Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BERKELANJUTAN
MODUL
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan (SMA/ SMK)
Kelompok Kompetensi B
Penulis:
Hari Wibowo, SS. M.Pd. dkk.
i
Penulis:
1. Hari Wibowo, S.S., M.Pd.
2. Abdul Wahab, M.Pd.
3. Uti Martimbang, M.Pd.
4. Asmawati, S.Pd.
Penelaah:
1. Drs. Sam Muchtar Chaniago, M.Si email: samkalahari@yahoo.com
2. Drs. Aris Daryono, M. Pd. Email: arisdaryono43@yahoo.com
Copyright 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA.
Modul ini merupakan dokumen wajib untuk kegiatan diklat bagi guru pembelajar.
Program diklat guru pembelajar merupakan tindak lanjut dari hasil Uji
Kompetensi Guru (UKG) dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) Bahada pada tahun 2017 melaksanakan pengembangan modul yang
berisi materi-materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh peserta selama
mengikuti program diklat tersebut.
Modul diklat guru pembelajar bahasa ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan
wajib bagi para peserta diklat untuk dapat emningkatkan pemahaman tentang
kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada
para pejabat, widyaiawara di PPPPTK Bahasa, dosen perguruan tinggi, dan guru
yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
iii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN............................................................................................... ii
Pendahuluan........................................................................................................ 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup............................................................................................. 3
F. Rangkuman................................................................................................ 26
iv
B. Indikator Ketercapaian Kompetensi............................................................ 28
E. Latihan/Tugas ............................................................................................ 45
F. Rangkuman................................................................................................ 53
G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................... Error! Bookmark not defined.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................... Error! Bookmark not defined.
v
Glosarium ........................................................................................................ 122
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa
profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan standar kompetensi sesuai bidang tugasnya dan pelaksanaan
pengembangan keprofesian berkelanjutan sepanjang hayat. Kompetensi
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
Profesi guru menjadi profesi yang sangat penting untuk selalu meningkatkan
kompetensinya, baik dari sisi kompetensi pedagogik maupun kompetensi
profesional. Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan mengikuti program Pengembangan Keprofesian
guru. Hal ini sesuai dengan jabatan fingsional guru yang memerlukan penilaian
dalam angka kredit yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.
1
PPK, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima
nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada
dalam modul. Setelah mempelajari modul ini, selain guru dapat meningkatkan
kompetensi pedagogik dan profesional, guru juga diharapkan mampu
mengimplementasikan PPK, khususnya PPK berbasis kelas.
B. Tujuan
Tujuan umum penyusunan modul kelompok kompetensi professional B ini untuk
mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK). Secara khusus tujuan
penyusun modul ini adalah sebagai berikut.
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada
kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.
2
materi struktur, kedudukan, fungsi, dan bahasa Indonesia
konsep, dan pola ragam bahasa Indonesia.
pikir keilmuan yang 20.3.2 membedakan ragam
mendukung mata bahasa Indonesia
pelajaran yang
diampu 20.3.2 menganalisis ragam
bahasa Indonesia
D. Ruang Lingkup
Modul ini terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran, meliputi (1) kegiatan
pembelajaran (KP)1 ragam bahasa; KP 2 keterampilan berbicara; KP3
keterampilan membaca; dan KP4 keterampilan menulis.
3
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur
model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.
4
Gambar 2.Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari :
b. Pengkajian Materi
Kegiatan pengkajian materi Modul Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Guru Bahasa Indonesia Jenjang SMA, Kelompok
Kompetensi B Profesional materi Ragam bahasa dan Keterampilan
Berbahsa Indonesia, fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
untuk mempelajari materi yang terdapat pada modul. Guru sebagai
peserta dapat mempelajari materi baik secara individual maupun
5
berkelompok dan dapat mengonfirmasikan permasalahan kepada
fasilitator.
c. Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran ini peserta secara langsung berinteraksi
dengan fasilitator dan peserta lainnya, baik dalam berdiskusi tentang
materi, maupun praktik atau pelatihan.
6
Gambar 3.Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan In service learning 1 fasilitator memberi
kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari hal-hal sebagai
berikut:
7
b. In Service Learning 1 (In-1)
1) Mengkaji Materi
8
pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah
maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa LK.
9
3. LK 2.3 Keterampilan Berbicara TM
Keterangan.
10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
RAGAM BAHASA INDONESIA
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan aktivitas pembelajaran 1 yang terintegrasi dengan
penguatan pendidikan karakter religius, nasionalisme, gotong royong , mandiri
dan integritas, Bapak/Ibu dapat menjelaskan ragam bahasa
C. Uraian Materi
1. Ragam Bahasa
11
menimbulkan perbedaan-perbedaan dalam pemakaian bahasa.
Perbedaan tersebut akan tampak dalam segi pelafalan, pemilihan kata,
dan penerapan kaidah tata bahasa. Perbedaan atau varian dalam bahasa
yang masing-masing menyerupai pola umum bahasa induk disebut ragam
bahasa.
12
beraneka macam itu masih tetap disebut bahasa Indonesia karena
masing-masing berbagi intisari bersama yang umum.
Ragam daerah sejak lama dikenal dengan nama logat atau dialek.
Bahasa yang mengenal luas selalu mengenal logat. Masing-masing
dapat dipahami secara timbal balik oleh penuturnya, sekurang-
kurangnya oleh penutur dialek yang daerahnya berdampingan. Jika di
dalam wilayah pemakaiannya orang tidak mudah berhubungan,
misalnya karena tempat keadiamannya dipisahkan oleh pegunungan,
selat, atau laut, maka lambat laun logat itu dalam perkembangannya
akan banyak berubah sehingga akhirnya dianggap bahasa yang
berbeda.
13
(a) Berdasarkan pokok persoalannya, ragam bahasa dibedakan
menjadi:
ragam lisan
ragam tulis
Ragam lisan mempunyai ciri: (1) memerlukan orang kedua/lawan
bicara; (2) tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu; (3) perlu
intonasi serta bahasa tubuh; (4) berlangsung cepat; (5) sering
dapat berlangsung tanpa alat bantu; (6) kesalahan dapat
langsung dikoreksi, dan; (7) dapat dibantu dengan gerak tubuh
dan mimik wajah serta intonasi. Pembicaraan lisan dalam situasi
formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika
ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat
disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam
lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu,
bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri
ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam
bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.
Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan
memiliki ciri kebakuan yang berbeda. Contoh ragam lisan antara
lain pidato, ceramah, sambutan, diskusi, dan lain-lain.
14
Aspek Subaspek Ragam bahasa
15
Ragam tulis meliputi
(1) ragam bahasa teknis,
(2) ragam bahasa undang-undang,
(3) ragam bahasa catatan,
(4) ragam bahasa surat.
(c) Ragam bahasa menurut hubungan antar pembiacara dibedakan
menjadi:
(a) ragam bahasa resmi,
(b) ragam bahasa santai,
(c) ragam bahasa akrab.
16
Kedua, yang menandai bahasa baku ialah sifat kecendikiaannya.
Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang
lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur,
logis, dan masuk akal.
Proses pencendikiaan bahasa itu amat penting karena pengenalan ilmu
dan teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber pada
bahasa asing.
Berdasarkan kaidah dan aturan yang tetap serta kedinamisannya bahasa baku
mendukung empat fungsi, yakni sebagai berikut:
a. fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan
mengatasi batas-batas kedaerahan;
b. fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam
pergaulan dengan bangsa lain;
c. fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang
terpelajar; dan;
d. fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul
tidaknya pemakaian bahasa
Kriteria yang dipakai untuk menentukan bahasa Indonesia yang benar adalah
kaidah bahasa. Kaidah-kaidah bahasa yang dimaksudkan tersebut meliputi
aspek (1) tata bunyi, (2) tata kata dan tata kalimat, (3) tata istilah, (4) tata
ejaan, dan (5) tata makna. Benar tidaknya bahasa Indonesia yang kita
gunakan tergantung pada benar tidaknya pemakaian kaidah bahasa. Dengan
17
kata lain, bahasa Indonesia yang baik dan benar atau betul adalah
pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa Indonesia.
Pada aspek tata bunyi atau fonologi misalnya bahasa Indonesia telah
menerima bunyi /f/, /v/, dan /z/. Oleh karena itu, kata yang benar adalah fajar,
fakir (miskin), motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi, zakat, zebra, dan izin
bukan pajar, pakir (miskin), motip, pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, sebra,
dan ijin. Masalah lafal ini juga termasuk aspek tata bunyi. Pelafalan yang
benar misalnya /kompleks, korps, transmigrasi, ekspor/ bukan /komplek,
korp, trasmigrasi, ekspot/.
Pada aspek tata bahasa mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar
adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan
pertanggungjawabkan, bukan obah/rubah/robah, nyari, kedesak, ngebut,
tegakan dan pertanggung jawaban.
Pada aspek kosa kata daripada kata-kata seperti bilang, kasih, entar, dan
udah lebih baik dipakai berkata/mengatakan, memberi, sebentar, dan sudah
dalam pemakaian bahasa Indonesia yang benar. Dalam hubungannya
dengan peristilahan, istilah dampak (impact), bandar udara, keluaran
(output), dan pajak tanah (land tax) dipilih sebagai istilah yang benar
daripada menggunakan pengaruh, pelabuhan udara, hasil, dan pajak bumi.
Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, sistem, objek, jadwal,
kualitas, dan hierarki.
Dari segi makna, pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan
menggunakan kata yang sesuai dengan tautan makna. Misalnya dalam
bahasa ilmu tidak tepat digunakan kata yang bermakna konotatif (kata
kiasan). Jadi, pemakaian bahasa yang benar adalah pemakaian bahasa yang
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
18
3. fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang
terpelajar;
a. Bahasa ilmu itu harus lugas dan cermat, menghindari segala macam
kesamaran dan ketaksaan (ambiguitas). Lugas artinya langsung
mengenai sasaran, tanpa basa-basi. Cermat artinya berusaha untuk
melakukan sesuatu tanpa salah atau cacat.
19
b. Bahasa ilmu itu gayanya ekonomis. Artinya, bahasa ilmu berusaha tidak
menggunakan jumlah kata yang lebih banyak daripada yang diperlukan.
Dengan kata lain, bahasa ilmu itu haruslah padat isi dan bukan padat
kata.
d. Bahasa ilmu itu tidak memlibatkan perasaan (tidak beremosi). Ilmu itu
merupakan hasil pemikiran, bukan hasil perasaan. Oleh karena itu
ragam bahasanya pun lepas dari perasaan.
i. Ditinjau dari sudut perkembangan bahasa, kata dan istilah ilmiah lebih
mantap umurnya daripada kata-kata sehari-hari dalam bentuk,
makna, dan fungsinya.
D. Aktivitas Pembelajaran
20
berjalan dengan lancar. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam
pelatihan ini.
Kegiatan 2: Inti
21
Kegiatan 3: Penutup
22
d. Fasilitator memberikan penguatan terhadap materi yang telah
didiskusikan.
Kegiatan 3: Penutup
Peserta pelatihan mempelajari materi yang telah diuraikan pada (In 1). Peserta
membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan
tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Presentasi (In2)
23
Peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran dengan rasa percaya diri.
24
E. Latihan/ Kasus /Tugas
Untuk mengukur pemahaman dan melatih keterampilan Bapak dan Ibu terkait
materi ragam bahasa Indonesia kerjakan latihan berikut!
25
k. Anak itu menderita penyakit kusta.
F. Rangkuman
Ragam bahasa Indonesia.
Ragam yang ditinjau dari sudut pandangan penutur dapat diperinci menurut
patokan daerah, pendidikan, dan sikap penutur.
Ragam bahasa Indonesia terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis, ragam baku
dan ragam tidak baku, ragam baku tulis dan ragam baku lisan, ragam sosial dan
ragam fungsional. Variasi bahasa terdiri atas variasi bahasa dari segi penutur,
variasi bahasa dari segi pemakaian, dan variasi bahasa dari segi keformalan.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang
telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan
warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia
dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.
26
2. Nilai-nilai karakter apa yang dapat Bapak dan Ibu terapkan kepada peserta
didik setelah mempelajari materi ini?
3. Hal apa saja yang Bapak dan Ibu pelajarii dari materi ragam bahasa
Indonesia?
27
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
KETERAMPILAN BERBICARA
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan aktivitas pembelajaran 2 yang terintegrasi dengan
penguatan pendidikan karakter, peserta diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan berbicara karakter religius, nasionalisme, gotong royong ,
mandiri dan integritas,
C.
28
D. Uraian Materi
1. Pengertian Berbicara
Pengertian berbicara menurut beberapa pendapat ahli yaitu:
29
bertanggung jawab dengan melenyapkan problem kejiwaan, seperti rasa
malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah.
30
ada ungkapan, bahasa adalah pembeda kelas. Melalui pembicaraan
seseorang akan tergambar banyak hal tentang keadaan jiwa orang
itu, termasuk latar belakang sosial, tingkat pendidikan, dan
kemampuan intelektualnya.
31
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun
berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh
kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling
melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam
bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan
sebagainya. Dalam komunikasi lisan, pembicara dan penyimak berpadu
dalam suatu kegiatan yang resiprokal berganti peran dari pembicara
menjadi penyimak, dan dari penyimak menjadi pembicara.
32
menyampaikan tuturan-tuturan di saat berpidato ataupun berceramah.
Tuturannya akan lebih tertib dan lebih berkaidah ketimbang seseorang
yang tidak tahu aturan-aturan berbahasa dalam ragama bahasa tulis.
1. Tujuan Berbicara
a) Menghibur
b) Menginformasikan
33
menanamkan pengetahuan. Dalam tugas-tugas kesehariannya sebagai
pengajar, pada umumnya guru lebih banyak berperan sebagai
penyampai informasi. Seorang penyuluh pertanian pun,
pembicaraannya berisi dengan penyampaikan informasi. Begitu juga
dengan penyiar berita, isi pembicaraannya didominasi oleh informasi-
informasi yang dianggap penting bagi khalayak. Adapun terkait dengan
teks-teks yang bersifat informatif, antara lain, teks prosedur, eksplanasi,
biografi, berita, laporan, deskripsi, dan sejenisnya.
c) Menstimulasi
34
petani itu di dalam mengekspresikan diri bahwa dia sedang bergembira.
Seorang pelajar bertutur kata secara puitis; merupakan cara ekspresi
remaja itu di dalam menyatakan kerinduannya pada seseorang. Dari
kegiatan berbicara yang bersifat menstimulasi memungkinkan untuk
melahirkan jenis-jenis teks persuasif, eksposisi, ulasan, tanggapan
kritis, dan sejenisnya.
35
b. Formal : penggunaan bahasa oleh situasi formal, misalnya : sekolah,
acara resmi, pidato, ceramah, diskusi
a. Diskusi
Diskusi adalah suatu pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua
orang atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau
kesepahaman gagasan atau pendapat. Diskusi yang melibatkan
beberapa orang disebut diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok
dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi. Tugas ketua
diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan minat
anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang
berdebat, serta mengemukakan simpulan hasil diskusi.
1) Moderator
36
dan sebagai notulis adalah .Teman-teman, marilah kita mulai
diskusi. Tema diskusi Kekeringan di Kabupaten Wonogiri.
Pada kesempatan ini, penyaji akan membahas: sebab-sebab
kekeringan, akibat kekeringan, dan cara mengatasi kekeringan.
Teman-teman, marilah kita dengarkan uraian penyaji! Silakan
Saudara Penyaji.
2) Penyaji
37
3) Peserta Diskusi
3) Mengajukan Pertanyaan
38
Contoh ketua diskusi membuka acara diskusi:
b. Ceramah Pidato
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk
menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal.
Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan
pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut
diperbincangkan. Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk
memimpin dan berorasi di depan banyak orang atau khalayak ramai.
39
yang sedalam-dalamnya kepada Bapak dan Ibu Guru yang telah
membimbing kami menyelesaikan satu tahap jenjang pendidikan di
sekolah ini. Mudah-mudahan ilmu yang telah Bapak/Ibu berikan kepada
kami bermanfaat bagi kami semua. Demikian juga, kami mengucapkan
terima kasih kepada orang tua kami yang telah ikhlas membimbing dan
membesarkan kami sehingga kami dapat mendapat pendidikan yang
utuh.
Selain itu, pada kesempatan ini, kami juga mohon maaf atas kesalahan
yang kami perbuat kepada Bapak dan Ibu Guru. Kami yakin kesalahan itu
tak terhitung. Kami tahu kekecewaan sering Bapak Ibu alami karena
perbuatan kami. Untuk itu semua, sekali lagi kami mohon maaf. Kami
tahu perjalanan kami masih panjang. Onak dan duri akan banyak kami
lewati dalam perjalanan kami selanjutnya. Untuk itu, kami berharap doa
dari Bapak Ibu Guru semuanya, agar kami dapat menapaki bagian-bagian
hidup kami pada sekolahan yang lebih tinggi dengan selamat. Kami ingin
mewujudkan citacita kami dengan iringan doa para Ibu dan Bapak Guru
serta doa orang tua kami.
Kepada teman-teman yang saya cintai.
Marilah kita jaga nama baik daripada sekolah kita ini sampai ke tingkat
yang lebih tinggi. Mari kita jaga nama baik sekolah kita ini dengan
berprestasi yang lebih baik. Kebersamaan kita selama tiga tahun ini
sangat bermakna bagi kita. Mudah-mudahan tidak cuma begitu saja
setelah berpisah.
Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan pada acara perpisahan
ini. Apabila ada tutur kata yang tidak benar atau bahkan menyinggung
perasaan hadirin, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
40
a) Orang yang diajak bicara
Faktor ini sangat menentukan gaya bicara kita. Cara dan ragam bahasa
yang kita gunakan sangat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, status
sosial, dan latar belakang budaya penyimak. Berbicara dengan anak-anak
tentunya akan berbeda dengan ketika berbicara dengan remaja ataupun
orang tua. Demikian pula ketika berbicara dengan perempuan sedikit
banyak berbeda pula dengan ketika berbicara dengan laki-laki.
Perbedaan-perbedaan itu akan dipengaruhi pula oleh status sosial
pembicara, seperti ketokohannya di masyarakat, serta budayanya.
b) Isi pembicaraan
Isi ataupun topik pembicaraan sangatlah bermacam-macam, mulai dari
keagamaan, politik, pendidikan, sosial, budaya, sampai pada masalah
gosip atau hiburan. Topik-topik tersebut juga berpengaruh pada cara kita
berbicara. Misalnya, berbicara masalah keagamaan cenderung lebih
serius ketimbang ketika berbicara tentang gosip para artis. Mengobrol
tentang masalah pendidikan umumnya menggunakan ragam bahasa
formal. Hal itu berbeda dengan ketika berbicara tentang pentas organ
tunggal di pesta pernikahan tetangga. Bahasa yang digunakan lebih sering
menggunakan ragam santai.
c) Media yang digunakan
Suatu pembicaraan dapat menggunakan berbagai media: langsung,
mikrofon (speaker), telepon. Penggunaan media-media itu berimplikasi
pada cara berbicara seseorang. Berbicara dengan telepon harus lebih
lugas dan bahasa yang lebih sistematis daripada dengan bertatap muka
langsung. Walaupun pendengarnya sama-sama jauh, berbicara dengan
mikrofon tidak perlu berteriak-teriak seperti halnya ketika berciara
langsung.
d) Tempat pembicaraan
Faktor tempat juga mempengaruhi gaya berbicara seseorang. Gaya
berbicara di kantor ataupun di sekolah berbeda dengan ketika di
perjalanan walaupun orang yang terlibat itu sama. Perbedaan itu akan
tampak, terutama pada pilihan katanya. Walapun dengan adik, pilihan kata
yang kita gunakan akan lain ketika berbicara di tempat umum, lain pula
ketika berada di rumah.
e) Waktu pembicaraan
41
Dalam hal ini faktor waktu berkaitan dengan situasi, misalnya santai dan
resmi. Walaupun di rumah, tetapi ketika berlangsung pesta pernikahan,
cara bicara seorang suami kepada istrinya harus berbeda dengan ketika
mereka sedang berdua.
E. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 2: Inti
42
dari kelompok lain yang berkunjung. Hal ini menunjukkan sikap komitmen
atas keputusan bersama.
Kegiatan 3: Penutup
43
b. Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan dipelajari
dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan kreatif dan
percaya diri.
Kegiatan 3: Penutup
44
Mengkaji Materi (On)
Peserta pelatihan mempelajari materi yang telah diuraikan pada (In 1). Peserta
membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan
tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Peserta diminta untuk menyusun kisi-kisi dan sekaligus soal berbasis Ujian
Nasional pada LK 2.7. Hal ini dilakukan untuk menambah pemahaman peserta
tentang penulisan soal.
Presentasi (In2)
F. Latihan/Tugas
LK 2. 3 Keterampilan Berbicara
No Pertanyaan Jawaban
45
keterampilan berbicara?
1. Hubungan berbicara-menyimak
2. Hubungan berbicara-membaca
3. Hubungan berbicara-menulis
LK 2.5 Pidato
No Pernyataan Jawaban
46
Tulislah ucapan penutup yang
tepat dari pidato Wali pada pidato
2
presmian Gedung SMAN 1 Kota
Tangerang
LK 2.6 Diskusi
Kenapa Anda buang angin atau kentut dalam pesawat? Karena sains
mengatakan, sebaiknya Anda tidak menahan kentut dalam pesawat.
Sebenarnya, kentut adalah proses biologis yang normal. Setiap orang bisa
memproduksi 1,5 liter gas dalam tubuhnya setiap hari.
Nah, saat terbang dengan pesawat, manusia pada umumnya cenderung lebih
sering buang angin karena tekanan udara yang berkurang. Mulai ketinggian
3500 meter, semua gas yang disebut di atas masuk ke dalam usus dan
menyebabkan rasa ingin kentut yang lebih sering. Tapi, kebanyakan orang
memilih menahannya hingga turun dari pesawat. Padahal, ketika pesawat
terbang semakin tinggi, gas akan semakin memenuhi lambung.
Menahan buang angin bisa menyebabkan usus menjadi keram dan udara terjepit
dalam lambung. Oleh sebab itu, keputusan yang paling bijaksana adalah
membiarkan kentut keluar. (Kompas.com)
Sanggahan yang paling tepat dan sesuai dengan kutipan diskusi tersebut adalah
....
47
C. Sudah seharusnya setiap orang tidak melakukan hal-hal yang dapat
merugikan dirinya sendiri termasuk menahan buang angin.
Lingkup Materi
Pengetahuan dan Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Pemahaman - memaknai - mengidentifikasi Melengkapi -mengidentifikasi -mengidentifikasi
Mengidentifikasi istilah/kata dan memaknai kalimat/paragraf kesalahan penggunaan kesalahan
Memaknai - mengidentifikasi kata dengan kata/istilah penggunaan ejaan
informasi tersurat simbolik/majas/ki istilah/kata/ungka -mengidentifikasi (judul,
as dalam karya pan/peribahasa kesalahan penggunaan sapaan/gelar,nam
sastra konjungsi a geografi,nama
- memaknai isi -mengidentifikasi diri, kata tugas
tersurat dalam kesalahan penggunaan - mengidentifikasi
karya sastra kalimat efektif kesalahan
-mengidentifikasi penggunaan tanda
kesalahan penggunaan baca.
kalimat tidak padu
dalam pragraf
Aplikasi Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Menginterpretasi - menemukan ide - menyimpulkan - melengkapi - menggunakan kata - menggunakan
Menggunakan pokok isi tersirat dalam unsur teks bentukan (mengisi ejaan
teks cerpen/novel (eksposisi,deskrip sesuai kaidah bentukan - menggunaan
- menemukan inti (konflik, sebab si,argumentasi,na kata) tanda baca
kalimat konflik, akibat rasi,ulasan -mengisi dengan
48
-menentukan konflik, amanat, biografi,prosedur) konjungsi yang sesuai
makna rujukan nilai-nilai) -melengkapi teks
-menyimpulkan isi sastra
tersirat dalam teks (prosa,puisi,dram
-menentukan a)
kalimat penjelas -menggabungkan
kalimat
-mengurutkan
unsur teks
Penalaran Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Membandingkan - membandingkan -membandingkan -memvariasikan - memperbaiki - memperbaiki
Menunjukan bukti isi,pola penyajian, isi,pola penyajian kata yang kesalahan penggunaan kesalahan
Menganalisis dan atau bahasa dan bahasa bermakna sama kalimat penggunaan ejaan
Menanggapi/mengom teks karya sastra -memvariasikan -memperbaiki - memperbaiki
entari -menyimpulkan (berdasarkan kalimat yang kesalahan paragraf kesalahan
Merefleksi perbedaan atau gaya,tema, bertujuan sama -menentukan alasan penggunaan tanda
Mengevaluasi persamaan isi teks unsur) -menggabungkan dari segi pilihan baca
Memvariasikan -membandingkan -menganalisis beberapa kalimat kata/kalimat dalam -menentukan
penggunaan hubungan dengan konjungsi paragraf alasan kesalahan
bahasa dan pola antarbagian yang sesuai dari segi ejaan
penyajian karya sastra Memvariasikan dan tanda baca.
beberapa jenis -membuktikan unsur teks
teks simpulan dengan -mengubah
(berita,eksposisi,pr data pada karya bentuk teks lain
osedur,editorial,ul sastra (bukti
asan/resensi watak,
-mengomentari isi seting,nilai)
teks -mengaitkan isi
-menunjukan bukti dengan
suatu simpulan kehidupan saat
ini.
A. Kurikulum 2006
Jenis Sekolah : SMA/MA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
49
B. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMA/MA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : IX
Kompetensi :
Level :Pengetahuan dan Pemahaman
Materi :
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
50
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK
C. Kurikulum 2006
Jenis Sekolah : SMA/MA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
D. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMA/MA
Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : IX
Kompetensi :
Level :Pengetahuan dan Pemahaman
Materi :
51
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Soal
Kunci Jawaban :
52
G. Rangkuman
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, berbicara merupakan
keterampilan mereproduksikan arus sistem bunyi artikulasi untuk me-
nyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan kepada orang
lain. Faktor-faktor yang memengaruhi keterampilan berbicara secara
langsung adalah (a) pelafalan; (b) intonasi; (c) pilihan kata; (d) struktur kata
dan kalimat; (e) sistematika pembicaraan; (f) isi pembicaraan; (g) cara
memulai dan mengakhiri pembicaraan; dan (h) penampilan. Keuntungan
sosial berbicara berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu,
sedangkan keuntungan profesional berkaitan dengan penggunaan bahasa
untuk membuat pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan,
menjelaskan, dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan bisa
mempermudah aktivitas komunikasi dan pengungkapan ide atau gagasan
kepada orang lain.
53
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Isilah kolom di bawah ini sesuai dengan umpan balik/ tindak lanjut setelah Bapak
dan Ibu mempelajari modul ini!
2. Nilai-nilai karakter apa yang dapat Bapak dan Ibu terapkan kepada peserta
didik setelah mempelajari materi ini?
3. Hal apa saja yang Bapak dan Ibu pelajarii dari materi berbicara?
54
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
KETERAMPILAN MEMBACA
A. Tujuan
Setelah melaksanakan aktivitas pembelajaran 3 yang terintegrasi dengan
penguatan pendidikan karakter, peserta diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan membaca.
55
C. Uraian Materi
1. Hakikat Membaca
Hakikat membaca menurut Syafiie (1994) adalah sebagai berikut. Pertama,
membaca pada hakikatnya adalah pengembangan keterampilan, mulai dari
keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam
bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi
bacaan. Kedua, membaca adalah kegiatan visual, serangkaian gerakan mata
dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan
kelompok kata, melihat ulang hingga memperoleh pemahaman terhadap
bacaan. Ketiga, membaca adalah kegiatan mengamati dan memahami kata-
kata tertulis dan memaknai kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dipunyai. Keempat, membaca adalah suatu proses
berpikir yang terjadi melalui proses memersepsi dan memahami informasi
serta memaknai bacaan. Kelima, membaca adalah proses mengolah
informasi dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan
serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan
informasi tersebut. Keenam, membaca adalah proses menghubungkan
tulisan dengan bunyinya sesuai sistem tulisan yang digunakan. Ketujuh,
membaca adalah kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris
dalam tulisan. Kegiatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis, namun
juga kegiatan menangkap maksud.
2. Prinsip-Prinsip Membaca
56
Ada beberapa prinsip membaca yang perlu pembaca perhatikan antara lain:
a. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks. Hal ini terdiri dari
sejumlah kegiatan seperti memahami kata-kata atau kalimat yang ditulis
oleh pengarang, menginterpretasikan konsep-konsep pengarang serta
menyimpulkannya.
b. Kemampuan membaca tiap orang berbeda-beda. Setiap orang memiliki
kemampuan membaca sendiri-sendiri tergantung pada beberapa factor
misalnya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan emosi, hubungan social
seseorang, latar belakang pengalaman yang dimiliki, sikap, aspirasi,
kebutuhan-kebutuhan hidup seseorang, dan sebagainya.
c. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi. Pembinaan
tersebut harus dimulai atas dasar hasil evaluasi terhadap kemempuan
membaca orang yang bersangkutan.
d. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan. Seseorang akan
senang jika telah berhasil mempelajari sesuatu dengan baik dan merasa
puas atas hasil bacaannya.
e. Kemahiran membaca perlu keahlian yang kontinyu. Agar memiliki
kemahiran membaca, keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam
membaca perlu diperhatikan sedini mungkin sejak seseorang pertama
kali masuk sekolah.
f. Membaca yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar. Agar
memperoleh keberhasilan belajar, seseorang harus membaca secara
efisien.
Selain itu, McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim (2008) menyatakan
prinsip - prinsip membaca pemahaman sebagai berikut:
a. Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
c. Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan
aktif dalam proses membaca.
e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
f. Pembaca menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai
teks.
57
g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemahaman
membaca.
h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca
pemahaman
3. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah mencari serta memeroleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna atau arti (meaning) erat
sekali berhubungan dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam
membaca. Menurut Tarigan (1989) kegiatan membaca itu memiliki beberapa
macam tujuan, yaitu
(1) untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts);
(2) untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas);
(3) untuk mengetahui urutan atau susunan dan organisasi cerita (reading for
sequence or organization);
4. Teknik Membaca
Teknik membaca bisa digunakan untuk meningkatkan keterampilan
membaca. Berikut ini disajikan beberapa teknik membaca sebagai berikut.
a. Membaca-Layap (Skimming)
Skimming merupakan tindakan untuk mengambil intisari atau saripati dari
suatu hal. Oleh karena itu, skimming merupakan cara membaca hanya
untuk mendapatkan ide pokok, yang dalam hal ini tidak selalu di awal
paragraf, karena kadang ada di tengah, ataupun di akhir paragraf. Pada
kegiatan skimming ini, kita dapat melompati bagian-bagian, fakta-fakta,
58
dan detail-detail yang tidak terlalu dibutuhkan, sehingga kita hanya
memusatkan perhatian dan cepat menguasai ide pokoknya.
b. Membaca-Tatap (Scanning)
Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu
informasi tanpa membaca yang lain-lain, jadi langsung ke masalah yang
dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu.
c. Membaca-Pilih (selecting)
Membaca bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap relevan
atau mengandung informasi yang dibutuhkan pembaca.
d. Membaca-Lompat (skipping)
Bagian-bagian bacaan yang dianggap tidak relevan atau bagian yang
sudah dikenal atau sudah dipahami diabaikan dan dilompati saja.
59
5. Faktor-faktor yang memengaruhi membaca
Banyak faktor yang memengaruhi kemampuan membaca. Menurut Lamb dan
Arnold (1976) faktor-faktor tersebut adalah faktor fisiologis, intelektual
lingkungan, dan psikologis. Berikut ini uraian singkat keempat faktor tersebut.
a. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,
dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak
menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis (misalnya
berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan secara fisik merupakan
salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka.
b. Faktor Intelektual
Istilah inteligensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir
yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan
dan meresponsnya secara tepat. Terkait dengan penjelasan Heinz di
atas, Wechster mengemukakan bahwa intelegensi ialah kemampuan
global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional,
dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan baca.
Faktor lingkungan itu mencakup (1) latar belakang dan pengalaman di
rumah, dan (2) sosial ekonomi. Berikut ini penjelasan singkat.
60
Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan.
Kondisi di rumah memengaruhi pribadi dan penyesuaian diri dalam
masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat membantu, dan dapat
juga menghalangi belajar membaca.
2) Sosial ekonomi
d. Faktor psikologis
Faktor lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca
adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup (1) motivasi, (2) minat, dan
(3) kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri.
1) Motivasi
61
mendemonstrasikan kepada siswa praktik pengajaran yang relevan
dengan minat dan pengalaman anak sehingga anak memahami belajar
itu sebagai suatu kebutuhan.
2) Minat
6. Jenis-jenis Membaca
Dalam kajian membaca dikenal banyak jenis membaca. Ditinjau dari segi
terdengar tidaknya suara si pembaca pada waktu membaca, membaca dapat
dibagi atas membaca dalam hati, serta membaca bersuara atau membaca
nyaring. Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, membaca
62
dapat digolongkan ke dalam membaca ekstensif dan membaca intensif.
Dilihat dari tujuan kedalamannya atau levelnya, membaca dapat digolongkan
ke dalam membaca literer, membaca kritis, dan membaca kreatif. Berikut ini
dijelaskan secara garis besar level membaca tersebut.
a) Membaca Survey.
b) Membaca Sekilas
c) Membaca Dangkal .
2) Membaca Intensif
63
Program membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk
menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
Jenis membaca intensif antara lain:
a) Membaca Teliti
b) Membaca Pemahaman
c) Membaca Kritis
d) Membaca Ide
f) Membaca Sastra
(a) Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya berisi ide pokok
paragraf. Kalimat utama ini didukung oleh kalimat-kalimat lain yang
menjelaskan lebih dalam tentang ide pokok tersebut. Kalimat-kalimat
yang menjelaskan ide pokok itu disebut kalimat penjelas.
(b) Ide pokok adalah ide atau tema yang menjiwai paragraf. Artinya,
paragraf yang bersangkutan hanya membahas tentang satu hal.
Paragraf yang baik hanya memiliki satu ide pokok atau satu gagasan
utama. Ide pokok menjadi dasar pengembangan paragraf atau inti
paragraf yang dirumuskan dalam sebuah frase atau klausa.
(1) Alam desaku sangatlah sejuk dan permai. (2) Udaranya sejuk dan bersih,
64
tak ada polusi sedikit pun yang mengganggu. (3) Suasananya juga masih asri
karena masih banyak pepohonan hijau yang masih terjaga. (4) Orang-orang
di sana sangatlah baik dan gembira tiada tara. (5) Selain sejuk, desaku
sangatlah permai karena masih banyak sawah-sawah hijau yang terbentang
luas. (6) Apalagi jika musim panen telah tiba, desaku seakan - akan diselimuti
oleh permadani emas yang cantik. (7) Ditambah lagi dengan sungai di desaku
yang masih terawat dan jernih sehingga menamah kecantikan desaku..
65
Kalimat tersebut bermakna anak yang mencontek akan diberi nilai
jelek.
a) Ringkasan
Ringkasan adalah penyajian bacaan dalam bentuk singkat dengan
mempertahankan urutan isi dan sudut pandang / memendekkan
bacaan dengan mengambil inti sari bacaan itu tanpa mengubah
struktur wacana.
Langkah-langkah membuat ringkasan bacaan :
(1) Membaca bacaan atau karangan asli untuk mengetahui kesan
umu, maksud pengarang,
(2) Mencatat gagasan utama atau pokok pikiran dalam tiap paragraf,
(3) Menyusun pokok pikiran atau gagasan pokok bacaan menjadi
suatu paragraf atau lebih.
Ciri-ciri ringkasan:
(1) Memendekkan suatu bacaan,
(2) Bentuknya lebih pendek atau lebih ringkas,
66
(3) Struktural wacananya tetap tidak berubah sesuai dengan teks
bacaan,
(4) Terdapat inti sari bacaan.
b) Rangkuman
Sebenarnya rangkuman itu tidak jauh beda dengan ikhtisar dan
ringkasan. Oleh sebab itu, rangkuman adalah membuat ringkasan atau
ikhtisar dari apa yang telah diuraikan (dipercakapkan).
Ciri-ciri Rangkuman :
(1) Memendekkan suatu bacaan,
(2) Berupa ringkasan dari wacana / bacaan.
c) Ikhtisar
Ikhtisar adalah memendekkan suatu bacaan dengan mengambil
bagian penting tanpa harus terikat pada struktur wacana yang
diikhtisarkan.
Ikhtisar dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat, selain itu ikhtisar juga
dapat dinyatakan dalam bentuk bagan, kerangka, resume dan
sebagainya.
Ciri-ciri ikhtisar :
(1) Memendekkan suatu bacaan,
(2) Berisi bagian-bagian penting dalam teks wacana,
(3) Tidak terikat dengan struktur wacana.
d) Ringkasan
Ringkasan adalah penyajian bacaan dalam bentuk singkat dengan
mempertahankan urutan isi dan sudut pandang / memendekkan bacaan
dengan mengambil inti sari bacaan itu tanpa mengubah struktur wacana.
Langkah langkah membuat ringkasan bacaan :
(4) Membaca bacaan atau karangan asli untuk mengetahui kesan umu, maksud
pengarang,
(5) Mencatat gagasan utama atau pokok pikiran dalam tiap paragraf,
(6) Menyusun pokok pikiran atau gagasan pokok bacaan menjadi suatu paragraf
atau lebih.
Ciri-ciri ringkasan :
a. Memendekkan suatu bacaan,
b. Bentuknya lebih pendek atau lebih ringkas,
67
c. Struktural wacananya tetap tidak berubah sesuai dengan teks bacaan,
d. Terdapat inti sari bacaan.
e) Rangkuman
Sebenarnya rangkuman itu tidak jauh beda dengan ikhtisar dan ringkasan. Oleh
sebab itu, rangkuman adalah membuat ringkasan atau ikhtisar dari apa yang telah
diuraikan (dipercakapkan).
Ciri-ciri Rangkuman :
(3) Memendekkan suatu bacaan,
(4) Berupa ringkasan dari wacana / bacaan.
f) Tabel, Grafik , dan Diagram
Membaca tabel, grafik, dan diagram termasuk ke dalam membaca skimming.
Tidak jarang kita menemukan sebuah informasi yang menyertakan data otentik
berupa grafik atau tabel. Sebagaimana kita ketahui hadirnya grafik atau tabel
dalam sebuah informasi digunakan sebagai pendukung untuk menjelaskan sebuah
data.
Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar. Data
dari tabel dapat dibuat menjadi bentuk grafik sehingga terlihat jelas gambaran
tentang data tersebut. Ada beberapa macam grafik untuk menyajikan data, antara
lain: grafik batang (bar chart), garfik lingkaran (pie chart), grafik garis (line chart),
grafik gambar (piktogram), histogram, poligon frekuensi. Grafik garis digunakan
68
untuk menggambarkan suatu rentetan peristiwa yang mengalami perubahan
terus-menerus (kontinu) misalnya; berat badan bayi yang selalu berubah
sepanjang waktu, perkembangan produksi, jumlah kecelakaan lalu-lintas. Pada
periode tertentu data itu disajikan dalam gfafik garis.. Histogram adalah grafik
batang yang berfungsi menggambarkan bentuk distribusi sekumpulan data yang
biasanya berupa karakteristik mutu. Histogram dibuat dengan cara membentuk
tabel frekuensi terlebih dulu diikuti dengan perhitungan statistik kemudian
mengeplot data ke dalam histogram.
69
Peristiwa (kejadian yang menarik perhatian) tersebut, yang
disampaikan melalui tulisan biasanya terdapat dalam media massa
cetak, seperti koran (surat kabar), majalah, tabloid, brosur, pamflet,
buletin, dan lain-lain. Pada surat kabar, fakta terdapat dalam
lembaran yang bertuliskan berita. Berita itu merupakan laporan pers
atas peristiwa yang sedang hangat terjadi, dan diinformasikan
dengan resmi.
b. Opini
70
Opini adalah pendapat seseorang atas sebuah kejadian,
peristiwa, dan kronologis yang terjadi pada individu sendiri
atau orang lain, baik itu positif atau negatif, dan dalam
menanggapinya dalam bentuk lisan ataupun tulisan.
71
KREASI OTOMOTIF DARI SOLO
72
ini satu kekeliruan besar.
(Kompas, 4 Januari
2012)
Keterangan :
73
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 2: Inti
74
f. Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan dipelajari
dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan kreatif dan
percaya diri..
Kegiatan 3: Penutup
75
a. Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa
menurut keyakinan dan cara masing-masing agar aktivitas pembelajaran
berjalan dengan lancar. Berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
Kegiatan 3: Penutup
76
d. Setelah peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa
menurut keyakinannya Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam
pelatihan ini.
Peserta pelatihan mempelajari materi yang telah diuraikan pada (In 1). Peserta
membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan
tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Presentasi (In2)
77
E. Latihan/ Kasus /Tugas
Untuk mengukur pemahaman dan melatih keterampilan Bapak dan Ibu terkait
materi ragam bahasa Indonesia kerjakan latihan berikut!
LK 3.7 Analisislah teks pada tabel berikut ini, kemudian sebutkan kalimat
utama, kalimat penjelas, dan ide pokok paragrafnya!
78
2. Direktur : Bawa ke sini semua berkas itu biar
saya tandatangani dulu.
Ringkasan ........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
Simpulan ........................................................................................
........................................................................................
79
LK 3. 10 Analisislah setiap kalimat dalam teks berikut ini, kemudian buatlah
klasifikasi kalimat fakta dan opini!
Fakta ..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Opini ..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
F. Rangkuman
Setelah bapak/ibu memahami konsep membaca dan berlatih menemukan
kalimat utama, kalimat penjelas, ide pokok, makna selaras, merangkum,
meringkas, menyimpulkan, fakta, opini dan memahami diagram, maka
selanjutnya untuk memperkuat wawasan bapak/ibu silakan baca dan pahami
rangkuman berikut ini.
1. Hakikat membaca
Hakikat membaca, aktifitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu
membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca
sebagai proses mengacu pada aktifitas fisik dan mental. Sedangkan
80
membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktifitas yang
dilakukan pada saat membaca.
2. Tujuan membaca
Hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat
signifikan. Pembaca yang mempunyai tujuan yang sama, dapat mencapai
tujuan dengan cara pencapaian berbeda-beda. Tujuan membaca mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam membaca karena akan berpengaruh
pada proses membaca dan pemahaman membaca.
3. Jenis membaca
Ada dua jenis membaca, yaitu membaca bersuara dan membaca tidak
bersuara. Membaca bersuara meliputi: membaca nyaring, membaca teknik,
membaca indah. Membaca tidak bersuara (membaca diam) meliputi:
membaca teliti, membaca pemahaman, membaca ide, membaca kritis,
membaca telaah bahasa, membaca skimming (sekilas), membaca cepat.
81
2. Nilai-nilai karakter apa yang dapat Bapak/ Ibu terapkan kepada peserta didik
setelah mempelajari materi ini?
3. Hal apa saja yang Bapak dan Ibu pelajari dari materi membaca?
82
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
KETERAMPILAN MENULIS
83
C. Uraian Materi
1. Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut yang di dalamnya
mengandung pesan yang dibawa penulis. Pesan yang dibawa oleh
penulis melalui gambar huruf-huruf disebut karangan. Karangan sebagai
ekspresi pikiran, gagasan, pendapat, pengalaman disusun secara
sistematis dan logis (Sutari, 1997:26)
Seseorang yang terampil menulis tanpa terampil mengarang tidak
mempunyai arti sebab tidak ada yang dinikmati pembaca. Sebaliknya,
terampil mengarang belum tentu terampil menulis karena dalam
mengarang yang terlibat hanya ekspresi atau imajinasi. Hal tersebut
dapat dilakukan baik melalui bahasalisan maupun tulis. Akan tetapi, jika
terampil menulis berarti harus terampil mengarang karena ada karangan
yang dihasilkan sebagai ekspresi pikiran dan perasaan. Dengan kata lain,
mengararang merupakan bagian dari menulis. Keduanya saling
melengkapi.
84
d. penguasaan keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang bertahap
atau akumulatif.
3. Tujuan Menulis
Setiap kegiatan tentu saja akan mengandung tujuan. Begitu pula dalam
kegiatan menulis. Tujuan itu bermacam-macam bergantung pada jenis
karangan yang akan ditulis, yakni:
a) memberitahukan atau mengajar,
b) meyakinkan atau mendesak,
c) menghibur atau menyenangkan,
d) mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api
(Tarigan, 1983:24; Sutari, 1997:34)
Pendapat lain tentang tujuan menulis dikemukakan oleh Hugo Hartig berikut
ini.
a) Tujuan penugasan
Penulis menulis karena tugas yang dibebankan kepadanya bukan
kemauan sendiri. Misalnya, para siswa yang diberi tugas membuat
makalah oleh pengajar atau karyawan yang mendapat tugas menyusun
laporan oleh atasannya.
b) Tujuan artistik
Penulis bertujuan menghibur pembacanya dengan menyajikan tulisannya.
Penulis mengharapkan dengan membaca tulisannya itu, pembaca
terhibur dari kesedihannya, timbul semangat hidupnya.
c) Tujuan Persuasif
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakannya.
d) Tujuan informasional/penerangan
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau penerangan kepada
pembaca.
e) Tujuan pernyataan diri
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan diri penulis kepada pembaca,
f) Tujuan pemecahan masalah
Penulis bertujuan memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin
menjelaskan, menjernihkan, meneliti secara cermat pikiran-pikiran,
85
gagasan-gagasannya sendiri agar dapat diterima pembaca dengan baik
(Tarigan. 1983:24, Sutari, 1997:36).
4. Prinsip Menulis
6. Tahap-Tahap Menulis
a. Perencanaan Karangan
Menurut Sabarti dkk. (1995:6), secara teoretis proses penulisan meliputi
tiga tahap utama, yaitu prapenulisan, penulisan, dan revisi.
86
b. Pemilihan Topik
Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika menulis suatu karangan
menentukan topik. Hal ini untuk menentukan apa yang akan dibahas
dalam tulisan. Ada beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih
topik yaitu;
7. Proses penulisan
a. Menyusun draf kasar; membuat draf dimulai dengan menelusuri dan
mengembangkan gagasan-gagasan..
b. Berbagi; sebagai penulis kita sangat dekat dengan tulisan sehingga sulit
untuk menilai secara objektif. Oleh sebab itu, kita perlu meminta orang
lain untuk membaca dan memberikan umpan balik..
c. Penulisan kembali; tulis kembali tulisan Anda, masukkan isi yang baru
dan perubahan-perubahan penyuntingan.
8. Jenis-jenis Tulisan
Secara umum, tulisan terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi,
deskripsi, argumentasi, dan persuasi. Berikut ini akan dijelaskan satu per
satu.
a. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk
karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis
suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan
pandangan seseorang.
87
Contoh:
b. Deskripsi
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu
benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat melihat apa
yang dilihatnya, dapat mendengar apa yang didengarnya, merasakan
apa yang dirasakanya, serta sampai kepada simpulan yang sama
dengannnya.
Contoh:
c. Narasi (kisahan)
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia (tokoh)
berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu
dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang
sesuatu yang telah diketahui atau sesuatu yang dialami oleh penulisnya.
Narasi lebih menekankan pada dimensi latar dan adanya alur atau
konflik.
Contoh:
88
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil.
Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian, kami
sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah di
sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah rumah-rumah
gedung yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu
terbuka pelan. Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba
pinsan dan terkulai lemas dalam pelukanku (Pusat Bahasa, 2003: 47).
d. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan
pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar
amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca.
Contoh:
e. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajak, ataupun
berdaya imbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk
meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang
dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan
masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
Contoh:
Generasi 1945 telah berjuang dengan jiwa dan raga untuk merebut dan
menegakkan kemerdekaan. Apa yang mereka lakukan bukan semata-
mata untuk diri sendiri, tetapi juga untuk generasi penerus.
Setiap generasi memikul beban berupa warisan yang harus dipelihara
sebaik-baiknya. Warisan adalah amanat. Melecehkan amanat sama
maknanya dengan memalsukan sumpah. Hal ini yang tidak boleh
dilakukan oleh generasi mana pun.
f. Biografi
Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain,
sedangkan riwayat hidup sesorang yang ditulis sendiri disebut
89
autobiografi. Di Indonesia, kedua istilah itu sangat populer .Biografi
memang lebih banyak ditulis daripada autobiografi. Kelebihan bografi
adalah dinilai lebih objektif karena ditulis orang lain.
90
kini di usianya yang kian renta dan sering sakitsakitan, jiwa seni Gesang
tetap seperti semasa mudanya. Kendati jalannya tertatih-tatih dan
gerakan seniman tua itu juga semakin lamban, dia masih cukup bergairah
jika diundang ke pentas musik keroncong. Postur tubuhnya yang tetap
tegap, juga menyiratkan betapa semangat hidup Gesang seperti tak
pernah surut. Darah seni yang mengalir di tubuh Gesang, sudah lama
menggelegak sejak masa kanak-kanaknya. Bahkan, tatkala anak-anak
sebayanya (termasuk kakak kandungnya yang dipanggil Mas Yazid)
menggemari olahraga keras seperti sepakbola, Gesang kecil lebih
senang bersenandung, dalam bahasa Jawa disebut rengengrengeng.
Dari kebiasaan rengeng-rengeng sambil berimajinasi itulah, pada
gilirannya Gesang melahirkan karya-karya lagu berirama keroncong yang
liriknya sederhana namun mengena. Pertama kali Gesang menggubah
lagu adalah pada tahun 1934. Ketika usianya belum genap 20 tahun.
Gesang telah menghasilkan lagu yang dia beri judul Si Piatu. Sebuah
rumah bertipe-36 di Pelumnas-Palur, Karanganyar, Solo, barangkali
adalah satu-satunya harta benda paling berharga yang dimiliki Gesang.
Rumah pemberian Gubernur Jawa Tengah Soepardjo Rustam itu, baru
diperoleh saat Gesang mencapai usia 62 tahun. Selain itu, ada juga
simpanan uang di bank yang berasal dari para donatur, seperti Yayasan
Gesang yang menghimpun dana dari Jepang atau dari royalti lagu
Bengawan Solo yang dikumpulkan Rinto Harahap dan lainlain. Namun
dana abadi itu hanya bisa digunakan Gesang dari bunganya untuk biaya
hidup di hari tuanya. Itupun sebagian pernah digasak penjambret.
Kejadiannya sewaktu Gesang pulang dari bank membawa uang
sebanyak Rp 5 juta untuk persiapan Lebaran. Kehilangan itu dia
ikhlaskan karena Gesang tak ingin masalah itu menjadi beban. Gesang
yang lahir dari keluarga pengusaha batik, memang telah menjatuhkan
pilihan menekuni jagad seni musik keroncong.Tekadnya hidup di jalur
seni musik keroncong yang diakui sebagai khas Indonesia itu, tampak
tatkala dia menolak pemberian mendiang ayahnya, berupa toko batik.
Gesang yang hanya menyelesaikan pendidikan kelas lima Sekolah
Rakyat Ongko Loro, termasuk seniman berbakat alam yang sulit dicari
tandingannya. Itu pula sebabnya, komponis Gesang menyimpan sederet
penghargaan dari berbagai lembaga. Piagapenghargaan yang diterima
dari dalam negeri, seperti dari wali kota, gubernur, Dephankam,Deppen
dan yang tertinggi penghargaan hadiah seni dari Presiden RI. Gesang
juga mendapat penghargaan dari Oisca International untuk karyanya
sebagai pencipta lagu Bengawan Solo. Perjalanan hidup Gesang
sepanjang 87 tahun memang begitu panjang. Berbagai kota di tanah air
telah dia kunjungi dan kotakota di mancanegara pun, seperti Singapura,
Jepang, Suriname, dan lain-lain pernah dia datangi. Semua itu tiada lain
untuk mengumandangkan lagunya yang legendaris, Bengawan Solo. Di
usianya yang ke-87 sekarang ini, komponis Gesang adalah sebuah aset
91
yang sangat berharga di tanah air. Dalam kerentanannya, Gesang tidak
lagi seperti semasa mudanya. Di hari-hari tuanya, Gesang yang memiliki
hobi memelihara burung kicauan tidak lagi dapat mencari belalang di
ladang-ladang untuk burung piaraannya. Sepeda motor kesayangannya
Honda bebek C-70 yang dahulu begitu setia menemani perjalanan
komponis tua itu, kini juga menjalani masa pensiun. Bahkan, rumahnya
yang terletak di Jln. Nusa Indah No. 40 Perumnas-Palur yang semula
dihuni maestro keroncong itu, kini sehari-hari sunyi. Pemiliknya, Gesang
yang kian renta terpaksa menumpang di rumah keponakannya di Solo.
Kita doakan saja, semoga Gesang dengan karyanya yang
mengharumkan nama Indonesia mendapat karunia panjang usia, sehat,
dan sejahtera. Selamat Ulang Tahun ke-87 Sang Maestro.
http:/www.pikiran-rakyat.com/cetak/1004/01/0107.htm
92
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 2: Inti
93
g. Hasil diskusi setiap kelompok dipajang. Perwaklian kelompok menunggu
pajangan (hasil diskusi) dan sebagian wakil kelompok mengunjungi
pajangan (hasil diskusi) kelompok lain. Saat perwakilan kelompok
mengunjungi hasil diskusi kelompok lain, perwakilan kelompok yang
berkunjung dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari hasil
diskusi kelompok lain. Perwakilan kelompok yang menunggu pajangan
(hasil diskusi) memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan
dari kelompok lain yang berkunjung. Hal ini menunjukkan sikap komitmen
atas keputusan bersama.
Kegiatan 3: Penutup
94
Kegiatan 2: Inti (In 1)
Kegiatan 3: Penutup
Peserta pelatihan mempelajari materi yang telah diuraikan pada (In 1). Peserta
membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan
95
tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Presentasi (In2)
Pendahuluan
Curah Pendapat
96
a. Perlukah guru bahasa Indonesia mengetahui dan memahami
pengertian menulis?
Kegiatan Inti
97
E. Latihan/Tugas
LK 4.11 Lengkapilah paragraf berikut ini dengan kalimat yang sesuai!
Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang
berjumlah banyak. ..................... Tiap warna dibelokkan pada sudut yang
berbeda. Warna merah adalah warna terakhir dibengkokkan. Warna ungu
merupakan warna pertama yang dibengkokkan. Fenomena ini yang kita lihat
sebagai pelangi.
LK 4.13 Tentukanlah kalimat Paragraf ini termasuk atau paragraf fakta atau
opini
Anak-anak ini luar biasa.Mereka ternyata bisa kalau diberi kesempatan. Itulah
komentar Sukiyat, unsur pimpinan Kiat Motor.Sukiyat adalah pendamping anak
muda Solo dalam membuat mobil SUV yang diserahterimakan kepada Wali
Kota Solo Joko Widodo, yang langsung menjadikannya sebagai kendaraan
dinas. Ada dua hal yang ingin kita garis bawahi.Pertama, prestasi yang dicapai
anak muda Solo dengan mobil Kiat Esemka-nya. Kedua, komitmen spontan
Wali Kota Solo untuk menggunakan mobil kreasi pemuda di daerahnya
sebagai kendaraan dinas.
98
LK 4.14 Buatlah teks
Laporan
..
..
..
..
..
..
F. Rangkuman
Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha
sadar menuliskan kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan
dan mengatur menulis. Menulis juga merupakan peletakkan simbol grafis yang
mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membaca
simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi
bahasa.
99
Paragraf merupakan sarana menuangkan gagasan dengan arti kata segala
sesuatu yang kita rasakan, berupa rangkaian kata, yang tersusun dengan sebaik-
baiknya dalam bentuk paragraf sehingga gagasan kita dapat dipahami dengan
mudah.
1. Nilai-nilai karakter apa yang Bapak dan Ibu peroleh setelah membahas
materi Keterampilan Menulis?
100
2. Nilai-nilai karakter apa yang dapat Bapak dan Ibu terapkan kepada peserta
didik setelah mempelajari materi ini?
3. Hal apa saja yang Bapak dan Ibu pelajarii dari materi menulis?
101
H. Pembahasan Latihan/Tugas
Kegiatan Pembelajaran 1
LK 1.1 Ragam Bahasa
Alternatif Jawaban
Kegiatan Pembelajaran 2
LK 2.2
No Pertanyaan Jawaban
102
2 Menurut Anda, apakah Fungsi keterampilan berbicara, contoh jika
fungsi keterampilan seseorang memiliki keterampilan berbicara
berbicara? yang baik, dia akan memperoleh
keuntungan sosial maupun profesional.
Keuntungan sosial berkaitan dengan
kegiatan interaksi sosial antarindividu.
Sedangkan, keuntungan profesional
diperoleh sewaktu menggunakan bahasa
untuk membuat pertanyaan-pertanyaan,
menyampaikan fakta-fakta dan
pengetahuan, menjelaskan dan
mendeskripsikan.
3 Menurut Anda, apakah Tujuan keterampilan berbicara berdasarkan
tujuan keterampilan respon pendengar, tujuan kegiatan
berbicara? berbicara dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu (1) untuk menghibur, (2) untuk tujuan
menginformasikan, (3) menstimulasi, dan (4)
meyakinkan.
LK 2.3
Hubungan antarunsur dalam keterampilan integratif berbicara dapat dijelaskan
sebagai berikut.
No Keterampilan Integratif Jawaban
103
3 Berbicara dan menulis Kegiatan berbicara maupun kegiatan
menulis bersifat produktif-ekspresif. Kedua
kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai
informasi. Penyampaian informasi melalui
kegiatan berbicara disalurkan melalui
bahasa lisan, sedangkan penyampaian
informasi dalam kegiatan menulis
disalurkan melalui bahasa tulis.
Informasi yang digunakan dalam berbicara
dan menulis diperoleh melalui kegiatan
menyimak ataupun membaca.
Keterampilan menggunakan kaidah
kebahasaan dalam kegiatan berbicara
menunjang keterampilan menulis.
Keterampilan menggunakan kaidah
kebahasaan menunjang keterampilan
berbicara.
LK 2.4
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
Kenapa Anda buang angin atau kentut dalam pesawat? Karena sains
mengatakan, sebaiknya Anda tidak menahan kentut dalam pesawat.
Sebenarnya, kentut adalah proses biologis yang normal. Setiap orang bisa
memproduksi 1,5 liter gas dalam tubuhnya setiap hari.
Nah, saat terbang dengan pesawat, manusia pada umumnya
cenderung lebih sering buang angin karena tekanan udara yang berkurang.
Mulai ketinggian 3500 meter, semua gas yang disebut di atas masuk ke
dalam usus dan menyebabkan rasa ingin kentut yang lebih sering. Tapi,
kebanyakan orang memilih menahannya hingga turun dari pesawat.
Padahal, ketika pesawat terbang semakin tinggi, gas akan semakin
memenuhi lambung.
Menahan buang angin bisa menyebabkan usus menjadi keram dan
udara terjepit dalam lambung. Oleh sebab itu, keputusan yang paling
bijaksana adalah membiarkan kentut keluar. (Kompas.com)
Sanggahan yang paling tepat dan sesuai dengan kutipan diskusi tersebut
adalah ....
A. Menahan buang angin itu sangat berbahaya, bisa menyebabkan perut
kembung dan menimbulkan peradangan yang mengganggu aktivitas.
B. Menurut norma masyarakat kita, buang angin di tempat umum
merupakan perbuatan yang tidak sopan. Sebaiknya, hindari buang angin
dalam pesawat.
C. Sudah seharusnya setiap orang tidak melakukan hal-hal yang dapat
merugikan dirinya sendiri termasuk menahan buang angin.
D. Ada beberapa perbuatan yang sering dilakukan orang tapi bertentangan
dengan kesehatan, salah satunya buang angin di dalam pesawat.
104
Jawaban yang paling tepat adalah ...
B. Menurut norma masyarakat kita, buang angin di tempat umum
merupakan perbuatan yang tidak sopan. Sebaiknya, hindari buang angin
dalam pesawat.
Kegiatan Pembelajaran 3
LK 3.4
LK 3.5
1. Seorang ibu pulang dari berjualan di pasar Anak itu mau makan
pada pukul 13.00. Dilihatnya anaknya yang kalau ayahnya pulang.
masih kelas 4 SD asyik bermain bersama
teman-temannya di halaman rumah.
Melihat ibunya datang si anak
menghampiri dan membawakan keranjang
belanjaan ibunya. Si ibu bertanya, Kamu
sudah makan? Anaknya menjawab,
105
Bapak belum pulang.
LK 3.6
106
Simpulan Petugas pemda DKI Jakarta Selatan melakukan
razia terhadap warga yang tidak memasang bendera
merah putih.
LK 3.7
107
Kegiatan Pembelajaran 4
LK 4.8
Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang
berjumlah banyak. ... Tiap warna dibelokkan pada sudut yang berbeda. Warna
merah adalah warna terakhir dibengkokkan. Warna ungu merupakan warna
pertama yang dibengkokkan. Fenomena ini yang kita lihat sebagai pelangi.
LK 4.9
Wortel, selain mengandung vitamin A juga sebagai salah satu cara pencegahan
dari penyakit jantung, penangkal kanker dan untuk menurunkan kadar kolestrol
dalam tubuh. Wortel juga mengandung beta karetenyang sangat diperlukan
oleh tubuh. Wortel sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak
maupun dewasa karena manfaat wortel juga kaya akan vitamin C, vitamin K,
dan Postasium. Selain itu, beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa
wortel berkhasiat memelihara kesehatan kulit, kesehatan mata, mencegah
penuaan dini, mencegah terkena stroke, dan membantu bagi penderita
hipertensi.
108
Evaluasi
A. formal
B. baku
C. informal
D. akrab
109
Guru : Mengapa Kalian hanya diam? Saya anggap sudah ngerti. Baiklah
kalau begitu kita
akan tes uji pemahaman, jika tidak ada yang ingin bertanya.
Murid : (Gelisah) Tunggu Bu, Saya masih sedikit belum mengerti.
Guru : Bagus Anton, setidaknya Kamu sedikit mengulur waktu tes. Apa
yang ingin Kamu tanya?
Murid : (tersenyum licik), begini Bu, Saya masih sulit memahami teori yang
dikata oleh Schleiden dan Schwann, sel merupakan unit struktural
dan fungsional suatu kehidupan. Bisa ga ibu jelaskannya lagi?
A. Formal
B. Baku
C. Akrab
D. Informal
A. kalimat 1.
B. kalimat 3.
C. kalimat 4.
D. kalimat 5.
(2) Hari ini kita akan melaksanakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler, yaitu
studiwisata ke Pulau Bali. (3) Dikatakan kegiatan ekstrakurikuler karena
perjalanan wisata itu merupakan rangkaian belajar untukmenambah ilmu
pengetahuan di luar gedung sekolah. (4) Artinya bertamasya sambil belajar.
(5) Oleh karena itu, anak-anak harus tetap disiplin,sebagaimana disiplin di
dalam ruang kelas. (6) Kami, para guru, akan tetap membimbing dan
mengawasi kalian.
Dalam konteks berpidato, pernyataan di atas yang tidak tepat terdapat pada
kalimat ...
A. pertama.
110
B. kedua.
C. ketiga.
D. Kelima
111
A. Bagaimanakah cara menjaga kesehatan kaki?
B. Mengapa kesehatan kaki dapat dipengaruhi oleh sepatu?
C. Apa saja yang perlu diperhatikan saat membeli sepatu?
D. Bagaimanakah cirri sepatu yang menyehatkan kaki?
Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang
ada di atmosfir. . Tiap warna dibelokkan pada sudut yang berbeda.Warna
112
merah merupakan warna yang paling terakhir dibengkokkan.Sedangkan
warna ungu merupakan warna pertama yang dibengkokkan.Fenomena ini
yang kita lihat sebagai pelangi.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf (peristiwa alam) rumpang
tersebut adalah.
A. Setiap titik hujan memberikan efek cahaya yang berbeda-beda, sehingga
mengeluarkan kristal-kristal butiran yang mirip butiran salju.
B. Ketika sinar matahari melalui tetesan air, cahaya tersebut dibengkokkan
sedemikian rupa sehingga membuat warna-warna yang ada pada cahaya
tersebut terpisah
C. Beberapa hal yang mendukung gradasi pelangi adalah cuaca alam di
sekitar kita, akan lebih baik jika disertai dengan angin yang dapat
meniupkan daun-daun
D. Pembiasan dilakukan untuk memperoleh lengkungan-lengkungan yang
menarik sehingga terlihat sangat jelas perbedaannya
113
anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah
dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak
adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini.
114
A. fisiologis
B. intelektual
C. lingkungan
D. psikologis
18. Jika kita ingin mendapatkan informasi dengan cepat seperti nomor telepon,
arti kata pada kamus, entri pada indeks, angka-angka statistik, acara siaran
TV, dan melihat daftar perjalanan maka cara yang tepat digunakan adalah
B. batasan
C. obyek
D. keadaan
115
E. Kunci Jawaban
1 D 11 A
2 B 12 B
3 C 13 B
4 C 14 B
5 A 15 D
6 A 16 A
7 B 17 C
8 B 18 D
9 B 19 C
10 A 20 A
116
PENUTUP
117
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan (Penyunting). 1994. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Alwi, Hasan (Penyunting). 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Alwi, Hasan.1994. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
118
Depdiknas. 2006. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.
Gere, Anne Ruggles. 1985. Writing and Learning an Overniew. New York:
Macmilan Publishing Company.
Gunning, Robert. 1952. The technigue Of Clear Writing. New York: Mc Graw-Hill.
Harjasujana, A.S. & Damaianti, V.S. 2003. Membaca dalam Teori dan Praktik.
Bandung: Mutiara.
119
Heaton, J.B. 1975. Writing English Language Test. USA: Longman Handook.
Lubis, Hamid Hasan. 1994. Glosarium Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa
Moeliono, Anton. M., dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Nurhadi. 2000. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru dan YA 3
Malang..
120
Syah, M. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tasai, S. Amran dan E. Zaenal Arifin. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Wijayanti, Sri Hafsari. 2003. Ketaksaan Gramatikal dan Leksikal dalam Bahasa
Indonesia. Jurnal. Jakarta: UNJ.
Yuwono, G.B. & Iryanto, Tata. 1987. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Surabaya: Penerbit Indah Surabaya
121
Glosarium
122
diagram: lambang-lambang tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan
sarana, prosedur, serta kegiatan yang biasa dilaksanakan dalam suatu
sistem. disebut juga bagan
diskrit: tersendiri/terpisah, dikaitkan keterampilan berbicara sebagai
kererampilan tersendiri.
diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan.
diskusi: adalah suatu pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang
atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau
kesepahaman gagasan atau pendapat.
drill & practice : praktik dan latihan
efek: dampak atau pengaruh
eksperimen merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa
secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu
proses percobaan secara mandiri.
ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara
optimal.
exploratory listening: menyimak eksplorasif
fakta: sesuatu yang nyata berdasarkan data-data yang terlihat dan
merupakan peristiwa yang ada dan benar-benar telah terjadi
berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
fonologi : bagian dari tata bahasa atau ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-
bunyi ujaran suatu bahasa.
fonologi: ilmu tentang bunyi bahasa hubungan wajib antara lambang bahasa
dengan konsep yang dimaksud
frasa: satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif
grafik lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar
grafologi: ilmu tentang aksara atau sistem tulisan
hearing: mendengarkan
ide pokok: ide atau tema yang menjiwai paragraf
implisit: termasuk (terkandung) di dalamnya (meskipun tidak dinyatakan secara
jelas atau terang-terangan); tersimpul di dalamnya; terkandung halus;
tersirat
123
inquiri: menekankan kepada kemampuan siswa di dalam proses mencari dan
menemukan sesuatu, entah itu yang berupa konsep, karakteristik suatu
materi pelajaran, contoh, dan sebagainya.
integrative: mengenai keseluruhannya meliputi seluruh bagian yang perlu untuk
menjadikan lengkap, utuh, bulat, sempurna.
integritas: keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas kelas sehari-hari.
interaksi: suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek
interpreting: menginterpretasikan
interrogative listening: menyimak interogatif, sang penyimak akan mengajukan
banyak pertanyaan
kalimat penjelas kalimat-kalimat yang menjelaskan ide pokok
kalimat utama kalimat yang di dalamnya berisi ide pokok paragraf
karakter: ciri, sifat diri, akhlak atau budi pekerti, kepribadian dari seseorang
yang dalam hal ini adalah peserta didik.
kasus: keadaan yang sebenarnya dr suatu urusan atau perkara; keadaan atau
kondisi khusus yang berhubungan dng seseorang atau suatu hal
keandalan tes (reliabilitas): kemampuan alat ukur memenuhi fungsinya sebagai
alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur apa yang harus diukur;
kemampuan alat ukur memberikan hasil yang ajeg atau konsisten.
kemampuan intelektual: tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang
komunikator
kerangka acuan: suatu perspektif dari mana suatu sistem diamati.
khotbah:pesan atau nasihat-nasihat agama yang disampaikan dengan
memperlihatkan rukun dan tatacara tertentu.
kognitif: kemampuan yang berkenaan dengan pemerolehan pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.
kognitif: kemampuan yang berkenaan dengan pemerolehan pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.
konvensi: kesepakatan
konvensional: semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi lainnya
manusia
kredibilitas: kewibawaan seorang komunikator di hadapan komunikan.
membaca ekstensif: merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas,
bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang
digunakan cepat dan singkat
124
membaca intensif: membaca secara teliti bertujuan memahaminya isi secara rinci
membaca kreatif: pembaca tidak hanya menangkap makna tersurat antarbaris
dan makna di balik baris tetapi kreatif menerapkan hasil membacanya
untuk kepentingan sehari-hari
membaca kritis: mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan
keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna
tersirat
membaca sekilas atau skimming: membaca cepat untuk mendapatkan informasi
secara cepat
membaca survey: kegiatan membaca untuk mengetahui gambaran umum isi dan
ruang lingkup bahan bacaan
menyimak ekstensif: sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih
umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran
menyimak intensif: menyimak pemahaman.
menyimak kritis: aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat
langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga
mereka meminta argumentasi pembicara.
menyimak: mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan
sengaja dan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi,
interpretasi, reaksi, dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi,
menangkap isi, dan merespon makna yang terkandung di dalamnya.
morfologi: ilmu bahasa tentang seluk-beluk bentuk kata.
morfologi: cabang linguistik yang mempelajari masalah morfem dan
kombinasinya oleh lambang tersebut
opini: pendapat seseorang tentang sesuatu masalah yang berisi ide
outline: kerangka
pembelajaran: proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
pembelajaran: proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
pragmatik: cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara
pra-operasional: tahap perkembangan anak mulai merepresentasikan dunia
dengan kata-kata dari berbagai gambar
psikomotor: gerak
125
ragam bahasa tulis: ragam bahasa yang memiliki ciri-ciri tidak memerlukan
teman bicara; tidak tergantung kondisi, situasi dan ruang serta waktu;
memperhatikan unsur gramatikal; berlangsung lambat; selalu memakai
alat bantu; kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi; tidak dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, dan hanya terbantu
dengan tanda baca.
ragam bahasa: variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta medium pembicara.
ragam fungsional: adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi lembaga
lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
ragam lisan: ragam bahasa ujaran yang memiliki ciri-ciri: rmemerlukan orang
kedua/teman bicara; tergantung situasi; kondisi; ruang dan waktu;
tidak harus memperhatikan unsur gramatikal; hanya perlu intonasi serta
bahasa tubuh; berlangsung cepat; dapat berlangsung tanpa alat bantu;
kesalahan dapat langsung dikoreksi; dan dapat dibantu dengan gerak
tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
ragam sosial: ragam bahasa yang sebagai norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil
masyarakatnya.
ragam standar dan nonstandar: ragam bahasa yang dikelompokkan
berdasarkan topik yang sedang dibahas, hubungan antarpembicara,
medium yang digunakan, lingkungan, dan situasi saat pembicaraan
terjadi.
rangkuman: bentuk tulisan singkat yang disusun dengan alur dan sudut
pandang yang bebas, tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan
secara proporsional. disebut juga ikhtisar
reading for details or facts: membaca untuk memperoleh perincian atau fakta
reading for inference: membaca untuk menyimpulkan
refleksi : sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar
rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp): rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
dalam silabus
126
reseptif: keterampilan berbahasa yang bersifat menerima, contohnya
keterampilan menyimak dan membaca.
ringkasan: bentuk tulisan singkat yang disusun dengan alur dan sudut pandang
yang sama seperti karangan aslinya
selective listening: menyimak selektif
semantic: bidang studi dalam lingusitik yang mempelajari makna atautentang
arti.
semantik: ilmu tentang makna kata dan kalimat
semiotika: ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan
sensori-motorik : tahapan perkembangan yang lebih mengutamakan gerakan
reflek.
signifiant : penanda lambang bunyi itu
signifie: petanda konsep yang dikandung penandanya
silabus: rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
simulasi : rangsangan
sintagmatik: relasi antarmakna kata dalam satu frasa secara horizontal.
sintaksis: cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam
tuturan (speech).
sistem: susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang
sistematis: teratur menurut sistem; memakai sistem; dng cara yang diatur baik
baik
stimulus: rangsangan
team teaching: metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama
mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.
teknik pembelajaran: cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
tutorial: bimbingan oleh seorang pengajar
understanding: memahami
unik: setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa
universal: ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di
dunia
127
variasi bahasa: bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-
masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induksinya.
wawancara: merupakan salah satu keterampilan berbicara yang digunakan
sebagai metode pengumpulan bahan berita. peksanaannya bisa
dilakukan secara langsung (tatap muka) atau secara tak langsung
(melalui telepon, internet, atau surat).
128
Daftar Pustaka
129
Glosarium
130
berharga dan diperlukan untuk memahamibagaimana
orang belajar.
Teori Konstruksivisme : teori belajar yang mengutamakan perilaku mental,
pengetahuan, berpikir kritis, dan intelegensi yang
terbentuk karena adanya interaksi siswa dengan
lingkungannya.
131