sakit atau
hari rawat dan mengurangi resiko- berbagai alasan lainnya.
resiko karena tirah baring lama

52
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2 Juni 2010

Kebanyakan dari pasien kerja sama antara perawat dan


masih mempunyai kekhawatiran pasien yang terjalin baik, ada
kalau tubuh digerakkan pada posisi faktor-faktor lain yang mendukung
tertentu pasca operasi akan terlaksananya mobilisasi dini yaitu
mempengaruhi luka operasi yang faktor pengetahuan perawat, sarana
masih belum sembuh yang baru dan prasarana rumah sakit, serta
saja selesai dikerjakan. Padahal tingkat kecemasan pasien dalam
tidak, sepenuhnya masalah ini melaksanakan mobilisasi dini.
perlu dikhawatirkan, bahkan justru Faktor-faktor tersebut tidak
hampir semua jenis operasi menghambat instruksi perawat
membutuhkan mobilisasi atau pada pasien untuk melaksanakan
pergerakan badan sedini mungkin. mobilisasi dini.
Asalkan rasa nyeri dapat ditahan Dengan bergerak, hal ini
dan keseimbangan tubuh tidak lagi akan mencegah kekakuan otot dan
menjadi gangguan, dengan sendi sehingga juga mengurangi
bergerak, masa pemulihan untuk nyeri, menjamin kelancaran
mencapai level kondisi seperti pra peredaran darah, memperbaiki
pembedahan dapat dipersingkat. pengaturan metabolisme tubuh,
Dan tentu ini akan mengurangi mengembalikan kerja fisiologis
waktu rawat di rumah sakit, organ-organ vital yang pada
menekan pembiayaan serta juga akhirnya justru akan mempercepat
dapat mengurangi stress psikis penyembuhan luka. Menggerakkan
(Mohctar, 1998). badan atau melatih kembali otot-
Gambaran tentang otot dan sendi pasca operasi di sisi
Penatalaksanaan Mobilisasi dini lain akan memperbugar pikiran dan
Dari hasil penelitian mengurangi dampak negatif dari
diketahui bahwa gambaran beban psikologis yang tentu saja
penatalaksanaan mobilisasi dini berpengaruh baik juga terhadap
pada pasien post appendiktomy oleh pemulihan fisik. Pengaruh latihan
perawat di RS PKU Muhammadiyah pasca pembedahan terhadap masa
Gombong sebagian besar pulih ini, juga telah dibuktikan
mempunyai kategori Baik yaitu 17 melalui penelitian penelitian ilmiah.
responden (62,96%), dan yang Mobilisasi sudah dapat dilakukan
mempunyai kategori Cukup yaitu 8 sejak 6-10 jam setelah
responden (29,62%). Kategori ini pembedahan, tentu setelah pasien
diperinci dengan jawaban Ya = 85%, sadar atau anggota gerak tubuh
dan Tidak = 15%. Dengan dapat digerakkan kembali setelah
diadakannya penelitian ini, dilakukan pembiusan regional
gambaran perawat tentang ataupun spinal.
pentingnya mobilisasi dini pada
pasien post operasi dapat dikatakan SIMPULAN DAN SARAN
cukup baik. Jadi secara garis besar Dari hasil penelitian yang
perawat melakukan tindakan dilakukan pada perawat yang
keperawatan mobilisasi dini pada melakukan tindakan keperawatan
pasien post appendiktomy dengan berupa mobilisasi dini di RS PKU
baik, dan juga pasien dapat bekerja Muhammadiyah Gombong bulan
sama dalam pemenuhan kebutuhan Mei sampai Juni 2009 dapat
mobilisasi dini sehingga kecemasan diambil kesimpulan :
pasien dapat teratasi. Selain bentuk

53
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2 Juni 2010

1. Identifikasi perencanaan Brunner&Suddart. 2002. Buku Ajar


mobilisasi dini oleh perawat Keperawatan Medikal
dilakukan secara baik sesuai Bedah edisi 8. Jakarta :
dengan kriteria inklusi dengan EGC.
prosentase Baik 77,8% (21 Dorlands pocket. 1998. Medical
responden), Cukup 11,1% (3 Dictionary. Jakarta : EGC.
responden), Kurang 11,1% (3 Engram, Barbara. 1998. Rencana
responden). Asuhan Keperawatan
2. Identifikasi pelaksanaan Medikal Bedah vol. 3.
mobilisasi dini oleh perawat Jakarta : EGC.
dilakukan 8-10 jam setelah Gunter M. 1997. Comprehensive
pasien pulih sesuai kriteria Maternity Nursing, Jones
inklusi dengan prosentase Baik and Bartlett Publishers,
18,52% (5 responden), Cukup Boston.
44,44% (12 responden), dan Kozier dkk. 1991. Fudamental of
Kurang 37,04% (10 responden). Nursing. Adison Wesley.
3. Evaluasi perawat tentang California.
penatalaksanaan mobilisasi dini Hamilton. 1995. Dasar-dasar
pada pasien pasien Keperawatan Maternitas.
appendiktomy dilakukan secara Jakarta : EGC.
baik dengan prosentase Baik Mubarak, Husnul. 2008. Original
70,37% (19 responden), Cukup Article "Acute Appendicitis"
29,63% (8 responden), dan from Harrison's Principle of
Kurang 0% (0 responden). Internal Medicine 17th Ed.
4. Gambaran penatalaksanaan http://cetrione.blogspot.co
mobilisasi dini oleh perawat pada m/
pasien post appendiktomy telah Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar
dilakukan perawat sebanyak 19 Fundamental Keperawatan
responden dengan hasil yang (Edisi 4). Jakarta : EGC.
baik dengan prosentase 62,96% Saryono. 2008. Metode Penelitian
(17 responden). Kesehatan. Yogyakarta :
Berdasarkan kesimpulan Mitra Cendekia.
yang diperoleh pada penelitian ini, Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
peneliti memberikan saran untuk Administrasi. Bandung:
meningkatkan mutu pelayanan Alfabeta
keperawatan kepada : Sutarno. 2005. Penyebab Terjadinya
DAFTAR PUSTAKA Appendicitis.
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur http://www.balipost.co.id/
Penelitian : Suatu BaliPostcetak/2005/12/7/
Pendekatan Praktik. Jakarta k2.htm
: Rineka Cipta. WHO. 2005. Pedoman Keperawatan
Pasien. Jakarta : EGC

54

Você também pode gostar