Você está na página 1de 7

ARTIKEL "PERGAULAN BEBAS DI

KALANGAN REMAJA"
bimo seno 17:46
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling
sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak
kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang
tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan
generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan
budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-
perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas,
dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari globalisasi. Karena globalisasi
ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing
yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free
sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para
remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-
tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat
sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka,
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja
kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi
informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di
jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran,
anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya
ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan
tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa
pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta,
orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan.
Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak
diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka
berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi
lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan.
Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya,
ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya
diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian
sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang
paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua
hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi
dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya
kepada orangtua.
Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya
memberikan bimbingan pendidikan seksual secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para
remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat
baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan
dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan. Dengan memiliki latihan
kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan
mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang
tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh
dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.
Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen
remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut
berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja
secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar
seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan,
dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari
sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran
angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di
Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi
Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah
mencapai 29,9 persen.
Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan
umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa.
Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat
kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja
akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen
diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di
Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh
Asia Tenggara.
Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan.
Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk
aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan. Keadaan
ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah
tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut
rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit
tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau
terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat
akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja
yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat. Saat ini untuk menekankan
jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka
dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas
dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman
dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.
Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan
kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan
tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual
dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan
melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua
yang cuek bebek saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tak sedikit orang tua dengan
alasan sibuk karena termasuk tipe jarum super alias jarang di rumah suka pergi; lebih senang
menitipkan anaknya di babby sitter. Udah gedean dikit di sekolahin di sekolah yang mahal tapi
miskin nilai-nilai agama.
Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin gerah, Video klip lagu
dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bikin dek-dekan jantung
para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekwilda, alias sekitar
wilayah dada; dan gambar bupati, alias buka paha tinggi-tinggi. Konyolnya, pendidikan agama
di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif.
Bedanya Wanita Jaman Dulu dengan Wanita Jaman Sekarang

Semua sifat, sikap, dalam hal keseharian itu menunjukan pribadimu yang sebenarnya. Diluar
sana tak jarang kita temukan beberapa wanita yang sudah terlewat batas dalam keseharianya.
Saat dirumah berpura-pura jadi pendiam, pakaian selalu tertutup rapi, cara bicaranyapun sangat
sopan, Namun jika sudah diluar lingkungan rumah 180' berubah total, Apalagi jaman sekarang
yang sudah sangat terlalu modern ini, yang dari daerah perdesaan menimba ilmu diperkotaan,
pastinya sangat total beruabah, yaaaa mau gimana lagi kalau gak ngikutin jaman atau ngikutin
pergaulan teman-temanya takut dikatain norak, anak desa dll. Gaul sih boleh tapi jangan terlalu
gaul dong sampai-sampai merusak dirinya sendiri.

Berpakaian
Wanita jaman sekarang lebih menonjolkan berpakaian minim, sangat sexy, kadang pakaian yang
belum jadi pun dipakek juga, dan memperlihatkan bagian - bagian yang seharusnya tidak
diperlihatkan hal ini tentu sudah sangat berbeda dengan wanita jaman dahulu yang dimana selalu
menjaga apa yang harus dijaga dengan berpakaian yang sopan dan rapi. hmmmm mau negur ya
gimana gitu. Tapi ya gimana ya, kita kembalikan kepribadinya masing-masing saja deh, semoga
cepat sadar diri saja. hehehe

Cara Bicara
Dalam kesopanan berbahasa pun wanita jaman sekarang sudah tidak seperti wanita jaman dulu,
wanita jaman sekarang lebih berani berkata kasar bahkan di depan umum wanita jaman sekarang
berani berkata kasar atau tidak selayaknya di ucapkan oleh wanita. Hal ini menunjukan
perbedaan wanita jaman sekarang dengan jaman dulu yang dimana dijaman dulu wanita tidak
terlalu banyak berkata bahkan berkata kasar disosmedpun kadang kita temui status yang sangat
gak enak untuk dibaca, apa lagi saat ada masalah pribadi atau saat putus sama pacar, langsung
saja update kata-kata sara dan wanita jaman dulu ketika berkata itu merupakan suatu emas dan
terdengar sangat menenangkan hati.
Gaya Hidup
Jika di jaman Ibu Kartini dikatakan dengan tegas "Habis Gelap Terbitlah Terang" namun jika di
kartini jaman sekarang "Pergi Gelap Pulang Terang" ini menunjukan jika gaya hidup atau aturan
yang berlaku sudah berbeda dari jaman dulu dengan jaman sekarang. Penah gak kalian dinasehati
orang tuanya 'Nak, kalau pulang main sama temannya jangan pulang malam-malam, iya bu
(didalam hati atau bahkan menyahut nasehat itu) dengan berkata kalau gak pulang malam ya
pulang pagi saja bu. hehehe pernah kan berfikir kayak gitu ??

Dari kriteria diatas saya pribadi tidak ada maksud untuk menyindir atau pun merugikan orang
lain, itu semua hanya sebuah tolak ukur pribadi kita, semoaga saja kita semua selalu diberi
kesadaran dalam hal berbusana, bicara ataupun gaya hidup. dan tentunya jangan sampai
merugikan diri kita sendiri.
Perbedaan Tradisi Masyarakat Zaman Dulu
dan Sekarang
Posted by my big life story on 11 Agustus 2012
NO Tradisi atau Adat Masyarakat dalam Tradisi atau Adat Masyarakat Sekarang
Novel Azab dan Sengsara
1 Menikah atas pilihan orang tua Menikah atas pilihan sendiri

Contohnya :Sultan Baringin( Ayahanda Contohnya : Anak memilih pendamping


Mariamin ) dinikahkan dengan Nuria hidupnya dengan orang yang sudah dikenalnya.
(gadis yang tak dikenalnya )
2 Mengunjungi orang hendak maksud Tradisi tersebut masih dilakukan muda-mudi
bercakap-cakap yang dilakukan muda- zaman sekarang, tetapi tidak popular lagi hanya
mudi (ngapel). dilakukan di beberapa desa saja.

Contohnya : Pada waktu muda adaa Contohnya : Muda mudi zaman sekarang banyak
seorang lelaki datang bertandang ke yang pacaran di luar lingkungan rumah dan tanpa
rumah Nuria. pengawasan orang tua. Pacaran di mall atau di
taman-taman yang cukup jauh dari penglihatan
orang tua.
3 Makan harus bersama keluarga Makan tanpa orang tua

Contohnya : Mariamin menunggu Contohnya : Anak zaman sekarang makan sendiri-


ayahnya untuk sarapan bersama. Tapi sendiri tanpa menunggu orang tua. Padahal orang
karena ayahnya pergi, Ibu Mariamin yang lebih tua harus didahulukan dan dihormati.
memperbolehkannya untuk sarapan
terlebih dahulu agar tidak terlambat ke
sekolah.
4 Setiap laki-laki memiliki dua nama, Laki-laki zaman sekarang hanya memiliki satu
ketika masih kecil (belum menikah) dan nama baik sebelum maupun sesudah menikah.
ketika sudah menikah.
Contohnya : Wayan Mada
Contohnya : Sultan Baringin
Beliau namanya hanya satu sebelum dan sesudah
Saat belum menikah namanya Tohir, menikah.
setelah menikah namanya Sultan
Baringin.
5 Kebanyakan wanita zaman dahulu Kebanyakan pria yang bekerja keras , wanita
bekerja keras, bukan pria. jarang.

Contohnya : Wanita Sipirok bekerja Contohnya : Pria banyak yang bekerja dan wanita
sebagai penenun kain batu bara , bukan menjadi IRT. Tetapi ada juga yang suaminya
suami mereka yang mencari nafkah. bekerja, istrinyapun bekerja.
6 Menikah dengan orang yang satu suku Sekarang orang tidak boleh menikah satu suku
tetapi beda marga. walupun beda marga.

Contohnya: Mariamin menikah dengan Contohnya: Orang Batak dari marga Sitanggang
Kasibun, satu suku tetapi beda marga. menikah dengan suku Tamiang dari Sumatra
Barat.
7 Bercerai merupakan sesuatu yang hina Zaman sekarang cerai merupakan hal yang biasa
bagi wanita. Karena itu adalah aib yang dan popular terutama di kalangan artis. Itu juga
tak boleh diketahui orang lain. Jika bukan aib bagi keluarga.
bercerai wanita dianggap tidak bisa
mengurus dan melayani suaminya Contohnya : Sophia Latjuba bercerai dengan Indra
dengan baik. Wanita pada zaman itu Lesmana. Karena Indra melarang Sophia untuk
sangat merasa malu jika bercerai. Bagi tidak bermain sinetron dan menyanyi lagi. Sophia
mereka itu bukan hal yang biasa. merasa tidak bebas dan diakhiri dengan
perceraian.
Contohnya : Ketika Maariamin bercerai
dengan Kasibun, ia merasa sangat malu
dan segera pulang ke kampung halaman
karena itu merupakan aib baginya.

Ini nih perbedaan masyarakat zaman dulu dan sekarang, yang bisa saya petik dan simpulkan dari
novel Azab dan Sengsara. Beda banget kan ? Zaman dulu terikat dengan adat dan budaya
sedangkan sekarang banyak yang berbuat seenak udelnya sendiri abaikan , makanya orang orang
dulu hidupnya lebih teratur dan tenteram.

Você também pode gostar