Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
ELYSDAYANTI
149614007
NUNUKAN
2017
ABSTRAK
pemerintahan namun masih ada dijumpai .penggunaan formalin pada ikan asin
antimikroba yang efektif dalam membunuh bakteri bahkan virus sekalipun . Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan formalin pada beberapa jenis ikan yang
tenguyun yang ada dikota tarakan ,dan pasar guser sebanyak 3 kali dengan interval waktu
sampel uji dari pasar sentral , pasar tenguyun dan pasar guser negatif ( tidak mengandung
banyak mengandung protein. Dengan kandungan protein dan air yang cukup tinggi , ikan
termasuk komoditi yang sangat muda busuk. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan
konsumen yang selalu mengharapkan ikan segar penanganan ikan perlu dilakukan agar
bisa dinikmati oleh masyarakat. Saat ini penanganan ikan tidak hanya untuk
Ikan hasil tangkapan tidak akan merata setiap waktunya tergantung pada musim dari
jenis ikan tersebut, biasanya nelayan mengalami musim paceklik dimana mereka
kesulitan untuk mendapatkan ikan terkadang mereka juga mengalami musim melimpah
ikan hasil tangkapan. Kondisi ini memungkinkan untuk terjadinya fruktuasi harga jual
Fluktuasi harga jual ikan segar dapat menyebabkan kemampuan beli masyarakat
menurun sehingga banyak ikan segar yang tidak termanfaatkan, soenardi (2000). Hal ini
menyebabkan para nelayan terus memanfaatkan ikan segar yang tidak termanfaatkan
fluktuasi harga jual ikan akan menyebabkan masyarakat yang berada pada kondisi
ekonomi menengah ke bawah akan memanfaatkan hasil olahan ikan karena harga jualnya
indonesia. Dalam skala nasional, ikan asin merupakan salah satu produk perikanan yang
mempunyai kedudukan yang penting, hampir 65% produk perikanan masih diolah dan
diawetkan dengan cara penggaraman. Tidak mengherankan apabila ikan asin termasuk
Ikan asin termasuk salah satu jenis makanan yang sangat digemari boleh masyakrakt
indonesia dan merupakan salah satu unsur penting dalam peningkatan gizi yang relatif
murah. Meskipun memiliki nilai gizi yang tinggi, ikan asin sering dianggap makanan
masyarakat golongan lemah. Tetapi saat ini ikan asin telah diterima oleh masyarakat
Ikan asin sangat mudah untuk dijumpai kota Tarakan, baik dipasar tradisional dan
pasar modern. Hasil identifikasi awal di didapati bahwa masih banyak yang gemar untuk
mengkonsumsi ikan asin. Beberapa alasan yang mucul adalah ikan asin masih bisa
dijangkau dari sisi ekonomi, gurih dan mudah untuk diolah. Kegemaran masyarakat
tersebut tidak di barengi dengan pengetahuan masyarakat tentang kondisi dan kanfungan
ikan asin yang diperoleh dari pasar selasa , pasar sentral dan pasar tenguyung dikota
tarakan setelah dilakukan uji kandungan formalinnya dengan metode analisa kuantitatif di
peroleh hasil bahwa ikan asin tersebut tidak mengandung formalin sehingga aman untuk
simpan ikan asin yang dikeringkan. Penambahan formalin pada ikan asin ini
pengawet makanan telah lama dilarang oleh pemerintah, namun tetap saja masih dijumpai
pedagang makanan mencampurkan formalin pada barang dagangannya. Terkait dengan
hal ini maka penelitian tentang analisa kandungan formalin pada beberapa jenis ikan di
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu
apakah beberapa jenis ikan asin yang dipasarkan dipasar traKota tarakan mengandung
formalin ?
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi saya sendiri untuk lebih teliti dalam membeli
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan
dengan menumbuhkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang
biasanya membusuk dalam waktusingkat dapat disimpan disuhu kamar untuk jangka
berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat. Ikan sebagai bahan makanan
yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan
oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90 persen dengan jaringan pengikat
Cara pembuatan ikan asin sangat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran ikan,
hasil yang diinginkan serta daerah produksinnya. Pada jenis ikan besar terlebih dahulu
dilakukan pembelahan dan penyiagan, sedangkan jenis ikan berukuran kecil seperti terri
Pada dasarnya terdapat 3 (tiga) penggaraman dalam pembuatan ikan asin, yaitu
kering dilakukan dengan cara menaburkan atau melumurkan kristal garam pada seluruh
bagian ikan dan rongga perut. Penggaraman basah dilakukan dengan merendam ikan
dalam larutan garam jenuh. Kemudian kristalkan penggaraman basah sering sekali di
proses penggaraman terjadi penetrasi garam kedalam tubuh ikan dan keluarnya cairan
dari tubuh ikan karena perbedaan konsentrasi. Cairan itu dengan cepat dapat melarutkan
partikel garam akan memasuki tubuh ikan. Lama kelamaan proses pertukaran garam dan
cairan semakin lambat dengan menurunnya konsentrasi garam diluar tubuh ikan dan
meningkatnya konsentrasi garam didalam tubuh ikan. Bahkan pertukuran garam dan
cairan tersebut berhenti sama sekali setelah terjadi keseimbangan. Proses itu
mengakibatkan pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan pengumpulan protein
denaturasi serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga sifat dagingnya berubah.
sesuai dengan prinsip yang berlaku,akan mempunyai daya simpan tinggi karena garam
dapat berfungsi menghambat atau membunuh bakteri yang terdapat di dalam tubuh ikan.
Cara kerja garam di dalam menjalankan fungsi kedua adalah garam menyerap cairan
tubuh ikan. Selain itu garam juga menyerap cairan tubuh bakteri sehingga proses
pembuatan garam dipantai mengandung cukup banyak bakteri halofilik yang dapat
merusak ikan kering. Beberapa jenis bakteri dapat tumbuh pada larutan garam
berkonsentrasi tinggi, misalnya red halofilik bacteria yang menyebabkan warna merah
pada ikan. Selain mengakibatkan terjadinya proses osmosis pada sel-sel mikroorganisme
sehingga terjadi plasmolisis. Kadar air dalam sel bakteri ekstraksi, sehingga
umtuk menurunkan kadar air dalam daging ikan dengan demikian, pertumbuhan bakteri
semakin terhambat.
pengawetan yang sudah lama dilakukan orang. Pada proses penggaraman, pengawetan
dilakukan dengan cara mengurangi kadar air dalam badan ikan dalam badan ikan sampai
titk tertentu sehingga bakreri tidak dapat tumbuh dan berkembang lagi. Pengawetan ikan
dengan cara penggaraman terdiri dari dua proses, yaitu proses penggaraman dan proses
pengeringan. Adapun tujuan utama dari penggaraman sama dengan tujuan pengawetan
dan pengolahan lainnya, yaitu untuk memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan.
Ikan yang mengalami proses penggaraman menjadi awet karena garam dapat
menghambat ata membunuh bakteri penyebab kebusukan pada ikan. Garam merupakan
faktor utama dalam proses penggaraman ikan. Sebagai bahan pengawet,kemurnian garam
sangat mempergaruhi mutu ikan yang dihasilkan. Garam juga merupakan bahan
pembantu yang sengaja ditambahkan atau diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan
konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan serta dapat
Moeljanto (1992), menyatakan bahwa secara umum terdiri atas 39,39 % Na dan
60,69% CI, bentuk kristal seperti kubus dan berwarna putih. Di dalam pengolahan ikan
asin. Biasanya garam di peruntukkan sebagai pengawet dan pemberi rasa. Sebagai bahan
pengawet, garam mempunyai tekanan osmosis yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan
tingkat kemurnian garam. Garam yang baik adalah garam yang mengandung NaCI cukup
tinggi (95%) dan sedikit mengandung elemen magnesium (Mg) maupun kalsium (Ca)
- Dapat memperlambat penetrasi garam ke dalam tubuh ikan sehingga terjadi proses
dalam penyimpanan.
- Garam yang mengandung CaSO4 sebanyak 0,5 1,0% menyebabkan ikan asin yang
- Garam yang mengandung MgCI atau MgSO4 akan menghasilkan ikan asin yang
agak pahit.
- Garan yabg mengandung Fe dan Cu dapat mengakibatkan ikan asin berwarna kuning
pindang atau cue dan bila diteruskan dengan proses fermentasi di peroleh beberapa
- Solar salt, garam yang berasal dari air laut yang dikeringkan atau dijemur
- Garam yang diperoleh dari air yang keluar tanah kemudian dikeringkan
Komposisi kimia geram kelas 1,2 dan 3 dapat disajikan pada tabel 1 dibawah ini.
1 NaCI 96 95 91
cara :
a. Melakukan penyiangan ikan yang akan diolah kemudian dicuci agar bersih bebas
dari kotoran
b. Menyediakan sejumlah garam kristal sesuai berat ikan, untuk ikan berukuran besar
jumlah garam yang harus disediakan berkisar 20-30% dari berat ikan, untuk ikan
c. Menaburkan garam kedalam wadah/ bak setebal 1-5 cm, tergantung jumlah garam
dan ikan yang akan diolah. Lapisan garam ini berfungsi sebagai alas pada saat
proses penggaraman.
d. Menyusun ikan diatas lapisan garam tersebut dengan carabagian perut ikan
ikan berukuran besar selama 2-3 hari ikan yang berukuran sedang dan ikan yang
g. Selanjutnya mencuci dengan air bersih dan di tiriskan, kemudian menyusun ikan
mengering.
Menyiapkan larutan garam jenuh dengan konsentrasi larutan 30-50%. Ikan yang
garam secukupnya hingga seluruh ikan tenggelam dan diberi pemberat agar tidak
terapung, lama perendam 1-2 hari tergantung dari ukuran / tebal ikan dan derajat
ika dan dicuci dengan air bersih kemudian ikan disusun diatas para-para untuk proses
pengeringan/penjemuran.
menggunakan bak. Ikan dicampur dengan kristal garam seperti pada penggaraman
kering diatas lantai atau diatas gelada kapal. Larutan garam yang terbentuk dibiarkan
mengalir dan terbuang. Cara tersebut tidak memerlukan bak tetapi memerlukan lebih
banyak garam untuk mengimbangi larutan garam yang mengalir dan terbuang. Proses
penggaraman kench lebih terlambat, oleh karena itu pada udara yang panas seperti
selama penggaraman.
daging ikan asin yang dihasilkan lebih padat, pada penggaraman basah banyak sisik-
sisik ikan yang terlepas dan menempel pada ikan sehingga menjadikan ikan tersebut
Proses penggaraman berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi, tetapi
proses-proses lain termasuk pembusukan juga berjalan lebih cepat. Di negara dingin
penggaraman dilakukan dengan suhu rendah dan ternyata hasil keseluruhannya lebih
baik daripada yang dilakukan pada suhu panas, sebaiknya penggaraman dilakukan di
tempat yang teduh. Daya awet ikan yang digarami beragam tergantung pada jumlah
garam yang dipakai. Semakin banyak garam yang dipakai semakin panjang daya awet
ikan. Tetapi umumnya orang kurang suka ikan yang sangat asin.
penetrasi garam kedalam tubuh ikan, selain tingkat kemurniannya garam yang
Semakin tinggi kadar lemak yang terdapat di dalam tubuh ikan semakin lambat
Semakin tebal daging ikan semakin lambat proses penetrasi garam dan semakin
Pada ikan yang memiliki kesegaran rendah, proses penetrasi garam berlangsung
lebih cepat karena ikan dengan tingkat kesegaran rendah mempunyai tubuh yang
relatif lunak, cairan tubuh tidak terikat dengan kuat dan mudah terisap oleh larutan
garam yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi. Apabila ikan kurag segar, produk
4. Tempratur ikan
Semakin tinggi tempratur tubuh ikan maka semakin cepat pula proses penetrasi
garam kedalam tubuh ikan tersebut. Oleh karena itu, sebelum dillakukan proses
penggaraman sebaiknya ikan ditangani lebih dahulu dengan baik agar sebagian
Semakin tinggi perbedaan konsentrasi antara garam dengan cairan yang terdapat
dalam tubuh ikan semakin cepat proses penetrasi garam kedalam tubuh ikan.
2.2, Formalin
Ganis (1995) menyatakan formalin dengan rumus kimia H2C0 ialah larutan gas
formaldehid 37% dalam air, larutan formalin 1% bersifat bakterisit tetapi perlu kontak
lama untuk mencapai hasil yang optimal. Menurut badjonga (2005) berdasarkan
sumbernya formaldehid untuk pengawet berasal dari hasil sintesis secara kimia.
Formalin atau formaldehid atau bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet.
Sebenarnya fungsi formalin adalah sebagai desinfektan namun oleh sebagian orang
disalah gunakan untuk mengawetkan makanan untuk mencegah kerugian. Formalin dapat
berguna sebagai desinfektan karena membunuh sebagian besar bakteri dan jamur
(termasuk spora mereka) . hal ini juga digunakan sebagai pengawet dalam vaksin, dimana
formalin digunakan untuk membunuh virus dan bakteri yang tidak diinginkan yang
dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Bahan ini biasanya digunakan sebagai
Konsentrasi formalin diudara melebihi 1 ppm bisa menyebabkan irtasi ringan pada
iritasinya. Kontak formalin dengan kulit bisa menimbulkan berbagai reaksi kulit
diantaranya alergi.
Menurut fardiaz (2002) sifat fisik dan kimia formalin yaitu titik didh 96%C pada
7000 mmHg, titik nyala 600C, pH2,8-4,0 dapat tercampur dengan air, tidak berwarna dan
berbau tajam
2.3 sifat, Produksi dan kegunaan formalin
Saraswati dkk (2009) menyatakan bahwa udara bebas formaldehid berada dalam
wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37%
menggunakan merk dagang formalin atau formol ). Dalam air, formaldehid mengalami
polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO, umumnya