Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Minggu sore itu sudah menunjukkan pukul setengah tiga. Suasana mulai terasa adem,
menggantikan teriknya matahari yang memancar sesiang tadi. Nampaklah segerombolan
remaja tengah bersenda gurau di sebuah rumah, di kawasan Depok.
Apaan?
Ini.... kasih ini aja... kata gadis itu seraya menyerahkan selembar uang lima ribuan.
Bucek menggeleng, Nggak usah, eh Man, cari gih di dalam uang seribuan... serunya pada
Arman, temannya yang lain.
Nggak usah, ini aja lagi.... desak Leka kemudian.
Kegedean, lagi.... tolak Bucek.
Nggak apa-apa... gue cuma ada lima ribu uang kecilnya. Gue ikhlas, kok. Kasihan lagi...
Tak ada hal lain dalam pikirannya selain ingin membantu gadis pengemis itu. Beberapa hari
kemudian, Leka berpikir kalau sweet seventeennya semakin dekat. Sesampainya di rumah, ia
bertanya pada tentenya.
Tante... tabungan Leka ada berapa?
Emang kenapa? tantenya balik bertanya.
Gue cuma ingin tahu. Kan dikit lagi ulang tahun 17. Rencananya gue mau ngerayain sama
anak yatim di Jambi nanti. Jelasnya. Ulang tahunnya memang bertepatan dengan masa
kenaikan kelas. Rencananya liburan nanti ia akan pulang kampung.
Mata Leka bersinar, Beneran? Berarti uang gue ada... ia berhitung lagi.
Tapi masih kurang kalau mau ngadain pesta di sini juga. Keluhnya.
Ka... sekarang kamu prioritaskan aja deh, kamu ngejar pahala atau duniawi aja. 17 tahun
nggak selalu harus pesta kan?
Leka masih menerawang. Kalau gue minta tambahan lagi sama Tante Ven di Batam gimana,
ya? Kan untuk merayakan sama anak yatim. Niat gue ada empat nih... ia lalu menjabarkan
keempat niat baiknya.
Coba, aja.... kata tantenya lagi.
Takut-takut Leka mencoba mengirim sms pada tantenya di Batam. Alhamdulillah sang tante
bersedia menambahi lagi satu juta.
Alhamdulillah.... ah gue pesta di Jambi aja ama anak yatim, di Depok nggak usah, putusnya
kemudian.
Dua minggu kemudian, sekembalinya dari Jambi, gadis remaja itu berbagi cerita kalau ulang
tahunnya sukses. Mengundang sekitar 50 anak yatim dan juga teman dan kerabat dekatnya.
Alhamdulillah sukses, sampe rumah nggak muat. Jelasnya ceria. Kemudian ia berkisah
lagi. Akibat menyenangkan anak yatim itu, ia mendapat uang 500 ribu dari seorang kaya di
kampungnya, yang merupakan teman dekat ayahnya.
Ka nggak nyangka, padahal baru ketemu. Eh dapat 500 ribu.
Gara-gara sedekah 5000, remaja itu mendapat ganti sebesar satu setengah juta rupiah dalam
beberapa hari. Uang itu dipergunakannya untuk merayakan ulang tahun bersama anak yatim.
Selanjutnya ia mendapatkan bonus sebesar 500 ribu lagi. Leka meyakini sedekah memang
mampu memancing rezekinya.