Você está na página 1de 6

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG

PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI


KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI
Sry Oktaviana Br Sitepu*, Iwan Rusdi**
*Mahasiswa Fakultas Keperawatan
**Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Telepon: 0813 9654 7272
Email: sry.zhietepoe@yahoo.com

Abstrak

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Sedangkan sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak. Akan tetapi pengetahuan yang baik tidak disertai dengan sikap maka
pengetahuan itu tidak akan berarti. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan
keluarga tentang pencegahan jatuh pada lansia dan sikap keluarga tentang pencegahan kejadian jatuh
pada lansia di Kelurahan Pahlawan Binjai, menggunakan desain deskriptif dengan teknik purposive
sampling melibatkan 71 orang responden yang dilaksanakan pada bulan April 2012. Instrument
yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu data
demografi, kuesioner pengetahuan, dan kuesioner sikap. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa pengetahuan keluarga tentang pencegahan jatuh di dalam kategori baik 60,6% , sikap keluarga
tentang pencegahan. Saran yang diberikan kepada keluarga yang tinggal bersama lansia agar dapat
menjaga dan merawat lansia sehingga kejadian jatuh dapat dikurangi ataupun dapat dicegah.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Keluarga, dan Jatuh

PENDAHULUAN
Lansia banyak sekali masalah fisik jatuh, pasti akan menyebabkan
yang sering terjadi salah satunya yaitu komplikasi, meskipun ringan tetap
jatuh. Sekitar 30-50% dari populasi lanjut memberatkan kondisi lansia (Darmojo &
usia yang berusia 65 tahun ke atas Martono 2004).
mengalami jatuh setiap tahunnya Keluarga merupakan support system
(Nugroho, 2008). Kasus jatuh yang terjadi utama bagi lansia dalam mempertahankan
di poliklinik layanan terpadu usia lanjut kesehatannya. Keluarga memegang
RSCM pada tahun 2000 sebesar 15,53% peranan penting dalam perawatan
(285 kasus). Pada tahun 2001 tercatat 15 terhadap lansia oleh sebab itu keluarga
pasien lansia (dari 146 pasien) yang harus memiliki pengetahuan (Maryam,
dirawat karena instabilitas dan sering 2009). Pengetahuan merupakan hasil dari
jatuh. Pada tahun 1999, 2000, dan 2001 tahu yang terjadi setelah seseorang
masing-masing tercatat sebanyak 25 melakukan penginderaan terhadap suatu
pasien, 31 pasien, dan 42 pasien yang objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).
harus dirawat karena fraktur femur akibat Sedangkan sikap merupakan pandangan
jatuh (Maryam, dkk 2008). Dari data atau perasaan yang disertai
tersebut dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk bertindak
kejadian jatuh pada lansia semakin (Purwanto, 1999). Apabila pengetahuan
meningkat dari tahun ke tahun. Oleh seseorang semakin baik maka perilakunya
karena itu, usaha pencegahan terjadinya pun akan semakin baik. Akan tetapi
jatuh pada lansia merupakan langkah yang pengetahuan yang baik tidak disertai
perlu dilakukan karena bila sudah terjadi

51
dengan sikap maka pengetahuan itu tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
akan berarti (Notoatmodjo, 2003). Hasil
Kelurahan Pahlawan Kecamatan Distribusi Frekuensi Karakteristik
Binjai Utara memiliki jumlah penduduk Responden
berkisar 11.068 jiwa yang terdiri dari Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan
lansia berjumlah 706 jiwa dengan Persentase Karakteristik
klasifikasi laki-laki berjumlah 311 dan Keluarga Lansia di Kelurahan
perempuan berjumlah 395 baik yang Pahlawan Binjai
tinggal bersama keluarga maupun tidak Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
tinggal bersama keluarga. Berdasarkan Usia
survey awal yang dilakukan oleh peneliti < 25 Tahun 5 7,0
pada bulan November 2011 di Kelurahan 25-35 Tahun 23 32,4
Pahlawan Binjai terhadap 5 keluarga, > 35 Tahun 43 60,6
bahwa 3 dari 5 keluarga tersebut tidak Jenis Kelamin
mengetahui tentang pencegahan jatuh Pria 16 22,5
sementara 2 keluarga yang lain Wanita 55 77,5
mengetahui tentang pencegahan jatuh Suku
tetapi 2 keluarga tersebut mengabaikan Batak 28 39,4
usaha pencegahan jatuh. Melayu 6 8,5
Jawa 30 42,3
METODE PENELITIAN Minang 4 5,6
Desain yang digunakan dalam Aceh 3 4,2
penelitian ini adalah deskripsi yang Agama
bertujuan untuk menggambarkan Islam 48 67,6
pengetahuan dan sikap keluarga tentang Kristen Protestan 18 25,4
pencegahan kejadian jatuh pada lansia di Kristen Katolik 5 7,0
Kelurahan Pahlawan Binjai. Tingkat Pendidikan
Populasi dalam penelitian ini adalah SD 4 5,6
keluarga yang memiliki lanjut usia pria SMP 3 4,2
dan wanita yang berusia 60 tahun keatas. SMA 53 74,6
Berdasarkan data dari Kelurahan Sarjana 11 15,5
Pahlawan Binjai bahwa jumlah lansia Pendapatan
yang tinggal di kelurahan tersebut 706 < Rp. 1.000.000 33 46,5
orang. Menurut Arikunto (2006) apabila Rp. 1.000.000 -
jumlah populasi kurang dari 100 lebih Rp. 3.000.000 30 42,3
baik diambil semua tetapi jika jumlah >Rp. 3.000.000 8 11,3
populasi lebih dari 100 maka pengambilan Hubungan dengan lansia
sampel 10-15% atau 20-25%. Besarnya Anak 67 94,4
jumlah sampel pada penelitian ini yaitu Keponakan 3 4,2
sampel diambil sebanyak 10% dari total Saudara 1 1,4
populasi sehingga sampel pada penelitian Penyakit yang diderita lansia
ini berjumlah 71. Pengambilan sampel Maag 18 25,4
dilakukan dengan menggunakan teknik Katarak 7 9,9
purposive sampling yaitu responden DM 11 15,5
dijadikan sampel sesuai dengan Osteoporosis 9 12,7
karakteristik yang telah dikenal dan telah Asam urat 8 11,3
memenuhi kriteria sampel yang telah Rheumatoid
ditentukan terlebih dahulu (Nursalam, Arthritis 5 7,0
2003). Penelitian ini dilakukan di Hipertensi 10 14,1
Kelurahan Pahlawan Binjai. Waktu TB Paru 3 4,2
penelitian dilaksanakan pada bulan April
2012.

52
Dari hasil penelitian dapat diketahui mempertahankan kesehatannya. Keluarga
bahwa mayoritas responden berusia lebih memegang peranan penting dalam
dari 35 tahun, jenis kelamin responden perawatan terhadap lansia (Maryam,
mayoritas perempuan, suku responden 2009). Banyak sekali masalah yang terjadi
mayoritas jawa, agama responden pada lansia salah satunya yaitu jatuh.
mayoritas islam, tingkat pendidikan Masalah seperti jatuh harus dicegah
responden mayoritas SMA, Pendapatan dengan cara merawat lansia tersebut
responden mayoritas Rp. 1.000.000- secara baik. Menurut pendapat Siburian
Rp.3.000.000, hubungan dengan lansia (2005, dalam Narayani, 2008)
mayoritas anak, dan penyakit yang menyatakan bahwa merawat lansia di
diderita lansia mayoritas maag. rumah bukanlah suatu pekerjaan mudah
karena hal ini memerlukan pengetahuan
Deskripsi Pengetahuan Keluarga Pengetahuan adalah segala sesuatu
Tentang Pencegahan Kejadian Jatuh yang diketahui seseorang setelah
Pada Lansia di Kelurahan Pahlawan melakukan pengideraan terhadap objek
Binjai tertentu (Notoatmodjo, 2003).
Tabel 2. Pengetahuan Keluarga Tentang Meningkatnya pengetahuan dapat
Pencegahan Kejadian Jatuh menimbulkan perubahan persepsi dan
Pada Lansia di Kelurahan kebiasaan seseorang karena dari
Pahlawan Binjai pengalaman dan penelitian ternyata
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) perilaku yang didasari oleh pengetahuan
Baik 43 60,6 akan lebih bertahan lama daripada yang
Cukup 25 35,2 tidak didasari oleh pengetahuan
Kurang 3 4,2 (Notoatmodjo, 2003).
Total 100 100 Berdasarkan hasil penelitian yang
Dari hasil penelitian dapat diketahui dilakukan oleh peneliti terhadap 71
bahwa pengetahuan keluarga tentang responden didapatkan bahwa responden
pencegahan kejadian jatuh di Kelurahan yang memiliki pengetahuan baik
Pahlawan Binjai baik. sebanyak 43 responden (60,6%)
pengetahuan kurang mengenai
Deskripsi Sikap Keluarga tentang pencegahan jatuh. Hal ini menunjukkan
Pencegahan Kejadian Jatuh Pada bahwa sebahagian besar responden sudah
Lansia di Kelurahan Pahlawan Binjai mengerti dan memahami tentang
Tabel 3 Sikap keluarga tentang pencegahan jatuh pada lansia. Hal ini
pencegahan kejadian jatuh pada menunjukkan bahwa pengetahuan
lansia di Kelurahan Pahlawan respoden tentang pengertian jatuh dalam
Binjai kategori baik karena hampir seluruh
Sikap Frekuensi Persentase (%) keluarga mengetahui tentang pengertian
Positif 71 100 jatuh.
Total 71 100 Pada pernyataan mengenai faktor
Dari hasil penelitian dapat diketahui resiko jatuh yaitu lansia yang
bahwa sikap keluarga tentang pencegahan menggunakan alat bantu berjalan tidak
kejadian jatuh pada lansia di Kelurahan beresiko jatuh ternyata didapatkan bahwa
Pahlawan Binjai positif. 40 responden (56,3%) menjawab
pernyataan dengan benar dan 31
responden (43,7%) menjawab pernyataan
Pembahasan tersebut salah serta pernyataan mengenai
faktor resiko jatuh yaitu penurunan
Pengetahuan keluarga tentang pengelihatan dan pendengaran merupakan
pencegahan kejadian jatuh pada lansia salah satu resiko terjadi jatuh didapatkan
di Kelurahan Pahlawan Binjai bahwa 49 responden (69%) menjawab
Keluarga merupakan support pernyataan dengan benar dan 22
system utama bagi lansia dalam responden (31%) menjawab pernyataan

53
tersbut salah. Hal ini menunjukkan bahwa Pada pernyataan mengenai faktor
keluarga mengetahui faktor resiko jatuh. situasional yang mempresipitasi jatuh
Berdasarkan Darmojo & Martono (2004) yaitu kejadian jatuh tidak akan terjadi
bahwa penggunaan alat bantu berjalan pada lansia yang dapat berjalan tanpa alat
merupakan faktor ekstrinsik yang dapat bantu berjalan ternyata didapat bahwa 36
membuat resiko jatuh pada lansia responden (50,7) menjawab dengan benar
sementara penurunan pengelihatan dan dan 35 responden (49,3%) menjawab
pendengaran merupakan faktor intrinsik pernyataan salah serta pernyataan
yang dapat membuat resiko jatuh pada mengenai faktor situasional yang
lansia. mempresipitasi jatuh yaitu lampu di
Pada pernyataan mengenai penyebab rumah sebaiknya menyilaukan untuk
jatuh pada lansia yaitu pada saat lansia mencegah jatuh pada lansia ternyata
berjalan dapat jatuh karena terlalu lama didapat bahwa 45 responden (63,4%)
berbaring didapatkan bahwa 49 responden menjawab dengan benar dan 26 responden
(69%) menjawab pernyataan dengan (36,6) menjawab pernyataan salah. Hal ini
benar dan 22 responden (31%) menjawab menunjukkan bahwa keluarga mengetahui
penyataan salah serta pada pernyataan mengenai faktor situasional. Berdasarkan
mengenai penyebab jatuh pada lansia Darmojo & Martono (2004) bahwa
yaitu sakit kepala tidak dapat kejadian jatuh tidak hanya terjadi pada
menyebabkan jatuh pada lansia lansia yang menggunakan alat bantu tetapi
didapatkan bahwa 55 responden (77,5) jatuh juga dapat terjadi pada lansia yang
menjawab pernyataan dengan benar dan dapat berjalan tanpa menggunakan alat
16 responden (22,5%) menjawab bantu. Selain itu jatuh pada lansia dapat
pernyataan salah. Hal ini menunjukkan terjadi karena faktor lingkungan seperti
bahwa keluarga mengetahui penyebab lantai yang licin, penerangan yang
jatuh pada lansia. Berdasarkan Darmojo menyilaukan serta penerangan yang
& Martono (2004) bahwa penyebab jatuh kurang terang.
pada lansia biasanya merupakan Pada pernyataan mengenai
gabungan beberapa faktor antara lain komplikasi jatuh yaitu jatuh pada lansia
hipotensi orthostatic, kecelakaan seperti akan menimbulkan komplikasi seperti
terpeleset, sakit kepala, obat-obatan dan kematian ternyata didapat 60 responden
sinkope. Dimana hipotensi orthostatic (84,5%) menjawab pernyataan dengan
dapat disebabkan oleh terlalu lama benar serta 11 responden (15,5) menjawab
berbaring sehingga dapat pernyataan salah. Hal ini menunjukkan
menyebabkanlansia terjatuh dan juga bahwa keluarga mengetahui tentang
karena sakit kepala dapat menyebabkan komplikasi jatuh. Berdasarkan Darmojo &
lansia jatuh. Martono (2004) bahwa jatuh pada lansia
Pada pernyataan mengenai faktor menimbulkan komplikasi-komplikasi
lingkungan yang sering dihubungkan seperti patah tulang, hematoma,
dengan kecelakaan lansia yaitu kecacatan, dan kematian.
penggunaan WC jongkok sangat baik bagi Pada pernyataan mengenai usaha
lansia ternyata didapatkan bahwa 34 pencegahan jatuh yaitu membuat
responden (47,9%) menjawab pernyataan pegangan pada kamar mandi merupakan
dengan benar dan 37 responden (52,1%) salah satu upaya pencegahan jatuh
menjawab pernyataan salah. Dari data ini ternyata didapat 68 orang responden
peneliti menyatakan bahwa keluarga dari (95.8%) menjawab pernyataan dengan
lansia yaitu sebanyak 37 responden benar dan 3 responden (4,2%) menjawab
(52,1%) tidak mengetahui tentang pernyataan salah. Hal ini menunjukkan
penggunaan WC yang cocok dan aman bahwa keluarga mengetahui tentang usaha
digunakan bagi lansia. Berdasarkan pencegahan jatuh. Berdasarkan Darmojo
Darmojo & Martono (2004) bahwa WC & Martono (2004) bahwa keadaan
yang cocok dan aman bagi lansia adalah lingkungan rumah yang berbahaya dan
WC yang menggunakan kloset duduk. dapat menyebabkan jatuh pada lansia

54
harus diminimalkan dan dihilangkan. Pahlawan Binjai. Hal ini sesuai dengan
Membuat pegangan pada kamar mandi data penelitian yang dilakukan oleh
dan membuat penerangan rumah cukup peneliti ternyata didapat 57 responden
terang tetapi tidak menyilaukan (80,3%) menjawab sangat setuju dalam
merupakan usaha yang dilakukan untuk hal mengidentifikasi faktor resiko jatuh
mencegah jatuh pada lansia. Selain itu mengenai menyikat kamar mandi agar
pengetahuan baik ini juga sesuai dengan tidak licin sementara yang menjawab
hasil penelitian yang dilakukan oleh setuju 13 responden (18,3%) dan 1
Susanti Tri pada 30 keluarga di dusun responden (1,4%) menjawab sangat tidak
Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
Yogyakarta pada tahun 2009 yang keluarga siap dalam bertindak untuk
menyatakan bahwa sebagian besar mencegah kejadian jatuh. Berdasarkan
keluarga yang ada di dusun gamping kidul Darmojo & Martono (2004) bahwa
ambar ketawang sleman yogyakarta dengan menyikat kamar mandi agar tidak
memiliki pengetahuan baik. licin dapat mencegah terjadinya jatuh
Meskipun latar belakang pendidikan pada lansia. Oleh sebab itu sebagai
keluarga yang menjadi responden peneliti keluarga lansia sebaiknya memiliki
sebahagian besar Sekolah Menengah Atas kesiapan dalam hal mencegah jatuh
(SMA) yaitu 53 responden (74,6) ternyata dengan cara menghilangkan keadaan
tidak menutup kemungkinan bahwa lingkungan rumah yang berbahaya. Selain
seluruh keluarga yang memiliki lansia itu sikap positip ini tidak sesuai dengan
serta tinggal bersama dengan lansia di hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kelurahan Pahlawan Binjai memiliki Susanti Tri pada 30 keluarga di dusun
pengetahuan yang baik mengenai Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman
pencegahan jatuh. Yogyakarta yang menyatakan bahwa
Sebagian besar pengetahuan sebagian besar keluarga yang ada di dusun
diperoleh melalui pendidikan formal gamping kidul ambar ketawang sleman
maupun non formal dan semakin tinggi yogyakarta memiliki sikap yang cukup.
pendidikan maka semakin luas Menurut Notoatmodjo (2003) suatu
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, sikap belum tentu otomatis terwujud
2003). dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan
sikap yang positif menjadi suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor
Sikap keluarga tentang pencegahan pendukung seperti faktor fasilitas serta
kejadian jatuh pada lansia di faktor dukungan (support) dari keluarga.
kelurahan Pahlawan Binjai Dalam memenuhi fasilitas untuk
Usaha pencegahan merupakan mencegah jatuh seperti membuat
langkah yang harus dilakukan karena bila pegangan pada kamar mandi maka
sudah terjadi jatuh pasti akan terjadi keluarga membutuhkan biaya.
komplikasi, meskipun ringan tetap Berdasarkan hasil penelitian didapat
memberatkan. Oleh karena itu untuk bahwa sebanyak 33 responden (46,6%)
mencegah jatuh, keluarga harus memiliki berpenghasilan kurang dari
pengetahuan tentang pencegahan jatuh Rp.1.000.000,-. Hal ini menunjukkan
(Darmojo & Martono, 2004). bahwa pendapatan perbulan responden
Menurut pendapat Niven (2002, masih tergolong rendah karena tidak
dalam Harahap, 2006) menyatakan bahwa sesuai dengan Upah minimum regional
pengetahuan tentang suatu objek akan (UMR) untuk propinsi Sumatera Utara
menjadi sikap bila pengetahuan itu yaitu Rp. 1.200.000,-. Berdasarkan asumsi
disertai dengan suatu kesiapan bertindak peneliti apabila penghasilan keluarga
Berdasarkan hasil penelitian dapat tinggi maka keluarga lebih siap untuk
diketahui bahwa 71 responden (100%) memfasilitasi lansia dalam pencegahan
memiliki sikap yang positif tentang terjadinya jatuh. Berdasarkan
pencegahan kejadian jatuh di Kelurahan karakteristik hubungan responden dengan

55
lansia terlihat bahwa 67 responden Maryam, S.M. (2009). Pengaruh
(94,4%) merupakan anak dari lansia. keseimbangan fisik terhadap
Anak merupakan bagian dari keluarga. keseimbangan tubuh lansia di
Sebagai bagian dari keluarga seorang Panti Sosial Tresna Werdha
anak memiliki tugas dan kewajiban yaitu Wilayah DKI Jakarta. Diakses pada
merawat orangtua yang sudah lanjut usia tanggal 04 Oktober 2011 dari
baik yang sakit maupun yang tidak sakit http://digilib.ui.ac.id
dengan cara menjaga kesehatan orangtua Maryam, S.R., dkk (2008). Mengenal
yang sudah lanjut usia (Setiawati, 2009). usia lanjut dan perawatannya.
Sikap dapat berubah kapan saja. Jakarta: Salemba Medika.
Walaupun sikap keluarga pada saat ini Narayani, I. (2008). Hubungan tingkat
positip, tidak menutup kemungkinan pengetahuan keluarga terhadap
kalau kesiapan bertindak keluarga dalam sikap keluarga dalam pemberian
pencegahan jatuh dapat berubah. perawatan activities daily living
(ADL) di rumah desa Tanjungrejo
SIMPULAN DAN SARAN Margoyoso Pati. Diakses tanggal 04
Berdasarkan hasil penelitian Oktober 2011 dari
mayoritas responden memiliki http://etd.eprints.ums.ac.id
pengetahuan yang baik dalam mencegah Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
kejadian jatuh pada lansia. Sedangkan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
sikap keluarga tentang pencegahan Cipta.
kejadian jatuh seluruh keluarga memiliki Nugroho, W. (2008). Gerontik &
sikap positif dalam pencegahan jatuh. Hal Geriatrik. Jakarta: Penerbit Buku
ini menunjukkan bahwa keluarga siap Kedokteran EGC.
dalam bertindak untuk mencegah kejadian Nursalam, (2003). Konsep & penerapan
jatuh. Pada praktek keperawatan metodologi penelitian ilmu
diharapkan kepada perawat untuk keperawatan : Pedoman skripsi,
memberikan perhatian kepada keluarga tesis dan instrumen penelitian
dan menganjurkan keluarga memodifikasi keperawatan. Jakarta: Salemba
lingkungan agar lansia tidak jatuh serta Medika.
perawat tetap efektif dan aktif dalam Purwanto, H. (1999). Pengantar
memberikan pendidikan dan penyuluhan perilaku manusia untuk
kepada keluarga mengenai pengetahuan keperawatan. Jakarta: Penerbit
tentang pencegahan kejadian jatuh. Buku Kedokteran EGC.
Setiawati, B. (2009). Kesabaran anak
DAFTAR PUSTAKA dalam merawat orangtua yang
sakit kronis. Diakses pada tanggal 4
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian Juli 2012 dari
suatu pendekatan praktik. Jakarta: http://etd.eprints.ums.ac.id.
Rineka Cipta
Darmojo, B.R, & Martono, H.H. (2004).
Buku ajar Geriatrik; Ilmu
kesehatan lanjut usia, Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Harahap, M.H. (2006). Pengetahuan dan
sikap remaja tentang HIV/ AIDS di
Lingkungan XI Kelurahan
Harjosari II Kecamatan Medan
Amplas Sumatera Utara. Laporan
Penelitian Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.

56

Você também pode gostar